PENDANAAN UNTUK USAHA DI BIDANG PERIKANAN

Download Report

Transcript PENDANAAN UNTUK USAHA DI BIDANG PERIKANAN

PENDANAAN UNTUK
USAHA DI BIDANG
PERTANIAN
Oleh
Elih J. Muslihat
Ruang Lingkup Pendanaan
Dibidang Usaha Pertanian



Pendanaan usaha pertanian adalah pengetahuan
tentang dana jasa kredit likuiditas yang menyediakan
dana untuk dipinjamkan kepada petani
pendanaan usaha pertanian mempelajari perantara
pendanaan yang dapat menyediakan pinjaman pada
usaha pertanian
Investasi, pendanaan, dan pemakaian uang untuk
pribadi biasanya tidak berjalan dengan bebas, tetapi
terdapat keterpaduan.
Sistem Akuntansi


Sistem akuntansi sangat diperlukan untuk pengelolaan dana,
baik untuk investasi, pendanaan, maupun untuk keperluan lain.
Hal ini berkaitan dengan masalah waktu kapan dana tersebut
dipergunakan, misalnya untuk produksi pada saat ini,
perencanaan pasar, dan sebagainya
Sistem akuntansi keuangan menunjukkan gamabaran laporan
keuangan yang harus dilakukan, meliputi :




Neraca (Balance Sheet)
Laporan Pendapatan (Income Statement)
Laporan Perubahan Kepemilikan (Statement of Change in Owner
Equity)
Laporan Aliran Likuiditas (Cash Flow Statement)
Resiko dalam Usaha Pertanian





Risiko yang dialami usaha pertanian termasuk tinggi, yaitu :
Resiko alam, misalnya banjir, kemarau panjang, angin puyuh.
Resiko teknis, misalnya serangan hama, produktivitas rendah.
Resiko pasar, misalnya produk yang dihasilkan waktu panen
harganya rendah
Resiko kredit, utang yang tak terbayar karena penghasilan
dalam bentuk uang (in money term) rendah


Resiko-resiko tersebut pada umumnya dapat diatasi, kecuali resiko
alam. Resiko teknis dapat diperkecil dengan pengetahuan agronomi,
manajemen, PHT, dan menambah pengetahuan/ teknologi/keterampilan
petani. Resiko pasar dapat diatasi dengan usahatani terpadu melalui
lembaga petani seperti KUD, Kontaktani, dengan memperhatikan
informasi pasar.
Resiko kredit dapat diantisipasi bahwa pinjaman tersebut harus relevan
dengan produksi pertanian, bila usaha pertanian besar/pertambakan
udang memperhatikan teori perkreditan (IRR, B/C ratio, Pay Back
Period, dsb.)
Desain dari Sistem Akuntansi Keuangan
Pada Usaha Pertanian


Bagi petani untuk langsung berhubungan dengan Bank, banyak kendala
yang dihadapinya karena Bank dalam memberikan kridit dengan ketentuan
yang dipegang (banking role) yang terkenal dengan 5 C, yaitu capacity
(kemampuan membayar), collateral (jaminan), character (watak peminjam),
capital (untuk modal usaha), condition (keadaan usaha peminjam).
Terdapat 5 alasan bagi pengusaha perikanan untuk menjaga laporan
keuangan seperti telah dibicarakan di depan, yaitu :






Untuk menganalisa performansi finansial serta mengetahui kekuatan usahanya
Untuk memberikan justifikasi perlunya pinjaman uang.
Untuk menganalisa efisiensi dari produksi
Untuk mendokumentasi kemampuan dalam mengembalikan pinjaman
Untuk mengevaluasi alternatif investasi yang dipilih
Sistem akuntansi keuangan yang penting ada empat, yaitu lembaran neraca,
laporan pendapatan, laporan perubahan kepemilikan, serta laporan aliran
likuiditas.
TUJUAN
1.
Likuiditas
•
•
•
2.
Kemampuan usaha dalam memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo
Tersedianya alat-alat likuid yang cukup,
Untuk mengadakan modal kerja (cash budget)
Pencapaian Laba
•
Kemampuan usaha untuk mendapatkan laba yang direncanakan atau
diharapkan
•
Pemilihan dari berbagai alternatif yang timbul berdasarkan kriteria
investasi
•
Untuk mengadakan modal tetap (capital budget)
LATAR
BELAKANG
1.
Kriteria kelayakan harus memenuhi tiga hal : (Soekartawi, 1995)
•
•
•
2.
Technically feasible
Socially feasible
Economically feasible
Studi Kelayakan Usaha harus memuat aspek-aspek :
(Lembaga Demografi FE-UI, 1991)
•
Yuridis, komersial, teknis, organisasi dan manajemen, sosial dan
finansial
Beberapa Pengertian dalam
Memahami Kelayakan Usaha

Investasi


Investasi adalah tambahan set antara dan aset tetap kepada
perusahaan dan tergolong menjadi 4 macam: 1)
penggantian atas barang modal yang telah rusak, 2) adopsi
teknologi mekanik yang menurunkan ongkos dan
menaikkan keuntungan, 3) pengembangan usaha yang ada,
dan 4) tambahan usaha baru (Prabowo, 1991)
Analisis Anggaran Arus Tunai (Cashflow analysis)

Adalah cara menganalisis terhadap tiga variabel yang
terdiri atas penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani
Penerimaan Usahatani

Komoditas yang diusahakan satu macam


TRi = Yi . Pyi dimana: TR = Total Revenue; Y =
Yield (produksi yang diperoleh dari suatu
usahatani), Py = Price Y (harga y)
Komoditas yang diusahakan lebih dari satu
macam n

