kuliah-2 institusional building
Download
Report
Transcript kuliah-2 institusional building
INSTITUTIONAL
BUILDING
PENGANTAR
Institutional building fenomena bantuan
teknis dan administrasi dari Amerika
(Marshal Plan)
Lembaga pemerintahan modern dibentuk dan
dibina agar mampu menangani pembangunan
Hasilnya jauh dari memuaskan
Berhasil di negara donor namun gagal di
negara dunia ke III
Sifatnya bersifat charity
TEORI INSTITUTIONAL BUILDING
Tujuan lebih pada applied approch menyulitkan
pembentukan teori-teori
Semula Institutional building (IB) atau Pembangunan
Lembaga ()
Milton J. Esman PL di definisikan sebagai perencanaan,
penataan, dan bimbingan untuk organisasi -organisasi baru
atau yang disusun kembali utuk mewujudkan
a)
b)
c)
Mewujudkan perubahan-perubahan dalam nilai-nilai, fungsi-fugsi
atau teknologi-teknologi fsik dan sosial
Menetapkan mengembangkan dan membina hubungan-hubungan
normatif dan tindakan-tindakan yang baru
Membina jejaring atau kaitan-kaitan (lingkages) utuk
memperoleh dan kelengkapan dari lingkungannya
INSTITUTIONALLY
Terciptanya kelembagaan adalah kondisi akhir yang
diharapkan, atau sebagai variabel evaluatif untuk menilai
keberhasilan pengembangan kelembagaan
PL diangap tidak memadai, kelembagaan yang diaharapkan
tidak terwujud sebagaimana yang diharapkan
Pembangunan besar di bidang pertanian, peningkatan
layanan kesehatan dan pendidikan, pengembangan industri
(Interplan, 1967) menemukan kegagalan disebabkan tidak
adanya reformasi administrasi
Diperlukan reformasi administrasi, reorgaisasi struktur
pemerintahan dan badan-badanya, pembenahan dalam sistem
karier, sistem penggajian, pelatihan, peningkatan da
perbaikan prosedur dan perbaikan prosedur akhirnya
berkembang menjadi Institutional Development (ID)
HEGEMONY POLITIK
Pemaknaan yang berbeda ID berubah enjadi
pengembangan kapasitas organisasi pemerintahan
dalam menangani proyek-proyek pembangunan,
bukan pengembangan kapasitas yang sesungguhnya
apalagi pengembangan kapasitas yang
sesungguhnya
Dibagunnya jejaring elit politik dan elit ekonomi dan
bukanya masyarakat luas
Akibatnya terjadi undersuply pada publik good &
service terjadi over supplay pada privat goods
(Cornelis Ley, 2005)
KEGAGALAN PEMBANGUNAN LEMBAGA
Birokrasi yang sukar berubah
Kapasiatas dan kapabalitas organisasi pemerintah mengalami
kegagalan
Membentuk- lembaga-lembaga baru untuk melayani
kepentingan sendiri
Empowerment mengalamikegagalan
BENTUK KEKELIRUAN YANG SELAMA INI
DIJUMPAI DALAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN,
(SYAHYUTI, 2003):
(1) Kelembagaan-kelembagaan yang dibangun
terbatas hanya untuk memperkuat ikatan -ikatan
horizontal, namun lemah dalam ikatan vertikal.
vertikal.
(2) Kelembagaan dibentuk lebih untuk tujuan
distribusi bantuan dan memudahkan tugas kontrol
bagi pelaksana program, bukan untuk peningkatan
social capital masyarakat secara mendasar. Tidak
Mengherankan jika sebuah kelembagaan akan bubar
sesaat setelah ditinggalkan pelaksananya.
BENTUK KEKELIRUAN YANG SELAMA INI
DIJUMPAI DALAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN,
(SYAHYUTI, 2003):
(3) Struktur keorganisasian yang dibangun relatif seragam,
yang bias
(4) Meskipun kelembagaan sudah dibentuk, namun pembinaan
yang dijalankan cenderung individual terbatas kepada
pengurus dan tokohtokoh dengan prinsip ”trickle down effct”,
bukan social learning approach .
(5) Pengembangan kelembagaan selalu menggunakan jalur
struktural, dan lemah dari pengembangan aspek kulturalnya.
Sruktur organisasi dibangun lebih dahulu, namun tidak
diikuti perkembangan aspek kulturalnya (visi, motivasi,
semangat, manajemen, dan lain -lain).
BENTUK KEKELIRUAN YANG SELAMA INI
DIJUMPAI DALAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN,
(SYAHYUTI, 2003):
(6) Introduksi kelembagaan lebih banyak
melalui budaya material dibanding
nonmaterial, atau merupakan perubahan yang
materialistik.
(7) Introduksi kelembagaan baru telah merusak
kelembagaan lokal yangada sebelumnya,
termasuk merusakkan hubungan-hubungan
horizontal yang telah ada.
BENTUK KEKELIRUAN YANG SELAMA INI
DIJUMPAI DALAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN,
(SYAHYUTI, 2003):
(8) Jika dicermati secara mendalam, pada hakikatnya,
pengembangan kelembagaan masih lebih merupakan jargon
politik daripada kenyataan yang riel di lapangan.
BENTUK KEKELIRUAN YANG SELAMA INI
DIJUMPAI DALAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN,
(SYAHYUTI, 2003):
(9) Kelembagaan pendukung untuk tidak
dikembangkan dengan baik, karena struktur
pembangunan yang sektoral. Kekeliruan ini
datang dari pola pikir bahwa kelembagaan
lokal dianggap tidak memiliki “jiwa” ekonomi
yang memadai karena itu harus diganti,
produksi sehingga yang dibangun adalah
kelembagaan-kelembagaan yang ada
pada kegiatan produksi saja