Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Selamat Datang dalam perkuliah SILABUS PERKULIAHAN TUJUAN PERKULIAHAN A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Memberikan pandangan luas mengenai konsep Manajemen Perubahan sebagai upaya.

Download Report

Transcript Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Selamat Datang dalam perkuliah SILABUS PERKULIAHAN TUJUAN PERKULIAHAN A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Memberikan pandangan luas mengenai konsep Manajemen Perubahan sebagai upaya.

Prof. Dr. H. Hadari Nawawi
Selamat
Datang
dalam
perkuliah
SILABUS PERKULIAHAN
TUJUAN PERKULIAHAN
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Memberikan pandangan luas mengenai konsep Manajemen Perubahan sebagai upaya mengembangkan kemampuan SDM dlm melakukan perubahan organisasi khususnya di bidang pendidikan agar kondisinya secara berkelan
jutan menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1. Memahami konsep dan manfaat manajemen perubahan
menurut pendekatan klasik dan pengimplementasiannya
di lingkungan sebuah organisasi khususnya di bidang
pendidikan
2. Megetahui cara memperanankan SDM dlm melaksanakan dan mengendalikan (memenej) peru
bahan melalui konsep Perubahan Terencana
atau Planned Change, Pengembangan Organisasi (PO) atau Organizational Development (OD)
dan konsep Organisasi Belajar (OB) atau Learning Organization (LO).
3. Memahami peranan manajemen perubahan dlm
eksistensi dan pengembangan organisasi sebagai organisasi yg efektif & efisien dlm mencapai
tujuan utk menjadi High Out Put Organization.
4. Mahasiswa mampu menyusun konsep Manaje
men Perubahan melalui berbagai pendekatan di
bidang kerjanya di lingkungan organisasi masing masing.
MATERI PERKULIAHAN
I. PENDAHULUAN
A. Organisasi dan Manajemen Perubahan
1. Proses Terbentuknya Organisasi
2. Pengertian dan Unsur Manjemen.
3. Pengertian Perubahan.
4. Beberapa Pengertian Manajemen Perubahan.
B. Tujuan Manajemen Perubahan
C. Perbedaan Manajemen Perubahan dan Manajemen
Resiko.
II PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN
PERUBAHAN.
III.TANTANGAN LINGKUNGANAN ABAD XXI TERHADAP
MANAJEMEN PERUBAHAN
IV.PERANAN QUALITY OF WORK LIFE (QWL) DALAM
MANAJEMEN PERUBAHAN
A. QWL versi Pertama
B. QWL versi Kedua.
V.SEBAB-SEBAB PERLUNYA MANAJEMEN PERUBAHAN
A. Masalah Manajemen Perubahan.
B. Penolakan Perubahan
1. Resistensi Individual.
2. Resistensi Organisasi
3. Teknik Mengatasi Resistensi.
VI.PENDEKATAN KLASIK DLM MANAJEMEN
PERUBAHAN.
A. Unfreezing.
B. Movement/Change.
C. Refreezing
VII.PENDEKATAN PERUBAHAN TERENCANA DALAM
MANAJEMEN PERUBAHAN.
A. Implementasi Perubahan Terencana sebagai
Manajemen Perubahan
B. Analisis SWOT
C. Kaidah / Hukum Perubahan.
VIII PENGEMBANGAN ORGANISASI (PO)
A. Pengertian Orgnizational Development (OD).
B. Filsafat dan Nilai-Nilai PO.
C. Tujuan PO sebagai Manajemen Perubahan.
D. Karakteristik PO
E. Ruang Lingkup PO dalam Manajemen Perubahan.
IX. PENDEKATAN ORGANISASI BELAJAR (OB)
A. Pengertian Learning Organization (LO).
B. Tugas Pokok LO dalam Manajemen Perubahan
C. Kiat LO dalam Manjemen Perubahan.
D. Organisasi Belajar Sebagai Suatu Sistem.
X. PENUTUP.
Atkinson,P (1990), Creating Cultur Change, Bedford, IFS
Ltd, Kempton.
Baekdal Thomas, Hansen Kim L, Lars Todbjerg and Henrik
Mikelsen, (2006), Change Management Hand Book
Gerald Zaltman and Robert Duncan (1977), Strategies for
Planned Change, A Wiley Interscience Publicatio
Hadari Nawawi.H (2003) Kepemimpinan Mengefektifkan Or
ganisasi, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
------------- (2006), Manajemen Strategik Untuk Organisasi
Non Profit, Gajah Mada University Press,Yogyakarta
L Coch & JRP French Jr (2001); Overcoming Resis
tance to Change; John Wiley & Son, Inc,New York
Fred Luthans (2005); Organizational Behavior, The
McGraw Hill Companies, Inc
Kathleen D Dannemiller and Robert W Jacobs (1998),
Practicing Organization Development : a Guide
for Culsultants, (Sydney, Pfeiffer & Company)
Robert E. Coffey, W Cook and L Hunsaker (1994);
Management and Organizational Behaviour
(Australia : Austen Press.)
Robbins, P. Stephen (2003),Organizational Behavior
Prentice Hall, Inc, USA.
 Organisasi tempat berlangsungnya Manajemen dan
Perubahan dapat digambarkan sbb
GLOBAL
NON
PROFIT
HAKIKAT KEMANUSIAAN
INDIVIDUALITAS
SOSIALITAS
NEGARA/
PERINTAH
MORALITAS
SEJUMLAH MANUSIA
KEBUTUHAN MANUSIA
NASIONAL
TUJUAN
PROFIT
ORGANISASI
NASIONAL
SWASTA
BIOLOGIS
SOSIAl PSIKOLOGIS
MENTAL SPIRITUAL
VOLUNTIR
GLOBAL
MANAJEMEN PERUBAHAN
I. PENDAHULUAN
A.ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUBAHAN
Manajemen Perubahan terdiri dari dua perkataan “Manajemen dan Perubahan”. Secara etimologis Manajemen
berarti pengelolaan, pengaturan atau pengendalian.Sedang pengertian manajemen secara sederhana adalah
proses mencapai tujuaan organisasi melalui bantuan
orang lain. Manajemen hanya ada di dlm organisasi seba
gai kelompok sosial atau wadah kerja sama sejumlah ma
nusia untuk mencapai suatu tujuan, baik organisasi profit, non profit maupun voluntir. Di luar organisasi tdk ada
manajemen, yang berfungsi utuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Prosesnya berlangsung melalui kerja sama yang dikendalikan
agar tidak menyimpang dari tujuan
1. Pengertian Manajemen
a. George R. Terry mengatakan manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya
dengan bantuan orang lain.
b. Stoner, Freemen dan Gilbert mengatakan manajemen ada
lah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
dan pengendalian kegiatan anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi utk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
c. Robin dan Coulter mengatakan manajemen adalah proses mengkoordinasikn kegiatan-kegiatan (kerja) agar diselesaikan secra efektif dan efisien melalui orang lain.
Kegiatan yang dikoordinasikan dan diintegrasikan itu mulai dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
sampai pada kontrol/pengendalian.
d. Dubrin mengatakan manajemen adalah proses menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuannya melalui fungsi perencanaan, pengambilan ke putus
an, pengorganisasian, kepemimpinan dan kontrol
SUMBER DAYA
MATERIAL
SUMBER DAYA
FINANSIAL
P
E
R
E
MANAJEMEN
SUMBER DAYA
MANUSIA
N
SA
S
C
SUBER DAYA
INFORMASI
A
N
A
SUMBER DAYA
TENOLOGI
PE
N
G
O
R
G
A
NI
I
A
N
P
E
L
K
A
O
K
N
S
T
A
R
N
O
A
L
N
N
ANGGARAN
TUJUAN
2. ORGANISASI DAN UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
# TUJUAN STRATEGIS
a
TERCAPAINYA KONDISI IDEAL ORGANISASI (VISI)
# TUJUAN OPERASIONAL
TUJUAN
ORGANISASI SECARA MAKSIMAL DAPAT MEWUJUDKAN TUGAS POKOKNYA (MISI) YG TERARAH PADA KONDISI IDEAL ORGANISASI
@ SUMBER DAYA MATERIAL
@ SUMBER DAYA FINANSIAL
@ SUMBER DAYA MANUSIA.
@ SUMBER DAYA INFORMASI
@ SUMBER DAYA TEKNOLOGI
b
SUMBERSUMBER
1. PERENCANAAN (PLANNING)
c
FUNGSI
FUNGSI
2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
3. PELAKSANAAN (ACTUITING) : PENGARAHAN, BIMBINGAN,
KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
4. PENGANGGARAN (BUDGETING)
5. PENGAWASAN (KONTROL)
1) BANTUAN ORANG LAIN / KERJA SAMA
2) KERJA DALAM TIM (TEAM WORK)
3) JARINGAN KERJA (NET WORK)
d
PROSES
* INTERNAL
* EKSTERNAL
1).ORGANISASI BERFUNGSI MAKSIMAL DENGAN PRODUKTIVITAS
e
SPESIFIKASI
TINGGI.
2).TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT/KONSUMEN PADA ORGA
NISASI TINGGI.
