Transcript 4 kuliah 4 (2012)
KULIAH IV
Teknologi Pengolahan Konsentrat Secara Fisik
LATAR BELAKANG PENGOLAHAN BAHAN PAKAN/PAKAN
1.
2.
3.
4.
5.
POPULASI TERNAK MENINGKAT PRODUKTIVITAS TERNAK TINGGI JML PAKAN HARUS TERSEDIA KUALITAS GENETIK HRS BAIK KUALITAS PAKAN HARUS BAIK (SESUAI KEBUTUHAN) JUMLAH LAHAN UNTUK TANAMAN PAKAN SEMAKIN MENURUN MUSIM HUJAN PAKAN BERLIMPAH, KEMARAU PRODUKSI PAKAN BERKURANG.
PEMANFAATAN BAHAN/HASIL IKUTAN PRODUK PERTANIAN KUALITAS RENDAH PENGOLAHAN PENGOLAHAN:
• SECARA FISIK/MEKANIS • KIMIAWI • MIKROBIOLOGIS
METODE PENGOLAHAN
DINGIN (COLD PROCESSED) KERING (DRY PROCESSED) 1. ANPA PENGOLAHAN (UTUH) 2. HAMMER MILLING (PENGGILINGAN) 3. ROLLING PANAS (HOT PROCESSED) 1. POPPING 2. MICRONIZING 3. ROASTING 4. EXTRUDE BASAH (WET PROCESSED) 1. SOAKING RECONSTITUTION (PENYUSUNAN KEMBALI) 3. ALKALI TREATMENT ACID TREATMENT 1. PELLETING 2. STEAM ROLLING 3. STEAM FLAKING 4. PRESSURE COOKING 5. EXPLOADING
PENGGILINGAN
TUJUAN : MERUBAH UKURAN/BENTUK BAHAN MANFAAT :
1.
Ekstraksi zat yg diinginkan 2. Menganalisa komposisi zat yg terkandung 3. Memperluas permukaan shg mempercepat pengeringan
Meningkatkan aktifitas kerja enzim
Meningkatkan daya cerna zat makanan hewan omnivora
Pada ruminansia : jika terlalu halus merugikan
Memudahkan pencampuran sec. homogen, seperti dalam membuat ransum.
JENIS-JENIS MESIN PENGGILING :
1. KEKUATAN MEMECAH : CRUSHING MILLS (Untuk butiran keras).
2. KEKUATAN MEMUKUL : HAMMER MILLS (Untuk penepungan) 3. KEKUATAN MENGGESEK : DISC ATTRACTION MILLS (Untuk pemotong) (BM berserat ) Bahan grit diubah menjadi pecahan butiran - Bahan mash diubah menjadi halus - Bahan campuran diubah menjadi mash dan butiran/pellet Mesin gesek bisa untuk bahan yang berbeda-beda. Jika gesekan terlalu tinggi, mesin harus tahan panas dan dilengkapi pendingin.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KEHALUSAN PROSES PENGGILINGAN
Tipe/macam butiran Kadar air : Kadar air > > butiran cepat keluar Ukuran saringan : lebih halus bahan keluar lebih
lambat Kecepatan hasil keluar dari mesin besar , cepat keluar butiran lebih
• • • •
MESIN ROLLING KERING DAPAT MEMPRODUKSI HASIL YANG BERVARIASI, TERGANTUNG DARI : Kehalusan hasil Tata letak yg dapat ditoleransi untuk diproses.
Tipe gilingan Faktor-faktor yg berhubungan dgn proses hammer mill.
