pemetaan persoalan perempuan.ppt 132KB Jun 23 2011 10:29:54 PM

Download Report

Transcript pemetaan persoalan perempuan.ppt 132KB Jun 23 2011 10:29:54 PM

PEMETAAN PERSOALAN
PEREMPUAN KECAMATAN KOTA
BARU DI KOTA JAMBI
BAGIAN SOSIAL SETDA KOTA
KERJASAMA DENGAN
PUSAT PENELITIAN GENDER UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2007
LATAR BELAKANG





Fenomena permasalahan perempuan pada semua sektor strategis
Pembangunan terus ada dan cenderung meningkat.
Kesenjangan pola relasi antara laki-laki dan perempuan dalam
berbagai bidang kehidupan.
bidang pendidikan terutama kesenjangan di tingkat SLTP, kurangnya
daya tampung untuk menerima lulusan SMP, persyaratan nilai
evaluasi akhir yang menjadi standar SMP. angka putus sekolah pada
jenjang SMP cukup besar, dan putus sekolah pada jenjang SMA yang
paling besar hampir mencapai 78,06 %.
Sektor Ekonomi, tingginya TPAK laki-laki dibanding perempuan,
keterlibatan perempuan sebagai pencari nafkah di sektor informal
sebagai tonggak ekonomi.
Isu lain yang muncul saat ini meningkatnya kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT) yang lebih banyak disebabkan oleh faktor ekonomi
sehingga perlu penanganan secara komprehensif agar seluruh sisi
yang mempengaruhi bisa dicari jalan keluarnya.
LATAR BELAKANG







Kota Baru
Kecamatan terluas diantara kecamatan lainnya yakni 37 % dari luas
Kota Jambi.
Kepadatan penduduk sebanyak 1.153/Km2. Berdasarkan sex ratio
lebih besar penduduk laki-laki dibanding penduduk perempuan di
setiap kelurahan yang ada di kecamatan Kota Baru.
Terdapat kelurahan yang tidak memiliki sarana dan prasarana baik
dari tingkat TK sampai ke tingkat menengah.
Distribusi penduduk yang tidak merata,
Terjadi juga tindak kriminal baik dari anak-anak maupun kekerasan
terhadap rumah tangga dan anak.
Persoalan yang sampai saat ini masih menonjol adalah lokalisasi PSK
yang terdapat di Kota Baru.
LATAR BELAKANG
Perempuan dan pertanian


Terdapat kelompok tani yang berjumlah 105
kelompok tani dengan anggota sebanyak
1.117 orang anggota.
Usaha home industri perempuan dengan
perkembangan stagnan dalam beberapa
tahun terakhir ini (pra-survei, 2007).
LATAR BELAKANG
Isu gender lain
 Adanya kaum lansia yang ditangani oleh
Pemerintah. Table jumlah lansia di Kota
Jambi, tahun 2007.
 Lokasi LP Jumlah Kota 273158
(Sumber : Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan
masyarakat Tresna Werdha “Budi Luhur”, 2007)
TUJUAN KEGIATAN
Tujuan dari Kegiatan Pemetaan persoalan perempuan di Kota
Jambi adalah :



Memetakan persoalan perempuan yang krusial di Kecamatan
Kota Baru untuk dieksplorasi pada sektor strategis
pembangunan.
Melakukan analisis terhadap persoalan pada sektor strategis
di Kota Jambi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan
yang relevan dengan Pengarus Utamaan Gender
Merumuskan rekomendasi program/kegiatan yang relevan
untuk mendukung program pembangunan pemberdayaan
perempuan dalam konteks berbagai kebijakan PUG.
METODOLOGI






Wilayah Penelitian adalah Kecamatan Kota Baru dengan mengambil
sampel kelurahan yang dikaitkan dengan fenomena persoalan yang
mengemuka :
Kelurahan Rawasari (Lokalisasi)
Kenali Asam Atas (KDRT Mengemuka)
Simpang III Sipin (Usaha Rumah tangga dan Unit perdagangan)
Bagan Pete (Simpang Rimbo) (Rawan kriminalitas terutama di
kawasan Terminal Simpang Rimbo)
Dari keempat kelurahan tersebut, dipilih masing-masing satu Rukun
Tetangga (RT), dengan dasar pemilihan RT berdasarkan informasi
yang didapat dari kelurahan mengenai potensi atau persoalan
perempuan yang mengemuka.
LATAR BELAKANG