3).ORGANISASI SELALU MAMPU MEWUJUDKAN PERUBAHAN YANG
POSITIF BAGI SEMUA PIHAK TERKAIT.
Manajemen dalam mendaya gunakan komponen-komponennya tersebut di atas bermaksud untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan organisasi, baik profit, non profit maupun voluntir. Tujuan yang akan dicapai sebuah organisasi adalah kon disi
yang lebih baik dari keadaannya sekarang. Oleh karena itu pada
umumnya organisasi pasti berhadapan dengn manajemen perubahan, meskipun banyak pula yg bersifat statis tanpa mengalami peru
bahan atau tidak tersentuh perubahan dari masa ke masa.
TUJUAN ORGANISASI :
@ Organisasi Profit :
1. Tujuan Strategis : Mempertahankan dan mengembangkan eksistensi organisasi.
2. Tujuan antara : Produk yang berkualitas sesuai keinginan konsumen.
3. Tujuan operasional : Laba kompetitif secara berkelanjutan
@Organisasi Non Profit adalah meningkatkan efesiensi,
efektivitas dan kualitas hasil kerja di bidang masing-masng sebagai pemberian pelayanan pada masyarakat
(public service).
@Organisasi Voluntir adalah mewujudkan masyarakat yg
bebas dari tekanan kondisi ekonomi dan tekanan fisik
serta tekanan psikis dlm menjalani kehidupan seharihari
3. Pengertian Perubahan.
Berikutnya perubahan sebagai perkataan kedua diartikan sbb:
# Perubahan secara sederhana berarti :
* melakukan sesuatu secara berbeda
* perubahan merujuk pada terjadinya sesuatu yang berbeda
dari sebelumnya (Jeff Davidson)
*perubahan bermakna melakukan sesuatu dgn cara baru,
mengikuti jalur baru, mengadopsi teknologi baru, menggunakan sistem baru, melaksanakan prosedur manajemen
baru,melakukan reorganisasi, merger dll.
# Potts dan La Marsh mengatakan perubahan merupakan per
geseran dari keadaan sekarang menuju keadaan yg diingin
kan di masa depan di lingkungan suatu organisasi.
# Wagner dan Hollenback mengatakan perubahan adalah tindakan memperbaiki cara berpikir dan perilaku yang konvensional atau perpindahan dari status quo yang tersirat di dalm
perubahan sasaran atau visi yg berbeda dari sebelumnya.
# Richard L Daft mengatakan Perubahan adalah adopsi
suatu perilaku atau gagasan baru oleh organisasi atau
penyesuaian bentuk dan format organisasi agar dapat
bertahan (survive) dengan kondisi yang lebih baik di dalam linghkungan tertentu.
# Stephen P Robbins mengatakan bahwa banyak konsep,
teori dan pengertian serta interpretasi terhadap istilah
perubahan yang masih diperdebatkan, tetapi kecenderungan sekarang ini istilah pengembangan organisasi
(organizational development / OD) sering digunakan utk
menunjukkan proses mempersiapkan dan mengelola
proses perubahan organisasi.
# Selanjutnya Robbins mengatakan bhwa perubahan men
jadi sangat luas artinya karena dpt diterapan untuk menunjukkan perubahan pada seluruh aspek organisasi se
bagai perubahan individu, kelompok dan totalitas organi
sasi sebagai jawaban atas faktor internal dan eksternal.
 Perubahan diartikan sebagai suatu kondisi baru yang
berbeda dari kondisi sebelumnya yg terjadi di lingkung
an sebuah organisasi.
Dalam manajemen perubahan kondisi baru harus meru
pakan kondisi yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.
Perubahan suatu kondisi itu dpt terjadi di luar campur ta
ngan manusia seperti perubahan alam. Sedang perubah
an yang menjadi fokus perkuliahan ini adalah perubah
karena campur tangan manusia (manajemen) yang terja
di dalam organisasi
Dengan demikian sebagai kesimpulan awal :
Manajemen Perubahan diartikan sebagai proses mengendalikan atau mengelola akibat-akibat karena terjadinya perubahan di dalam suatu organisasi. Dengan kata lain Mana
jemen Perubahan adalah proses mengatur perubahan agar
dihasilkan akibat-akibat sesuai dgn yg ditargetkan atau diinginkan organisasi.
@ Manajemen Perubahan menurut Potts dan LaMarsh ada
lah proses yang berlangsung sistematis dalam menerap
kan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlu
kan untuk mempengaruhi perubahan pada SDM yg akan
terkena dampak dari proses perubahan tersebut.
@ Manajemen perubahan adalah proses mendorong dan
mengendalikan perubahan, baik yang bersumber dari
faktor internal maupun faktor eksternal organisasi
@ Manajemen Perubahan adalah proses pengambilan keputusan untuk menghasilkan sesuatu yang baru melalui
cara kerja baru yang berbeda dari sebelumnya.
Dengan kata lain Manajemen Perubahan adalah pengam
bilan keputusan untuk menghasilkan sesuatu yang baru
dan pengendalian pelaksanaannya agar sesuatu yang
lebih baik dpt diwujudkan secara optimal.
II. SPEKTRUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
MANAJEMEN PERUBAHAN
ALTERNATIF
PERUBAHAN
KEPUTUSAN
PERUBAHAN
OPERASIONALI
SASI KEPUSAN
PERUBAHAN
HASIL
ANALISIS
KUANTITATIF /
KUALITATIF
UMPAN BALIK (FEED BACK)
SISTEM
INFORMASI
MANAJEMEN (SIM)
DATA /
INFORMASI OPE
RASIONAL
PENJARINGAN
DATA/INFOR
MASI
Analisis Data untuk menghasikan alternatif perubahan se
bagai keputusan dalam manajemen perubahan terdiri dari:
a.Analisis informasi secara kualitatif (keputusan uncertinity) tanpa data kuantitatif dan diolah secara rasional yang
menghasilkan dua atau lebih alternatif keputusan,bersifat spekulatif dan tdk diketahui tingkat keakuratannya.
b.Analisis semi kuantitatif karena data kuantitatif tdk cukup dan dilengkapi dgn informasi kualitatif yg menghasilkan dua atau lebih alternatif keputusan beresiko(risk)
Setiap alternatif keputusan sebagai rencana perubahan
yang diperoleh diketahui kekurangan dan kelebihan masing-masing.Tugas manajer adalah memilih alternatif yg
paling kecil resiko/kekeliruannya utk ditetapkan sebagai
keputusan perubahan yang akan dilaksanakan.
c. Analisis kuantitatif dengan menggunakan perhitungan
statistik yang menghasilkan satu keputusan yang akurat (certenity) karena diketahui peluang kesalahannya
pada tingkat alpha 0,05 (5%) atau alpha 0,01(1,0%). Dgn
tingkat keakuratan tinggi, persoalannya terletak pada
keberanian manajer/pimpinan untuk melaksanakannya
agar menghasilkan perubahan yang diinginkan.
@ Manajemen Perubahan dalam pengambilan keputusan
untuk suatu perubahan berhadapan dgn empat dimensi
organisasi berupa SDM yg menggerakan dan melaksana
kan kegiatan di dalammya.
# Dimensi Material (aset yang dimiliki) termasuk investa
si sebagai penghambat, karena perubahan berarti banyak yang tidak sesuai dan tidak dapat digunakan. Sebalik banyak dana (investasi) yang diperlukan untuk
menggantinya.
2. Dimensi Intelektual. Organisasi adalah kerjasama dua orang
atau lebih di dalam sebuah wadah. Setiap SDM memiliki cara
berpikir dan kemampuan intelektual yg berbeda-beda, sehing
ga apabila tidak dapat disatukan akan menjadi sumber kegagalan suatu perubahan di lingkungan sebuah organisasi.
3. Dimensi Emosional Dimensi ini terkait dgn konsep diri (har- ga
diri) dan hubungan sosial yg sudah dibangun, sehingga jika
perubahan dilakukan terdpt karyawan yg kehilangan po
sisinya, atau keahliaannya menjadi tdk diperlukan dll. akan
menimbulkan respon negatif atau penolakan dan rusaknya
hubungan sosial yg sudah dibangun dengan susah payah.
4. Dimensi spiritual yg terkait dgn nilai-nilai di dlm budaya orga
nisasi, yg berubah karena pelaksanaan perubahan telah me
ngurangi atau menghilangkan nilai-nilai yg terdapat di dlm
prosedur dan mekanisme kerja, atau implentasi wewenang
dan tanggung jawab yang berbeda dari sebelumnya.
B.Tujuan Manajemen Perubahan
Dari uraian-uraian terdahulu berarti Tujuan Manajemen Perubahan adalah menciptakan perubahan yg bermanfaat bagi kelangsungan hidup
organisasi, karena dengn perubahan organisasi
menjadi dinamis dlm menghadapi perkembang
an dan kemajuan zaman yg berisi berbagai tantangan, baik dari dlm maupun luar organisasi.
Sebaliknya tanpa perubahan organisasi menjadi
statis dan akan kehilangan daya saingnya yang
bagi organisasi profit dapat mengancam eksistensinya. Dengan kata lain tanpa perubahan bagi organisasi profit dapat dipastikan usianya tidak akan bertahan lama atau manfaatnya akan
semakin berkurang.
