KARAKTERISTIK PROSA ANGKATAN bP

Download Report

Transcript KARAKTERISTIK PROSA ANGKATAN bP

KARAKTERISTIK PROSA
ANGKATAN BP
maulfisr.lecture.ub.ac.id
Sejarah lahirnya angkatan BP


Sastra Balai Pustaka tidak muncul dari masyarakat
Indonesia secara bebas dan spontan.
Sumardjo (1992:31) mengatakan bahwa sastra
balai pustaka adalah sastra bertendens, yakni sstra
yang ditulis untuk maksud-maksud praktis tertentu,
dalam hal ini adalah mendidik bangsa Indonesia
agar menjadi pegawai negeri yang patuh dan
tidak ambisius sehingga ingin menyamai orangorang Belanda.

Balai Pustaka adalah suatu badan yang
merupakan penjelmaan dari “Commissie voor de
Volkslectuur” atau dalam bahasa indonesianya: “
Komisi Untuk Bacaan Rakyat”.

Tujuan dibentuknya Komisi Bacaan Rakyat ialah:
1.
• Membendung dan memberantas bacaan cabul yang
diedarkan oleh penerbit partikelir.
2.
• Mencegah beredarnya bacaan yang membahayakan
kedudukan pemerintah penjajah belanda.
3.
• Menjual buku-buku bacaan dengan harga yang semurahmurahnya, agar penerbit partikelir menjadi bangkrut.
4.
• Menerbitkan buku bacaan yang dianggap bermanfaat
bagi kepentingan pemerintah Hindia Belanda di Indonesia.
Ciri Sastra Balai Pustaka
Ciri Prosa Angkatan BP
Mengenai bahasanya
• Mempergunakan bahasa melayu baru yang tetap dihiasi
ungkapan-ungkapan klise serta uraian yang panjang-panjang.
Mengenai cara mengarang
• Balai Pustaka ini masih mengalami kesulitan dalam
mengembangkan kepribadiannya.
Mengenai isinya
• Para penulis sastra Balai Pustaka sebagian besar berasal dari
daerah Sumatra Barat dan daerah-daerah Sumatra lainnya.
Mengenai cara melukiskan cerita
• Pada umumnya cara melukiskan cerita dalam roman Balai Pustaka
selalu bercorak “Pasif-Romantik”
Ciri-ciri Struktur Estetik BP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gaya bahasa mempergunakan perumpamaan klise,
pepatah, dan peribahasa.
Alur prosa sebagian besar lurus.
Teknik penokohan dan perwatakannya menggunakan
analisis langsung.
Pusat pengisahan orang ketiga.
Banyak digresi, yaitu sisipan-sisipan yang tidak
berhubungan dengan peristiwa yang diceritakan.
Bersifat didaktis.
Bercorak romantis.
Ciri-ciri Ekstraestetik BP
1.
2.
3.
4.
5.
Bermasalah adat, nikah paksa, permaduan.
Pertentangan pakam antara kaum tua dengan kaum
muda.
Latar cerita pada umumnya kedaerahan, pedesaan.
Cerita bermain di zaman sekarang (pada waktu itu),
bukan zaman antah-berantah.
Cita-cita kebangsaan belum dipermasalahkan.
Contoh Penggunaan Bahasa BP


“Dari siapakah kabar kawat ini, dan
bagaimanakah bunyinya?” katanya dalam hati.” O,
barangkali dari Nurbaya, memberitahu ia akan
datang kemari (Halaman 215-217).
Padang Panjang dilingkari bukit,
bukit dilingkari kayu jati,
Kasih sayang bukan sedikit
dari mulut sampai ke hati.