Wayang cenk blonk “tebu sala”

Download Report

Transcript Wayang cenk blonk “tebu sala”

1.
2.
3.
4.
nama Kelompok:
I Dewa Gede Oka Surya Mesi (13)
I Wayan Putra Mahardika (23)
I Dewa Gede Rangga Hariwangsa (7)
I Dewa Made Suhendra Abadi (32)
Tugas Seni Budaya
Wayang Cenk Blonk
(Tebu Sala)
Wayang kulit “ Tebu Sala “ menceritakan tentang kedatangan Kresna yang ditemani
oleh Tualen ke Siwa Loka tuk meminta pendapat dari Bhatara Siwa bagaimana cara
mengendalikan 'penyakit' akibat 'kegiatan' Dewi Kalika, nah oleh Bhatara Siwa
diberikan senjata yang bernama 'tebu sala' dimana senjata ini berguna tuk menetralisir
'efek buruk' Dewi Kalika. Sedangkan yang mampu menggunakan senjata pemberian
dari Bhatara Siwa adalah Sahadewa.
'Badan' Dewi Kalika sendiri kemudian lenyap oleh senjata tsb dan kemudian dari
'badan' tsb akan muncul buah dan bunga yang tidak boleh dijadikan sarana upakara
tapi bisa dijadikan obat tuk menyembuhkan orang sakit
Menurut saya lakon ini diambil dari kidung Sudamala karena menceritakan hal yang
sama kemudian di selipkan sedikit beberapa kritik sosial seperti cupikan adegan diatas
ketika rombongan Tualen yang ingin menghadap Bhatara Siwa mesti menunjukkan
ktp sebelum memasuki Siwa Loka karena Siwa Loka sudah 2x kena bom
(mengingatkan akan pemboman di Bali yang sampai 2x) dan ketika mengurus ktp di
pak kelian (semacam lurah desa) maka asal ada uang bisa beres karena tuk menjadi
kelian (pemimpin) perlu uang banyak saat pemilihan soalnya biar balik modal
(mengingatkan dengan pemilu).
Peran utama punokawan (Tualen, Sangut, dll) di pewayangan di Bali sebagai
penterjemah dari bahasa (Kawi) para tokoh menjadi bahasa sehari-hari sehingga
mudah dimengerti karena biasanya setelah sang tokoh berbicara baik itu Pandawa,
Korawa, dll maka para punokawan yang mendampingi akan menterjemahkan bahasa
tersebut.
Ketika Dewi Uma diuji Oleh Hyang Ciwa untuk mencari empehan Lembu putih
sebagai obat (tambe?)....
Dewi Uma gagal dalam ujian ini sehingga akhirnya Dewi Uma dihukum menjadi
Dewi Kalika - (pemali-sumber penyakit manusia) untuk datang ke dunia nyata
Pemali itu diantaranya;
1. Mengganggu kalau ada bepergian "nyalah masa" (waktu yang tidak tepat).
2. Kalau ada yang mepageh saat rahine kajeng kliwon.
3. Kalau ada orang yang putus asa metepetin bayinya sedang sakit, sampai mengeluarkan kata kata
yang tdk pantas thd sang bayi.
4. Pemali membangkitkan api amarah (terutama saat sang kala tiga galungan)
5. dstnya banyak lagi yang lain.
Kemudian pelebur dari kutukan ini
hanyalah :
Bila ada anak yang bersaudara lima, dan semuanya laki-laki, kemudian melakukan tapa semadi
selama 12 tahun maring tengahing wana, putra yang kelima itulah yang akan bisa
ngembalikan/menyupat kutukan sang Kalika untuk mewali (kembali) ke tempat asalnya Siwa loka.
Seperti kita ketahui Sang Sahadewa lah orang memiliki rasa yang tulus ihklas untuk menyupat dewi
Kalika sehingga runtuhlah Kalika denga Mantram Pabiakala.
Nah dari sinilah ada disebutkan Ritual Biak-Kala, dengan memisahkan Kala dari sifat manusia itu
sendiri, sehingga saat gugurnya Kalika disitu diuraikan sbb.
1. Kotorannya ( bacinnya ) menjadi buah tibah.tidak baik untuk persembahan namun baik untuk
Usada
2. Getihnya menjadi Bunga kumitir merah ( baik untuk cane Pitra yadnya)
3. Bulu bulunya menjadi padang lepas. ( bubur pirata)
4. Tulang punggungnya menjadi Tebu ireng ( persembahan pitra yadnya)
5. Susu menjadi biyu gedang saba ( kerikan gedebongnya bisa dipakai obat luka)
Sehingga daun biyu gedang saba sangat baik untuk alas memandikan jenasah.
Wayang Bali dan Sejarahnya
Wayang berasal dari kata wayangan yaitu sumber inspirasi dalam menggambar wujud tokoh dan
cerita sehingga bisa tergambar jelas dalam batin si penggambar karena sumber aslinya telah hilang. di
awalnya, wayang adalah bagian dari kegiatan religi animisme menyembah ‘hyang’, itulah inti-nya
dilakukan antara lain di saat-saat panenan atau taneman dalam bentuk upacara ruwatan, tingkeban,
ataupun ‘merti desa’ agar panen berhasil atau pun agar desa terhindar dari segala mala (mara
bahaya).
di tahun (898 - 910) Masehi wayang sudah menjadi wayang purwa namun tetap masih
ditujukan untuk menyembah para sanghyang seperti yang tertulis dalam prasasti balitung
1. Wayang di Bali adalah merupakan suatu kesenian yang sakral. Ia merupakan kesenian yang sakral oleh
karena tontonan wayang di Bali sering mengandung ajaran philosophis kehinduan yang paling hakiki.
Penontonnya dianggap berasal dari tiga alam (alam para dewa, alam manusia, dan alam bawah).
2. Kehadiran wayang juga sering memaknai ritual-ritual masyarakat Bali mulai dari masa mengandung,
hingga ritus perkawinan. Upacara keagamaan yang bertujuan menstabilkan keharmonisan tiga alam itu
seringkali menggunakan wayang sebagai sarananya.
3. Sebagai kesenian yang sakral maka di Bali dilakukan pensucian terhadap wayang- wayangnya, dalang,
gender (gamelan), dan penabuh-penabuhnya. Begitu pula sebelum pertunjukkan maka akan dilakukan
upacara pesucian terlebih dahulu.
TOKOH WAYANG YANG BANYAK
DIGUNAKAN DALAM PENAMAAN DIRI
•Arjuna memiliki karakter orang yang menepati janji, disamping rupawan, budi pekertinya yang besar.
•Bima mempuyai karakter teguh pebdrian, berjiwa kesatria.
•Yudhistira mempuyai karakter jujur dan tidak punya niat berbohong.
•Sadewa mempunyai karekter selalu mendukung saudara-saudaranya.
•Sri kandi mempunyai karakter ksatria
•Kresna mempunyai karakter jujur, berwibawa dan ksatria.
•Merdah mempunyai sifat yang ingin tahu dan berbudi pekerti yang luhur
•Tuwalen adalah perwujudan sang hyang shambu yaitu seorang yang memilikki wawasan yang luas , jujur , dan berbudi
pekerti luhur
•Sangut mempunyai banyak akal pikiran yang sangat luas
Delem adalah seorang yang memilikki sifat yang sombong , angkuh , dan suka di puji