Tujuan Manajemen Perubahan secara lebih khusus adalah :
1. Meningkatkan kemampuan organisasi.
2. Meningkatkan peranan organisasi.
3. Melakukan penyesuaian secara internal dan eksternal.
4. Meningkatkan daya tahan organisasi.
5. Mengendalikan suasana kerja.
6. Mewujudkan kondisi organisasi yang lebih baik dari
kondisi sebelumnya.
# Di lingkungan organisasi profit muara tujuan manajemen
perubahan adalah mempertahankan dan mengembangkan eksistensi organisasi, menjadi organisasi yang lebih
baik kondisinya dari kondisi sebelumnya.
C Perbedaan Manajemen Perubahan dgn Manajemen Resiko
Akibat-akibat dari suatu perubahan dalam sebuah organisasi seperti dijelaskan terdahulu, mungkin di antaranya
ada yng mengandung resiko, namun tidak semua resiko
bersumber dari proses perubahan terutama yang direncanakan dan dikelola. Suatu kegiatan organisasi yg memiliki
resiko, khususnya yg bukan bersumber dr manjemen peru
bahan, perlu dikendalikan dengan melaksanakan “manajemen resiko.” Dgn demikian perlu ditegaskan bahwa manajemen perubahan berbeda dgn dan bukan manajemen resi
ko (risk management), meskipun di antara keduanya sering ada yg sulit dibedakan. Sehubungan dengan itu mana
jemen resiko tidak akan dibahas lebih lanjut, karena fokus
perkuliahan ini adalah mengenai manajemen perubahan.
Namun perlu juga dijelaskan serba sedikit tentang Manaje
men Resiko untuk memperjelas perbedaannya dengan ma
najemen perubahan.
Manajemen Resiko adalah suatu pendekatan terstruktur
atau suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko dan
memilih strategi pengelolaan untuk mengantisipasi resiko
melalui pemberdayaan sumber daya yg dimiliki organisasi.
a. Mengidentifikasi resiko adalah proses menganalisis
resiko dgn membuat daftar resiko yg mungkin terjadi
dalam suatu aktivitas organisasi.
b Mengukur resiko adalah mempelajari seberapa besar ke
mungkinan potensi resiko medatangkan kerugian atau
kerusakan bagi organisasi.
c. Strategi pengelolaan resiko adalah kegiatan menetapkan untuk melakukan atau tidak kegiatan yg sudah di
identifikasi dan diukur potensi resikonya.
Penetapan itu harus didasarkan pd potensi keuntungan dan potensi kerugian yg akan dihasilkan dari suatu
kegiatan bagi organisasi.
# Beberapa cara mengelola resiko :
1. Risk Avoidance yakni dengan memutuskan tidak melakukan kegiatan yang diidentifikasi mengandung resiko yang berat dan merugikan.
2. Risk transfer yaitu berusaha memindahkan resiko pd
pihak lain. Misal pajak pada konsumen atau asuransi
3. Risk deferral dilakukan dengan menunda suatu aspek
kegiatan yg beresiko merugikan dlm melaksanakan
pekerjaan yg banyak aspeknya, sampai kemungkinan
kondisi resiko aspek yg merugikan semakin kecil atau
hilang.
4. Risk retention yakni menerima resiko yg tdk dpt dihilangkan krn merupakan bagian penting dari kegiatan.
# Selanjutnya kembali membahas Manajemen Perubahan
sebagai fokus utama perkuliahan ini.
III. TANTANGAN LINGKUNGAN ABAD XXI TERHADAP
MANJEMEN PERUBAHAN
 Dalam Era Globalisasi dan Era Perdagangan Bebas yang
akan berlangsung sepanjang abad XXI yg sifatnya sangat di
namis akan terjadi berbagai perubahan di lingkungan semua
organisasi. Perubahan itu sangat besar pengaruhnya dan
mengharuskan organisasi melakukan perubahan internal
dan yg terkait dgn kondisi eksternal sebagai usaha mengantisipasinya.Organisasi baik profit mapun non profit dan volun
tir tidak dpt mengelak dr keharusan melakukan manajemen
perubahan agar usaha mengantisipasi perubahan lingkungan tsb berlangsung secara proaktif dan optimal bagi pencapaian tujuan organisasi.
Tantangan Berat yang diprediksi mengharuskan Organisasi
melakukan Manajemen Perubahan sepanjang Abad XXI
antara lain adalah :
1. Globalisasi yg membawa berbagai perubahan lingkungan
yang sangat cepat (rapid change) mengharuskan organimelaksanakan Manajemen Perubahan sbb
a.
b.
c.
Perubahan Nilai-Nilai yg menyebabkan terjadi perubah an pola hidup terutama berupa peningkatan dan perkembangan keinginan dan kebutuhan manusia dlm mengkon
sumsi barang atau jasa, yg mengharuskan dilakukannya
manajemen perubahan utk meningkatkan kinerja SDM
dalam menghasilkan produk yang berkualitas..
Perubahan dan perkembang ilmu pengetahuan dan teknologi yg berpengaruh langsung pada proses produksi,
jumlah dan kualitas produk. Kondisi ini mengharuskan di
lakukannya manajemen perubahan untuk mengadaptasi
perubahan dan perkembangan tersebut melalui SDM di
dalam organisasi.
Perubahan konsep struktur organisasi yang produktif be
rupa strutur organisasi yang flat, mengharuskan organisa
si melakukan manajemen perubahan untuk meninggalkan struktur organisasi lini dan staf yang birokrasinya sa
ngat tinggi, dan sangat besar pengaruhnya pada kemam
puan SDM untuk melakukan perubahan,
d. Perubahan dan perkembangan konsep manajemen
dan pengimplementasiannya, mengharuskan dilakukan manajemen perubahan dgn memilih dan melaksakan konsep manajemen yang paling efektif dan efisien
dalam memberdayakan SDM untuk mencapai tujuan
organisasi. Misalnya merubah pengimlementasian manajemen fungsional dengan mengadopsi TQM atau Ma
najemen Strategis atau Management by Objective dll
2. Persaingan yang semakin ketat dan berat mengancam
eksistensi dan perkembangan organisasi, yang mengharuskan organisasi melaksanakan manajemen perubah
an untuk meningkatkan kemampuan bersaing SDM pada
semua jenjang dan bidang kerja di dalam organisasi.
3. Konsep dan realisasi perdagangan bebas, ternyata diikuti dengan masuknya modal dan SDM asing, yg harus
diantisipasi dgn manajemen perubahan untuk membina
dan mengembangkan SDM domestik yang kualitasnya
sama atau lebih baik di semua bidang yang dibutuhkan
sebuah organisasi.
IV. PERANAN QWL DALAM MANAJEMEN PERUBAHAN
 Dalam menghadapi kondisi lingkungan yang dinamis
dan terus berubah, organisasi harus mampu mengadap
tasi dan mengembangkan perubahan dengan mening
katkan kemampuan melaksanakan Quality of Life (Kuali
tas Kehidupan Kerja) secara optimal.
 Quality of Life (QWL) pada dasarnya bermakna usaha
manajemen dalam memberdayakan SDM yang dilakukan secara sistematis, sehingga selalu memiliki rasa
puas dalam bekerja sebagai kondisi yg kondusif untuk
melaksanakan perubahan di lingkungan organisasi.
 QWL Versi Pertama terdiri dari (a) Partisipasi pekerja (b)
Pengembangan Karier, (c) Penyelesaian Konflik, (d)
Komunikasi yang efektif, (e) Kesehatan Kerja, (f) Keselamatan Kerja, (g) Kesehatan Lingkungan Kerja. (h) Kon
pensasi yg layak. (i) Kebanggaan.
QWL Versi Kedua : (a) Good Supervision, (b) Good Pay
and Benefit, (c) Rewarding Job, (d) Challenging Job, (e)
Intresting Job, (f) Good Working Condition.
