PETA KERAWANAN PANGAN (FIA) PROVINSI JAWA TIMUR FOOD INSECURITY ATLAS 1

Download Report

Transcript PETA KERAWANAN PANGAN (FIA) PROVINSI JAWA TIMUR FOOD INSECURITY ATLAS 1

PETA KERAWANAN PANGAN
FOOD INSECURITY ATLAS
(FIA) PROVINSI JAWA TIMUR
1
PEMETAAN
KERAWANAN PANGAN
Bukan dimaksudkan untuk
memotret kinerja wilayah
menyediakan informasi bagi para pengambil kebijakan di tingkat
wilayah :
 untuk mampu menghasilkan perencanaan yang lebih baik
 membantu perencanaan antisipasi bencana,
 persiapan dan usaha untuk mengatasinya secara lebih tepat
2
TUJUAN PEMETAAN KERAWANAN PANGAN
1. Fokus titik-titik rawan pangan di tingkat
kabupaten
2. Mengidentifikasi penyebab kerawanan pangan di
setiap kabupaten
3. Strategi yang tepat mengatasi kerawanan pangan
sesuai dengan faktor penyebabnya
4. Monitoring dan evaluasi untuk tindak lanjut
kegiatan
5. Kabupaten dapat lebis spesifik membuat peta
rawan pangan sampai level kecamatan dan/ desa
3
Kaitan antara Perbaikan Gizi, Peningkatan SDM
dan Kemiskinan
Kemiskinan kurang
Akses pangan, gizi dan
kesehatan meningkat
Peningkatan
Produktivitas
Perbaikan Gizi,
Tumbuh kembang fisik
dan mental anak
Peningkatan Kualitas
SDM
Sumber: Modifikasi dari Martorell 1992
Ekonomi Meningkat
Investasi sektor sosial
(Gizi, Kes, Pendidikan)
Investasi sektor
ekonomi
4
UNICEF, 1998
GIZI BURUK
Akses
Pangan
Rumah Tangga
Perilaku/asuhan
Ibu dan Anak
Akses kesehatan
Rumah tangga
KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH,
KETERSEDIANAN PANGAN
KESEMPATAN KERJA, PELAYANAN PENDIDIKAN & KESEHATAN,
INFRASTRUKTUR PEDESAAN,
5
Konsep Analisisis Kerawanan Pangan
Ketersedian
pangan
Akses pangan
Kerentanan thd bencana
Kesehatan dan
gizi
6
Indikator Yang Digunakan
Ketersediaan
Pangan
Akses
penghubung (3)
Ketersedian
pangan rumah
tangga (1)
Pendidikan
(Perempuan buta huruf)
(7)
Akses pangan
rumah tangga
Akses
Listrik (4)
Pendapatan dan
kesempatan kerja
(2)
Pelayanan Kesehatan
(pusekesmas 10)
Prasarana
Air bersih (9)
KERAWANAN
PANGAN
Kesehatan dan gizi
rumah tangga
Harapan hidup (5)
Berat badan balita (6)
Kematian bayi (8)
7
UKURAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA
1.
ANGKA KECUKUPAN ENERGI ; 2100 Kkal /KAPITA/HARI
2.
POLA PANGAN HARAPAN (PPH)
Padi-padian
1050
Umbi-umbian
Pangan hewani
Kacang-kacangan
Sayur dan buah
2150
132
264
110
132
66 110
Biji berminyak
minyak goreng
Gula
lainnya
Total
66
220
8
Indikator FIA
Kerentanan terhadap
bencana ( kerawanan
pangan sementara)
Kerawanan kronis

10 Indikator Kerawanan
Pangan Kronis:
1.
Aspek ketersediaan: konsumsi
normatif
2.
3.
Aspek Akses pangan dan mata
pencaharian: KK miskin, tidak
akses listrik, Desa yang tidak
dilalui kendaraan roda empat
Aspek kesehatan dan gizi: wanita
buta huruf, umur harapan hidup,
bayi kurang gizi, tingkat kematian
bayi, pddk tinggal >5km dari
puskesmas

4 Indikator Kerawanan
Pangan Sementara
(transien)
1.
persentase daerah
berhutan
persentasi daerah puso
Daerah rawan longsor dan
banjir
penyimpangan curah
hujan
2.