TR =
Y.Py
i=1
n = jumlah macam komoditas yang diusahakan
Biaya Usahatani (Cost)

Biaya adalah korbanan ekonomis yang dapat
diduga, dapat dihitung tidak dapat dihindarkan,
dan digunakan untuk kepentingan usaha
(menghasilkan output)

Biaya tetap (Fixed cost)

Biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak ataupun sedikit

FC =
Xi . Pxi, dimana : FC = Fixed Cost,
Xi = Jumlah fisik dan input yang
membentuk biaya tetap
Pxi = Harga input
n = macam input
Lanjutan Biaya …

Biaya Tidak tetap (Variable Cost)


Adalah biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh
produksi yang diperoleh
Biaya Total (Total Cost)

Adalah penjumlahan dari biaya tetap (FC) dan biaya
tidak tetap (VC)
TC = FC + VC

Pendapatan Usahatani (Pd)

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan
dan biaya total
Lanjutan pengertian …

Nilai Uang Karena Waktu (Time Value of Money)


Metoda untuk menganalisis investasi barang modal
didasarkan pada konsep nilai uang karena waktu, yang
mengandung arti bahwa Rp 1 yang akan diterima
sekarang dinilai lebih tinggi dibanding Rp 1 yang
diterima besok atau kapan saja dimasa yang akan
datang.
Tiga alasan mengapa uang yang diterima sekarang lebih
tinggi dibanding dengan yang akan datang:



Opportunity Cost, yaitu pendapatan yang seharusnya diterima
bila diinvestasikan ditempat lain
Risiko, karena ketidakjujuran orang seorang peminjam, uang
yang dipinjamkan mungkin saja pada suatu saat tidak kembali
penghargaan kit karena kita sudah mengambil risiko
Inflasi, Uang yang telah dipinjamkan tidak akan sama
dayabelinya pada saat uang tersebut dikembalikan, maka
turunnya dayabeli menuntut adanya tambahan nilai
Cara Penyesuaian Nilai Uang

Compounding

Menentukan nilai uang dimasa yang akan datang,
bila nilai sekarang diketahui:
FV = PV x (1 + i)n dimana : FV = Future Value
PV = Present Value
i = Tingkat bunga
n = Tahun, bulan (lama
periode penabungan)

Discounting (Diskonto)

Prosedur matematis untuk menaksir nilai sekarang (PV)
dari jumlah uang yang nilainya dimasa yang akan
diketahui
1
PV = -----------FV x (1 + i)n

Kelayakan Finansial

Analisis R/C Ratio
a = R/C, dimana R = Py.Y; C = FC + VC; a = ((Py.Y)/(FC+VC)

Analisis BEP
FC
BEP (Rp) = ----------------,
1 – VC/S
FC
BEP (Satuan) = -----------P – BV (satuan)
S = Sales (Penjualan)
1.
Perhitungan Kebutuhan
Modal Tetap (Investasi)
dan Modal Kerja
2.
Perhitungan Pembiayaan
Sendiri dan Kebutuhan
Kredit (Dana Pinjaman)
3.
5.
a.
Kebutuhan Modal tetap
•
Proyeksi Penjualan atau
Penerimaan (Revenue)
b.
4.
Proyeksi Arus Kas
(Cash Flow Budget)
Proyeksi Laba Rugi
(Income Statement)
Tanah, Bangunan,
Mesin, Studi kelayakan,
akta notaris, uji coba,
produksi percobaan,
waralaba, dll)
Kebutuhan Modal
Kerja
•
•
Balancesheet approach
Income Statement
Approach
Contoh-Contoh Kasus

Nilai Modal pada Waktu yang Akan Datang


Modal sekarang Rp 2.000.000, bunga 8%, kurun waktu
12 bulan (1 Tahun). Berapa modal setahun kemudian.
PV = 2.000000 (1.080) = 2.160.000
Nilai Modal yang akan Datang pada Waktu
Sekarang

Nilai modal pada waktu yang akan datang Rp
2.000.000, bunga 18% dan jangka waktu meminjam 2
tahun. Berapa nilai modal waktu sekarang? V =
2.000.000 (0.7132) = 1.426.400
Hasil Pencatatan Petani Perbenihan di Ciampea
(0.75 ha)

Analisis Finansial melalui pendekatan BEP










Biaya benih Rp 128.645,83
Biaya Pupuk Rp 21.083,33
Biaya obat-obatan Rp 25.292,67
Penyusutan Rp 1.816,43
Sewa Kolam Rp 137.500,00
Biaya Tenaga Kerja Rp 203.312,50
Total Produksi Rp 1.700 kg
Harga Output Rp 500/kg
Berapa pendapatan UT, BEP penjualan, BEP Volume produksi dan
BEP Luas Lahan, Berapa R/C rationya
Asumsi :



Semua produk dianggap satu macam
Seluruh barang dapat dijual habis
Biaya harus dibagi dalam 2 macam FC dan VC

BEP penjualan
FC = Rp 139.316,43
 VC = Rp 378.233,33
 S = Rp 850.040
BEP(Rp) = Rp 253.302,6
BEP(kg) = Rp 253.302,6/500
= 506,6 kg
BEP(ha) = (506,6/1.700)* 0.75ha
= 0,22ha

Rumus BEP (Rp)

Rumus BEP (kg)

Rumus BEP (ha)


R/C ratio

Rp 850.040/Rp512.549,76
= 1.64