Sumber Hukum Islam,Hukum Taklifi dan Hukum Wad’i By:Fani A. Sumber Hukum Islam   1. Pengertian Hukum dan Sumber Hukum Islam Hukum menurut pengertian bahasa berarti menetapkan.

Download Report

Transcript Sumber Hukum Islam,Hukum Taklifi dan Hukum Wad’i By:Fani A. Sumber Hukum Islam   1. Pengertian Hukum dan Sumber Hukum Islam Hukum menurut pengertian bahasa berarti menetapkan.

Sumber Hukum
Islam,Hukum Taklifi dan
Hukum Wad’i
By:Fani
A. Sumber Hukum Islam


1. Pengertian Hukum dan Sumber Hukum Islam
Hukum menurut pengertian bahasa berarti menetapkan sesuatu atau tidak
menetapkannya.Misalnya,menetapkan sifat panas pada api dan menetapkan sifat
dingin pada es atau tidak menetapkannya.Menurut istilah ahli usul fikih,hukum adalah
khitab atau perintah Allah SWT,yang menuntut mukalaf (orang yang sesudah balig
dan berakal sehat) untuk memilih antara mengerjakan dan tidak mengerjakan,atau
menjadikan sesuatu sebagai sebab,syarat atau penghalang bagi adanya yang
lain,sah,batal,rakhsah (kemudahan),dan azimah.Menurut istilah ahli fikih,hukum
adalah akibat yang ditimbulkan oleh tuntutan syariat,berupa al-wujub,al-mandub,alhurmah,al-karahah dan al-ibadah.Sedangkan perbuatan yang dituntut itu disebut
wajib,sunnah (mandub),haram,makruh,dan mubah.Maksud sumber hukum adalah
segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang mempunyai
kekuatan,yang bersifat mengikat,yang apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi
yang tegas dan nyata.Dengan demikian sumber hukum Islam adalah segala sesuatu
yang dijadikan dasar,acuan,atau pedoman syariat Islam.Dasar hukum ijtihad adalah
Hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Turmuzi dan Abu Daud yang
mengungkapkan dialog Nabi SAW dengan Mu’az bin Jabal,ketika Mu’az akan
ditugaskan sebagai Gubernur Yaman.
2. Pengertian,Kedudukan,dan
Fungsi Al-Qur’an
• A. Pengertian
• Secara harfiah,Al-Qur’an berasal dari bahasa
Arab yang artinya bacaan atau himpunan.AlQur’an berarti bacaan,karena merupakan kitab
yang wajib dibaca dan dipelajari,dan berarti
himpunan karena merupakan himpunan firmanfirman Allah SWT (wahyu).Menurut istilah,AlQur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi
firman-firman Allah SWT yang diwahyukan
dalam bahasa Arab kepada rasul/nabi terakhir
Nabi Muhammad SAW,yang membacanya
adalah ibadah.
b. Kedudukan
Al-Qur’an sebagai kitab Allah SWT
menempati posisi sebagai sumber
pertama dan utama dari seluruh
ajaran Islam,baik yang mengatur
hubungan manusia dengan dirinya
sendiri,hubungan manusia dengan
Allah SWT,hubungan manusia
dengan sesamanya,dan hubungan
manusia dengan alam.
c. Fungsi
 Al-Qur’an
berfungsi sebagai petunjuk
atau pedoman bagi umat manusia
dalam mencapai kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat.
3. Pengertian,Kedudukan,dan
Fungsi Hadis
 A. Pengertian
 Perkataan hadis berasal dari bahasa Arab yang
artinya baru,tidak
lama,ucapan,pembicaraan,dan cerita.Menurut
istilah ahli hadis yang dimaksud dengan hadis
adalah segala berita yang bersumber dari Nabi
Muhammad SAW,berupa
ucapan,perbuatan,dan takrir (persetujuan Nabi
SAW) serta penjelasan sifat-sifat Nabi SAW.
b. Kedudukan
Para ulama Islam berpendapat bahwa
hadis menempati kedudukan pada tingkat
kedua sebagai sumber hukum Islam
setelah Al-Qur’an.Mereka beralasan
kepada dalil-dalil Al-Qur’an surah Ali’Imran,3:132,surah Al-Ahzab,33:36 dan AlHasyr,59:7,serta hadis riwayat Turmuzi dan
Abu Daud yang berisi dialog antara
Rasulullah SAW dengan sahabatnya Mu’az
bin Jabal tentang sumber hukum Islam.
c. Fungsi
• Fungsi atau peranan hadis (sunah) di samping
Al-Qur’anul Karim adalah:1) Mempertegas atau
memperkuat hukum-hukum yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an (bayan at-taqriri
atau at-ta’kid).2) Menjelaskan,menafsirkan,dan
merinci ayat-ayat Al-Qur’an yang masih umum
dan samar (bayan at-tafsir).3) Mewujudkan suatu
hukum atau ajaran yang tidak tercantum dalam
Al-Qur’an (bayan at-tasyri;namun pada
prinsipnya tidak bertentangan dengan AlQur’an.
4. Pengertian,Kedudukan,dan
Fungsi Ijtihad