3.
4.
9
Indikator FIA dan Pengukuran
Kategori
Ketersediaan
Pangan
Indicator
1.
konsumsi normative per
kapita terhadap rasio
ketersdiaan bersih padi
+jagung +ubi kayu+ubi
jalar
Definisi dan perhitungan
1.
2.
3.
4.
5.
Akses
Pangan dan
Mata
Pencaharian
data rata-rata bersih tiga tahun padi, jagung, ubi kayu
dan ubi jalar pada tingkat kabupaten dihitung dengan
menggunakan factor konversi standar. Kemudian
dihitung total produksi serealia yang layak dikonsumsi
ketersediaan bersih serealia per kapita dihitung
dengan membagi total ketersediaan serealia
kabupaten dengan jumlah populasinya
data bersih serealia dari perdagangan dan impor tidak
diperhitungkan karena data tidak tersedia di tingkat
kabupaten
konsumsi normative serealia/hari/kapita adalah 300
gram/orang/hari
kemudian dihitung rasio konsumsi normative perkapita
terhadap ketersediaan bersih serealia perkapita.
Rasio lebih besar dari 1 menunjukkan daerah defisit
pangan dan daerah dengan rasio lebih kecil dari 1
adalah surplus untuk produksi serealia.
Sumber data
Badan Ketahanan
Pangan Provinsi
dan Kabupaten
1.
persentasi penduduk
hidup di bawah garis
kemiskinan
Nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi
standar minimum kebutuhan-kebutuhan konsumsi pangan dan non
pangan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk hidup secara
layak
Data dan informasi
Kemiskinan, BPS
2.
persentase desa yang
tidak memiliki akses
penghubung yang
memadai
Lalu lintas antar desa yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda
empat
PODES, BPS
3.
persentase penduduk
tanpa akses listrik
Persentase rumah tangga yang tidak mempunyai akses thdp listrik
PLN dan/atau non PLN misalnya generator dan diesel
Data dan informasi
Kemiskinan, BPS
10
Indikator FIA dan Pengukuran (lanjutan)
Kategori
Kesehatan
dan Gizi
Indicator
Definisi dan perhitungan
Sumber data
Perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan
asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut
umur
Data dan
informasi
Kemiskinan,BPS
Anak di bawah lima tahun yang berat badannya
kurang dari 2 Standard Deviasi (-2 SD) dari berat
badan normal pada usia dan jenis kelamin tertentu
(standard WHO-NCHS)
Data dan
informasi
Kemiskinan,BPS
Persentase perempuan di atas 15 tahun yang tidak
dapat membaca atau menulis
Data &informasi
Kemiskinan,BPS
5.
Angka harapan
hidup pada saat
lahir
6.
Berat badan balita
di bawah standar
7.
Perempuan buta
huruf
8.
Angka kematian
bayi
Jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia
12 bulan per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu
BPS dan UNDP
9.
penduduk tanpa
akses ke air bersih
Persentase rumah tangga yang tidak menggunakan
air minum yang berasal dari air mineral,air
leding/PAM,pompa air, sumur atau mata air terlindung
Data dan
informasi
Kemiskinan,BPS
10.
persentase
penduduk yang
tinggal lebih dari 5
km dari puskesmas
Persentase rumah tangga yang tinggal pada jarak
lebih dari 5 km dari fasilitas kesehatan (rumah
sakit,klinik,puskesmas, dokter, juru rawat, bidan yang
terlatih, paramedic , dsb
Data dan
informasi
Kemiskinan,BPS
11
Indikator FIA dan Pengukuran (lanjutan)
Kerawanan
Pangan
Sementara
(transien)
11. persentase
daerah
Persentase dari daerah geografis yang tidak
memiliki hutan
Dinas
Kehutanan
Persentase dari daerah ditanami padi yang
rusak akibat kekeringan, banjir dan serangan
hama
BKP Provinsi
13. Daerah
Daerah rawan banjir
Departemen
PU
14. Penyim-pangan
Data rata-rata curah hujan
Selisih persentase antara 10th dan 30 th
kemudian dihitung
Nilai negatif menunjukkan akumulasi curah
hujan yg lbh sdkt selama 10 thn
Badan
Meteorologi
Geofisika
berhutan
12. persentasi
daerah
puso
rawan
longsor dan banjir
curah hujan
12
13
• Kelompok prioritas 1 (warna merah tua) tidak berarti bahwa
semua penduduknya berada dalam kondisi rawan pangan.