1.3.2. Pengumpulan Data dilakukan dengan cara :
- Tekhnik Pengumpulan Data, tekhnik pengambilan sampel
menggunakan snowball sampling, yaitu mengambil sampel berdasarkan
kemudahan yang dikaitkan dengan fenomena persoalan yang mengemuka.
- Field Research, pengumpulan data primer untuk menggali persoalan
perempuan terjadi di Kota jambi melalui metode :
a. Survei ke lokasi penelitian untuk melakukan pengamatan langsung
b. Wawancara mendalam dengan responden terpilih.
c. Penyebaran kuisioner kepada responden terpilih
- Library Research, pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber
literatur, peraturan daerah, Renstra Kota Jambi, SK walikota dan laporan
laporan yang relevan seperti informasi, usaha kecil dan home industri,
perempuan dan pertanian, serta KDRT.
1.3.3. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah
deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan persoalan perempuan
diberbagai sektor antara lain sektor perempuan dan ekonomi, perempuan dan
KDRT, perempuan dan pertanian. Analisis deskriptif yang dilakukan juga
didukung oleh pengolahan data kuantitatif yang menggunakan data base
yang relevan, presentase dari satu permasalahan di Kecamatan Kota Baru
Kota Jambi.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI



5.1. KESIMPULAN
Dari uraian dan analisis pada bab sebelumnya dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
- Tingkat pendidikan perempuan responden di Kecamatan
kotabaru umumnya berada dalam tahap pendidikan dasar dan
menengah yaitu SMA dan SMP. Sebagian kecil tamat SD, tidak
bersekolah dan berpendidikan tinggi (S1). Tingkat pendidikan
dalam level dasar ini memberikan keterbatasan pada
pengalaman belajar ibu sehingga berimbas pada pola
memotivasi yang rendah pada anak dan kurangnya daya
juang untuk memfasilitasi anak ke pendidikan tinggi. Budaya
patriaki yang menganggap prioritas pendidikan lebih kepada
anak laki-laki juga menjadi factor penting lainnya sebagai
penyebab rendahnya partisipasi perempuan dalam pendidikan.
:
KARAKTERISTIK RESPONDEN

- Dalam bidang ekonomi, perempuan
berperan ganda baik sebagai istri dan ibu maupun
sebagai pencari nafkah utama maupun pendamping
bagi kehidupan rumah tangganya. Usaha yang
ditekuni masih dalam skala usaha rumah tangga
dan usaha mikro kecil yang bervariasi dalam bidang
perdagangan, jasa dan home industri. Karena skala
usaha yang terbatas, maka tingkat profitabilitas
usahapun cenderung rendah. Anggapan bahwa
usaha yang dijalankan adalah sebagai sampingan
berpengaruh terhadap pola operasi usaha dan
manajemen yang dilakukan seadanya (tidak ada
perencanaan usaha dan pembukuan).



- Dalam bidang pertanian, umumnya perempuan
yang bekerja di sector pertanian bergerak di bidang
pertanian tanaman muda (holtikultura). Persoalan
yang mereka hadapi adalah :
Pola pertanian masih tradisional dengan
mengandalkan musim. Sehingga pada musim
kemarau lahan pertanian mengalami kekeringan.
Upaya mesin pompa air yang ada tidak memadai
karena kecilnya daya mesin.
Mahalnya biaya produksi (pupuk). Ketergantungan
pada pupuk kimiawi disebabkan karena
pengetahuan yang terbatas dan keterampilan yang
kurang mengenai pupuk organic (pupuk kandang
dan kompos).


Keterbatasan modal kerja. Modal yang ada berasal
dari modal sendiri dan bantuan pemerintah yang
mesti dikembalikan setelah habis panen.
Berbagai kendala ini menimbulkan keterbatasan
produktifitas perempuan di bidang pertanian
sehingga hasil usaha yang ada hanya mampu
menjadi alternative pemenuhan kebutuhan hidup.
Masih sedikit perempuan yang dapat menjadikan
pertanian sebagai penopang utama hidup, hal ini
bisa terjadi karena perempuan dibantu oleh
pasangannya dalam menjalankan usaha
pertaniannnya.









- Kekerasan dalam Rumah tangga terhadap perempuan di lokasi penelitian selama
rentang waktu pengamatan cenderung mengalami peningkatan. Kasus yang tercatat
umumnya adalah kasus kekerasan fisik berupa penganiayaan yang disebabkan oleh
masalah suami mabuk, ingin kawin lagi dan masalah lain (salah paham). Kasus KDRT
mengemuka karena disebabkan oleh :
a. Budaya patriaki yang menganggap bahwa perempuan dan anak adalah dibawah
kuasa laki-laki melanggengkan bahwa istri bias diperlakukan apapun oleh suaminya.
b. Perihal Moralitas dari pasangan.
Banyak KDRT terjadi disebabkan karena masalah moral dimana pasangan
menganiaya karena mabuk, adanya wanita lain sehingga suami ingin menikah lagi
c. Masalah Ekonomi
Konflik yang muncul juga disebabkan karena masalah ekonomi dimana
pendapatan suami kadang tidak cukup, suami yang tidak bekerja ataupun tingkat
kebutuhan yang semakin tinggi yang tidak sesuai dengan tingkat pendapatan.
d. Sikap Istri
KDRT juga kadang dipicu oleh sikap istri yang tidak bias menyesuaikan diri pada
tempatnya. Beberapa kasus KDRT muncul dilapangan karena dipicu oleh sikap istri
yang terlalu menuntut, cerewet pada saat suami lelah dan sering mengungkit-ungkit
masalah.
Isu lain lansia perempuan, dimana kondisi perempuan lebih menurun dan lemah dari
kondisi laki-laki. Sulitnya mengatasi prilaku tua dan kurangnya SDM untuk
pemeliharaan lansia yang sudah berprilaku seperti anak kecil. Selain itu pendanaan
yang terkesan lambat dalam pengucurannya membuat tindakan preventif bila terjadi
sesuatu yang sifatnya urgen sulit untuk diambil oleh keterbatasan dana dan tidak
tersedianya dana berjaga-jaga.