QUALITY OF WORK LIFE (QWL)/KUALITAS KEHIDUPAN KERJA (K3) VERSI I SEBAGAI
KONDISI UNTUK PERUBAHAN
• KERJASAMA/TIM KERJA
•PARTISIPASI DALAM RAPAT
•INSIATIF, KREATIVITAS KERJA,DLL
• PERLINDUNGAN JABATAN
•PELATIHAN/PENGEMBANGAN
• PENILAIAN KINERJA
• IDENTITAS ORGASSI
•PARTISIPASI KEMASYARAKATAN
•KEPERDULIAN LINGKUNGAN
PARTISI
PASI
PEKERJA
PENYELE
SAIAN
KONFLIK
KEBANG
GAAN
• UPAH DASAR, INSENTIF
DAN BERBAGI LABA YG
LAYAK MANUSIAWI
• TIM KESELEMATAN
KERJA
• TIM PERTOLONGAN
GAWAT DARURAT
• PROGRAM KESEHATAN
KERJA
• TIDAK ADA PHK, PROGRAM PENSIUN
BEBAS KKN DLL
KOMPEN
SASI YG
LAYAK
KESEHAT
AN LING
KUNGAN
KERJA
• KETERBUKAAN
• PROSES PENYAMPAIAN
KELUHAN
• PROSES BANDING
PENGEM
BANGAN
KARIER
QWL
KESELA
MATAN
KERJA
KOMU
NIKASI
KESE
HATAN
KERJA
• PERTEMUAN TATAP
MUKA
• PERTEMUAN KELOMPOK
•PUBLIKASI INTERN
•PERTEMUAN KELOMPOK/
UNIT KERJA
•KLINIK, KLINIK GIGI
•PROGRAM SENAM
KESEGARAN JASMANI
• REKREASI, KONSELING
QUALITY OF WORK LIFE VERSI II
GOOD
SUPERVISION
QWL
CHALLENGING
JOB
V.SEBAB – SEBAB DILAKUKANNYA PERUBAHAN
@ Sejalan dgn uraian di atas menurut Stoner dan Freeman
sekurang-kurangnya ada tiga sebab dilakukannya perubahan yang harus dikelola sbb :
1. Adanya perubahan lingkungan yang mengancam eksistensi dan pengembangan organisasi.
2. Adanya perubahan lingkungan yang menawarkan peluang-peluang baru untuk mempertahankan dan mengembangkan organisasi serta meningkatkan kesejah
teraan anggota organisasi.
3. Struktur dan kondisi organisasi menghambat adaptasi perubahan lingkungan misalnya birokrasi yang berlapis-lapis.
@ Sedang Griffin menyatakan ada dua kekuatan yang men
dorong organisasi melakukan perubahan, sbb:V
1. Kekuatan internal atau dari dalam organisasi antara lain
bersumber dari perlunya strategi baru, metode kerja baru
dan adaptasi teknologi baru atau perbaikan sikap SDM dll
2.Kekuatan eksternal atau dari luar organisasi antara lain
seperti perubahan peraturan pemerintah, kondisi resesi,
perubahan.
@ Berikutnya Coffey mengemukakan beberapa faktor yang
menyebabkan organisasi melakukan perubahan, al sbb:
1. Perkembangan teknologin, terutama berkenaan dgn teknologi informasi dan komunikasi.
2. Kondisi ekonomi nasional dan internasional yang berpe
ngaruh terhadap pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi se
perti fungsi produksi, rekrutmen SDM berkualitas dll.
3. Persaingan Global yang semkin ketat dan berat yang
berpengaruh pada kemampuan mempertahankan dan
mengembangkan organisasi.
4. Politik Dunia yang berpengaruh pada pemerintahan pd
tingkat nasional dan domistik yang akhirnya berpengaruh pada organisasi, baik profit maupun non profit.
5. Perubahan Sosial dan Demografi yang mengharuskan
organisasi menyesuaikan strateginya, seperti meningkatkan perhatian pada kaum minoritas dan masyarakat
miskin.
•
•
•
•
•
Alasan Penerimaan dan Penolakan Perubahan menurut
Coffey, Cook dan Hunsaker
Penerimaan
Penolakan
Percaya bhw perubahan *Adanya ketakutan akan tdk
dapat membantu pelaksa mampu melakukan perubah
naan pekerjaan menjadi
an.
lebih baik.
Memahami dgn jelas ha
*Tdk memahami harapan dari
rapan dari perubahan.
Perubahan.
Memahami pentingnya
*Tidak tahu pentingnya peruperubahan.
bahan.
Mengharapkan keuntung * Khawatir kerugian secara
an secara ekonomis
ekonomis
Mengharapkan pekerjaan * Khawatir perubahan bermenjadi lebih mudah dan
dampak kerja menjadi lemenyenangkan.
bih sulit.
Penerimaan
*Mengharapkan jaminan keselamatan kerja menjadi lebih baik.
Penolakan
* Khawatir akan kehilangan
jaminan keselamatan kerja.
* Mengharapkan peningkatan
status sosial.
* Khawatir kehilangan status sosial.
* Perubahan dinilai positif
dan masuk akal.
* Perubahan dinilai negatif
dan tidak masuk akal
* Perubahan diraskan sesuai
dengan kepercayan dan nilai-nilai pribadi.
* Perubahan diraskan tdk
sesuai dengan kepercaya
an dan nilai-nilai pribadi
Respon terhadap perubahan di lingkungan sebuah organisasi tidak sekedar penerimaan dan penolokan, tetapi mencakup juga sbb :
1. Menyangkal bahwa perubahan sedang terjadi.
2. Mengabaikan perubahan.
3. Menolak perubahan.
4. Menerima Perubahan dan menyesuaikan diri.
5. Mengantisipasi perubahan dan ikut merencanakan.
Di antara kelima respon tersebut yg penting dibahas dlm
Manajemen Perubahan adalah respon Penolakan oleh berbagai pihak khususnya SDM di dalam organisasi.
 Penolakan terhadap perubahan tidak selalu negatif, sehingga penolakan harus dijadikan isyarat bahwa manaje
men perubahan tdk boleh dilakukan secara serampangan. Penolakan dinyatakan dalam bentuk protes, mogok,
demonstrasi, atau sikap menurunnya loyalitas dan motivasi kerja, atau meningkatnya kesalahan kerja, absensi
dll. Perubahan mudah diucapkan, namun sulit dilaksanakan, yg mengharuskan dilakukan manajemen terha
dap perubahan organisasi.
 Pertanyaannya : Mengapa ada perubahan yang ditolak ?
Banyak sumber atau penyebab penolakan terhadap perubahan yang dilakukan oleh individu atau kelompok.
1. Risestensi Individual.
a. Perbedaan kepribadian, persepsi dan kebutuhan
(kepentingan), merupakan potensi yg dimiliki indivi
du untuk menolak perubahan di lingkungan sebuah
organisasi.
b. Kebiasaan.
Banyak individu yang hidup dalam kondisi tertentu se
cara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan, cen
derung untuk menolak perubahan karena khawatir
akan terjadi kondisi yang tidak stabil dan meresahkan.
c. Rasa Aman
Kondisi organisasi sekarang yang dirasa aman apabila mengalami perubahan, akan berdampak terjadinya
perasaan tidak aman, yang menyebabkan perubahan
akan ditolak.Rasa tidak aman terjadi karena perubahan diduga akan merugikan kedudukan/posisi individu.
d. Faktor Ekonomi.
Penolakan terhadap perubahan di dalam organisasi da
pat berakibat pada menurunnya penghasilan bagi individu sehingga cenderung untuk menolak perubahan.
e. Kondisi Yang Tidak Pasti.
Perubahan banyak yg diiringi rasa takut karena tdk mudah meprediksi hasilnya. Individu dalam kondisi sekarang yg sudah pasti, dihadapkan pada kondisi perubah
an yang tidak pasti, cenderung utk menolak perubahan
yang akan dilakukan.
f. Persepsi.
Persepsi atau cara pandang individu terhadap organisa
si dan dunia sekitarnya pada umumnya tidak sama.
Demikian juga persepsi terhadap perubahan yg terjadi
di lingkungan suatu organisasi yg tidak sesuai bagi
individu akan cenderung ditolak.
Resistensi Individual terhadap perubahan dapat digambar
kan sebagai berikut :
RASA AMAN
RESENSI
INDIVIDUAL
2. Resistensi organisasi.
Organisasi pada dasarnya memang konservatif yang si
fatnya cenderung selalu menolak perubahan. Contoh
nyata terjadi pada organisasi di bidang pendidikan yang
sulit utk melakukan perubahan, sehingga kualitasnya
selalu dipersoalkan. Resistensi ini terdiri dari :
a. Inersia Struktural.
Penolakan yang terstruktur terhadap perubahan terjaji karena kekhawatiran kestabilan organisasi akan ter
ganggu, sehingga kondisinya menjadi tidak kondusif.
b. Perubahan Berdampak Luas.
Organisasi merupakan suatu sistem, perubahan satu
bagian akan berpengaruh pada bagian lain, yang cenderung ditolak oleh bagian yang merasa sudah stabil.
c. Inersia Kelompok Kerja.
Norma-norma kelompok dapat menjadi penyebab penolakan terhadap perubahan yang akan dilakukan. Perubahan mungkin disetujui oleh individu, namun ditolak
karena bertentangan dengan norma-norma kelompok.
Misalnya perubahan jam kerja, yang mungkin disetujui
secara individual, tetapi bertentangan dgn norma kelom
pok, sehingga cenderung ditolak, seperti penghapusan
cuti haid untuk meningkatkan produktivitas.
d. Ancaman terhadap keahlian
Sering terjadi perubahan berdampak suatu keahlian terdesak atau teracam tidak dapat dipergunakan lagi, sehingga ditolak oleh kelompok dalam keahlian tsb. Misalnya perubahan pekerjaan yang selama ini memerlukan
keahlian manual akan diganti dengan komputer, sehing
ga cenderung ditolak.
e. Ancaman Terhadap Prosedur Yang Mapan.
Perubahan terhadap Sistem Pengambilan Keputusan
dalam struktur organisasi sering ada pihak yang mera
sa akan kehilangan wewenang yang selama ini sudah
mapan sehingga cenderung untuk menolak.
f. Acaman Kehilangan atau Berkurang Alokasi Dana.