• Kelompok prioritas 6 (warna hijau tua) tidak berarti bahwa
semua penduduknya mengalami cukup pangan.
14
Kabupaten : Sampang, Bangkalan, Sumenep, Pamekasan,
Bondowoso, Probolinggo, Situbondo, Jember
15
KABUPATEN RAWAN PANGAN DI JAWA TIMUR
Kabupaten Sampang
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Sumenep
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Bondowoso
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Jember
16
Pa
c
Po ita
no n
Tr ro
e
g
Tu ngg o
lun al
ga ek
gu
ng
Bl
ita
Ke r
d
M iri
al
Lu an
m g
aj
an
Ba J em g
ny b
e
u
Bo wa r
n
nd g
ow i
Si os
tu o
Pr bon
ob do
ol
i
Pa ng g
su o
ru
Si an
do
M arj
oj
o
ok
e
J o rto
m
ba
Ng ng
an
M j uk
ad
M i un
ag
et
a
N n
Bo ga
j o wi
ne
go
r
T o
La uba
m
on n
ga
G n
Ba res
n g ik
k
Sa al a
m n
Pa pa
m
n
ek g
as
Su
a
m n
en
ep
Ketersediaan pangan
1,20
1,00
0,80
0,60
0,40
0,20
0,00
17
Sumenep
Pamekasan
Sampang
Bangkalan
Gresik
Lamongan
Tuban
Bojonegoro
Ngawi
Magetan
Madiun
Nganjuk
Jombang
Mojokerto
Sidoarjo
Pasuruan
Probolinggo
Situbondo
Bondowoso
Banyuwangi
Jember
Lumajang
Malang
Kediri
Blitar
Tulungagung
Trenggalek
Ponorogo
Pacitan
Persentase penduduk dibawah garis kemiskinan
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
18
Sumenep
Pamekasan
Sampang
Bangkalan
Gresik
Lamongan
Tuban
Bojonegoro
Ngawi
Magetan
Madiun
Nganjuk
Jombang
Mojokerto
Sidoarjo
Pasuruan
Probolinggo
Situbondo
Bondowoso
Banyuwangi
Jember
Lumajang
Malang
Kediri
Blitar
Tulungagung
Trenggalek
Ponorogo
Pacitan
Persentase penduduk tanpa akses listrik
25
20
15
10
5
0
19
0
Sumenep
Pamekasan
Sampang
Bangkalan
Gresik
Lamongan
Tuban
Bojonegoro
Ngawi
Magetan
Madiun
Nganjuk
Jombang
Mojokerto
Sidoarjo
Pasuruan
Probolinggo
Situbondo
Bondowoso
Banyuwangi
Jember
Lumajang
Malang
Kediri
Blitar
Tulungagung
Trenggalek
Ponorogo
Pacitan
Lalu lintas desa yang tidak bisa dilalui
roda empat (%desa )
12
10
8
6
4
2
20
0
Sumenep
Pamekasan
Sampang
Bangkalan
Gresik
Lamongan
Tuban
Bojonegoro
Ngawi
Magetan
Madiun
Nganjuk
Jombang
Mojokerto
Sidoarjo
Pasuruan
Probolinggo
Situbondo
Bondowoso
Banyuwangi
Jember
Lumajang
Malang
Kediri
Blitar
Tulungagung
Trenggalek
Ponorogo
Pacitan
Persentase wanita >15 th yang buta huruf
60
50
40
30
20
10
21
0
Sumenep
Pamekasan
Sampang
Bangkalan
Gresik
Lamongan
Tuban
Bojonegoro
Ngawi
Magetan
Madiun
Nganjuk
Jombang
Mojokerto
Sidoarjo
Pasuruan
Probolinggo
Situbondo
Bondowoso
Banyuwangi
Jember
Lumajang
Malang
Kediri