5.2. SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan perlu dilakukan
sebagai upaya perbaikan kedepan untuk memperbaiki derajat
dan daya hidup serta produktifitas perempuan maka
disarankan :
Walaupun tingkat pendidikan perempuan sudah berada
pada level pendidikan dasar dan menengah, namun masih
terdapat kesenjangan dimana sangat sedikit sekali perempuan
yang tamatan pendidikan tinggi. Untuk memberikan
pengalaman belajar sehingga perempuan mampu menjadi
motivator dan fasilitator bagi anak-anak mereka untuk
bersekolah dan melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih
tinggi dari pendidikan dasar, maka perempuan perlu diberi
pelatihan untuk pengembangan kapasitas mereka sebagai ibu
pendidik misalnya mengarhakan anak untuk membaca,
perpustakaan keliling bagi ibu dan anak, pembatasan jam
menonton televise sehingga waktu belajar lebih banyak bagi
anak.

Untuk mengatasi persoalan perempuan
dalam bidang ekonomi yaitu sebagai
pencari nafkah dengan produktifitas yang
masih rendah, maka perlu dilakukan
upaya untuk meningkatkan kemampuan
berusaha dari yang seadanya menjadi
professional dengan melakukan
pendampingan untuk memberikan
pembekalan manajemen dan
kewirausahaan, motivasi dan
kewirausahaan serta pembukuan usaha

Dalam bidang pertanian, upaya
yang perlu dilakukan dititikberatkan
pada pemberdayaan dan
peningkatan produktivitas usaha
pertanian yang meliputi:
– Bantuan Sarana Produksi Pertanian
dalam bentuk skim kredit murah atau
bersubsidi, misalnya pupuk, bibit dan
peralatan pertanian
– Penyuluhan intensive mengenai
budidaya pertanian dan agrobisnis

–


Untuk mengatasi dan menyelesaikan persoalan KDRT maka
perlu dilakukan upaya yang sinergis antar berbagai pihak
yang terkait dengan persoalan KDRT yaitu :
Bagi perempuan perlu dilakukan sosialisasi yang lebih meluas
mengenai :
UU no 23 tahun 2004 sehingga mereka memahami posisi
dan haknya sebagai warga hukum yang berhak
mendapatkan perlindungan dalam konteks keutuhan rumah
tangga mereka.
Keberadaan Lembaga advokasi bagi perempuan yang
mengalami masalah KDRT diantaranya adalah (P2TP2A),
LSM peduli perempuan dan Perangkat hukum (kepolisian),
dengan demikian perempuan mengetahui kemana mereka
akan mengadukan persoalannya untuk mendapatkan
penyelesaiannya.


Untuk memberikan efek jera kemasyarakat dan
sekaligus memberikan kepastian hukum bagi KDRT
maka kasus-kasus yang berada dalam penyelesaian
perlu mendapatkan pemberitaan yang proporsional
di media massa sehingga masyarakat mengetahui
secara meluas bahwa KDRT ditangani dengan
serius.
- Lebih menggalang dukungan dari masyarakat
untuk proaktif memberikan laporan bila terjadi
kasus KDRT disekitarnya dengan memberikan
nomor hotline atau kepastian kerahasiaan terhadap
pelapor. Upaya ini bias dilakukan saat hari Ibu, hari
pendidikan dll.




e. Bagi Perempuan PSK di Lokalisasi untuk
memutuskan kausasi sikular mantan PSK yang
membentuk masyarakat miskin baru di wilayah luar
lokalisasi, maka perlu dirancang program
berkesinambungan untuk membuat :
- PSK yang masih beroperasi memiliki keterampilan
(salon, menjahit, tata boga) sehingga mereka punya
pilihan untuk menjalani profesi yang berbeda.
- untuk mantan PSK yang telah bermukim membentuk
komunitas miskin pemerintah perlu turun tangan melalui
dinas terkait untuk membantu dengan program subsidi
jaring sosial berupa santunan disertai upaya peningkatan
daya hidup mereka.
Pimpinan mencoba mencari dana untuk dijadikan dana
berjaga-jaga serta membuat pos sendiri untuk dana ini
dalam budget planning sebelum tahun berjalan. Selain
itu menambah sumber daya untuk mengurus terutama
bagi lansia yang tidak memiliki penyandang dana.