Psikologi Lintas Budaya Pertemuan 7

Download Report

Transcript Psikologi Lintas Budaya Pertemuan 7

Culture and Social Behavior
Interpersonal and Intergroup Relations
• Pernah dengar istilah manusia sebagai
social animal. Apa maksudnya?
• Tuliskan di kertas, apa yang kamu ketahui
tentang pengertian istilah itu (5 menit).
Social Animal berarti…
• Manusia selalu berhubungan, berinteraksi
dengan orang lain.
• Tidak ada manusia yang hidup kecuali bersama
orang lain, di dalam masyarakat, di dalam
budaya tertentu.
• Kebutuhan manusia di semua budaya (universal
need) untuk membangun hubungan yang
bermakna dengan orang lain, memiliki
hubungan intim, dan tergabung dalam kelompok
sosial.
Menu hari ini
• Budaya & pembentukan kesan
• Cinta, seks, dan pernikahan di berbagai
budaya
• Budaya & CCO (conformity, compliance,
obedience)
• Budaya & hubungan antar kelompok
Budaya & Pembentukan Kesan
• Dasar untuk menciptakan hubungan sosial
adalah kemampuan mengenali wajah
orang lain.
• Same-race bias: orang lebih baik
mengenali orang lain yang sama asal
rasnya, ketimbang yang beda ras.
• Persepsi terhadap wajah dari rasa yang
sama/beda diklasifikasikan secara
berbeda.
• Wajah dan tampilan fisik mempengaruhi
persepsi dan kesan yang ditangkap orang
lain.
• Di Amerika (utara): orang yang
cantik/ganteng dipersepsikan sebagai
orang yang sensitif, baik hati, mudah
bergaul, menyenangkan, disukai banyak
orang, menarik.
• Ada perbedaan budaya dalam mendefinisikan
kemenarikan seseorang (attractiveness), yang
selanjutnya mempengaruhi kesan yang ditangkap.
• Penelitian Daibo, Murasawa, & Chou (1994) di Jepang
dan Korea:
 Jepang: cantik itu mata bulat, mulut kecil, dagu kecil.
 Korea: cantik itu mata bulat, hidung kecil dan
mancung, dan wajah kecil, serta ‘matang’ dan
‘menyenangkan.’
• Namun, studi lain menunjukkan bahwa
kesan dinilai secara sama dalam berbagai
budaya.
• Penelitian Cunningham, Roberts, Barbee,
Druen, & Wu (1995).
• Hasil meta-analisis juga menunjukkan
bahwa ada kesamaan dalam penilaian
antar budaya tentang orang yang
menarik/tidak.
Bagaimana kita memilih
pasangan?
Apakah selalu yang
menarik/cantik-ganteng akan
menjadi pasangan anda?
Cinta, seks, dan pernikahan di
berbagai budaya
Penelitian Buss tentang pemilihan
pasangan (1989, 1994):
• Perempuan di 36 dari 37 budaya menilai
prospek finansial laki-laki itu lebih penting
dibandingkan laki-laki.
• Perempuan di 29 dari 36 budaya itu,
menilai bahwa ambisi dan kemampuan
industri yang dimiliki laki-laki lebih penting,
dibandingkan laki-laki.
• Laki-laki di semua budaya (37) lebih
condong pada perempuan yang lebih
muda, sebaliknya pada perempuan.
• Laki-laki di 34 budaya lebih menilai wajah
yang menarik itu lebih penting,
dibandingkan perempuan.
• Kesimpulannya: preferensi memilih
pasangan bersifat universal, sejalan
dengan teori evolusioner.
• Lantas, dimanakan peran budaya dalam
memilih pasangan?
• Perspektif social construction: faktor
individual dan kultural berperan penting
dalam pemilihan pasangan
• Contoh: laki-laki atau perempuan menarik
bila status sosialnya tinggi,
agama/sukunya sama.
Budaya & Cinta
• Cinta itu universal, tapi ada perbedaan budaya dalam
sikap terhadap cinta dan hubungan romantis.
• Contoh: witing tresno jalaran suko kulino, cinta pasti
hadir karena sering bertemu (padahal tidak selalu!)
• Penelitian Ting-Toomey (1991):
Orang Perancis & Amerika sama-sama menekankan
komitmen cinta dan disclosure maintenance dibanding
orang Jepang;
Orang Jepang dan Amerika sama-sama menekankan
conflict expression dibanding orang Perancis.
Budaya & Seks
• Seks penting bagi reproduksi manusia, namun punya
makna psikologis dan budaya yang berbeda antar
budaya, khususnya pre-marital sex.
• Penelitian Buss (1989): negara-negara non-Barat
seperti Cina, India, Indonesia, Iran, Taiwan, dan
Palestina menempatkan kesucian sebagai hal yang
utama bagi calon pasangan. Tapi, di negara-negara
Eropa Barat, seperti Swedia, Norwagia, Finlandia,
Belanda, Jerman Barat, dan Perancis tidak
mementingkan kesucian atau pengalaman seks
sebelum menikah.
• Bagaimana dengan homosexuality atau extramarital
sex?
Budaya & Pernikahan
• Pernikahan adalah institusi sosial yang universal
di semua budaya.
• Adakah perbedaan budaya dalam hal
membangun hubungan romantis dalam
pernikahan?
• Apakah pernikahan selalu berarti memiliki anak?
• Haruskah pernikahan dilakukan dalam satu
budaya yang sama?
• Apa konsekuensi intercultural marriage?
Budaya & CCO (conformity,
compliance, obedience)
• Ingat penelitian Asch (1951, 1955, 1956)
tentang konformitas & penelitian Milgram
(1974) tentang obedience.
• Banyak penelitian selanjutnya
membuktikan bahwa di berbagai budaya,
konformitas, compliance, dan obedience
dilihat secara berbeda dengan di Amerika,
namun ada penekanan yang kuat
terhadap konformitas.
Budaya & hubungan antar
kelompok
• Semua masyarakat di berbagai budaya memiliki
ingroups dan outgroups.
• Cari contoh: apa saja ingroups dimana kamu
tergabung dan outgroups yang potensial?
• Pemaknaan individu terhadap hubungan
intrakelompok menghasilkan perbedaan perilaku
ketika berinteraksi dengan orang lain.
 Penelitian Triandis, et al (1988).
Self-ingroup & self-outgroup
relationship differences as a Function
of Individualism and Collectivism
Lihat buku matsumoto
Culture and social behavior II
Sumber
• Matsumoto D. & Juang,
L. (2004) chapter 3, 14