Banyak pihak yang cenderung akan menolak perubahan yang berdampak mengurangi atau meniadakan dana
yang selama ini selalu disediakan.
DAMPAK LUAS
PERUBAHAN
INERSIA
STRUKTURAL
INERSIA
KELOMPOK
RESISTENSI
ORGANISASI
ANCAMAN
KEAHLIAN
ACAMAN ALOKASI
SUMBER DANA
ANCAMAN PROSEDUR
YANG MAPAN
Teknik Mengatasi Penolakan Terhadap Perubahan
1. Pendidikan dan Komunikasi
Penolakan terhadap perubahan yg disebabkan oleh kurangnya kemampuan memahami maksud dan tujuan perubahan dapat diatasi dengan memberikan pendidikan
tambahan (pelatihan, kursus dll) atau dgn meningkatkan
komunikasi (ceramah, diskusi, presentasi dll). Dgn cara
tsb kemampuan memahami perubahan akan meningkat.
2. Partisipasi
Pihak yang menolak suatu perubahan dapat diyakinkan
untuk memahami maksud dan tujuannya dgn ikut dipartisipasikan dalam perencanaan, pelaksanaan dan mengevaluasi hasilnya.
3. Memberikan Kemudahan dan Dukungan
Perubahan yang menimbukan rasa cemas, takut dan ter
ancam dapat diatasi dengan memberikan konsultasi bah
kan jika perlu terapi psikologis untuk menghilangkan
perasaan tersebut dan meyakinkan bahwa akibatnya tdk
akan merugikan atau bagi yg dirugikan masih dapat dicarikan cara mengatasinya.
4. Negosiasi.
Penolakan dan sikap menantang terhadap suatu perubahan dapat diatasi dengan melakukan negosiasi untuk
mencari alternatif-alternatif pemecahan. Alternatif yang
dipilih harus didasarkan pada kesepakatan agar dapat
diterima oleh pihak yang menolak perubahan.
5. Manipulasi dan Kooptasi.
Manipulasi adalah menutupi kondisi perubahan yang se
sungguhnya dan akibatnya jika dilaksanakan. Antara
lain dgn tidak menyatakan sesuatu yang negatif dari pe
rubahan dan hasilnya jika dilaksanakan.Sebaliknya kata
kanlah hanya yang baik dan menguntungkan dalam me
laksanakan perubahan.
Sedang kooptasi dilakukan dengan memberikan peranan atau kedudukan sebagai salah seorang pimpinan dr
pihak yg menantang perubahan, jika perlu sampai pada
diikut sertakan dlam mengambil keputusan-keputusan.
6. Paksaan.
Cara lain dalam menghadapi pihak yg menantang perubahan adalah dgn paksaan, antara lain berupa ancaman
dan hukuman, seperti dipindahkan, didemosi, penunda
an upah sampai pemutusan hubungan kerja (PHK)
VII. PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN PERUBAHAN
1.
PENDEKATAN KLASIK (Kurt Lewin). Pendekatan ini mencakup
tiga langkah sbb :
a. UNFREEZING the status quo.
b. MOVEMENT to the new state
c. REFREEZING the new change to make it permanent
Restraining Force
Disire State
REFREEZING
MOVEMENT (CHANGING)
STAUS QUO
UNFREEZING
Driving Forces
Time
UNFREEZING (PENCAIRAN)
adalah proses menjelaskan alasan mengapa organisasi
membutuhkan untuk melakukan perubahan, sehingga semua dapat menerima dan bersedia melakukan perubahan
Dengan kata lain pencairan adalah usaha organisasi dlm
mempersiapkan SDM untuk mempelajari dan menguasai
perilaku (sesuatu) yang baru sebagai perubahan yg akan
diwujudkan.
MOVEMENT (CHANGING)
Melakukan perubahan setahap demi setahap(step by step)
secara pasti, usahakan agar hasil perubahan dirasakan se
luruh anggota organisasi. Selanjutnya akan terlihat jumlah
penantang berkurang dan jumlah pendukung bertambah.
Dengan kata lain Pengubahan adalah proses menemukan
dan mengadopsi sikap, nilai dan tingkah laku yang baru
bagi semua SDM, melalui proses identifikasi dan internalisasi
REFREEZING (PEMANTAPAN)
Adalah proses meneguhkan pola tingkah laku baru dgn
mekanisme memberikan dukungan atau memperkuat
agar menjadi norma baru yg merupakan bagian dari suatu sistem. Dengan kata lain jika kondisi yang diinginkan
sebagai perubahan sudah terwujud, stabilkan organisasi
Dengan menetapkan peraturan-peraturan, sistem konpen
sasi, pengelolaan organisasi sesuai dengan kondisinya
yang baru.
# Manajemen Perubahan memerlukan agen perubahan
(change agent), baik dari dalam maupun dari luar seperti konsultan, sebagai pihak yang mampu melihat kondisi organisasi secara obyektif.
# Berdasarkan Pendekatan Klasik terdapat tiga tipe perubahan, yang terdiri dari :
a. Perubahan Rutin.
Perubahan ini terjadi dalam proses organisasi seharihari, melalui penerimaan saran, pendapat, usul dari
anggota organisasi, yang ternyata mampu membawa
berbagai perbaikan unit kerja atau organisasi.
b. Perubahan Peningkatan.
Perubahan yang dilakukan di lingkungan organisasi
yang dapat meningkatkan nilai prestasi organisasi dalam memberikan pelayanan.
c. Perubahan Inovatif.
Perubahan yang menghasilkan sesuatu yg baru dan
diterima atau disenangi pihak-pihak terkait, seperti
perbaikan/penyempurnaan produk, produk baru dll
@ TAHAP-TAHAP Perubahan dalam Pendekatan Klasik
tahapan manajemen perubahan ini mencakup :
a. Tahap Identifikasi Perubahan.
Mengenali perubahan apa yang akan dilakukan/terja
di. Dengan kata lain pimpinan atau kelompok harus
mengenali kebutuhan dan tipe perubahan
b. Tahap Perencanaan Perubahan.
Pada tahap ini ditetapkan tujuan perubahan, kemu
dian harus dilakukan analisis diagnostik mengenai
situasi teknis, pemilihan strategi umum, pemilihan
cara melaksanakan agar tujuan perubahan tercapai
c. Tahap Implementasi Perubahan
Melaksanakan perubahan dengan mengikuti tahapan di dalam perencanaan
d.Tahap Evaluasi dan Umpan Balik.
Setelah pelaksanaan berakhir harus dilakukan evaluasi
terhadap data, proses dan hasil yang dicapai untuk me
ngetahui tingkat keberhasilan perubahan dan menghimpun umpan balik (feed back) utk dijadikan bahan pertim
bangan perbaikan manajemen perubahan berikutnya.
20 – 01 - 09
VIII. PENDEKATAN PERUBAHAN TERENCANA (PLANNED
CHANGE) DALAM MANAJEMEN PERUBAHAN
A. Implementasi Perubahan Terencana Dalam Manajemen
Perubahan
Untuk mewujudkan masa depan yg lebih baik dari masa
sebelumnya di lingkungan suatu organisasi banyak pe
rubahan yang harus dilakukan secara proaktif melalui
konsep perubahan terencana (planned change).
* Stoner mengatakan perubahan terencana atau yg direncanakan adalah inovasi struktural, kebijakan atau sasaran baru atau perubahan dlm filosofi dan operasional yg
dgn sengaja didesain dan diimplementrasitasikan.
* Perubahan terencana bertujuan untuk menyiapkan seluruh atau sebagaian anggota (SDM) organisasi utk menye
suaikan diri pada perubahan secara signifikan dalam sa
saran dan arah organisasi.
# Perubahan Terencana adalah Manajemen Perubahan Proakatif dan bertujuan.
# Manajemen Perubahan dilakukan dengan mengadaptasi
Manajemen Strategis dan Perubahan Terencana (Planned
Change) dengan komponen yang terdiri dari :
a. Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) sebagai Manajemen Perubahan Jangka Panjang (Negara sebagai Organisasi 25 s/d 30 tahun, sedang organisasi/peruhaan 10
s/d 15 tahun)
b. Penyusunan Rencana Operasional (RENOP) sebagai Manajemen Perubahan Jangka Sedang (Negara per 5 tahun
untuk organisasi/perusahaan per dua atau tiga t.ahun)
c. Penyusunan Rencan Tindakan (Action Plan) sebagai Manajemen Perubahan Jangka Pendek (Rencana Tahunan).
