PEMBELAJARAN SISWA AUTIS PADA KELAS INKLUSI Disampaikan pada : Pelatihan Guru Pembimbing Khusus Semarang, 18 Agustus 2009 Oleh : Drs.
Download
Report
Transcript PEMBELAJARAN SISWA AUTIS PADA KELAS INKLUSI Disampaikan pada : Pelatihan Guru Pembimbing Khusus Semarang, 18 Agustus 2009 Oleh : Drs.
PEMBELAJARAN SISWA AUTIS
PADA KELAS INKLUSI
Disampaikan pada :
Pelatihan Guru Pembimbing Khusus
Semarang, 18 Agustus 2009
Oleh : Drs. Ciptono
PENGANTAR 1
Acuh tak acuh
Usil tidak bisa diam
Terlambat bicara
Imaginasinya hilang saat bicara
Sosialisasinya jelek
Motoriknya terhambat
Emosional
PENGANTAR 2
Terapi Autisme
Muncul berbagai cara/obat/suplemen yang
ditawarkan
Beberapa jenis terapi yang benar-benar diakui
oleh profesional
Semua terapi jenis apapun yang dilakukan akan
memakan waktu lama
Terapi harus diberikan secara terpadu dan setiap
anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda
(individual differences)
PENGANTAR 3
Jenis terapi autisme
ABA (Applied Behavioral Analysis)
Terapi wicara
Terapi Bermain
Terapi Sosial
Terapi Okupasi
Terapi Musik
Terapi Fisik
Terapi Perilaku
Terapi Perkembangan
Terapi Visual
Terapi Biomedik
PENGANTAR 4
Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan autisme memiliki
kesulitan bicara dan berbahasa
Kadang-kadang bicara cukup berkembang, tetapi
tidak mampu berkomunikasi / berinteraksi
dengan orang lain
PENGANTAR 5
Terapi bermain
Bermain merupakan bagian tidak terpisahkan
dalam tumbuh kembang anak
Usaha mengoptimalkan kemampuan fisik,
intelektual, sosial, dan emosi
Tujuan : mengembangkan kekuatan otot,
motorik, ketahanan tubuh
Misal : mengangkat dan menaruh benda, naikturun tangga
PENGANTAR 6
Terapi Sosial
Kekurangan paling mendasar adalah bidang
interaksi dan komunikasi
Terapis membantu memberikan fasilitas untuk
bergaul dengan teman-teman sebaya dan
mengajari cara-caranya
PENGATAR 7
Terapi Okupasi
Hampir semua anak autis memiliki
keterlambatan dalam perkembagan
motorik halus
Gerak kaku dan kasar
Misal : memegang pensil, memegang sendok,
menyuap makanan ke mulut
PENGANTAR 8
Terapi Fisik
Tonus otot lembek sehingga jalannya kurang
kuat
Keseimbangan kurang bagus
Melalui terapi sensori integrasi
PENGANTAR 9
Terapi Perilaku
Anak-anak dengan gangguan autisme seringkali
merasa frustasi
Terapis mencari latar belakang dari perilaku
negatif dan mencari solusi dengan
merekomendasikan perubahan lingkungan dan
rutin
PENGANTAR 10
Terapi Perkembangan
Anak dipelajari minatnya, kekuatannya,dan
tingkat perkemabangannya kemudian
ditingkatkan kemampuan sosial, emosional, dan
inetelektualnya
Melalui metode floortime, Son-Rise dan RDI (
Relational Developmental Intervention )
PENGANTAR 11
Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan
melihat / visual learnes
Mengembangkan metode belajar komunikasi
melalui gambar-gambar
Bisa juga menggunakan video games
PENGANTAR 12
Terapi Biomedik
Dikembangkan oleh kelompok dokter dalamn
DAN (Defeat Autism Now)
Gejala-gejala autisma diperarah dengan adannya
gangguan metabolisme yang akan berdampak
pada gangguan fungsi otak
Anak-anak diperiksa secara intensif (darah,
urine, faeces, dan rambut )
PENGANTAR 13
ABA ( Applied Behavioral Analysis )
Telah lama dipakai
Sistem yang dipakai adalah memberikan
pelatihan khusus pada anak dengan memberikan
positive reinforcement
Misalnya makanan/minuman, sentuhan,
pelukan, ciuman, pujian, atau aktivitas
yang disukai
Paling banyak dipakai di Indonesia
PENGERTIAN I
Apakah semua penyandang autisme
perlu sekolah ?
PERIKLAKU (emosi diri, rasa percaya diri, dll)
SOSIALISASI (bergiliran, pemahaman, tata tertib,
kerjasama, dll)
BAHASA (reseptif dan ekspresif dasar)
PROBLEM SOLVING
KEMAMPUAN AKADEMIK
SELF HELP
PENGERTIAN II
Mengapa dalam wadah sekolah ?
Autisme membutuhkan contoh perilaku anak
lain yang tanpa hambatan
Untuk mengembangkan sosialisasinya.
Untuk menunjukkan ketrampilan dasar di kelas
klasikal
PENGERTIAN III
Masalah yang timbul setelah
sekolah :
1.
