Transcript TQM

TOTAL QUALITY
MANAGEMENT
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Sejak tahun 1980 lahirlah suatu sistem
manajemen kontemporer di Amerika Serikat
disebut Total Quality Manajement (TQM)
dengan tokohnya Edward Deming. Di
lingkungan Angkatan Laut Amerika Serikat
disebut Total Quality Leadership (TQL),
sedangkan di Jepang disebut Total Quality
Control (TQC) dan di Singapura disebut Total
Quality Process (TQP). Di Indonesia
berkembang tahun 1985 sampai sekarang.
TQM adalah penerapan metode kuantitatif dan
pengetahuan kemanusiaan untuk
memperbaiki material dan jasa yang menjadi
masukan organisasi, memperbaiki semua
proses penting dalam organisasi, dan
memperbaiki upaya guna memenuhi
kebutuhan para pemakai produk dan jasa
pada masa kini dan diwaktu yang akan
datang(Soewarso Hardjosaedarmo, 1996:2).
Dalam konteks pendidikan di sekolah
seharusnya input, proses dan output
pendidikan memiliki kualitas sesuai
dengan yang diharapkan oleh customer
(pelanggan) dan pada akhirnya
terpenuhinya Customer Satisfaction
(Kepuasan Pelanggan).
Untuk mencapai kepuasan pelanggan
diperlukan customer service exelent. Ini
hanya dapat dicapai bila dalam lembaga
pendidikan semua faktor pendukung,
seperti dilihat dari SDM (guru, murid, staf
administrasi dan kepala sekolah), secara
total berkualitas / bermutu, disamping
faktor fasilitas sekolah.
Peningkatan SDM seperti guru, staf
administrasi dan kepala sekolah dapat
dilakukan melalui peningkatan
pendidikan, diklat, seminar, lokakarya,
diskusi, membaca buku sumber, jurnal,
dst.
Komponen Yang Terkait Dalam Mutu Pendidikan,
menurut Muchlas Samani (1999,25) :
1.
2.
3.
4.
5.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
kepala sekolah sebagai manajer perlu menerapkan dan
memahami pendekatan Total Quality Management(TQM) yang
merupakan pendekatan manajemen yang memusatkan
perhatian pada peningkatan mutu komponen yang terkait, yaitu
:
Siswa
: Kesiapan dan motivasi belajar.
Guru
: Kemampuan profesional, kemampuan
personal, kemampuan sosial.
Kurikulum
: Relevansi konten dan operasionalisasi
proses pembelajarannya.
Dana, sarana
dan prasarana
: Kecukupan dan keefektifan dalam
mendukung proses pembelajarannya.
Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan, dan perguruan
tinggi) :
Partisipasi dalam pengembangan program-program pendidikan
di sekolah.
Pelanggan Sekolah
1.
2.
Pelanggan internal
guru, pustakawan, laboran, teknisi dan
tenaga administrasi.
Pelanggan eksternal
- pelanggan primer : siswa
- pelanggan sekunder : orang tua,
pemerintah, dan masyarakat
- pelanggan tertier : pemakai/penerima
lulusan(perguruan tinggi dan dunia usaha)
Ciri-ciri pokok organisasi yang melaksanakan TQM
perbedaannya dengan organisasi tradisional sebagai berikut :
NO
Organisasi Tradisional
Organisasi TQM
1
Struktur organisasi lebih bersifat
hirarkis berdasarkan fungsifungsi dan mempunyai garis
kewenangan serta tanggung
jawab yang ketat.
Struktur organisasi disusun
berdasarkan produk dan
tidak terlalu banyak memiliki
tingkat (eselon), lenih
fleksibel dan kurang hirarkis.
2
Pusat perhatiannya lebih banyak
pada memelihara status quo
organisasi, selama semuanya
berjalan baik
Pusat perhatiannya beralih
ke perbaikan berkelanjutan
terhadap sistem dan proses
organisasi.
3
Karyawan memandang Karyawan memandang
supervisor sebagai
supervisor sebagai pembimbing
kepala dan pengawas dan fasilitator. Manajer
dipandang sebagai pemimpin.
4
Hubungan antara
supervisor-bawahan
mempunyai ciri adanya
rasa takut.
Hubungan antara supervisorbawahan berciri pada saling
ketergantungan, saling percaya
dan adanya komitmen bersama.
