6. Hukum Islam

Download Report

Transcript 6. Hukum Islam

SUMBER HUKUM ISLAM
Oleh:
Deden Mulyadi, S.Pd.I
SUMBER HUKUM ISLAM
Standar Kompetensi
Memahami sumber-sumber hukum Islam, hukum taklif dan hukum
wad’i, serta hikmah ibadah
Kompetensi Dasar
1. Menyebutkan pengertian, kedudukan, dan fungsi Al-Qur’an,
hadis, dan ijtihad sebagai sumber agama Islam
2. Menjelaskan pengertian, kedudukan, dan fungsi Al- Qur’an, hadis,
dan ijtihad sebagai sumber agama Islam
3. Menerapkan hukum taklif dalam kehidupan sehari-hari
‫‪Tadarus‬‬
‫آلمّۤ(‪ٰ )1‬ذلِ‬
‫ْكتٰبّالَّريبّفِي ِ‬
‫كّال ِ‬
‫ّه ًدىّلِّّْل ُُمت ِقِ ْي َ َّ(‪ )2‬الق ِذيْ َ َّيُ ْؤِمنُ ْو َنّّبِالْغَْي ِ‬
‫بّ‬
‫ه‬
‫َ‬
‫ُ َْ َ ْ ُ‬
‫ص ٰلوةَّوِم قُماّرزقْ ٰن همّي ن ِّف ُِو َنّ(‪ )3‬والق ِذي َّي ْؤِمن و َنّبُِمآّّاُنْ ِز َلّاِ‬
‫وي ِ‬
‫كّ‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ّال‬
‫ن‬
‫و‬
‫ُم‬
‫ي‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫ق‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫َْ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫َ َ ُْ ْ‬
‫َُ ُ ْ‬
‫َ َُ ْ َ‬
‫كّعلَىّه ًد ِ‬
‫كّوبِاْ ِ‬
‫وماّاُنْ ِز َل ِّم َّقَ بلِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ٰ‬
‫ّرّبِّ ِه ْمّ‬
‫ َ‬
‫ىّم‬
‫ئ‬
‫ل‬
‫و‬
‫ا‬
‫)‬
‫‪4‬‬
‫(‬
‫ّ‬
‫ن‬
‫و‬
‫ن‬
‫ّ‬
‫ق‬
‫و‬
‫ّي‬
‫م‬
‫ّه‬
‫ة‬
‫ر‬
‫الخ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ ُ‬
‫ََ‬
‫ْ ْ َ َ ُ ْ ُْ ُ ْ‬
‫ْ َ‬
‫ّه ُمّال ُُْم ْفلِ ُح ْو َنّ(‪[ )5‬البِرة‪]5-1/‬‬
‫َواُولَئِ َ‬
‫ٰك ُ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ق‬
‫ّوالَّتَ ُك ْ َّ‬
‫ّ‬
‫ّ‬
‫ت‬
‫ّالل‬
‫اك‬
‫ِّّل‬
‫ق‬
‫ر‬
‫ا‬
‫آّ‬
‫ْح‬
‫ل‬
‫ا‬
‫ب‬
‫ّ‬
‫ُم‬
‫ب‬
‫ّ‬
‫قاس‬
‫ن‬
‫ّال‬
‫ٰب‬
‫ت‬
‫ْك‬
‫ل‬
‫ّا‬
‫ك‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ َ‬
‫ي‬
‫آّا‬
‫ْن‬
‫ل‬
‫ز‬
‫ن‬
‫ا‬
‫اّ‬
‫ن‬
‫ّب‬
‫م‬
‫ك‬
‫ح‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫ا َََ ْ َ‬
‫َ ََ ُ َ‬
‫َ َ َ ْ َ َْ َ‬
‫لِ ْل َخآئِنِْي َّ َخ ِ‬
‫ص ْي ًُماّ[النساء‪]105/‬‬
‫َ‬
‫اِ قن ّٰه َذاّالْ ُِرَآ َنّي ْه ِديّلِلقتِ ِ‬
‫ّويُبَ ِّ‬
‫ش ُرّال ُُْم ْؤِمنِْي َ َّالق ِذّيْ َ َّيَ ْع َُملُ ْو َنّ‬
‫ّ‬
‫م‬
‫و‬
‫ق‬
‫ا‬
‫ّ‬
‫ي‬
‫يّه‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ْ َ‬
‫َ َُ َ‬
‫الصلِ ٰح ِ‬
‫ٰ‬
‫تّاَ قنّلَ ُه ْمّاَ ْج ًراّ َكبِْي ًراّّ[اإلسراء‪]9/‬‬
‫واَ ِ‬
‫ط‬
‫واّالل‬
‫ع‬
‫ي‬
‫ّوال قر ُس ْو َلّلَ َعلق ُك ْمّتُ ْر َح ُُّم ْو َّن [ال عُمران‪]132/‬‬
‫َ ُْ َ َ‬
A. Hukum Islam
Pengertian hukum Islam
Hukum adalah segala sesuatu yang menjadi dasar,
acuan atau pedoman syariat Islam
Sumber hukum Islam
 Al-Qur’an
 Al-Hadis al-maqbulah (yang diterima untuk
dijadikan sumber hukum)
 Ijtihad ketika tidak ditemukan dalam AlQur’an dan Al-Hadis al-Maqbulah
Pengertian, Kedudukan, dan Fungsi Al-Qur’an
• Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman
Allah ta’âla yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada rasul dan nabi
terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW yang membacanya adalah ibadah
• Kedudukan Al-Qur’an
