Dekonstruksi

Download Report

Transcript Dekonstruksi

DEKONSTRUKSI
DALAM PENELITIAN CULTURAL STUDIES
Trisakti Handayani
Cultural Studies (Kajian Budaya)
Adalah pendekatan, kecenderungan cara berfikir,
model analisis, atau model pemahaman secara
kritis, yang berkembang dengan
mengkombinasikan berbagai teori dan metode
analisis spt: teori kritis,teori budaya, antropologi,
etnometodologi, semiotika, analisis teks, analisis
wacana, genealogi, strukturalisme, hegemoni,
feminisme, poskolonial, dekonstruksi, dll.
Dekonstruksi (Deconstruction)


Adalah istilah yang digunakan untuk
menerangkan lembaran baru dalam filsafat,
strategi intektual, atau model pemahaman yang
dikembangkan oleh Jacques Derrida
Adalah suatu pembongkaran yang bertujuan
menyusun kembali ke dalam tatanan dan tataran
yang lebih signifikan, sehingga tujuan akhir
dekonstruksi adalah konstruksi baru
Dekonstruksi
Adalah model analisis yang berkaitan dengan
”pembongkaran” atau ”pencairan” terhadap
berbagai struktur (bahasa, kekuasaan, institusi,
objek sosial) untuk mengatasi berbagai bentuk
ketidaksetaraan dan ketidakadilan, dalam rangka
memulai sebuah permulaan baru, tanpa perlu
melakukan penghancuran (destruction) dari
elemen-elemen yang sudah ada.
Prinsip Dekonstruksi



Mendekonstruksi narasi besar dan berbagai
istilah dengan implikasi adanya satu pusat
Menolak mitos oposisi biner (pertentangan
antara dua kekuatan yang sama derajatnya)
yang selama ini dianggap memiliki kompetensi
yang relatif tetap spt: legitimasi jasmani atas
rohani, fakta atas fiksi, ilmu eksakta atas ilmuilmu sosial dan humaniora
Dalam melakukan dekonstruksi, pembongkaran
harus diikuti oleh pembangunan kembali,
sekaligus menggantikannya dengan cara-cara
yang baru, sehingga memperoleh temuantemuan baru.
Dalam Mendekonstruksi

Kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
adalah mengurangi intensitas oposisi biner,
sehingga unsur-unsur yang dominan tidak selalu
mendominasi unsur-unsur yang lain, tetapi
sebaliknya unsur-unsur yang semula terlupakan,
terdegradasi dan termarginalisasi, seperti
kelompok minoritas, kaum perempuan, kawasan
kumuh, kelompok yang lemah, tokoh-tokoh
komplementer, dan sebagainya, dapat diberikan
perhatian yang memadai, bahkan secara
seimbang dan proporsional.
Metode Cultural Studies
(lebih bersandar pada pendekatan kualitatif)







Etnografi (memahami makna)
Epistemologi hermeneutik (mengungkap makna
dr berbagai fenomena simbolik dlm masyarakat)
Studi resepsi/penerimaan
Epistemologi tafsiriah (menafsirkan peristiwa
budaya)
Semiotika (memahami teks sebagai tanda)
Dekostruksi (ideologi perlawanan, resistensi dan
subversi)
Genealogi (relasi pengetahuan dan kekuasaan)
Contoh Implementasi Teori
Dekonstruksi

Paradigma kelembagaan PKK: sebagai mitra
kerja pemerintah, bottom up, organisasi mandiri,
anggota laki-laki dan perempuan, istri presiden
dan wakil presiden sebagai pelindung utama dan
pelindung, adanya dewan penyantun, Mendagri
sebagai dewan penyantun pusat, kesetaraan dan
keadilan gender, istri Gubernur, Bupati/walikota,
Camat, Lurah otomatis menjadi ketua PKK, tidak
ada kewajiban bagi suami untuk menjadi ketua
PKK apabila istri menjadi pejabat pemerintahan,
dll
Lanjutan

Handayani (2006) mendekonstruksi paradigma
kelembagaan dengan menampilkan PKK
paradigma baru (dengan menampilkan konsepkonsep baru), karena PKK diprediksi sebagai
subordinasi kekuasaan, top down, anggotanya
hanya perempuan, tanpa pelindung, tidak perlu
dewan penyantun,belum terjadi kesetaraan dan
keadilan gender, istri pejabat pemerintahan tidak
otomatis menjadi ketua PKK, tidak ada kewajiban
bagi suami dan istri untuk menjadi ketua PKK
apabila suami dan istri menjadi pejabat
pemerintahan, bersandar pada kekuasaan.
Contoh Implementasi Teori
Dekonstruksi pada studi Geertz


Studi Geertz di Pare (Mojokuto) membagi masy.
Menjadi priyayi, abangan, dan santri mendapat
kritik para fungsionalis sbg. Sinkretis, dg
kesimpulan mengarah ke marginalisasi peran
Islam dan dimaknai Islam tidak berbahaya.
Kuntowijoyo, mendekonstruksi paradigma
Geertz tentang priyayi, abangan, dan santri
dengan menampilkan peran aktif dan signifikan
Islam dalam buku “Paradigma Islam:Interpretasi
Untuk Aksi”
Relasi Posmodern dengan
Dekonstruksi


Berfikir posmodern pada hakekatnya adalah
berfikir dekonstruksi dan sebaliknya, karena
karakteristik metodologik paling dasar dan
esensial dari posmedern, postruktural dan
posparadigmatik adalah mendekonstruksi
Dekonstruksi mewarnai teori-teori kontemporer
seperti: resepsi sastra, interteks, feminisme,
poskolonialisme, naratologi postrukturalisme.
Teori Dekonstruksi



Telah menjadi salah satu teori utama untuk
menganalisis gejala-gejala kebudayaan
kontemporer, khususnya dalam kerangka studi
kultural
Sebagai ciri khas postrukturalisme, dekonstruksi
yang dikenal dengan “membongkar”, dianggap
sebagai metode yang paling tepat untuk
memamahi pluralisme budaya
Sebagaimana teknologi, teori dekonstruksi telah
hadir dan kita tidak perlu menghindar atau
menolak. Sikap yang paling bijaksana adalah
berusaha memahaminya dan mencoba
menemukan kekuatan dan kelemahannya.