HAMMERMILLS
CONTOH HAMMER MILL
ROLLING : MEMAKAI GILINGAN
MACAM-MACAM MESIN ROLLING TERGANTUNG DARI :
BESAR GILINGAN
GIGI GILINGAN
ROLLER MILL
ROLLERMILLS
PEMBUATAN PELLET :
MENGUNTUNGKAN BAGI TERNAK UNGGAS DAN MONOGASTRIK MENGKOSUMSI RANSUM BERBENTUK TEPUNG YANG BERASAL DARI PELLET LEBIH PALATABEL DARIPADA RANSUM BENTUK TEPUNG ASLINYA
• Memperbaiki performa dg meningkatkan kepadatan
zat makanan dan meningkatkan palatabilitas
• Menginaktifan toxin dalam bahan pakan
MESIN PELLET
DIES DAN ROLL
EXTRUDER
PERTIMBANGAN DLM PENGGUNAAN ALAT
SIFAT BAHAN : Kekerasan PRINSIP MESIN/BAHAN MESIN HASIL YANG DIINGINKAN STRUKTUR BAHAN : Bahan kristal sulit dipecah kecuali dgn gesekan KADAR AIR BAHAN : KA > 18% lebih baik gunakan
alat pemukul/hammer mill SENSITIVITAS MESIN & BAHAN THD. PANAS
UNTUK PENGOLAHAN KERING SERING DIGUNAKAN HAMMER MILL, DILENGKAPI DG ALAT PENYARING UKURAN 3-6 mm
PENGOLAHAN KERING PANAS
1 . POPPING (LETUPAN)
Pemecahan granula pati yang terdapat pada butiran (jagung,
sorgum, gandum) dengan panas Suhu 150 0 c. Bergantung pada tekanan, kadar air bahan, tipe butiran 2. MICRONIZING (PENGHALUSAN)
Pemanasan dengan infra red, dengan panjang gelombang 3x10 8 – 3x10 11 hz
Lama pembakaran : sorgum 20 detik; jagung 70 detik Suhu 140 – 180 0 c 3 . ROASTING (PEMANGGANGAN)
Proses pemanasan kering terhadap butiran dengan cara
pemanggangan Suhu = popping dan micronizing
4. EXTRUDING
Pemanpatan bertekanan tinggi : butiran dipaksa
dengan kekuatan tertentu agar melalui silinder penghalus ( silinder runcing dan bergelombang ) Suhu 95 0 c PENGOLAHAN BASAH- DINGIN 1. SOAKING (PERENDAMAN)
PERENDAMAN PENDEK (12 – 24 JAM) 2 . RECONSTITUTION (PENYUSUNAN KEMBALI)
Perendaman secara an-aerobik (20 hari)
Peningkatan kadar air bahan (25 – 30 %) bergantung pada: - Tipe butiran - Kadar air bahan - Suhu lingkungan - Lama perendaman
PENGOLAHAN BASAH-PANAS 1.
STEAM ROLLING
Dimasak dalam uap panas dg tekanan tinggi selama 3 – 5 detik ; baru digiling 2 .
STEAM PLAKING
Pemanasan dg uap panas pada waktu lebih lama dari steam
rolling; 12 menit.
Suhu 100 0 C Diameter hasil gilingan 0,05 mm 3. PRESSURE COOKING (Pemanasan dg tekanan)
Pemanasan dengan uap panas pada tekanan tinggi
Tekanan = 3 kg/cm 2 Suhu 143 0 c Kadar air berkurang s/d. 20%
4 .
EXPLOADING
Pengolahan dg uap panas dan tekanan tertentu dilanjutkan dg penggilingan
•
Tekanan = 15 kg/cm 2
•
Suhu 200 0 c
•
Lama 18 – 20 detik 5.
PELLETING
Pengolahan panas-basah dengan pemanpatan dan terjadi proses hidrotermal.
Peningkatan kadar air s/d. 17% Suhu 60 – 90 0 c Gelatinisasi 16 – 20% Diameter alat ( Dies ) 2 – 4 mm
3. ALKALI
Penyemprotan dengan naoh, konsentrasi 2 – 4%
Alkali lain: amoniak 4. ACID TREATMENT (PERLAKUAN ASAM)
Penambahan asam organik (formiat; propionat;
asetat) Untuk pengawetan butiran dgn kadar air yang tinggi
PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP NILAI NUTRIEN I. PEMANASAN
1. PROTEIN DAN KARBOHIDRAT: Pemanasan yang berlebihan menyebabkan terjadinya kerusakan protein/ lysin, karena reaksi: Browning reaction/maillard reaction, yaitu: Reaksi antara lysin dengan gula.
Akibatnya lysin tidak dapat dicerna ternak (terutama bahan pakan sumber protein asal hewani) sehingga tidak dapat menunjang terhadap pertumbuhan Pemanasan dapat menguntungkan pada biji legum dan kacang kedele dapat menurunkan racun
2. PEMANASAN BERLEBIH Menurunkan vitamin: terutama vitamin yang larut dalam lemak - Meningkatkan mineral: pemutusan ikatan chelate, sehingga mineral lebih tersedia - Pemanasan berlebih menyebabkan lemak menjadi produk “aereolin” yang bersifat racun, meningkatkan ketengikan II. PENGGILINGAN DAN PEMBUATAN PELLET: TUJUAN PENGGILINGAN:
• Mengurangi/memperkecil ukuran partikel • Memperluas permukaan
Untuk dapat bereaksi dg saluran pencernaan (enzim)