PKU – Teori Fiksi

Download Report

Transcript PKU – Teori Fiksi

TEORI FIKSI
Pengantar Kesusastraan Umum
Pembacaan karya sastra
berhubungan dg pendekatan semiotik
• Pembacaan Heuristik
Pembacaan tingkat pertama. Pembacaan
untuk memahami makna sebagaimana
bahasa yang disampaikan oleh penulis.
Bekal yang diperlukan: pengetahuan
mengenai sistem bahasa, kompetensi
terhadap kode bahasa
Menghasilkan: pemahaman pemahaman
makna secara harfiah, tersurat, actual
meaning
• Pembacaan Hermeneutik
Pembacaan tingkat selanjutnya. Dilakukan
untuk mencari makna tersirat/intensional
meaning yang ingin disampaikan oleh
pengarang.
Bekal yang dibutuhkan pengetahuan tentang
kode-kode yang lain, misal kode budaya dan
kode sastra
KAJIAN STRUKTURAL
• Dipelopori oleh kaum Formalis Rusia dan
strukturalisme Praha. Dipengaruhi juga oleh
teori Saussure (linguistik).
• Dalam menganalisis secara struktural dapat
dilakukan dgn mengidentifikasi, mengkaji
dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan
antarunsur intrinsik fiksi.
• Tidak sekedar mendata unsur2 tertentu yg
ada dalam karya, misal plot, tokoh, latar, dll,
tapi menunjukkan bagaimana hubungan
antarunsur tsb dan sumbangannya thd
tujuan estetik dan makna keseluruhan yg
ingin dicapai.
• Analisis struktural dapat berupa kajian
yang menyangkut relasi unsur-unsur dalam
mikroteks, satu keseluruhan wacana, dan
relasi intertekstual (Hartoko & Rahmanto,
1986:136)
• Karya fiksi tidak bisa lepas dari latar sosialbudaya atau latar sejarahnya. Dalam
menganalisis menggunakan pendekatan
struktural lebih baik bila dilengkapi dengan
analisis yang lain, misal semiotik (analisis
struktural-semiotik) atau sosial-budaya
KAJIAN SEMIOTIK
• Merupakan analisis terhadap sistem tanda
yang mewakili suatu makna tertentu.
• Peletak dasar semiotik adalah Ferdinand
de Saussure dan Charles Sanders Pierce.
• Semiotik model Saussure bersifat semiotik
struktural, sedang semiotik Pierce bersifat
semiotik analitis.
Teori Semiotik Saussure
• Mengungkapkan tentang signifier dan
signified atau penanda dan pertanda.
• Penanda (signifier/signifiant) dapat berupa
bunyi-bunyi ujaran atau huruf-huruf tulisan
• Petanda (signified/signifie) adalah unsur
konseptual, gagasan atau makna yang
terkandung dlm penanda
• Contoh: kata “buku” berupa rangkaian huruf
b-u-k-u yg menyaran pada bentuk tertentu
dlm bayangan pembaca yaitu buku yg ada
secara nyata. Penandanya adalah bunyi atau
tulisan “buku”, sedangkan petandanya adalah
sesuatu yg diacu
• Hubungan antara penanda dan petanda
bersifat arbitrer, yaitu bersifat tidak terikat,
berdasarkan kesepakatan sosial.
• Contoh:
• Warna putih
• Warna merah
Teori Semiotik Pierce
• 3 jenis tanda
• Ikon: tanda yang bersifat memiliki persamaan
bentuk yg alamiah. Merupakan imitasi dari
bentuk aslinya.
contoh: potret orang yg menandai orang yg
dipotret
• Indeks: tanda yg menunjukkan hubungan
alamiah antara tanda dan objek yang
berhubungan kausal
contoh: asap menandakan api
• Simbol: tanda yg tidak menunjukkan
hubungan alamiah antara tanda dan objek.
Didasarkan pada konvensi yg ada di
masyarakat.
contoh: “ibu” merujuk pada “orang yg
melahirkan kita”
Ikon
“tuk tuk tuk tuk”
terdengar suara
ibu sedang
memotongmotong sayur di
dapur.
Indeks
Simbol
KAJIAN INTERTEKSTUAL
• Berusaha menemukan aspek-aspek
tertentu yang telah ada pada karya-karya
sebelumnya pada karya yang muncul
kemudian.
• Karya sastra yang ada sekarang
merupakan tantangan bagi karya sastra
yang datang. Suatu karya terikat dengan
karya-karya lain yang
melatarbelakanginya.
• Karya sastra yang dijadikan dasar
penulisan karya sastra berikutnya:
hipogram (latar/dasar walau tidak secara
eksplisit).
KAJIAN DEKONSTRUKSI
• Termasuk dalam postmodernisme (posmo).
• Awalnya dikembangkan oleh seorang
filosof Perancis, Jacques Derrida,
dilanjutkan oleh Paul de Man, J. Hillis Miller
sampai Levy-Strauss.
• Teori dekonstruksi menolak pandangan
bahwa bahasa telah memiliki makna yg
pasti, tertentu dan konstan (menolak
pandangan strukturalisme klasik) 
poststrukturalisme
• Dekonstruksi bermaksud mencari unsurunsur aporia (makna paradoksal, makna
kontradiktif, makna ironi) dalam karya
sastra.
• Dalam dekonstruksi aspek historis juga
dipertimbangkan  pandangan Jausz
• Contoh:
• Tokoh Samsul Bahri dan Datuk Maringgih
dalam Siti Nurbaya