Patofisiologi Penyakit II Pertemuan 5

Download Report

Transcript Patofisiologi Penyakit II Pertemuan 5

Gangguan sistem
Reproduksi
Pokok bahasan
Gangguan kehamilan
• Hiperemesis gravidarum
• Aborsi dan Prematuritas
• Anemia pada kehamilan
Infertilitas
• Pada pria
• Pada wanita
Hiperemesis Gravidarum
• Mual dan muntah adalah gejala yang wajar pada
kehamilan trimester I
• Biasanya terjadi pagi hari, tapi bisa juga setiap
saat
• Terjadi sekitar usia kehamilan 6 minggu selama
kurang lebih 10 minggu
• Disebabkan karena meningkatnya kadar estrogen
dan HCG dalam darah
• Pengaruh fisiologik hormon2 tersebut masih belum
jelas
HG: etiologi
• Penyebab pasti belum jelas
• Faktor predisposisi: primigravida,
mola hidatidosa, kehamilan ganda
• Masuknya vili korialis dalam sirkulasi
maternal
• Alergi ibu terhadap anak
• Psikologik
HG: patofisiologi
• Bila terjadi terus menerus  dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit alkalosis
hipokloremik
• Cadangan KH dan lemak habis terpakaioksidasi
lemak tak sempurna ketosis.
• Hemokonsentrasi nutrisi dan O2 ke jaringan
menurun  tertimbunnya zat metabolik yang
toksik.
• Hipokalemia karena muntah dan peningkatan
ekskresi dari ginjal memperparah muntah
merusak liver.
HG: gejala dan tanda
• Tingkat I: mual terus menerus mempengaruhi
keadaan umum penderita, lemah, BB turun, nyeri
epigastrium. Frekuensi nadi meningkat 100/mnt,
TD sistolik menurun, turgor kulit menurun, lidah
kering, mata cekung
• Tingkat II: penderita lemah dan apatis, turgor
kulit lebih berkurang, lidah kering dan kotor, nadi
kecil dan cepat, kadang demam dan mata ikterik.
Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi. Tercium
aseton dari nafas dan urin.
• Tingkat III: muntah berhenti, kesadaran
somnolen sampai koma, ikterus. Ensefalopati
Wernicke: nistagmus, diplopia dan perubahan
mental
HG: tata laksana
• Memberi pengertian pada ibu bahwa kehamilan dan
persalinan adalah proses fisiologis
• Modifikasi diet
• Obat-obatan: vitamin B1 dan B6
• Isolasi
• Terapi psikologik
• Cairan infus
• Terminasi kehamilan
Aborsi
• Pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan
(sebelum beratnya mencapai 500g
atau usia kurang dari 22 minggu)
• tanpa tindakan : abortus spontan,
• dengan tindakan : abortus buatan,
• atas indikasi medis: abortus terapetik
Abortus: etiologi
• Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
– Kelainan kromosom: trisomi, poliploidi, kelainan
kromosom seks
– Pengaruh eksternal: radiasi, virus, obat-obatan,
parasit
• Kelainan plasenta: endarteritis karena
hipertensi
• Penyakit ibu: pneumonia, tifus, pielonefritis,
malaria. Toksin, bakteri, virus atau
plasmodium masuk melalui plasenta ke janin,
menyebabkan kematian janin abortus
• Kelainan traktus genitalis: retroversio uteri,
mioma uteri, inkompetensi serviks
Abortus: patologi
• Perdarahan pada desidua basalis diikuti nekrosis jaringan
sekitarHasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya
kontraksi uterus
• Pada kehamilan < 8 minggu, hasil konsepsi biasanya keluar
seluruhnya karena vili koriales belum menembus desidua
secara mendalam
• Pada 8-14 minggu, umumnya plasenta tidak lepas sempurna 
perdarahan
• >14 minggu, ketuban pecah keluar janin diikuti plasenta.
mirip persalinan prematur
•
•
•
•
Abortus: komplikasi
Perdarahan
Perforasi uterus
Infeksi
Syok perdarahan dan syok septik
Prematuritas
• Persalinan pada usia kehamilan 37
