asuhan keperawatan kritis pada pasien dengan

Download Report

Transcript asuhan keperawatan kritis pada pasien dengan

Kelompok 2
10/04/2014
1
Tujuan Pembelajaran

Tujuan umum
Setelah dilakukan pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
kembali tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan status asmatikus.

Tujuan Khusus:
 Mahasiswa dapat menjelaskan kembali tentang pengertian status asmatikus
 Mahasiswa dapat menjelaskan kembali tentang etiologi status asmatikus
 Mahasiswa dapat menjelaskan kembali tentang patofisiologi status asmatikus
 Mahasiswa dapat menjelaskan kembali tentang menifestasi klinik status
asmatikus
 Mahasiswa dapat menjelaskan kembali tentang penatalaksanaan status
asmatikus
 Mahasiswa dapat menjelaskan kembali tentang komplikasi status asmatikus
 Mahasiswa dapat menjelaskan kembali tentang asuhan keperawatan pada status
asmatikus
10/04/2014
2
Pengertian status asmatikus

Asthma adalah penyakit jalan nafas obstruktif
intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi
berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi
tertentu. (Smelzer Suzanne. 2001).
10/04/2014
3
Etiologi

Faktor eksrena
 Alergen
 Olah raga/ kegiatan jasmani yang berat
 Obat – obatan
 Polusi udara
 Lingkungan Kerja

Fakror Interna
 Infeksi Saluran Nafas
 Stress
10/04/2014
4
Patofisiologi

Asma adalah obstruksi jalan nafas difus revesible
yang disebabkan oleh satu atau lebih dari faktor
berikut ini.
 Kontraksi otot-otot yang mengelilingi bronkhi yang
menyempitkan jalan nafas.
 Pembengkakan membran yang melapisi bronchi.
 Pengisian bronchi dengan mukus yang kental.

alveoli menjadi hiperinflamasi dengan udara
terperangkap di dalam paru.
10/04/2014
5
Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian
menyerang sel-sel mast dalam paru.
 Pelepasan mediator ini mempengaruhi otot polos
dan kelenjar jalan nafas menyebabkan broncho
spasme,
 Sistem syaraf otonom mempengaruhi paru, tonus
otot bronchial diatur oleh impuls syaraf pagal
melalui sistem para simpatis
 Pelepasan astilkolin ini secara langsung
menyebabkan bronchikonstriksi juga merangsang
pembentukan mediator kimiawi.

10/04/2014
6

Pada serangan asma berat yang sudah disertai
toxemia, tubuh akan mengadakan hiperventilasi
untuk mencukupi kebutuhan O2. Hiperventilasi ini
akan menyebabkan pengeluaran CO2 berlebihan
dan selanjutnya mengakibatkan tekanan CO2
darah arteri (pa CO2) menurun sehingga terjadi
alkalosis respiratorik (pH darah meningkat).

Hipotermi yang berlangsung lama akan
menyebabkan asidosis metabolik dan konstruksi
jaringan pembuluh darah paru.
10/04/2014
7

Faktor pencetus serangan asma: allergen, infeksi saluran pernafasan, Tekanan jiwa,olahraga/kegiatan jasmani yang berat,
obat-obatan, polusi udara, lingkungan kerja.
Hiperaktivitas
Broncus
Edema mukosa
dinding bronchus
Hipersekresi mucus
Peningkatan usaha-usaha & frekuensi pernafasan penggunaan otot bantu pernafasan
KetidakefektifanBersihan Jalan
nafas
Peningkatan kerja
pernafasan, hipoksemia
secara reversible
Resiko tinggi
ketidakefektifan pola
nafas
Keluhan sistemik mual intake
nutrisi tidak adekuat Malaise,
kelemahan dan keletihan fisik
Keluhan psikososial
kecemasan
ketidaktahuan prognosis
Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan. Gangguanpemenuhan ADL
Status asmatikus
Gangguan pertukaran
gas
Kematian
Gagal nafas
10/04/2014
WOC
Muttaqin Arif.2012
8
Menifestasi klinis
Sukar bernafas.
 Wheezing pada malam hari.
 Batuk-batuk dengan lendir yang lengket
 Gelisah, usaha bernafas dengan keras.
 Bernafas melalui sela-sela bibir
 Sianosis
 Takipnea
 Nadi cepat