Penyandang Autisme :
Ketidaksiapan terhadap ketrampilan prasyarat
bersekolah
Pelecehan dan premanisme oleh siswa/i lain
Adaptasi teman baru atua guru baru/ guru
pengganti
Kontrol perilaku “stim”
Sensitivitas terhadap stimuli eksternal
Kontrol obsesi
Menghadapi perubahan rutinitas aktifitas kelas
Perpindahan kelas
Pihak Guru dan sekolah :
2.
Keluhan dari orangtua murid lain
“Anggapan” bahwa menerim siswa penyandang Autisme berarti
menurunkan kualitas dan image sekolah
Keterbatasan informasi tentang Autisme – pendekatan & kepuasan
yang tidak akomodatif
Standarisasi kurikulum
Keterbatasan SDM
Keterbatasan dana
Siswa /i :
3.
Kebingungan terhadap perilaku teman penyandang Autisme tersebut
Ketidaktahuan bagaimana seharusnya merespon
Pemikiran “interaksi dengan penyandang Autisme hanya menyianyiakan waktu saja”
4. Orangtua nurid lain :
Kekhawatiran anaknya tertular Autisme
Kekhawatiran anaknya terganggu pelajaran
PENGERTIAN IV
Guru Pendamping
Kesiapan siswa penyandang Autisme
Kesiapan guru kelas
Kesiapan pihak sekolah
PENGERTIAN V
Syarat Guru Pendamping
Memiliki ketrampilan mengajar
Memiliki pengetahuan tentang teori dan praktek
tentang autisme
Mengikuti perkembangan program terapi
Mengetahui “do & don’t” sebagai guru
pendamping
Memiliki kemampuan”team work”
PENGANTAR VI
Peran Sekolah
Sebagai informasi pada orangtua siswa yang
dikhawatirkan menyandang autisme
Mengadakan tes kesiapan khsusus untuk calon
murid penyandang autisme
Memfasilitasi “team meeting”
Memberikan penyesuaian beban tugas
Bekerjasama dalam penerapan Program
Pendidikan Individual yang dibuat oleh
Konsultan Autisme
PENGERTIAN VII
Peran Orangtua :
Optimis tetapi REALISTIS terhadap ekpektasi
kepada anak
Menyaring berbagai informasi tentang autisme
secara bijak
Berperan aktif sebagai bagian dari tim kerja,
baik tim sekolah maupun tim rumah
Mampu mengolah stress yang dihadapi
PENGERTIAN VIII
Peran Konsultan Autisme:
Memberi & menambahkan informasi tentang
Autisme kepada pihak sekolah, guru, dan
orangtua
Identifikasi kebutuhan individu siswa
penyandang autisma
Membuat Program Pendidikan Individual
Evaluasi Program Pendidikan Individual
PENGERTIAN IX
Peran Pemerintah :
Melegalisir penerimaan siswa penyandang
Autisme di sekolah umum
Penyesuaian sistem evaluasi belajar
Penyesuaian sistem pemberian raport dan ijasah
Menyediakan lebih banyak workshop
Menambah alokasi dana
PENGERTIAN X
Peran Masyarakat :
Tidak memandang rendah sekolah yang
menerima siswa/i penyandang autisme
Memberi kesempatan “kerja” bagi mereka
Memberi kesempatan untuk tampil di
masyarakat, bukan untuk belas kasihan tetapi
untuk menunjukkan kemampuan dan eksistensi
mereka.
PENGANTAR XI
TIPS
Bedakan antara siswa dan hambatannya, cobalah melihat
dunia dari sudut pandangnya
Bila mereka mengatakan atau melakukan sesuatu yang
secara sosial tidak dapat diterima, jangan dimasukkan ke hati
Sekalipun keahlian menggunakan komputer penting, namun
tetap harus dibatasi, untuk mencegah obsesi terhadap
komputer serta lebih memberi kesempatan berinteraksi sosial
Sediakan ‘ruangan tenang’ untuk menghadapi accident emosi
Pada beberapa kasus, diperlukan seorang ‘sahabat’.
Siapkan mereka sebelum ada perubahan aktifitas kelas atau
pindah ruangan.
Arahkan untuk interaksi sosial yang positif antara mereka
dengan siswa/i lain di kelas
Beri motivasi kepada lingkungan kelas dan sekolah, agar
menjadi komunitas yang ‘caring’
PENGANTAR XII
Menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga peserta didik
dengan kebutuhan pelayanan pendidikan khusus merasa
nyaman dan senang di kelas
Memberi bimbingan langsung kepada setiap siswa yang
memerlukan pelayanan pendidikan khusus serta
mengoptimalkan potensinya, bimbingan dapat dilakukan di
dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Memberi bantuan kepada guru kelas/mata pelajaran agar dapat
memberikan pelayanan kepada peserta didik dengan kebutuhan
pelayanan pendidikan khusus yang menjadi tanggung jawabnya
Melaksanakan administrasi murid sesuai dengan bidang
tugasnya.