melihat wanita

Download Report

Transcript melihat wanita

MELIHAT WANITA
POINT PENTING
 MEMANDANG WANITA ADALAH PERKARA YANG
TIDAK BISA DIPANDANG REMEH DAN TIDAK
BUTUH ATURAN
 BENCANA KEHIDUPAN SOSIAL YANG TERJADI
BERUPA TINDAK KRIMINAL SEKSUAL HINGGA
PERZINAHAN, ADALAH AKIBAT TIDAK ADA
KEJELASAN DALAM MASALAH MEMANDANG
WANITA.TERLEBIH LAGI PENGARUH KEBEBASAN
BERTINGKAH LAKU DALAM SISTEM PERGAULAN
KAPITALISME SEKULER
 HANYA DENGAN ATURAN ISLAM MASALAH
PERGAULAN DAPAT DIATASI DENGAN TUNTAS
MENUTUP AURAT
 HUKUM : WAJIB
 DALIL – DALIL :
–
–
”Katakanlah kepada wanita yang beriman,’Hendaklah menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak daripadanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka,
atau ayah ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra
mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara lakilaki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putraputra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita, atau budakbudak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita.” (TQS 24:31).
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW,”Wahai Rasulullah
SAW, manakah bagian aurat kami yang harus kami tutupi dan mana
yang boleh kami biarkan?” lalu Rasulullah SAW bersabda
kepadaku,”Jagalah auratmu, kecuali dari istrimu atau hamba sahaya
perempuanmu.”(HR Bahz ibn Hakim dari bapaknya dari kakeknya)
MENUTUP AURAT
 DALIL – DALIL :
–
–
–
Bahwa dia (Zaynab) pernah disusui oleh Asma’, istri Zubayr.
Ia berkata.”Karena itu,aku menganggapnya (Zubayr) sebagai
bapak. Ia pernah masuk ke ruanganku,sementara aku sedang
menyisir rambutku. Lalu ia memegang sebagian ikatan
rambutku. Ia lantas berkata,”Menghadaplah kepadaku.”(HR
Zaynab binti Abi Salamah)
“Wanita adalah aurat” (HR Ibnu Hibban dalam Shahih Ibnu
Hibban, dari jalur Ibnu Mas’ud)
Sesungguhnya bseorang anak perempuan jika telah haid
(baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali wajah dan
kedua tangannya hingga pergelangan tangan,(HR Abu Dawud)
 BAGIAN TUBUH YANG HARUS DITUTUP : seluruh tubuh
wanita kecuali muka dan telapak tangan (wajhu wa kafain)
PAKAIAN KE LUAR RUMAH
 BENTUK : JILBAB
~ Pakaian yang menutupi seluruh tubuh wanita
~ Baju luar semacam mantel yang menutupi seluruh tubuh
wanita
~ Pakaian luas yang menutupi seluruh tempat-tempat
perhiasan wanita
~ Pakaian seperti terowongan yang menutupi tubuh wanita.
 HUKUM MEMAKAI JILBAB : WAJIB
 DALIL – DALIL :
-
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan
istri-istri orang mukmin,”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”. (TQS al-ahzab:59)
PAKAIAN KE LUAR RUMAH
DALIL-DALIL
–
–
Rasulullah SAW memerintahkan agar kami mengeluarkan para wanita
yakni hamba-hamba sahaya perempuan, wanita-wanita yang sedang
haidh, dan para gadis yang sedang dipingit,pada hari raya idul fitri
dan idul adha. Wanita-wanita yang sedang haidh mereka memisahkan
diri dan tidak ikut menunaikan sholat, tetapi tetap menyaksikan
kebaikan dan (mendengarkan) seruan kepada kaum muslim. Aku lantas
berkata,”Ya Rasulullah, salah seorang diantara kami tidak memiliki
jilbab.” Rasulullah pun menjawab,”Hendaklah saudaranya memakaikan
jilbabnya kepada wanita itu.” (HR Muslim)
“Siapa saja yang mengulurkan pakaiannya karena sombong, Allah tidak
akan memandangnya pada hari kiamat.” Ummu Salamah bertanya,”lalu
bagaimana wanita memperlakukan ujung pakaian mereka?” Rasulullah
SAW menjawab,”Hendaklah mereka ulurkan sejengkal.” Ummu Salamah
berkata lagi,”Kalau begitu, akan tampak kedua telapak kakinya,”
Rasulullah SAW menjawab lagi,”Hendaklah mereka ulurkan sehasta dan
jangan ditambah lagi.” (HR Tirmidzi)
KRITERIA PAKAIAN KE LUAR RUMAH (JILBAB)
BERDASARKAN TAFSIR DAN HADITS :
 Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan
telapak tangan
 Pakaian yang luas
 Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Rasulullah saw melaknat laki-laki yang memakai pakaian
menyerupai pakaian perempuan dan melaknat perempuan yang
memakai pakaian menyerupai pakaian laki-laki.
Tidak tipis
 Memakai pakaian rumah (mihnah) di dalam
jilbabnya
HUKUM-HUKUM TERKAIT MELIHAT WANITA
1.
2.
3.
4.
Pandangan laki-laki non mahram kepada wanita-wanita adalah tidak
melebihi pada apa saja yang dibolehkan terbuka menurut syari’at Islam,
yaitu pada wajah dan kedua telapak tangannya. (Wa laa yubdiina
ziinatahunna illa maa zoharo minha…al ayah)
Wajib bagi para laki-laki untuk menjaga pandangannya, terlebih lagi
dalam kehidupan sekuler kapitalis liberalis sekarang, dimana para
wanita menampakkan tempat perhiasan tubuhnya
(leher,lengan,betis,dll),maka diharamkan ia memandang kepada bagian
tubuh wanita tadi.Hadits hal 78,terjemh mu’tamadah
Adapun bagi pandangan yang tidak disengaja,maka diperintahkan
untuk tidak meneruskan pandangannya dengan memalingkan
pandangannya. Rasul SAW bersabda,”Janganlah engkaun ikuti
pandangan pertama dengan pandangan kedua….
Pandangan yang dilakukan ketika berinteraksi dengan wanita non
mahrom pada dasarnya adalah pandangan yang manusiawi,yakni
pandangan yang tidak sama sekali bertendensi seksual bagi yang
memandang(baik pihak laki-laki maupun wanita), akan tetapi jika
kemudian terjadi perubahan pandangan menjadi pandangan yang
bertendensi seksual, maka ia harus menahan/mengalihkan
pandangannya (TQS an Nuur:30)
HUKUM-HUKUM TERKAIT MELIHAT WANITA
5. Apabila pandangan berubah menjadi pandangan
jinsiyyah (seksis), maka bagi yang pandangannya
berubah tadi (apakah itu pria ataukah wanita) maka
wajib ia memalingkan wajahnya.Hingga
pandangannya bisa kembali manusiawi.
6. Kekhususan bagi para pria yang ingin meminang
wanita,maka dibolehkan memandang lebih dari
wajah dan kedua telapak tangannya,tanpa ia
melakukan kholwat.Karena sudah jelas
keharamannya. (Hadits hal 56)
7. Masalah berjabat angan (mushofahah) sesungguhnya
pria boleh berjabat tangan dengan. Dalil hal 83