Blitar
Tulungagung
Trenggalek
Ponorogo
Pacitan
Harapan hidup (tahun)
80
70
60
50
40
30
20
10
22
0
Sumenep
Pamekasan
Sampang
Bangkalan
Gresik
Lamongan
Tuban
Bojonegoro
Ngawi
Magetan
Madiun
Nganjuk
Jombang
Mojokerto
Sidoarjo
Pasuruan
Probolinggo
Situbondo
Bondowoso
Banyuwangi
Jember
Lumajang
Malang
Kediri
Blitar
Tulungagung
Trenggalek
Ponorogo
Pacitan
Persentase balita yang berat badannya
di bawah standar
60
50
40
30
20
10
23
0
Sumenep
Pamekasan
Sampang
Bangkalan
Gresik
Lamongan
Tuban
Bojonegoro
Ngawi
Magetan
Madiun
Nganjuk
Jombang
Mojokerto
Sidoarjo
Pasuruan
Probolinggo
Situbondo
Bondowoso
Banyuwangi
Jember
Lumajang
Malang
Kediri
Blitar
Tulungagung
Trenggalek
Ponorogo
Pacitan
Angka kematian bayi
90
80
70
60
50
40
30
20
10
24
Pa
Po c ita n
n
Tre oro g
Tu ngg o
lun al e
ga k
gu
ng
Bl i
ta
Ke r
d
Ma iri
Lu l ang
ma
jan
g
J
e
Ba
m
ny
be
Bo uwan r
nd
ow g i
Si t oso
u
Pr bon
ob
d
ol i o
Pa ng go
su
ru
Si d an
Mo oarjo
j ok
J o e rto
mb
a
Ng ng
an
j
Ma uk
Ma di un
ge
tan
N
Bo gaw
j on
eg i
or
Tu o
La
b
mo an
ng
a
Gr n
e
Ba
s
n g ik
k
Sa al an
mp
Pa
m e ang
k
Su as an
me
ne
p
Persentase penduduk yang tidak dapat akses air bersih
70
60
50
40
30
20
10
0
25
0
Sumenep
Pamekasan
Sampang
Bangkalan
Gresik
Lamongan
Tuban
Bojonegoro
Ngawi
Magetan
Madiun
Nganjuk
Jombang
Mojokerto
Sidoarjo
Pasuruan
Probolinggo
Situbondo
Bondowoso
Banyuwangi
Jember
Lumajang
Malang
Kediri
Blitar
Tulungagung
Trenggalek
Ponorogo
Pacitan
Persentase penduduk yang tinggal > 5 km dari puskesmas
60
50
40
30
20
10
26
Penghitungan Indeks FIA









Untuk menentukan nilai akan dilakukan dengan menghitung indeks dimana
rumus indeks adalah :
X ij  X i min
Indeks =
X i max  X i min
Dimana :
= nilai ke – j dari inidkator ke i
“min” dan “max” = nilai minimum dan maksimum dari indikator tersebut
Selanjutnya indeks komposit diperoleh dihitung dengan cara sebagai berikut :
= 1/4
I KR 
(I K  I A  I P  I R}
Dimana :
 ij
Indeks Gabungan Kerawanan Pangan
= Indeks Ketersediaan Pangan
I KR 

I K = Indeks Akses Pangan dan Mata Pencaharian

I A = Indeks Kesehatan dan Gizi


I P = Indeks Kerawanan Pangan sementara
n I = Jumlah indikator
R
27
Penghitungan Indeks FIA







Dalam penentuan suatu wilayah termasuk kategori
ketahanan pangan yang mana, maka setelah
didapatkan indeks komposit semua aspek dapat
dilihat range indeksnya yaitu :
> 0,8
sangat rawan pangan
0,64 - < 0,8
rawan pangan
0,48 - < 0,64