A. Pengertian
Menurut pengertian kebahasaan kata ijtihad
berasal dari bahasa Arab,yang kata kerjanya
“jahada”,yang artinya berusaha dengan
sungguh-sungguh.
b. Kedudukan
 Ijtihad menempati kedudukan sebagai
sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an
dan Hadis.Dalilnya adalah Al-Qur’an dan
Hadis.Allah SWT berfirman:Artinya:”Dan
dari mana saja kamu keluar maka
palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil
Haram dan di mana saja kamu (sekalian)
berada maka palingkanlah wajahmu ke
arahnya.”(Q.S.Al-Baqarah,2:150)
c. Fungsi

Fungsi ijtihad ialah untuk menetapkan
hukum sesuatu,yang tidak ditemukan dalil
hukumnya secara pasti di dalam Al-Qur’an
dan Hadis.
B. Hukum Taklifi Dan
Hukum Wad’i
•
•
•
1. Pengertian Hukum Taklifi dan Hukum Wad’I,Kedudukannya dan
Fungsinya
A. Pengertian
Hukum taklifi menurut pengertian kebahasaan adalah hukum pemberian
beban.Sedangkan menurut istilah ialah ketentuan Allah SWT yang
menuntut mukalaf (balig dan berakal sehat) untuk melakukan atau
meninggalkan suatu perbuatan,atau berbentuk pilihan untuk melakukan
atau tidak melakukan suatu perbuatan.Tuntutan Allah SWT untuk
melakukan suatu perbuatan,misalnya firman Allah SWT dalam Al-Qur’an
surah Al-Baqarah,2:110.Artinya:”Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah
zakat.”(Q.S. Al-Baqarah,2:110) Tuntutan Allah SWT untuk meninggalkan
suatu perbuatan,misalnya firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat AlIsra’,17:33.Artinya:”Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya),melainkan dengan sesuatu alasan yang benar.”(Q.S.
Al-Isra’,17:33) Tuntutan Allah SWT mengandung pilihan untuk melakukan
suatu perbuatan atau meninggalkannya,seperti firman Allah SWT dalam
Al-Qur’an surah Al-Jumu’ah,62:10.Artinya:”Apabila telah ditunaikan
salat,maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia
Allah.”(Q.S. Al-Jumu’ah,62:10)
b. Kedudukan dan Fungsi

