Sesi 9 Uji Hipotesis Komparatif

Download Report

Transcript Sesi 9 Uji Hipotesis Komparatif

Sesi 9
Pengantar
Dalam penelitian komparasional yang
melakukan pembandingan antar dua
variabel, yaitu apakah memang secara
signifikan dua variabel yang sedang
diperbandingkan atau dicari perbedaannya
itu memang berbeda, ataukah perbedaan
itu terjadi semata-mata karena kebetulan
saja, kita dapat menggunakan Tes “t”
sebagai teknik analisisnya
• T test mula-mula dikembangkan oleh William
Seely Gosset ntahun 1915. Pada waktu itu ia
menggunakn nama samaran Student, dan huruf
“t” yang terdapat dalam istilah Tes “t” itu diambil
dari huruf akhir nama beliau. Sehingga Tes “t”
sering disebut Studen t. T test dibedakan
menjadi dua macam :
1. T test satu sama lain mempunyai
hubungan. (t test two related sample)
2. T test satu sma lain tidak mempunyai
hubungan (t test for deference
between
mean).
•
Para ahli statistik melalui berbagai macam penelitian
dan eksperimen pada akhirnya sampai pada
kesimpulan bahwa besar- kecilnya kesalahan
sampling itu dapat diketahui dengan melihat besarkecilnya suatu angka standar yang disebut Standard
Error of the Mean ( biasa disingkat atau diberi
lambang : SEM ), yang dapat dicapai atau diperoleh
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
SEM 
SD
N 1
SEM = besarnya kesesatan mean sampel.
SD = deviasi standar dari sampel yang diteliti
N = number of cases ( banyaknya subjek yang
diteliti )
1
= bilangan konstan
2 Sampel Related
Pengujian T test two sampel untuk membandingkan dua
data kuantitaif yang pada setiap set saling
terkait/berhubungan. Kriteria :
– Banyaknya poin pada setiap data harus sama dan terorganisir
serta mempunyai satu hubungan yang sama.
– Jika data telah diambil secara sampel acak, harus
menggunakan test yang mandiri meskipun banyaknya data
setiap set sama.
– Sekalipun data saling terkait, kadang kadang t yang
dipasangkan masih tidak sesuai.
– Ini suatu aturan sederhana untuk menentukan t related tidak
boleh digunakan, jika data pada golongan pertama dapat
dipasangkan pada data manapun do golongan kedua, maka t
related ini tidak bisa digunakan untuk menguji.
Sedangkan menurut Uma Sekaran (1992:267), “
The t test can also be used to examine the
differences in the same group before and after a
treatment. For example, would a group of
employees who have undergone training perform
better after receiving the training than they did
before? In this case, the formula for t test is
adjusted to take inti account correlation between the
two scores, if any. In other words, the adjusted ttest for the matched sample or other of dependet
samples reflects the true mean differences”. Artinya
secara singkat t test untuk sampel yang saling
berhubungan digunakan unutk mengetahui ada
tidaknya perbedaaan sebelum dan setelah diberikan
suatu tindakan.
Sampel kecil (< 30)
• Rumus untuk mencari “t” atau to dalam keadaan dua
sampel yang kita teliti merupakan sampel kecil (N
kurang dari 30), sedangkan kedua sampel kecil tersebut
satu sama lain saling berhubungan adalah sebagai
berikut :
to =
M D
S EM D
• MD = Mean of Difference Nilai rata- rata Hitung dari
Beda/Selisih antara skor Variabel I dan Skor Variabel II,
yang dapat diperoleh dengan rumus:
MD =

D
N
• ∑D = Jumlah Beda/Selisih antara Skor Variabel I
(Variabel x) dan Skor Variabel II (Variabel y) dan dapat
diperoleh dengan rumus:
D=X–Y
• N = Number of Cases = jumlah Subjek yang kita teliti.
• SEMD = Standard Error (Standar Kesesatan) dari Mean
of Difference yang dapat diperoleh dengan rumus:
SDD
SEM D 
N 1
SDD = Deviasi Standar dari perbedaan antara Skor
Variabel I dan Skor Variabel II, yang diperoleh dengan
rumus :
SDD 
D
N
2

( D ) 2
(N )
N = Number of Cases
Contoh aplikasi
Persoalan pokok yang harus kita
pecahkan atau kita jawab dalam pnelitian
ini ialah : :Apakah Hipotesis Nihil (yang
kita ajukan di muka) yang menyatakan
tidak adanya perbedaan volume penjualan
yang
signifikan
Supermarket
di
Yogyakarta, antar sbelum dan setelah
dilakukan pengiklanan. Untuk mengetes
hipoesis
tersebut,
langkah-langkah
perhitungan adalah :
• Selanjutnya kita interprestasi to dengan terlebih dahulu
memperhitungkan df atau db-nya, df atau db = N-1 = 201 = 19. Dengan df sebesar 19 kita berkonsultasi pada
Tabel nilai “t”, baik pada taraf signifikansi 5% maupun
1%. Ternyata dengan df sebesar 19 diperoleh harga
kritik t atau harga tabel pada ttabel signifikansi 5%
sebesar 2,09, sedangkan pada taraf signifikansi 1 %
dipeorleh 2,86. Dengan membandingkan besarnya “t”
yang kita peroleh dalam perhitungan (to = 3,591) dan
besarnya ”t” pada Tabel nilai maka dapat diketahui
bahwa 2.09<3,591>2,86
•
Karena to lebih besar daripada tt maka hipotesis
Nihil ditolak, ini berarti bahwa ada perbedaan volume
penjualan antara sebelum dan setelah dilakukan
pengiklanan merupakan perbedaan yang meyakinkan
9signifikan). Kesimpulan, bahwa dengan dilakukan
pengikklanan menunjukkan volume penjualan akan
meningkat pada Supermarket di Yogyakarta.
Sampel besar (>=30)
•
•
•
•
•
Memberikan interprestasi terhadap to : df = N -1 = 50 –
1 = 49 (konsultasi Tabel Nilai “t”)
Ternyata dalam table tidak dijumpai df sebesar 49,
karena itu kita gunakan df yang terdekat, yaitu df
sebesar 50. Dengan df sebesar 50 itu, diperoleh harga
kritik “t” pada table atau tt sebesar sebagai berikut :
– Pada taraf signifikansi 5% tt = 2,01
– Pada taraf sigifikansi 1% = tt = 2,68
Dengan demikian to jauh lebih besar dari pada tt yaitu
2,01 < 57,143 > 2,68
Karena itu Hipotesis Nihil ditolak. Ini berarti antara
kedua variable tersebut terdapat perbedaan yang
signifikan.
Menarik kesimpulan, dengan dilakukan pengiklanan
dalam rangka meningkatkan volume penjualan, secara
meyakinkan dapat meningkatkan volume penjualan
pada Supermarket di Yogyakarta.
Sampel Independen
Sampel kecil (< 30)
Sampel besar (>= 30)
Penugasan !!
Kumpulkan data dari BEJ yang berupa
data laporan keuangan dan ratio
keuangan
dari beberapa perusahaan.
Kemudian dari data tersebut, buatlah
hipotesis untuk uji statistik satu sampel
dan dua sampel (berkorelasi dan terpisah)