agak rawan pangan
0,32 - < 0,48
cukup tahan pangan
0,16 - < 0,32
tahan pangan
< 0,16
sangat tahan pangan
28
Analisis Aspek Ketersediaan Pangan
Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur
Kabupaten
Indeks
ketersediaan
Kategori
Kabupaten
Indeks
ketersediaan
Kategori
Pacitan
0.00
Sangat Tahan
Sidoarjo
1.00
Agak rawan
Ponorogo
0.03
Sangat Tahan
Mojokerlo
0.20
Sangat Tahan
Trenggalek
0.05
Sangat Tahan
Jombang
0.18
Sangat Tahan
Tulungagung
0.18
Sangat Tahan
Nganjuk
0.11
Sangat Tahan
Blitar
0.16
Sangat Tahan
Madiun
0.10
Sangat Tahan
Kediri
0.14
Sangat Tahan
Magetan
0.14
Sangat Tahan
Malang
0.19
Sangat Tahan
Ngawi
0.05
Sangat Tahan
Lumajang
0.10
Sangat Tahan
Bojonegoro
0.11
Sangat Tahan
Jember
0.15
Sangat Tahan
Tuban
0.07
Sangat Tahan
Banyuwangi
0.13
Sangat Tahan
Lamongan
0.07
Sangat Tahan
Bondowoso
0.04
Sangat Tahan
Gresik
0.19
Sangat Tahan
Situbondo
0.11
Sangat Tahan
Bangkalan
0.13
Sangat Tahan
Probolinggo
0.11
Sangat Tahan
Sampang
0.06
Sangat Tahan
Pasuruan
0.12
Sangat Tahan
Pamekasan
0.23
Sangat Tahan
Sumenep
0.10
Sangat Tahan
29
PETA KETERSEDIAAN PANGAN
TINGKAT KABUPATEN PROPINSI JAWA TIMUR
KODYA MOJOKERTO
TUBAN
BANGKALAN
LAMONGAN
BOJONEGORO
PAMEKASAN
KODYA SURABAYA
NGAWI
SIDOARJO
JOMBANG
KODYA MADIUN
KODYA PASURUAN
KODYA PROBOLINGGO
PROBOLINGO
KEDIRI
PONOROGO
PACITAN
TRENGGALEK
BONDOWOSO
KODYA MALANG
BLITAR
MALANG
SITUBONDO
LUMAJANG
Ketersediaan Pangan Jawa Timur
JEMBER
BANYUWANGI
1.5 to 100
(0)
1.25 to 1.5
(0)
1
to 1.25 (1)
0.75 to 1
(0)
0.5 to 0.75 (0)
0
to 0.5 (28)
all others
(0)
30
Analisis Aspek Akses Pangan dan Mata Pencaharian
Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur
Kabupaten
% KK
Miskin
Desa Yg Tdk Bisa
Dilalui Kendaraan
roda 4
% Nonlistrik
Indeks
Gabungan
Akses dan mata
pencaharian
Kategori
Pacitan
24.98
0.45
8.48
0.44
Cukup Tahan
Ponorogo
17.76
0.61
2.49
0.45
Cukup Tahan
Trenggalek
24.12
0.70
1.64
0.34
Cukup Tahan
16.7
1.23
2.41
0.32
Tahan
Blitar
17.19
0.80
2.2
0.33
Cukup Tahan
Kediri
19.62
0.97
1.12
0.26
Tahan
Malang
18.24
0.58
3.04
0.25
Tahan
Lumajang
19.77
0.58
6.22
0.35
Cukup Tahan
Jember
19.76
0.62
5.36
0.35
Cukup Tahan
Banyuwangi
17.85
0.47
1.3
0.29
Tahan
Bondowoso
25.43
0.82
6.46
0.59
Rawan
Situbondo
20.57
0.83
1.79
0.43
Cukup Tahan
Probolinggo
25.29
0.68
6.42
0.57
Rawan
Pasuruan
20.51
1.07
1.56
0.35
Cukup Tahan
Tulungagung
31
Analisis Aspek Akses Pangan dan Mata Pencaharian
Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur (lanjutan)