Kedudukan dan fungsi hukum taklifi menempati posisi yang utama dalam
ajaran Islam,karena hukum taklifi membahas sumber hukum Islam yang
utama,yaitu Al-Qur’an dan Hadis dari segi perintah-perintah Allah SWT
dan rasul-Nya yang wajib dikerjakan,larangan-larangan Allah SWT dan
rasul-Nya yang harus ditinggalkan serta berbentuk pilihan untuk
melakukan suatu perbuatan atau meninggalkannya.1) Al-Ijab,yaitu
tuntutan secara pasti dari syariat untuk dilaksanakan,tidak boleh
(dilarang)ditinggalkan,karena orang yang meninggalkannya dikenai
hukuman.Bentuk hukuman dari al-ijab ialah wajib (fardu),yaitu perbuatan
yang apabila dikerjakan,pelakunya mendapat pahala,tetapi apabila
ditinggalkan pelakunya dianggap berdosa dan akan mendapat
hukuman.Contohnya:- Memandikan,mengkafani,mensalatkan,dan
menguburkan jenazah seorang Muslim.-Membangun masjid,rumah
sakit,jalan,dan jembatan jika masyarakat membutuhkannya.2) AnNadb,yaitu tuntutan dari syariat untuk melaksanakan suatu
perbuatan,yang apabila dikerjakan pelakunya akan mendapat
pahala,tetapi apabila ditinggalkan tidak mendapat siksa.Contohnya:- Salat
sunah rawatib (salat sunah yang mengiringi salat fardu).- Puasa pada hari
senin dan kamis di luar daripada bulan Ramadan.- Mengucapkan salam
(Assalamu’alaikum wr.wb.) bila bertemu dengan sesama Muslim.
3) Al-Karahah ialah sesuatu yang dituntut syar’I kepada mukalaf untuk
meninggalkannya dalam bentuk tuntutan yang tidak pasti.Bentuk hukum
dari al-karahah disebut makruh.Orang yang mengerjakan perbuatan
makruh dianggap tidak berdosa,dan yang meninggalkannya mendapat
pujian dan pahala.Contohnya:- Memakan makanan berbau seperti pete
ketika akan bergaul dengan orang lain.- Berjualan ketika azan Jum’at.4) AtTahrim,yaitu tuntutan syar’I untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan
dengan tuntutan yang pasti.Bentuk hukum dari at-tahrim ialah haram,yaitu
perbuatan yang apabila dikerjakan dianggap berdosa,tetapi apabila
ditinggalkan pelakunya akan mendapat pahala.Contohnya:- Meminum
minuman keras yang memabukkan (Q.S. Al-Maidah,5:90).-Melakukan
pencurian (Q.S. Al-Maidah,5:38).-Durhaka kepada kedua orangtua.5) AlIbadah,yaitu firman Allah SWT yang mengandung pilihan untuk melakukan
suatu perbuatan atau meninggalkannya.Bentuk hukum dari al-ibadah ialah
mubah,yaitu perbuatan yang boleh dikerjakan dan boleh pula
ditinggalkan.Dikerjakan atau ditinggalkan,pelakunya tidak akan mendapat
pahala,dan tidak pula dianggap berdosa.Contohnya:-Memakan berbagai
jenis makanan halal,seperti nasi,sayur-mayur,dan buah-buahan.-Memilih
warna pakaian untuk menutup aurat.-Berusaha mencari rezeki dengan jalan
berdagang.

Bentuk hukum wad’I adalah merupakan ketentuan-ketentuan Allah SWT yang mengatur tentang
sebab,syarat,mani’(penghalang),batal (fasid),azimah,dan rukhsah dalam hukum Islam.
1) Sebab
Menurut istilah syara’sebab adalah suatu keadaan atau peristiwa yang dijadikan sebagai sebab
adanya hukum,dan tidak adanya keadaan atau peristiwa itu,menyebabkan tidak adanya hukum.
2) Syarat
Syarat ialah sesuatu yang dijadikan syar’I (Hukum Islam),sebagai pelengkap terhadap perintah
syar’I,tidak sah pelaksanaan suatu perintah syar’I,kecuali dengan adanya syarat tersebut.
3) Mani’ (penghalang)
Mani’ adalah suatu keadaan atau peristiwa yang ditetapkan syar’I menjadi penghalang bagi adanya
hukum atau membatalkan hukum.
4) Azimah dan Rukhsah
Azimah ialah peraturan Allah SWT yang asli dan tersurat pada nas (Al-Qur’an dan Hadis) dan
berlaku umum.Misalnya:- Kewajiban salat lima waktu dan puasa Ramadan.-Haramnya memakan
bangkai,darah,dan daging babi.
Rukhsah ialah ketentuan yang disyariatkan oleh Allah SWT sebagai keringanan yang diberikan
kepada mukalaf dalam keadaan-keadaan khusus.
2. Penerapan Hukum Taklifi
dan Hukum Wad’I dalam
Kehidupan Sehari-hari
Setiap Muslim/Muslimah hendaknya
menerapkan hukum taklifi dan hukum
wad’I dalam kehidupan sehari-hari.