Al Qur’an merupakan sumber hukum pertama dan utama dari
seluruh ajaran Islam baik yang mengatur hubungan manusia
dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan Allah, dengan
sesama manusia dan alam
• Fungsi Al-Qur’an
Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat
manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat
Pengertian dan Kedudukan Hadis
• Pengertian Hadis
Hadis adalah segala berita yang bersumber dari Nabi Muhammad
SAW berupa ucapan, perbuatan, dan persetujuan (takrir) serta
penjelasan sifat-sifat beliau
• Kedudukan Hadis
Hadis menempati kedudukan kedua setelah Al-Qur’an
Fungsi Hadis
1.Mempertegas dan memperkuat hukum-hukum yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an
2.Menjelaskan, menafsirkan, dan merinci ayat-ayat Al-Qur’an
yang masih umum dan samar
3.Mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak tercantum
dalam Al-Qur’an yang prinsipnya tidak bertentangan dengan
Al-Qur’an
Pembagian Istilah hadis Rasulullah SAW
1. Hadis Qauliyah. Yaitu hadis yang didasarkan kepada segala
perkataan dan ucapan Rasulullah SAW
2. Hadis/Sunah Fi’liyah. Yaitu hadis yang didasarkan kepada
perbuatan dan tingkah laku Rasulullah SAW
3. Hadis/Sunah Takririyah. Yaitu hadis yang didasarkan pada
persetujuan Rasulullah SAW atas perbuatan para sahabatnya
Pengertian dan Kedudukan
• Pengertian Ijtihad
Ijtihad bermakna mengerahkan tenaga dan pikiran dengan
sungguh-sungguh untuk menyelidiki dan mengeluarkan hukumhukum yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hadis dengan
syarat-syarat tertentu
• Kedudukan ijtihad
Ijtihad menempati kedudukan dalam sumber hukum Islam setelah
Al-Qur’an dan hadis
Fungsi Ijtihad
Menetapkan hukum sesuatu yang tidak termuat dalam Al-Qur’an
maupun hadis
Syarat menjadi mujtahid (ahli ijtihad)
Memahami Al-Qur’an dan asbabun nuzulnya (sebab turunnya)
Memahami hadis dan asbabul wurudnya (sebab kemunculannya)
Mengetahui pengetahuan yang mendalam tentang bahasa Arab
Mengetahui tempat-tempat ijma’
Mengetahui usul fiqh
Mengetahui maksud-maksud syariat
Memahami masyarakat dan adat istiadat tempat dia akan
mengeluarkan ijtihad
Bersifat adil dan wara’
Bentuk-bentuk Ijtihad
ijma’ kebulatan pendapat semua mujtahid pada suatu masa atas suatu
masalah yang berkaitan dengan syariat
Qiyas menetapkan hukum atas suatu perbuatan yang belum ada
ketentuannya berdasarkan sesuatu yang sudah ada ketentuan
hukumnya dengan melihat kesamaan antara keduanya
Istihab melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan yang telah
ditetapkan karena adanya suatu dalil, sampai ada dalil lain yang
mengubah hukum tersebut
Maslahah Mursalah, kemaslahatan dan kebaikan yang tidak
disinggung-singgung syara’ untuk mengerjakan atau meninggalkannya
dan bila dikerjakan akan membawa kemanfaatan terhindar dari
keburukan
Urf, kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
baik kata-kata atau perbuatan