5
Pusat perhatian tiap
karyawan terarah pada
upaya perorangan dan
pola sikap serta pola
pikir pekerjaan (job).
Pusat perhatian tiap karyawan
terarah pada upaya tim dan pola
sikap serta pola pikir mutu dan
produktivitas.
6
Manajemen
memandang program
pendidikan dan
pelatihan karyawan
sebagai beban biaya.
Manajemen memandang
program pendidikan dan
pelatihan karyawan sebagai
asset investasi.
7
Manajemen menentukan
mutu produk sesuai
standar yang ditentukan
oleh organisasi.
Manajemen menentukan mutu
produk sesuai kebutuhan dan
kemauan customer, dan atas
dasar itu kemudian berusaha
mengembangkan ukuran untuk
memenuhi tuntutan customer
tersebut.
Kepemimpinan dan Manajemen
Dalam TQM
Kepemimpinan dan Manajemen satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Pemimpin
dituntut untuk memiliki pandangan strategis
(strategic vision) yang jauh ke depan dan
kekuatan tekad (strength of will) yang besar
untuk menciptakan dinamika organisasi yang
kondusif sedangkan manajer dituntut memiliki
pengetahuan intrinsik serta pertimbangan
profesional (profesional judgement) yang
mendalam untuk menata, mengarahkan serta
mengendalikan anggota organisasi..
Plan-Do-Check-Act (PDCA) Cycle
Dalam Konsep TQM
Metode ilmiah PDCA Cycle ini dipopulerkan
oleh Deming karena itu di Jepang lebih dikenal
Deming cycle.
PDCA Cycle merupakan metode ilmiah yang
diterapkan untuk proses perencanaan dan
pengambilan keputusan serta mengukur
terjadinya perbaikan. Jadi metode ini dapat
digunakan untuk melakukan perbaikan secara
kontinu.
Laksanakan
perubahan
yang sudah diuji
Uji efek
perubahan
Rencanakan perubahan
Untuk perbaikan
Act
Plan
Check
Do
Lakukan perubahan
untuk perbaikan yang
direncanakan
TOLAK UKUR KEBERHASILAN
SEKOLAH




Menurut TQM keberhasilan sekolah diukur dari tingkat
kepuasan pelanggan, baik eksternal maupun internal.
Sekolah dikatakan berhasil jika:
Siswa puas dengan layanan sekolah (pelajaran, perlakuan
guru atau pimpinan, fasilitas sekolah,dsb).
Orang tua puas dengan layanan terhadap anaknya (laporan
periodik perkembangan siswa dan program-program sekolah
yang baik).
Pihak pemakai/penerima lulusan (perguruan tinggi, industri,
masyarakat) puas karena menerima lulusan dengan kualitas
yang sesuai harapan.
Guru dan karyawan puas dengan layanan sekolah, misalnya
pembagian kerja, hubungan antarguru/karyawan/pimpinan,
gaji/honorarium, dsb.
Pelayanan Yang Harus Diwujudkan, Agar
Pelanggan Sekolah Puas
1.
2.
3.
4.
5.
Keterpercayaan(reliability). Artinya, layanan sesuai dengan
yang dijanjikan dalam rapat ataupun brosur dengan
mengedepankan kejujuran, aman, tepat waktu, dan
ketersediaan.
Keterjaminan(assurance). Artinya, sekolah mampu
menjamin kualitas layanan yang diberikan, misalnya dalam
aspek kompetensi guru/staf dan obyektifan..
Penampilan(tangible). Artinya, bagaimana situasi sekolah
tampak baik dalam hal kerapihan, kebersihan, keteraturan,
dan keindahan.
Perhatian(empathy). Artinya sekolah memberikan perhatian
penuh kepada pelanggan.
Ketanggapan (responsiveness). Artinya, sekolah harus
cepat tanggap terhadap kebutuhan pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjosoedarmo, Soewarso., Dasar
Dasar Total Quality Management., Andi
Yogyakarta., Yogyakarta1996.
 Scherkenbach, Wiliam W., Deming’s
Road to Improvement, SPC Press, Inc.,
Knoxville, Tennessee, 1991.
 Samani, Muchlas., Manajemen
sekolah.,Depdikbud. Jakarta, 1999.