Kabupaten
%
KKMis
kin
Desa Yg Tdk Bisa
Dilalui Kendaraan
roda 4
Kategori
% Nonlistrik
Indeks
Gabungan
Akses dan mata
pencaharian
Sidoarjo
13.01
2.17
0.67
0.13
Sangat Tahan
Mojokerlo
17.18
1.07
0.86
0.20
Sangat Tahan
Jombang
24.57
0.95
0.49
0.25
Tahan
Nganjuk
23.53
0.92
0.73
0.29
Tahan
Madiun
24.46
0.81
2.56
0.32
Cukup Tahan
Magetan
17.39
0.77
1.92
0.26
Sangat Tahan
Ngawi
25.17
0.44
1.83
0.29
Tahan
Bojonegoro
28.12
0.27
2.76
0.31
Tahan
29.1
0.39
4.31
0.31
Tahan
27.81
0.21
0.49
0.29
Tahan
23.2
0.44
0.76
0.16
Sangat Tahan
Bangkalan
32.35
0.54
18.5
0.66
Sangat Rawan
Sampang
39.41
0.48
21.01
0.79
Sangat Rawan
Pamekasan
33.93
0.67
0.92
0.59
Rawan
Sumenep
29.15
0.76
22.06
0.61
Rawan
Tuban
Lamongan
Gresik
32
PETA AKSES PANGAN DAN MATA PENCAHARIAN
TINGKAT KABUPATEN PROPINSI JAWA TIMUR
NGANJUK
TUBAN
LAMONGAN
BANGKALAN
SAMPANG
SUMENEP
GRESIK
BOJONEGORO
NGAWI
PAMEKASAN
KODYA MOJOKERTO
KODYA SURABAYA
SIDOARJO
KODYA PROBOLINGGO
MADIUN
KODYA MADIUN
KODYA PASURUAN
SITUBONDO
PONOROGO
BONDOWOSO
JOMBANG
AKSES PANGAN
BANYUWANGI
PACITAN
TRENGGALEK
BLITAR
MALANG
TULUNGAGUNG KODYA BLITAR
LUMAJANG
PASURUAN
KODYA MALANG
PROBOLINGO
JEMBER
0.64 to 100
(0)
0.64 to 0.8
(2)
0.48 to 0.64 (4)
0.32 to 0.48 (9)
0.16 to 0.32 (12)
0
to 0.16 (2)
all others
(0)
KODYA KEDIRI
KEDIRI
MOJOKERTO
33
Analisis Aspek Kesehatan dan Gizi
Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur
Wanita
Buta
Huruf
Jarak
dengan
Fas Kes
Akses
Air Brsh
U Hrp
Hdp
Bayi <
Gizi
IMR
Indeks
Gabungan
Pacitan
23.07
27.3
36.60
70
13.2
29.20
0.37
Cukup Tahan
Ponorogo
27.21
30.1
33.30
66.9
17.3
40.50
0.41
Cukup Tahan
Trenggalek
16.14
26.4
38.50
69.8
21.7
30.60
0.34
Cukup Tahan
Tulungagung
15.26
18.3
35.20
70.3
17.14
27.70
0.31
Tahan
Blitar
18.9
25.1
39.90
68.9
21
32.90
0.38
Cukup Tahan
Kediri
16.8
24.3
41.10
68.1
17.4
36.60
0.33
Cukup Tahan
Malang
17.68
30.4
36.40
66.6
25.4
43.00
0.47
Cukup Tahan
Lumajang
24.24
27.3
34.70
65.1
23
48.30
0.41
Cukup Tahan
Jember
26.21
28.4
46.50
59.9
30.2
72.10
0.49
Agak Rawan
Banyuwangi
22.26
18.5
52.80
64.5
26
50.80
0.43
Agak Tahan
Bondowoso
43.53
37.3
58.00
59
35.1
74.90
0.66
Rawan
Situbondo
39.25
36
58.20
61.5
28.6
63.30
0.60
Rawan
Probolinggo
31.11
28.8
42.90
59.3
37.8
73.50
0.52
Rawan
Pasuruan
16.47
30.9
52.70
61.5
20.9
63.70
0.39
Kabupaten
Kategori
Cukup Tahan 34
Analisis Aspek Kesehatan dan Gizi
Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur (lanjutan)