KOMPONEN PERUBAHAN TERENCANA SEBAGAI
MANAJEMEN PERUBAHAN
RENCANA STRATEGIS
(RENSTRA)
PERUBAHAN PROSPEK
JANGKA PANJANG
KONDISI
INTERNAL
KONDISI
EKSTERNAL
RENCANA OPERASIONAL
(RENOP)
PERUBAHAN PROSPEK
JANGKA SEDANG
RENCANA TINDAKAN
(ACTION PLAN)
RENCANA PERTAHUN
IMPLEMENTASI PERUBAHAN TERENCANA (PLANNED CHANGE) SEBAGAI
MANAJEMEN PERUBAHAN
RENSTRA
RENOP V
# VISI (Perubahan Jangka
Panjang yang diinginkan)
# MISI (kegiatan untuk melakukan perubahan)
# Tujuan Strategis.
RENOP IV
RENOP III
RENOP II
RENOP I
ACTION PLAN II
ACTION PLAN I
Setiap RENOP menetapkan
* Sasaran (Perubahan Jangka Sedang)
* PROGRAM
* PROYEK * KEGIATAN RUTIN
EVALUASI DIRI
(ANALISIS SWOT)
 RENSTRA (Rencana Strategis) adalah rencana perubah
an jangka panjang dalam manajemen perubahan (untuk
Negara 25 s/d 30 tahun,organisasi 10 s/d 15 tahun). Ma
najem Perubahan dilaksanakan secara bertahap dalam
beberapa RENOP. Pelaksanaan Renstra sebagai Manaje
men Perubahan dilakukan dengan menetapkan :
# VISI adalah capaian perubahan yg terakhir sebagai pe
rubahan akhir yg akan dicapai sebagai perubahan
jangka panjang. Capaiannya adalah kondisi organisasi
yg tebaik setelah melakukan Misi yg terurai di dalam
semua Renop.
# MISI adalah kegiatan untuk menghasilkan perubahan
jangka panjang agar Visi dapat diwujudkan.
# TUJUAN STRATEGIS adalah penjabaran dari pencapai
an kondisi terbaik di dalam Visi berupa hasil yang kong
krit yang akan dicapai dari perubahan jangka panjang.
 RENOP (Rencana Operasional) adalah bagian dari Renstra sebagai tahapan perubahan di dalam Manajemen
Perubahan. Dalam satu RENSTRA terdapat beberapa
RENOP.
# Setiap Renop harus menetapkan :
* Sasaran sebagai perubahan yang akan dicapai dalm
jangka waktu sedang (misalnya selama 3 tahun)
* Kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
sasaran terdiri dari program kerja, proyek-proyek,
kegiatan rutin
 Action Plan (Rencana Tindakan) adalah rencana pelaksanaan program kerja, proyek, proyek dan kegiatan rutin tahun pertama, kedua dan ketiga (satu RENOP) untk
negara disebut APBN dan APBD. Penetapan tersebut
sangat tergantung pd Dana yg tersedia/dpt disediakan.
 Setiap akan menyusun satu RENOP harus dilakukan
Evaluasi Diri untuk mengetahui kondisi organisasi sekarang (saat akan merencanakan) agar menjadi dasar utuk
menetapkan perubahan yang akan dicapai dalam setiap
tahapan rencana tindakan, Renop dan akhirnya Visi dan
Tujuan Strategis.
# Evaluasi Diri dilakukan dengan analisis SWOT untuk
mengetahui Kekuatan (Streng), Kelemahan(Weekness)
Kesempatan/Peluang (Opportunites) dan Hambatan
(Threats) yang dihadapi organisasi setiap akan memulai setiap Renop.
SWOT antara lain harus dilakukan pada kondisi SDM,
Sarana Kerja, Teknologi, Dana, Peraturan Pemerintah,
Manajemen Organisasi dll.
MATRIK ANALISIS SWOT
SWOT I
KONDISI SDM
KEKUATAN
KELEMAHAN
PELUANG
HAMBATAN
 Manajemen Perubahan dengan pendekatan Perubahaan
Terencana dgn pentahapan dari Bullock dan Batten.
Fase-fase dalam proses perubahan itu adalah sbb :
1. Fase Ekplorasi yakni fase mempertimbangkan untuk
membuat keputusan tentang perubahan yang akan
dilakukan dan rencana operasionalisasinya dengan
mengalokasikan sumber daya-sumber daya.
2. Fase Perencanaan yang diimplementasikan melalui
penghimpun informasi untuk membuat diagnose mengenai masalah yang dihadapi sehingga perlu melakukan perubahan, menetapkan tujuan perubahan dan
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapaica
tujuan perubahan.
3. Fase Tindakan organisasi mengimplementasikan perencanaan dengan melakukan kegiatan sekarang menuju perubahan di masa depan
4. Fase Integrasi, perubahan harus segera dimulai dan di
laksanakan melalui proses konsolidasi dan stabilisasi
perubahan guna menguatkan perilaku baru melalui umpan balik dan sistem imbalan serta mengatur para ma
najer dan karyawan secara terus menerus memonitor
perubahan dan upaya-upaya perbaikan.
Pendapat lain mengenai perubahan terencana dlm manajemen perubahan mengatakan : “Perubahan harus direncanakan dan dikelola (managing planned change) dalam
pengembangan organisasi/perusahaan.”
Titik awal adalah adanya kesadaran utk melakukan peru
bahan (change awareness) yang harus disuntikan pada
semua jajaran utama. Tanpa kesadaran rencana perubahan akan tersendat dan sulit mencapai tujuannya, karena akan terdapat pihak yang menolak (risestensi) ter
hadap perubahan yang dilakukan.
 Program Visioning yakni membuka jendela masa depan
dengan menciptakan visi yang jelas dan terfokus, yang
akan menuntun arah perubahan ke arah yang tepat. Visi
harus menggambarkan kondisi perubahan masa depan
yg diinginkan yang dipahami dan dimengerti oleh semua anggota organisasi.
 Pelaksanaan tiga tahap perubahan terencana sbb :
1. Persiapan Perubahan, mulai dari kegiatan mengevaluasi mengenai kondisi internal dan eksternal. Untuk
itu sering diperlukan peran konsultan sebagai agen
perubahan yang dapat melihat persoalan secara obyektif untuk menentukan bentuk, strategi dan kerangka perubahan.
2. Implementasi. Pelaksanaan perubahan yang hrs diser
tai kemantapan dan kecepatan untuk mendorong
2. Implementasi, pelaksanaan perubahan harus disertai ke
tepatan dan kecepatan untuk mendorong dimulainya ak
tivitas perubahan. Implementasi perubahan memerlukan
komitmen yg tinggi karena sering kali hasil perubahan
tidak jelas. Implementasi perubahan perlu dilaksanakan
dalam jangka waktu yg tepat, karena jika berlangsung
dlm jangka waktu terlalu lama, maka hasilnya akan tdk
sesuai lagi untuk kondisi dan situasi yg dihadapi.
Sebaliknya perubahan yg terlalu banyak dalam waktu yg
terlalu singkat akan menimbulkan kekacauan arah bagi
para pelaksana perubahan.
3. Pengelolaan Hasil Perubahan
Fase ini merupakan tantangan yang tidak ringan karena
menyangkut kemampuan mempersiapkan SDM yg mam
pu mempertahankan dan mengembangkan pelaksanaan
nya
B. Tiga Kaidah (hukum) perubahan yang terdiri dari :
1. Law of Native.
Perubahan harus melibatkan seluruh organisasi untk
mewujudkan visi organisasi sebagai segenap impian
masa depan, meresap dalam sanubari seluruh anggota yang membuahkan komitmen.
2. Law of Chaos.
Setiap anggota harus menyadari bahwa awal dr peru
bahan cenderung untuk menimbulkan kekacauan. Fak
ta itu harus diterima, namun organisasi hrs memiliki
strategi (cara) yang tepat untuk mengelola kondisi itu.
3. Law of Eden.
Pelaksanaan perubahan membutuhkan peranan teladan positif, kompetensi dan komitmen tinggi.
IX.Pendekatan Developmental Organization (OD) / Pengem
bangan Organisasi (PO) Dalam Manajemen Perubahan.
A. Pengertian Pengembangan Organiasi (PO)
@ PO adalah pendekatan modern dalam Manajemen ter
hadap perubahan dan pengembangan organisasi dari
sudut Sumber Daya Manusia yg disebut Manajemen
Perubahan (Fred Luthan).
@ PO diartikan juga sebagai respon terhadap perubahan yang komplek karena berkaitan dengan usaha merubah keyakinan, sikap, nilai-nilai, keterampilan/keahlian dan struktur organisasi, agar mampu mengadaptasi secara baik teknologi baru, dinamika/perubahan
masyarakat yang dilayani, dan tantangan-tantangan
di dalam perubahan itu.
@ PO adalah usaha melakukan perubahan jangka panjang
untuk meningkatkan kemampuan organisasi dlm memecahkan masalah dan dalam proses pembaharuan melalui manajemen dan kerja sama yg lebih efektif sebagai
budaya yg dikembang kan dalam organisasi (Wendel L
French & Cecil H Bell)
@ PO adalah proses merencanakan perubahan budaya organisasi dengan mempergunakan ilmu tentang perilaku
teknologi (behavior science of technology), penelitian
dan teori-teori yang relevan (W.Warren Berke)
@ PO Modern adalah kegiatan Manajemen Perubahan yg
hasilnya adalah organisasi yang lebih sehat/baik dari
kondisi sebelumnya. (Allan C Filley, Robert J. House &
Steven Kerr)
@ Winn di dalam Gibson James L mengatakan PO merupa
kan strategi normatif, re-edukasi yang dimaksudkan utk
mempengaruhi sistem kepercayaan, nilai dan sikap di
dalam organisasi, sehingga organisasi itu lebih mampu
industrimenyesuaikan diri dengan tingkat perubahan yg
cepat dalam teknologi, lingkungan dan masyarakat pd
umumnya.