10/04/2014
9
Penatalaksanaan
Oksigen
 Bronkodilator

 Inhalasi agonis β2 dosis tinggi
 Ijeksi agonis β2 atau simpatomimetik
 Aminofilin injeksi
 Antikolinergik

Kortikosteroid
10/04/2014
10
hidrasi dan keseimbangan elektrolit
 Mukolitik dan ekspektorans
 Fisioterapi dada
 Antibotik
 Sedasi dan anthistamin
 Obat – obatan sedatif merupakan indikasi kontra,
kecuali di ruang perawatan intensif

10/04/2014
11
Komplikasi

Manifestasi klinik status asmatikus adalah
sama dengan manifestasi yang terdapat
pada asma hebat – pernapasan labored,
perpanjangan ekshalasi, perbesaran vena
leher, mengi, Namun, lamanya mengi tidak
mengindikasikan keparahan serangan.
Dengan makin besarnya obstruksi, mengi
dapat hilang, yang sering kali menjadi
pertanda bahaya gagal pernapasan.
10/04/2014
12
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang
 Analisis Gas Darah Arteri
 Arus Puncak Ekspirasi
 Pemeriksaan Foto Thorak
 Elektrokardiografi

10/04/2014
13
Konsep dasar asuhan
keperaawatan.
Pengkajian
 Keluhan :

 Sesak nafas tiba-tiba, biasanya ada faktor






10/04/2014
pencetus
Terjadi kesulitan ekspirasi / ekspirasi
diperpanjang
Batuk dengan sekret lengket
Berkeringat dingin
Terdengar suara mengi / wheezing keras
Terjadi berulang, setiap ada pencetus
Sering ada faktor genetik/familier
14
Pemeriksaan penunjang




JDL menunjukkan peningkatan sel darah putih, pada
pneumonia karena pneumokokus, legionella,
klebsiella, stafilokokus dan hemophylus influenza
dan akan normal pada pasien dengan pneumonia
viral dan pneumonia mikoplasma.
Sinar X menunjukkan konsolidasi lobar pada psien
dnegan pneumonia pneumokokus, legionella,
klebsiella dan pneumonia hemophylus influenza.
Pada pneumonia mikoplasma, viral dan stafilokokus
akan terlihat infiltrat kemerahan.
Kultur spuutm menunjukkan adanya bakteri tapi
pada pneumonia viral negatif.
Kultur darah akan positif jika pneumonia didapat dari
penularan hematogen (staphylokokus aureus).
10/04/2014
15
Pewarnaan gram positif jika infeksi disebabkan
oleh bakteri gram negatif atau gram positif.
 Aglutinin dingin dan fiksasi komplemen dilakukan
untuk pemeriksaan viral.
 Analisa gas darah arteri menunjukkan hipoksemia
(PaO2 kurang dari 80 mmHg) dan kemungkinan
hipokapnia (PaCO2 kurang dari 35 mmHg).
 Pemeriksaan fungsi paru-paru menunjukkan
penurunan kapasitas vital kuat (KVK).
 Bronkoskopi.

10/04/2014
16
AIRWAY
 Pengkajian:
Pada pasien dengan status asmatikus ditemukan
adanya penumpukan sputum pada jalan nafas.
Hal ini menyebabkan penyumbatan jalan napas
sehingga status asmatikus ini memperlihatkan
kondisi pasien yang sesak karena kebutuhan akan
oksigen semakin sedikit yang dapat diperoleh.

