KONSEP PERTANIAN BERKELANJUTAN ramah lingkungan

Download Report

Transcript KONSEP PERTANIAN BERKELANJUTAN ramah lingkungan

FOTO: smno.kampus.ub.janu2013
PERTANIAN BERKELANJUTAN menerapkan prinsipprinsip ekologi (yaitu hubungan antara organisme
dengan lingkungan hidupnya) dalam usahatani.
PB merupakan "an integrated system of plant and animal
production practices” pada lokasi tertentu yang dalam
jangka panjang mampu :
1. Memenuhi kebutuhan pangan dan sandang
2. Memanfaatkan sumberdaya nonrenewable secara
efisien dalam usahatani
3. Berkelanjutan
4. Layak secara ekonomis
5. Memperbaiki kualitas hidup petani dan
masyarakat secara keseluruhan
FAO (1991):
Kriteria dasar untuk mengukur keberlanjutan pertaniaan saat
ini dan kecenderungan di masa mendatang :
1. Meeting the food needs of present and future generations in
terms of quantity and quality and the demand for other agricultural
products.
2. Providing enough jobs, securing income and creating human
living and working conditions for all those engaged in agricultural
production.
3. Maintaining, and where possible enhancing, the productive
capacity of the natural resources base as a whole and the
regenerative capacity of renewable resources, without impairing the
function of basic natural cycles and ecological balance, destroying the
socio-cultural identity of rural communities or contaminating the
environment.
4. Making the agricultural sector more resilient against adverse
natural and socio-economic factors and other risks, and strengthening
the self-confidence of rural populations.
KONSEP PERTANIAN BERKELANJUTAN
Keberlanjutan
Lingkungan
Keberlanjutan
Finansial
Pertanian yang Lestari
Keberlanjutan
Sosial
Memuaskan
kebutuhan personal,
keluarga dan
komunitas dalam hal
kesehatan,
keamanan, pangan
dan kebahagiaan.
Melestarikan
tanah, air,
udara, dan
sumberdaya
lainnya
Menguntungkan
secara ekonomis
Dalam kondisi tertentu, pilihan yang paling
lestari adalah pilihan yang efek netonya
memenuhi ketiga tujuan : ekonomi,
lingkungan dan kualitas kehidupan
MODEL GENERIK PERTANIAN-BERKELANJUTAN
TUJUH DIMENSI
PERTANIAN
BERKELANJUTAN
MENURUT:
Nicanor Perlas
PERTANIAN BERKELANJUTAN
merupakan cara menghasilkan pangan yang
sehat bagi konsumen dan ternak, tidak
membahayakan lingkungan, aman bagi pekerja
(manusia dan ternak) , menyediakan upah yang
wajar bagi petani & buruh tani, serta
mensejahterakan masyarakat .
Karakteristik PB:
1. Konservasi dan Preserevasi
2. Biodiversitas
3. Animal welfare
4. Layak Ekonomis
5. Dapat diterima secara sosial.
KONSERVASI DAN PRESERVASI.
What is taken out of the environment is put back
in, so land and resources such as water, soil and
air can be replenished and are available to future
generations.
The waste from sustainable farming stays within
the farm’s ecosystem and cannot cause buildup
or pollution.
P.B. berupaya meminimumkan biaya transpor
dan meminimumkan penggunaan bahan bakar
fosil, serta bertumpu pada kearifan lokal.
BIODIVERSITAS
Farms raise different types of plants and
animals, which are rotated around the fields to
enrich the soil and help prevent disease and
pest outbreaks.
Pestisida kimia digunakan secara minimal dan
hanya jika diperlukan; banyak usahatani
berkelanjutan tidak menggunakan bahan
agrokimia.
KESEJAHTERAAN BINATANG
Binatang-ternak diperlakukan secara
“manusiawi” dan bijaksana, serta dirawat
(dipiara) dengan sebaik-baiknya.
They are permitted to carry out their
natural behaviors, such as grazing,
rooting or pecking, and are fed a natural
diet appropriate for their species.
KELAYAKAN EKONOMIS
Farmers are paid a fair wage and are not
dependent on subsidies from the government.
Petani-petani yang “Sustainable” sangat
membantu memperkuat komunitas pedesaan.
Secara Sosial dapat diterima
Para pekerja diperlakukan secara adil,
mendapatkan upah dan manfaat secara
kompetitif.
Mereka bekerja dalam lingkungan yang aman
dan dijamin dengan kondisi kehidupan yang
sesuai dan cukup pangan .
SA Dimensions
Challenges
Dmensi-dimensi
PB and
danStrategic
Tantangan
Strategisnya
Dimension
Strategic Challenge
Ecological Soundness