minggu atau kurang
• Berpotensi menyebabkan kematian
perinatal, berhubungan dengan berat
lahir rendah
• Masalah utama: perawatan bayi
preterm
Prematuritas: etiologi
• Hipertensi : cenderung diterminasi
• Perkembangan janin terhambat: a.l
karena malnutrisi
• Solusio plasenta
• Plasenta previa
• Kelainan rhesus
• Diabetes : bila kadar gula darah tidak
terkendali, cenderung diterminasi
Prematuritas: keadaan yang
menimbulkan kontraksi
•
•
•
•
Kelainan bawaan uterus
Ketuban pecah dini
Inkompetensi serviks
Kehamilan ganda
Anemia pada Kehamilan
• Pada kehamilan terjadi hidremia atau
hipervolemia cardiac output meningkat
• Penambahan sel kurang dibanding
penambahan plasma (plasma 30%, sel darah
18%, hemoglobin 19%) sehingga terjadi
pengenceran
• Merupakan penyesuaian fisiologis untuk
meringankan beban jantung (viskositas <,
resistensi perifer< TD tidak naik)
• Mengurangi unsur besi yang hilang pada
perdarahan waktu persalinan
Anemia pada kehamilan
• Bertambahnya darah mulai sejak kehamilan
10 minggu dan mencapai puncak pada 32 36 minggu
• Hb 10-12 g/100mL pada wanita hamil
dianggap tidak anemia
• Anemia pada kehamilan bila Hb < 10g/
100mL
Pengaruh anemia pada
kehamilan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Abortus
Partus prematur
Partus lama karena inersia uteri
Perdarahan post partum karena atonia
uteri
Syok
Infeksi
Anemia berat gagal jantung
Kematian janin
Prematuritas
Cacat bawaan
Anemia dalam kehamilan
•
•
•
•
Anemia defisiensi besi
Megaloblastik
Hipoplastik
Hemolitik
(penelitian di Jakarta, 1997)
62,3%
29%
8%
0,7%
Anemia defisiensi besi
dalam kehamilan
•
•
•
•
Karena intik yang kurang
Gangguan resorpsi
Perdarahan
Kebutuhan besi bertambah terutama
pada trimester terakhir
• Pengobatan: sulfas ferrosus atau
glukonas ferrosus 600-1000mg/hari
• Diet tinggi protein dan sayuran
Infertilitas
• Fertilitas: kemampuan seorang isteri untuk
menjadi hamil dan melahirkan anak hidup
oleh suami yang mampu menghamilkannya
– fungsi satu pasangan
• Infertilitas primer: isteri belum pernah
hamil walaupun bersanggama dan
dihadapkan pada kemungkinan kehamilan
selama 12 bulan
• Infertilitas sekunder: isteri pernah hamil,
tapi tidak terjadi kehamilan lagi walaupun
bersanggama dan dihadapkan pada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
Infertilitas
Penelitian: waktu yang diperlukan untuk
menghasilkan kehamilan dalam
• 1 bulan pertama :32,7%
• 3 bulan pertama :57%
• 6 bulan pertama :72,1%
• 12 bulan pertama :85,4%
• 24 bulan pertama :93,4%
Masalah-masalah
Infertilitas
•
•
•
•
•
•
•
air mani
Vagina
Serviks
Uterus
Tuba
Ovarium
peritoneum
Kelainan anatomi
Kelainan lendir
Kelainan hormonal
Peradangan
Air mani
1. konsentrasi spermatozoa selama ada
spermatozoa normal, mungkin terjadi
kehamilan. Bila <10 juta/mL sangat
jarang terjadi kehamilan
2. motilitas spermatozoa biasanya 2-3
jam pasca ejakulasi terdapat 60%
spermatozoa bergerak maju lurus
cepat.
3. morfologi spermatozoa
Nutrisi dan infertilitas
• Kebiasaan makan yang buruk selama masa kanakkanak atau dewasa membatasi tumbuh kembang
 ruang fetus berkurang  pertumbuhan fetus
terhambat
• Diet kronis amenorhea  infertilitas
• Terlalu banyak makan dan kurang olahraga 
deposisi lemak tubuh, anovulasi
• Peningkatan konsentrasi homosistein darah dan
defisiensi vit B12
• Peroksidasi lipid yang meningkat dengan penurunan
konsentrasi vitamin A, E dan β karoten  aborsi
habitualis