C, FILSAFAT DAN NILAI-NILAI PO DLM MANAJEMEN
PERUBAHAN
FILSAFAT PO
Manajemen Perubahan dlm mengimplementasikan PO un
tuk mewujudkan perubahan di lingkungan sebuah organisasi didasari oleh Filsafat Demokratis yang menghargai
kemampuan setiap anggota organisasi sebagai individu
Setiap individu diperlakukan sesuai prestasinya
# Filsafat tersebut berarti setiap anggota organisasi memiliki kebebasan dalam berprestasi melalui inisiatif,
kreativitas dan inovasi sebagai upaya perubahan yg di
sepakati organisasi
@ Nilai-nilai dalam Filsafat PO adalah :
1. Perlakuan yang tidak deskriminatif pada semua SDM
anggota organisasi dalam seluruh proses pelaksana
an suatu perubahan di dalam organisasi.
2. Menghargai dan memberdayakan perbedaan kemampuan SDM anggota organisasi sebagai individu yang
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing
dalam melaksanakan perubahan melalui PO.
3. Mengutamakan nilai-nilai kebersamaan dalam mewu
judkan perubahan organisasi melalui kegiatan PO,
khususnya berupa Tim Kerja (Team Work)/
4. Kebebasan yang bertanggung jawab dalam arti setiap SDM sebagai anggota organisasi memiliki kebebebasan dalam berpikir dan berpendapat yang dibatasi oleh kebebasan anggota yang lain.
5. PO menjalankan prinsip-prinsip Keterbukaan/Tranparansi, dan Akuntabelitas dalam melaksanakan perubah
an sesuai dengan kondisi dan peraturan organisasi
@ Filsafat dan Nilai-nilai PO tersebut mengkristal dalam
Budaya Orgtanisasi yang mengatur dan mengendalikan
SDM sebagai anggota organisasi dalam cara berpikir,
bersikap dan berperilaku di dlam dan di luar organisasi
Cara-cara tersebut harus didasari ethika dan tanggung
jawab sosial yang demokratis dan tidak deskriminatif,
baik antar pihak manajemen dengan anggota organisasi maupun dalam memberikan pelayanan pada pihak
terkait atau masyarakat luas.
@ Filsafat dan nilai PO terfokus pada SDM sebagai sumber dan pelaksana perubahan untuk menjadikan kondisi organisasi lebih baik dari kondisi sebelumnya.
Filsafat dan nilai-nilai PO di dalam organisasi yg sehat/baik (good organization) me
nolak atau bertolak belakang dengan filsa
fat dan nilai-nilai yang terdapat di dalam
organisasi yg tidak sehat/buruk (bad orga
nization) berupa filsafat otoriter, yg meng
hasilkan perilaku Kolusi, Korupsi dan Ne
potisme (KKN).
Filsafat dan nilai khusus PO adalah “kepe
mimpinan antar manusia (leadership
betwen people). Wayne F Cascio.
C. TUJUAN PO DALAM MANAJEMEN PERUBAHAN
TUJUAN UMUM PO
Miningkatkan kemampuan organisasi melalui peningkatan kemampuan SDM anggota organisasi agar menjadi or
ganisasi yang kondisinya semakin sehat/baik dari kondisi sebelumnya dalam usaha mencapai tujuannya.
TUJUAN KHUSUS PO
1. Mewujudkan perubahan dan pengembangan perspektif
organisasi dengan memperluas wawasan SDM anggota
organisasi khususnya para manajer / pimpinan tingkat
atas (top manager), manajer menengah (middle manager) dan manajer tingkat bawah (lower manager) dapat
diingkatkan kemampuannya dlm mengambil keputusan
dan pengendalian perubahan organisasi, agar kondisinya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
a. Mewujudkan kemampuan mengadaptasi perubahan dan
pengembangan nilai-nilai dari masa ke masa yg menda
sari kebutuhan dan keinginan masyarakat yg perlu men
daapatkan pelayanan.
b. Mewujudkan kemampuan Evaluasi Diri untuk memperoleh dasar dalam merencanakan perubahan yg sifatnya
realistis dan bukan sekedar keinginan kosong atau khayal semata.
c.Meningkatkan kemampuan melaksanakan nilai-nilai baku
dalam bekerja, seperti kerja keras, disiplin yang tinggi,
kejujuran, berkompetisi secara sehat dll.
d. Meningkatkan sensitivitas atau kemampuan menghayati
nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal dalam
memberdayakan SDM anggota organisasi, agar memiliki
motivasi dan kinerja yang tinggi dalam melaksanakan
perubahan organisasi.
e.Meningkatkan kemampuan mewujudkan Budaya Organisasi yg demokratis, sebagai jaminan semua dan
setiap SDM diperlakukan secara manusiawi dan seba
gai subyek dlm melaksanakan perubahan organisasi
2. Meningkatkan kemampuan mengadaptasi perkembang
an dan kemajuan ilmu dan teknologi yang dibutuhkan
dalam merencanakan dan melaksanakan perubahan
organisasi
3. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian
SDM dalam bekerja terutama yang mendukung bagi ter
laksananya perubahan organisasi.
4. Mewujudkan orientasi SDM di semua bidang dan jen
jang untuk memiliki komitmen yang tinggi pada pening
katan produktivitas dan pelayanan yang berkualitas
5. Peningkatan kemampuan mengadaptasi perubahan mi
lai-nilai kerja dan nilai-nilai sosial yang mendukung perubahan organisasi.
Tujuan Khusus Manajemen Perubahan melalui PO
PERSPEKTIF
ORGANISASI
ADAPTASI
PERKEMBANG
AN ILMU &
TEKNOLOGI
ADAPTASI
PERUBAHAN
NILAI-NILAI
TUJUAN PO
PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS
&
PELAYANAN
PENINGKATAN
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN
KEAHLIAN
D. KARAKTERISTIK PO
1. PO diawali dengan merumuskan Rencanaan Perubahan
(Planned Change), meliputi Evaluasi Diri dan prediksi
kondisi yang ingin diwujudkan di masa depan Kemudian
memilih kegiatan untuk mencapai keinginan tersebut se
bagai tujuan perubahan, berupa kondisi organisasi yang
lebih baik dari sebelumnya.
2. PO merupakan perubahan yang komprensip atau bersifat menyeluruh sebagai satu sistem yang mengikut sertakan semua komponen organisasi yang saling terkait.
3. PO merupakan perubahan berkelanjutan untuk jangka
waktu panjang. Suatu tujuan tercapai yang membawa pe
rubahan kondisi menjadi lebih dari sebelumnya, harus
diikuti perubahan berikutnya secara berkelanjutan.
4. PO pelaksanaannya berfokus pda kerjasama(team work)
Usaha mewujudkan PO merupakan tanggung jawab dan
harus mengikut sertakan semua SDM yg terkait di dalam
organisasi. Semua SDM harus diberdayakan dlm tim ker
ja agar dapat mengatasi kelemahan masing-masing untuk me- wujudkan perubahan organisasi secara optimal.
5. PO bekerja secara ilmiah dgn memanfaatkan hasil pene
litian. PO bukan pekerjaan spekulatif. Perubahan yang
akan dilak sanakan harus didasari data/informasi yang
obyektif dan diolah secara ilmiah melalui proses action
research.
6. PO bersifat intervensi.
PO secara terpaksa mungkin harus mengintervensi
perilaku kerja dan kebiasaan buruk SDM dalam bekerja,
agar diperbaiki. Intervensi dapat dilakukan secara legal
melalui pelak sanaan Evaluasi Kinerja secara jujur dan
obyektif
6. PO mengikut sertakan Agen Perubahan
Sering organisasi tidak dapat melihat kekurangannya te
tapi dapat dilihat secara jelas oleh orang luar terutama
yg ahli di bidangnya, seperti konsultan atau para agen
perubahan. Oleh karena itu peran tenaga ahli menjadi sa
ngat penting dalam mendorong dilaksanakannya perubahan yang dpt mengantarkan organisasi pada kondisi
nya yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.
E. RUANG LINGKUP PO.
PO sebagai proses perubahan organisasi untuk mewujudkan kondisi organisasi menjadi lebih baik dr kondisi sebelumnya, memiliki ruang lingkup sbb :
1. Mengatasi sentralisasi yang berlebihan.
Sentralisasi tdk sepenuhnya buruk, namun sentralisasi
1. Mengatasi sentralisasi yang berlebihan.
Sentralisasi tdk sepenuhnya buruk, namun sentralisasi
yg berlebih-lebihan bertentangan prinsip-prinsip demok
rasi sebagai filsafah PO. Sentralisasi yg bermakna pemusatan kekuasaan dgn wewenang penetapan keputus
an dan kebijaksanaan berada seluruhnya pd pimpinan
puncak, tanpa pelimpahan wewenang pd pimpinan bawahannya, akan menghabat pembaharuan organisasi.
Dlm manajemen perubahaan, birokrasi yg panjang perlu dipangkas untuk memperlancar pengambilan keputusan.
