Document 9655391

Download Report

Transcript Document 9655391

Matakuliah
Tahun
: U0022 | SEJARAH SENI RUPA DAN
KEBUDAYAAN INDONESIA 1
: 2009/2010
Seni Wayang
Pertemuan 10
WAYANG di ZAMAN ISLAM
Kesenian wayang pada zaman Islam
memegang peranan penting dalam
penyebaran agama Islam.
Pertunjukan Wayang berfungsi sebagai
media ceramah yang memegang
peranan dalam penyebaran agama.
Hal ini dimulai oleh Sunan Kalijaga.
Gunungan | simbol alam
semesta
Cerita wayang sering disisipi ajaran
agama Islam, selain itu juga ada
wayang dengan cerita khusus dari
ajaran agama Islam.
WAYANG di ZAMAN ISLAM
Wayang Bali
 Di Jawa bentuk wayang
mengalami stilasi untuk
menghindari visualisasi manusia
dan hewan secara realistis
sesuai ajaran Islam.
 Wayang dengan bentuk asli
masa Hindu yang realistik masih
dapat ditemukan di Bali.
 Cerita sering disisipi ajaran
Wayang Purwa agama Islam, selain itu juga ada
wayang dengan cerita khusus
dari ajaran agama Islam.
WAYANG BEBER
Adalah pertunjukan cerita wayang
(Panji) yang ditampilkan di dalam
gulungan kain bergambar.
Sambil bercerita dalang
memegang dan membeberkan
gulungan tersebut kepada
penonton.
Setiap adegan berakhir, maka
dalang akan menggulung dan
membuka gulungan yang baru.
WAYANG BEBER
WAYANG KULIT
Adalah wayang dibuat dari
kulit sapi, ditatah dan
disungging (diwarnai) sesuai
dengan karakter dari tokoh
pewayangan. Didalam
pertunjukkannya, dalang
memainkan dibelakang tabir,
sedangkan penonton berada
di balik tabir tersebut.
WAYANG KULIT
Dibelakang dalang, ada sumber
cahaya yang menyinari wayang
kulit sehingga penonton yang
berada dibalik tabir dapat
melihat bayangan dari wayang
tersebut.
Pertunjukkan Wayang
Kulit
Pertunjukan wayang diiringi
dengan gamelan dengan
penyanyi sinden.
PERTUNJUKAN WAYANG KULIT
WAYANG KULIT
Wayang kulit purwa menyebar
mengikuti perpindahan orang Jawa
dari tanah kelahiran mereka.
Sejak era Majapahit menguasai
Nusantara pada abad XIII, wayang
kulit menyebar ke berbagai wilayah,
seperti Banjar (Kalimantan),
Palembang (Sumatra), Bali, dan
Semenanjung Melayu. Hal ini
berlangsung hingga era modern.
WAYANG GOLEK
Adalah wayang yang terbuat dari kayu,
tangan dan lengannya dapat
digerakkan. Lebih dikenal di Jawa Barat
Wayang golek dimainkan secara
langsung dihadapan penonton dan
wayang tersebut diletakkan di atas
gedebok pisang.
WAYANG GOLEK
Pertunjukkan
Wayang Golek
WAYANG KERUCIL / KLITIK
Wayang kerucil sama seperti
wayang golek terbuat dari kayu
namun pipih. Tangannya juga
dapat digerakkan namun terbuat
dari kulit.
Wayang ini dikenal juga dengan
nama wayang klitik karena
menimbulkan suara ‘tik-tik’ saat
dimainkan
WAYANG ORANG
Wayang yang dilakonkan dan
ditarikan manusia. Biasanya
memainkan cerita-cerita
Mahabrata dan Ramayana.
WAYANG CEPAK
Wayang Cepak mirip dengan wayang golek, hanya
saja bentuk kepalanya cepak (datar). Wayang in
berkembang di Cirebon.
WAYANG MENAK
Wayang yang dibuat mirip
wayang golek namun konsep
cerita dan tokoh-tokohnya
diambil dari cerita Amir
Hamzah, yaitu cerita
kepahlawanan Amir Hamzah
dalam membela Islam.
WAYANG POTEHI
Wayang ini dipengaruhi sangat
kuat oleh budaya Cina. Mirip
dengan wayang kulit ada juga
yang mirip wayang golek.
Banyak mengambil cerita epik
Cina “Sie jin Koei”atau “Sam
Kok” dan “Sampek Engtay”.
WAYANG WAHYU
Wayang yang dibuat mirip wayang kulit
tapi tokoh-tokoh dan ceritanya diambil
dari Injil. Simbolisasi disesuaikan
antara simbol-simbol Jawa dengan
Kristen.
Wayang
Wahyu
KARAKTER WAYANG
Setiap tokoh dalam pewayangan
memiliki sifat dan kelengkapan
tertentu, misalnya pada tokoh
Hanoman baisanya menggunakan
kain poleng (kain motif kotak
berwarna hitam dan putih). Bima
yang memiliki kuku menonjol
digambarkan gagah perkasa,
Semar bertubuh gemuk besar
dengan mata selalu berair
biasanya digambarkan bijaksana.
KARAKTER WAYANG
Disamping itu, warna muka
(wanda) dapat berubah-ubah
sesuai dengan lakonnya.
Contoh: dalam keadaan normal
wajahnya berwarna putih
namun disaat lain tokoh wayang
sama dapat muncul dengan
wajah merah. Warna emas juga
akan dikeluarkan jika
berhubungan dengan kekuasaan.
PENERAPAN WAYANG
DALAM SENI KONTEMPORER & DESAIN
WAYANG KONTEMPORER
PENERAPAN WAYANG
DALAM SENI KONTEMPORER & DESAIN
Heri Dono| Supersemar|2006
F. Widayanto| Leyehan|2007
PENERAPAN WAYANG
DALAM SENI KONTEMPORER & DESAIN
DAFTAR PUSTAKA
• Soekmono, R. (1981). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1,
2 dan 3. Kanisius. Yogyakarta.
• Miksic, John (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 1 - Ancient
History. Didier Millet. Singapore
• Reid, Anthony (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 3 - Early
Modern History. Didier Millet. Singapore
• Tjahjono, G. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 6 Architecture. Didier Millet. Singapore
• Soemantri, H. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 7 - Visual Art.
Didier Millet. Singapore.
• Fox, James (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 9 – Religion and
Ritual. Didier Millet. Singapore
• McGlynn, J.H. (ed)(1998). Indonesian Heritage vol. 10 - Language
and literature. Didier Millet, Singapore