Contoh-contoh Ijtihad Majelis Ulama Indonesia (MUI)
 Mengikuti natal bersama bagi umat Islam hukumnya
haram
 Penulisan kitab suci Al-Qur’an dalam bahasa di luar
Arab diperkenankan sepanjang disertakan tulisan
Arab aslinya
 Penggunaan pil anti haid demi kesempurnaan ibadah
haji
 Vasektomi dan tubektomi termasuk usaha
pemandulan termasuk haram
B. Hukum Taklifi dan Hukum Wadhi
Pengertian hukum taklifi dan hukum wadhi
Pengertian
Taklifi  ketentuan Allah ta’âla yang menuntut mukallaf untuk
melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan atau pilihan
untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan
Wadhi  ketentuan Allah ta’âla yang mengandung pengertian
bahwa terjadinya sesuatu merupakan sebab, syarat atau
penghalang bagi suatu hukum
Macam-macam Bentuk Hukum Taklifi dan Hukum Wad’i
Macam-Macam bentuk Hukum Taklifi
• Al-Ijab, tuntutan secara pasti dari syariat untuk dilaksanakan tidak
boleh ditinggalkan. Bentuk hukumnya adalah fardu (wajib)
• An-Nadb, anjuran dari syariat untuk melaksanakan suatu perbuatan
yang akan mendapatkan balasan kebaikan
• Al-Karahah, sesuatu yang dianjurkan syar’i kepada mukalaf untuk
meninggalkan perbuatan tersebut
• At-Tahrim, tuntutan syar’i untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan
dengan tuntutan yang pasti. Bentuk hukumnya ialah haram
• Ibahah, yaitu tuntutan Allah ta’âla yang mengndung pilihan untuk
melakukan perbuatan tersebut atau meninggalkannya
Al-Ijab
Dapat dibagi menjadi dua:
Fardu ‘Ain  perbuatan yang harus dikerjakan oleh setiap
mukalaf.
Contohnya: melaksanakan puasa Ramadan, salat lima waktu, haji,
dan lain sebagainya.
Fardu Kifayah  perbuatan yang dilakukan oleh salah seorang
anggota masyarakat. Jika sudah dikerjakan oleh salah seorang
anggota masyarakat maka yang lain terbebas dari kewajiban
tersebut.
Contohnya: memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan
menguburkan jenazah Muslim.
An-Nadb
Dapat dibagi menjadi dua:
• Sunah ‘Ain  perbuatan yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh
setiap mukalaf
Contohnya: salat sunah rawatib, puasa Senin-Kamis
• Fardu Kifayah  perbuatan yang dianjurkan untuk dikerjakan
oleh seorang atau lebih dari golongan masyarakat
Contohnya: mendoakan Muslim/Muslimah yang bersin dengan lafal
doa yarhamukallah (semoga Allah merahmati Anda)
Macam-macam Bentuk Hukum Wad’i
 Sebab, adalah suatu keadaan yang dijadikan sebagai alasan
adanya hukum dan tidak adanya alasan tersebut menyebabkan
tidak adanya hukum
 Syarat, ialah sesuatu yang dijadikan syar’i sebagai penyempurna
sah atau tidak perintah syar’i tersebut
 Mani’ (penghalang), keadaan atau peristiwa yang ditetapkan
syar’i menjadi penghalang bagi adanya hukum atau membatalkan
hukum
 Azimah, peraturan Allah ta’âla yang asli dan tersurat pada nas
dan berlaku umum
 Rukhsah, ketentuan yang disyariatkan oleh Allah ta’âla sebagai
keringanan yang diberikan kepada mukalaf