Pergerakan Wanita Dalam Pergerakan NasionalOLEH ABRAM MPH DHAVIRA REYNALDHIA FATURRAHMAN ARIQ NINDIRA RADHITYARA TEUKU FATTAN TSALIKHA GUMAYDARA XI iis-3 Pergerakan Nasional // XI iis-3 //SMAN 71 04-04-2015

Download Report

Transcript Pergerakan Wanita Dalam Pergerakan NasionalOLEH ABRAM MPH DHAVIRA REYNALDHIA FATURRAHMAN ARIQ NINDIRA RADHITYARA TEUKU FATTAN TSALIKHA GUMAYDARA XI iis-3 Pergerakan Nasional // XI iis-3 //SMAN 71 04-04-2015

Pergerakan Wanita
Dalam Pergerakan Nasional
1
OLEH
ABRAM MPH
DHAVIRA REYNALDHIA
FATURRAHMAN ARIQ
NINDIRA RADHITYARA
TEUKU FATTAN
TSALIKHA GUMAYDARA
XI iis-3
Pergerakan Nasional // XI iis-3 //SMAN 71
04-04-2015
Latar Belakang
2
 Adanya kawin paksa yang dilakukan semata karena faktor keluarga




dan harta, yang merugikan kaum wanita
Poligami, yang banyak dilakukan oleh kaum lelaki saat itu membuat
bertambahnya penderitaan kaum wanita
Suami mempunyai kekuasaan tak terbatas dalam perkawinan
sehingga cenderung wanita diperlakukan semena-mena
Setelah menginjak usia dewasa, perempuan dilarang keluar rumah
atau dipingit. Sehingga terisolasi dari dunia luar
Adanya diskriminasi antara pria dan wanita khususnya di bidang
pendidikan
Karena banyaknya adat kebiasaan saat itu yang berkembang di
masyarakat dan merugikan kaum wanita, muncullah kaum wanita
yang berpikiran maju dan menentang kebiasaan tersebut yang
dipelopori oleh R.A. Kartini. Dengan diawali dibangunnya sekolah
untuk kaum wanita, sampai pada akhirnya peranan wanita dalam
pergerakan nasional
Pergerakan Nasional // XI iis-3 //SMAN 71
04-04-2015
3
Pelopor
Pergerakan
Wanita
R.A. Kartini (21
April 18791904) dianggap
sebagai pelopor
Pergerakan kaum
wanita di Indonesia.
Beliau dianggap sebagai
wanita Indonesia
pertama yang
mempunyal cita-cita
untuk memajukan
kaumnya dalam bidang
pendidikan-pengajaran.
Sebagai akibat kurang
mendapat pendidikanpengajaran. kaum
wanita diperlakukan
tidak adil
Pergerakan Nasional // XI iis-3 //SMAN 71
04-04-2015
4
Pada umumnya
pergerakan kaum wanita
bersifat sosial dengan
bertujuan untuk :
1. Memperoleh persamaan
hak dengan kaum pria,
dan diperlakukan dengan
adil. ( Eksternal )
2. Meningkatkan atau
menyempurnakan
kemampuan serta
kecerdasan kaum wanita
terutama dalam perannya
sebagai ibu dan pemegang
kembali rumah tangga
Pergerakan Kaum Wanita
Pergerakan Nasional // XI iis-3 //SMAN 71
04-04-2015
ORGANISASI WANITA
5
Putri Mardika ( 1912 )
Merupakan organisasi keputrian tertua
dan pertama, merupakan cabang dari
organisasi Budi Utomo.
Bertujuan untuk memberikan
bimbingan, bantuan, dan pendidikan
serta mendorong wanita pribumi
agar bisa menyatakan pendapat di
muka umum.
Organisasi Putri Mardika berperan
dalam pemberian beasiswa dan
menerbitkan surat kabar Putri
Mardika
Pergerakan Nasional // XI iis-3 //SMAN 71
04-04-2015
ORGANISASI WANITA
6
 Sesudah berdiri Putri Mardika kemudian muncul/berdiri
organisasi-organisasi Iainnya. Hampir di tiap-tiap kota penting
terdapat organisasi wanita, hingga jumlahnya banyak sekali.
Organisasi kaum wanita yang banyak sekali itu dapat dibagi sebagai
berikut:
1. Organisasi-wanita yang menjadi bagian dan sesuatu organisasi,
contoh:
a). Wanudyo Utomo, bagian dan Sarekat Islam.
b). Aisyiyah, bagian dan Muhammadiyah
2. Organisasi-wanita yang berdiri sendiri. Kebanyakan merupakan
organisasinya kaum ibu,
contoh:
a).Wanito Mulyo,
b).Wanito Katholik
c).Wanito Ut omo.
Pergerakan Nasional // XI iis-3 //SMAN 71
04-04-2015
KONGRES WANITA
7
Antara tanggal 22 — 25 Desember 1928 organisasi-Organisasi wanita Indonesia
mengadakan Kongres di Yogyakarta. Kongres yang pertama kali ini bertujuan untuk :
1. Mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan kaum wanita.
2. Membentuk gabungan antara organisasi yang beraneka-ragam.
Kongres berhasil mendirikan suatu gabungan organisasi wanita dengan nama Perikatan
Perhimpunan Istri Indonesia (PPII).
Tanggal dimulainya Kongres kaum wanita yang pertama kali tersebut dijadikan Hari Ibu, dan
diperingäti setiap tahun (hingga sekarang), tepatnya pada 22 Desember.
Meskipun belum tercapai seluruhnya cita – cita perjuangan, namun setahap demi setahap
usaha yang dilakukan kaum wanita banyak juga hasilnya. Adat-kebiasaan yang menghinakan
derajat kaum-wanita makin lama makin berkurang. Bahkan sekitar tahun 1938 telah ada
beberapa orang wanita Indonesia yang diangkat oleh Pemerintah Belanda untuk menjadi
anggota Dewan Kota, misalnya di Bandung, Cirebon dan Surabaya.
Pergerakan Nasional // XI iis-3 //SMAN 71
04-04-2015
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIAN ANDA
8
KITA HARUS MEMBUAT SEJARAH,
KITA MESTI MENENTUKAN MASA DEPAN KITA
SESUAI KEPERLUAN DAN KEBUTUHAN SEBAGAI
KAUM PEREMPUAN SERTA HARUS MENDAPAT
PENDIDIKAN YANG CUKUP SEPERTI HALNYA
KAUM LELAKI
-RADEN AJENG KARTINI-
Pergerakan Nasional // XI iis-3 //SMAN 71
04-04-2015