10/04/2014
17
BREATHING
 Pengkajian :
 Adanya sumbatan pada jalan napas pasien
menyebabkan bertambahnya usaha napas pasien
untuk memperoleh oksigen yang diperlukan oleh
tubuh. Namun pada status asmatikus pasien
mengalami nafas lemah hingga adanya henti
napas. Sehingga ini memungkinkan bahwa usaha
ventilasi pasien tidak efektif. Disamping itu adanya
bising mengi dan sesak napas berat sehingga
pasien tidak mampu menyelesaikan satu kalimat
dengan sekali napas, atau kesulitan dalam
bergerak. Pada pengkajian ini dapat diperoleh
frekuensi napas lebih dari 25 x / menit. Pantau
adanya mengi.

10/04/2014
18
CIRCULATION
 Pengkajian :
 Pada kasus status asmatikus ini adanya usaha
yang kuat untuk memperoleh oksgien maka
jantung berkontraksi kuat untuk memenuhi
kebutuhan tersebut hal ini ditandai dengan adanya
peningkatan denyut nadi lebih dari 110 x/menit.
Terjadi pula penurunan tekanan darah sistolik
pada waktu inspirasi, arus puncak ekspirasi ( APE
) kurang dari 50 % nilai dugaan atau nilai tertinggi
yang pernah dicapai atau kurang dari 120 lt/menit.
Adanya kekurangan oksigen ini dapat
menyebabkan sianosis yang dikaji pada tahap
circulation ini.

10/04/2014
19
Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
yang berhubungan dengan adanya
bronkhokonstriksi, bronkhospasme,
edema mukosa dan dinding bronkus,
serta sekresi mucus yang kental.
 Ketidakefektifan pola napas yang
berhubungan dengan penignkatan kerja
pernapasan, hipoksemia, dan ancaman
gagal napas.

10/04/2014
20

Perubahan perfusi jaringan perifer b/d kekurangan
oksigen, serangan asma menetap.
10/04/2014
21
Intervensi
1 Intervensi :
 Amankan pasien ke tempat yang aman
R/ lokasi yang luas memungkinkan sirkulasi udara yang lebih banyak untuk
pasien
 Kaji tingkat kesadaran pasien
R/ dengan melihat, mendengar, dan merasakan dapat dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesadaran pasien
 Segera minta pertolongan
R/ bantuan segera dari rumah sakit memungkinkan pertolongan yang lebih
intensif
 Auskultasi bunyi napas dengan mendekatkan telinga ke mulut pasien
R/ mengetahui tingkat pernapasan pasien dan mengetahui adanya
penumpukan sekret
 Berikan teknik membuka jalan napas dengan cara memiringkan pasien
setengah telungkup dan membuka mulutnya
R/ memudahkan untuk mengeluarkan sputum pada jalan napas
10/04/2014
22
2 Intervensi :
 Kaji usaha dan frekuensi napas pasien
R/ mengetahui tingkat usaha napas pasien
 Auskultasi bunyi napas dengan mendekatkan
telinga pada hidung pasien serta pipi ke mulut
pasien
R/ mengetahui masih adanya usaha napas pasien
 Pantau ekspansi dada pasien
R/ mengetahui masih adanya pengembangan dada
pasien
10/04/2014
23
3 Intervensi :
 pantau tanda – tanda vital ( nadi, warna kulit )
dengan menyentuh nadi jugularis
 R/ mengetahui masih adanya denyut nadi yang
teraba
10/04/2014
24
Daftar pustaka







Hudak & Gallo. 2001.Keperawatan Kritis.Edisi VI.Vol I.
Jakarta:EGC.
Halim Danukusantoso.2000.Buku Saku Ilmu Penyakit
Paru, Jakarta: Penerbit Hipokrates.
I made bakta. I ketut sustika.1999.Gawat Darurat di
Bidang Penyakit Dalam. Jakarta:EGC
Muttaqin Arif.2012..Asuhan keperawatan klien dengan
gangguan sistem pernapasan.Jakarta:Salemba Medika
Krisanty Paula, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat. Cetakan Pertama. Jakarta:Trans Info Media
Smeltzer, C . Suzanne,dkk. 2001.Buku Ajar keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8. Vol 1. Jakarta :EGC.
Sundaru.1991.Ilmu Penyakit Dalam.jilid 2. Jakarta:Balai
pustaka FKUI
10/04/2014
25