2. Mencegah kelambanan dan penundaan Pengambilan
Keputusan.
Dalam kondisi kompetisi yang semakin berat dan ketat,
kelambanan (penundaan tanpa alasan yg obyektif) dlm
mengambil keputusan cenderung merugikan organisasi, krn akan menghambat pelaksanaan pembaharuan.
Dengan kata lain pengambilan keputusan yg lamban dlm
manajemen perubahan selain disebabkan oleh birokrasi
dpt juga karena buruknya Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Organisasi. Informasi yg tdk lengkap, tdk akurat dan
terlambat diterima oleh pengambil keputusan akan berdampak pd dihasilkannya keputusan yg salah dalam peren
canaan perubahan organisasi. Pengambilan keputusan
dalm manajemen perubahan, dapat berbentuk perubahan
berjangka pendek atau berjangka panjang dan berskala
mikro atau makro.
# Mikro jangka pendek adalah perubahan tingkat perorang
an misalnya perubahan sikap kerja.Makro jangka pendek
misalnya perubahan kerja manual untuk mengadaptasi
revolusi teknologi komputer dan internet.
# Mikro jangka panjang perubahan SDM perseorangan
misalnya dari sikap menjadi kebiasaan kerja. Makro
jangka panjang misalnya perubahan budaya organisasi dari otoriter menjadi demokratis, peningkatan kemampuan/keahlian kerja, inovasi produk dll.
4. Meningkatkan kemampuan manajerial/kepemimpinan
Perubahan yang mendasar di lingkungan suatu organisasi adalah peningkatan kemampuan manajerial, agar
pada setiap jenjang unit kerja dimiliki manajer yang kom
peten di bidangnya dan mampu menjalankan kepemimpinan antar manusia yg efektif dan efesien. Setiap dan
semua manajer di lingkungan sebuah organisasi harus
memiliki komitmen yg tinggi terhadap perubahan untuk
memajukan dan mengembangkan organisasi.
4. Meningkatkan kemampuan melaksanakan pengendalian
dan kontrol.
Pengendalian dan kontrol dalam Manajemen Perubahan
terhadap rencana dan pelaksanaan perubahan sangat
penting peranannya untuk mencegah terjadinya kegagalan. Manajer yang efektif adalah yang mampu mengendalikan perubahan agar sesuai dengan rencana,
pembagian kerja, metode kerja, dana yang disediakan
dan waktu yang ditetapkan.
5. Meningkatkan Kemampuan Melakukan Koordinasi
Koordinasi dalam Manajemen Perubahan dilakukan untuk menyelaraskan kegiatan SDM terkait dlm merenca
nakan dan melaksakan perubahan organisasi. Koordina
si yang efektif akan bermuara pada peningkatan efisien
si dan efetivitas pencapaian tujuan organisasi. Oleh ka
rena itu semua yg terkait harus berusaha meningkatkan
kemampuan melakukan koordinasi.
6. Meningkatkan keterampilan dan profesionalitas (keahli
an) kerja.
Perubahan ini menempati prioritas yang tinggi dalam
Manajemen Perubahan, karena akan menjadi pendukung utama bagi keberhasilan dlm melaksanakan perubahan organisasi. Peningkatan antara lain dapat dilaku
kan melalui pelatihan dan perluasan wawasan anggota
organisasi yang akan menghasilkan perubahan yang
realistis sesuai dengan kebutuhan organisasi,
7. Perbaikan dan peningkatan Quality of Work Life (QWL)
Manajemen Perubahan membutuhkan kondisi pelaksanaan QWL yang positif untuk menciptakan kepuasan
kerja yang sangat besar pengaruhnya pada sense of
belonging, sense of responsibility dan sense of participation dalam merencanakan dan melaksanakan perubahan organisasi.
X. PENDEKATAN ORGANISASI BELAJAR (LEARNING
ORGANIZATION) DALAM MANAJEMEN PERUBAHAN
A. Pengertian Organisasi Belajar (OB)
1. Organisasi Belajar (OB)/Learning Organization (LO)
tidak dapat dipisahkan dengan Manajemen Perubahan
karena pada dasarnya bermakna organisasi melalui
anggotanya (SDM) harus terus menerus belajar untuk
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan mela
lakukan perubahan untuk menciptakan masa depan yg
lebih baik (Peter M Sange dan Art Klener)
2. Organisasi Belajar (OB) adalah proses perbaikan (perubahan) tindakan melalui peningkatan pemahaman dan
pengetahuan SDM sebagai anggota sebuah organisasi
(C. Marine Fiol dan Marjorie A Lyies)
3. Organisasi Belajar (OB) adalah pengorganisasian kreativitas, kecakapan dan transfer ilmu pengetahuan yang
mampu memperbaiki (merubah) perilaku sebagai pengejawantahan wawasan dan ilmu pengetahuan baru (David
A Garrin)
4. Organisasi Belajar adalah organisasi yang melalui anggotanya (SDM) secara terus menerus meningkatkan kapasitas kerjanya untuk mencapai/menciptakan hasil yg
sungguh-sungguh diinginkan dan pola-pola berpikir yg
baru serta tetap maju secara terarah dan aspirasi bersa
ma diberi ruang yg bebas, dan para anggotanya (SDM)
secara terus menerus mempelajari bagaimana cara be
kerja kelompok (Peter M Sange dan Art Klener).
5. Organisasi Belajar adalah organisasi yang berusaha me
ningkatkan kapasitasnya untuk melakukan perubahan
(Karen Watkins dan Victoria Marsick)
6. Organisasi Belajar adalah organisasi yang memberikan
fasilitas pembelajaran dan pengembangan aan dengan
itu pribadi pada semua anggotanya, dan pada saat yang
sama organisasi itu secara terus menerus mengubah dirinya sendiri (Michael Marquardt dan Angus Reynold)
7.Organisasi Belajar adalah sebuah sistem dan tindakantindak para aktor pelaku, simbol-simbol dan proses-proyang mengubah informasi-informasi menjadi pengetahu
an yang bernilai, yang akhirnya akan mengubah kapasitasnya melalui proses perjalanan panjang dari penyesuaian diri.
8. Organisasi Belajar adalah sebuah organisasi yang mampu menciptakan pengetahuan baru, menyempurnakan
pengetahuan yang ada, dan mentransfer pengetahuan
serta memodifikasinya menjadi perilaku yg merefleksi
pengetahuan dan pemahaman baru tersebut. Dihubung
kandengan konsep perubahan terdapat empat aktivitas
yang harus dilakukan sbb :
a.Perubahan merupakan pemecahan masalah-masalah
secara sistematik.
b.Perubahan dilakukan melalui eksperimen dgn pendekat
an baru.
c.Perubahan dapat menggunakan pengalaman dan dgn
belajar dari pengalaman diri sendiri, pengalaman orang
lain dan dari sejarah masa lalu.
d.Perubahan dapat dilakukan dengan mentransfer penge
tahuan secara cepat dan meningkatkan efisiensi koordinasikan dalam organisasi.
B. TUGAS POKOK ORGANISASI BELAJARorasi
MEMBERDAYAKAN AMGGOTA (SDM)
*Mengembangkan kualitas dan meningkatkan
Kualitas Kehidupan Kerja
*Menciptakan ruang yang bebas
untuk belajar
ORGANISASI
TIM (TEAM)
Mengkolaborasi
Tujuan dan hasil
yang ingin
dicapai
INDIVIDU
•Mengembangkan Penelitian
•Menciptakan kesempatan belajar
berkesinambungan
B. Kiat Organisasi Belajar adalah :
1. Semua anggota organisasi harus memahami Visi organisasi, terpanggil untuk mencapai tujuan-tujuan,
dan mampu melaksanakan aktivitas-aktivitas kerja yg
terarah pada tercapainya tujuan dan terwujutnya visi
tersebut.
2. Organisasi harus mengakui dan menerima pentingnya memberikan kesempatan pada individu untuk dpt
mengakses informasi yang dibutuhkan di bidang kerja masing-masing.
3. Setiap anggota organisasi (SDM) harus diberi kesempatan belajar dari anggota yang lain dalam mengambil
keputusan sesuai dengan jenjang jabatan dan jenis
kegiatannya masing-masing.
Melaksanakan proses belajar untuk memberikan manfaat
bagi SDM dan organisasi dapat dilakukan sbb :
# Belajar sesuatu yang sudah diketahui SDM lain agar dapat berpartisipasi dlm bekerja (maintenance learning)
yang dapat menghasilkan perbaikan perilaku kerja.
# Belajar diikuti kemauan dan keberanian bertanya untuk
menemukan sesuatu yang baru (innovative learning) yg
akan berhasil jika didukung iklim kerja keterbukaan untk
menghasilkan perubahan sikap dan perilaku kerja berupa kemampuan bersaing secara sehat dlm berprestasi.
ORGANISASI BELAJAR SEBAGAI SUATU SISTEM
ANALISIS
ORGANISASI
PEMBERDAYAAN
SDM
DINAMIKA
BELAJAR
MENGELOLA
PENGETAHUAN
PENERAPAN
TEKNOLOGI