Wanita
Buta
Huruf
Jarak
dengan
Fas Kes
Akses
Air Brsh
U mur
Hrp
dp
Bayi <
Gizi
IMR
Indeks
Gabungan
Sidoarjo
5.36
9.3
24.00
68.2
14.4
36.30
0.17
Tahan
Mojokerlo
13.67
6.7
41.80
68.1
13.7
35.80
0.28
Tahan
Jombang
15.03
13.3
42.20
66.9
28
41.90
0.32
Cukup Tahan
Nganjuk
18.63
38.5
32.40
67.2
20.2
39.50
0.37
Cukup Tahan
Madiun
22.46
13.2
41.10
67.3
24.6
38.80
0.36
Cukup Tahan
Magetan
17.78
21.2
11.10
69.9
24.1
29.90
0.29
Tahan
Ngawi
27.36
24.4
31.80
67.3
28.2
40.20
0.44
Cukup Tahan
Bojonegoro
26.15
29.3
32.80
65.6
6.7
46.00
0.43
Cukup Tahan
Tuban
28.08
19.3
41.10
65.9
32.4
44.70
0.46
Cukup Tahan
Lamongan
21.41
42.8
33.40
66.5
23.7
42.20
0.42
Cukup Tahan
Gresik
11.79
13.6
35.90
68.1
26.9
35.80
0.28
Tahan
Bangkalan
30.01
52.4
27.80
61.4
50.7
63.80
0.58
Rawan
Sampang
49.59
45.8
29.60
57.5
36.5
82.10
0.70
Rawan
Pamekasan
30.26
28
37.10
61.7
50.5
62.80
0.54
Rawan
Sumenep
36.32
35.2
40.20
61.2
38.3
66.60
0.60
Rawan
Kabupaten
Kategori
35
PETA KESEHATAN DAN GIZI
TINGKAT KABUPATEN PROPINSI JAWA TIMUR
LAMONGAN KODYA SURABAYA
PAMEKASAN
BANGKALAN
TUBAN
SUMENEP
SAMPANG
KODYA MADIUN
GRESIK
BOJONEGORO
NGAWI
NGANJUK
MAGETAN
MADIUN
SIDOARJO
KODYA MOJOKERTO
KODYA PASURUAN KODYA PROBOLINGGO
MOJOKERTO
PASURUAN
KEDIRI
BONDOWOSO
KODYA MALANG
TULUNGAGUNG
PACITAN
SITUBONDO
PROBOLINGO
PONOROGO
MALANG
BLITAR
LUMAJANG
JEMBER
BANYUWANGI
TRENGGALEK
KODYA BLITAR
JOMBANG
Serap
0.8 to 100
(0)
0.64 to 0.8
(2)
0.48 to 0.64 (6)
0.32 to 0.48 (16)
0.16 to 0.32 (5)
0
to 0.16 (0)
all others
(0)
36
Analisis Aspek Kerawanan Pangan Sementara (transien) Tingkat Kabupaten
Propinsi Jawa Timur
% Hutan
Rawan
banjiir
Indeks
gabungan
Kategori
Pacitan
0.03
1.28
215.70
1,740
0.29
Tahan
Ponorogo
1.33
0.13
98.40
1,565
0.21
Tahan
Trenggalek
1.76
0.00
159.50
685
0.10
Sangat Tahan
Tulungagung
0.29
0.29
97.00
1,859
0.21
Tahan
Blitar
1.00
0.68
41.00
1,905
0.28
Tahan
Kediri
0.65
0.26
2.00
1,408
0.15
Sangat Tahan
Malang
3.49
0.64
689.00
2,525
0.56
Agak Rawan
Lumajang
1.69
0.95
0.00
2,011
0.35
Cukup Tahan
Jember
3.37
0.93
0.00
2,052
0.44
Cukup Tahan
Banyuwangi
5.31
1.08
18.50
1,531
0.47
Cukup Tahan
Bondowoso
1.72
1.26
5.60
1,880
0.37
Cukup Tahan
Situbondo
2.35
1.54
10.00
903
0.29
Tahan
Probolinggo
1.63
1.24
130.10
1,640
0.34
Cukup Tahan
Pasuruan
0.84
0.17
0.00
1,097
0.11
Sangat Tahan
Kabupaten
Puso
Curah
Hujan
37
Analisis Aspek Kerawanan Pangan Sementara (transien)
Tingkat Kabupaten Provinsi Jawa Timur (lanjutan)