"Safe Pesticides", chemical fertilizers,
monoculture, chemically addicted seeds,
soil erosion and water scarcity, factory
farming, methodological materialism
(nature as a biological machine)
Associative Economics
WTO. Agreement on Agriculture. "Organic
Commercialism." Lack of integration.
Commodity-based polyculture.
Social Justice/Equity
Traditional politics of exploitation.
Appropriation. Disempowerment.
Cultural Sensitivity
Neglect and collapse of indigenous
knowledge systems and farming culture.
Holistic and More Spiritual Science
Reductionism, Materialism, Fragmentation
Appropriate Technology
Commodification and molecular reduction
of humans and living nature by
"environmentally friendly" biotechnology.
Non-diffusion of good technologies.
Development of Full Human Potential
Attaining "deep sustainability," Overcoming
gender bias
Perlindngan
thd erosi
tanah
Keseimbangan
pH tanah
Meningkatkan
Bahan organik
tanah
Pertanian
Berkelanjutan
Pengelolaan
Hara Tanah
Meminimumkan
Penggunaan
bahan kimia
toksik
Hierarkhi pembangunan berkelanjutan
MODEL SISTEM-PERTANIAN YANG BERBASIS ASSET
Faktor
Kontekstual
:
Agroekologi
Iklim
Budaya
Ekonomi
Legal
Politik
Sosial
Dibentuk
oleh:
Institusi
dan
kebijakan
eksternal
Akumulasi:
Modal Alam,
Modal Manusia
Modal Sosial
Modal alam
terbarukan
Modal sosial:
Kepercayaan,
norma dan
institusi
Modal Manusia:
Ketrampilan
dan teknologi
Modal fisik:
Teknologi &
tidak terbarukan
Finansial:
Income, kredit,
Bantuan
Sistem:
Fungsifungsi
Positif
Petani,
Warga,
Masyarakat
Pangan dan produk
lain yang
dikondumsi atau
dipasarkan
Fungsifungsi
negatif
Deplesi:
Modal Alam,
Modal Manusia
Modal Sosial
Model pertanian yang berbasis asset menunjukkan
bagaimana petani dan warga pedesaan memanfaatkan
berbagai jenis input, termasuk aset-aset yang
terbarukan, dan mengubahnya untuk menghasilkan
pangan dan bahan lain yang dibutuhkan.
Input-input pertanian meliputi:
1. Modal alam yang terbarukan – Tanah, Air, Udara, biodiversitas dll;
2. Proses-proses sosial dan partisipasi – including both locally
embedded and externally-induced social capital, and partnerships
and linkages between external organisations;
3. Teknologi baru, pengetahuan dan ketrampilan – bbaik yang bersifat
terbarukan (regeneratif) (mis. legumes, musih-musih alami) dan
tidak terbarukan (mis. Benih hibrida dan mesin-mesin pertanian);
4. Input yang berasal dari bahan bakar fosil atau dari sumberdaya
yang tidak terbarukan (mis. Pupuk, pestisida, antibiotik);
5. Finansial – Kredit, Remittan, Pendapatan dari penjualan dan
bantuan.
MODERNISASI PERTANIAN
Proses modernisasi pertanian selama abad 20 telah menghasilkan
tiga tipe pertanian: Pertanian industrial, `Green Revolution’, dan
Pertanian tradisional (pre-modern, `traditional’ atau `unimproved‘).
Dua tipe yang pertama telah mampu merespon paket-paket
teknologi modern, menghasilkan sistem pertanian yang sangat
produktif.
Their conditions were either like those where the technologies were
generated, or else their environments could easily be homogenised
to suit the technologies.
These systems tend now to be endowed with access to roads and
urban markets, modern crop varieties and livestock breeds, inputs,
machinery, marketing infrastructure, transport, agroprocessing
facilities, credit, and water supply.
Sistem pertanian berkelanjutan (PB) berupaya
menggunakan barang dan jasa alami sebaik-baiknya tanpa
merusak lingkungan.
It does this by integrating natural processes such as
nutrient cycling, nitrogen fixation, soil regeneration and
natural enemies of pests into food production processes.
It also minimises the use of non-renewable inputs
(pesticides and fertilizers) that damage the environment or
harm the health of farmers and consumers.
PB memanfaatkan sebaik-baiknya pengetahuan dan
ketrampilan petani, sehingga mereka dapat memperbaiki
ketahanan dirinya.
PB memanfaatkan modal sosial secara produktif,
kapasitas orang untuk bekerja bersama menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi bersama, seperti pengelolaan
hama, irigasi, daerah aliran sungai, kredit, dll.
KONSEP KERAMAHAN
LINGKUNGAN