% Hutan
Rawan
banjiir
Curah
Hujan
Indeks
gabungan
Kategori
Sidoarjo
0.00
0.00
94.00
1,817
0.16
Tahan
Mojokerlo
0.86
0.04
201.00
1,851
0.23
Tahan
Jombang
0.64
0.14
0.00
1,132
0.10
Sangat Tahan
Nganjuk
1.47
0.10
35.00
1,876
0.24
Tahan
Madiun
1.34
0.02
27.40
1,558
0.19
Tahan
Magetan
0.24
0.17
28.00
1,826
0.19
Tahan
Ngawi
1.61
0.16
560.00
1,888
0.32
Cukup Tahan
Bojonegoro
2.64
0.13
2,141.00
1,741
0.53
Agak Rawan
Tuban
1.48
2.56
321.50
1,736
0.50
Agak Rawan
Lamongan
0.96
0.09
8.00
1,547
0.17
Tahan
Gresik
0.16
0.21
53.00
1,736
0.18
Tahan
Bangkalan
0.09
0.28
193.00
1,734
0.20
Tahan
Sampang
0.03
1.04
139.30
1,653
0.25
Tahan
Pamekasan
0.03
0.56
0.00
1,625
0.18
Tahan
Sumenep
1.17
0.83
0.00
1,472
0.24
Tahan
Kabupaten
Puso
38
PETA KERAWANAN PANGAN SEMENTARA (TRANSIENT)
TINGKAT KABUPATEN PROPINSI JAWA TIMUR
PAMEKASAN
TUBAN
KODYA MADIUN
LAMONGAN
BANGKALAN
GRESIK
SUMENEP
SAMPANG
BOJONEGORO
NGAWI
NGANJUK
MAGETAN
MADIUN
PONOROGO
PACITAN
KODYA SURABAYA
SIDOARJOKODYA MOJOKERTO
MOJOKERTO
KODYA PASURUAN
KODYA PROBOLINGGO
JOMBANG
KEDIRI
TULUNGAGUNG
PASURUAN
SITUBONDO
PROBOLINGO
BONDOWOSO
KODYA MALANG
MALANG
BLITAR
LUMAJANG
Kerentanan Pangan
JEMBER
BANYUWANGI
TRENGGALEK
KODYA BLITAR
0.8 to 100
(0)
0.64 to
0.8
(0)
0.48 to
0.64 (3)
0.32 to
0.48 (6)
0.16 to
0.32 (16)
0
to
0.16 (4)
all others
(0)
39
Langkah-langkah Strategis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pembuatan Peta rawan pangan sampai level kecamatan dan desa
Pemantapan ketersediaan pangan yang disertai dengan
peningkatan nilai tambah melalui penanganan pasca panen.
Pengentasan kemiskinan melalui : Percepatan pembangunan
infrastruktur publik bersifat padat tenaga kerja , Percepatan
industrialisasi pedesaan dengan skala kecil dan rumah tangga,
peningkatan layanan lembaga keuangan untuk pembiayaan usaha
mikro, subsidi untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
miskin : pangan, kesehatan , pendidikan , dll
Pengembangan prasarana dan sarana penting pedesaan (jalan,
irigasi, listrik air minum, dsb)
Peningkatan layanan kesehatan di pedesaan
Revitalisasi kelembagaan pangan ,gizi dan kesehatan di
pedesaan
Pengelolaan sumberdaya alam
Percepatan pembangunan daerah rawan pangan melalui program
40
desa mandiri pangan
Mau ikutan memanen padi, he -3 . . ..
41
TERIMAKASIH
Pangan adalah kebutuhan manusia yang paling
mendasar serta
ketahanan pangan adalah
benteng terakhir ketahanan nasional
42