Psikoterapi Pertemuan 12

Download Report

Transcript Psikoterapi Pertemuan 12

Terapi Pasangan &
Terapi Keluarga
(Couples & Family Terapi)
Sebagai Bagian dari Psikoterapi
Welcoming Question
Tuliskan masalah dalam keluarga
kalian yang pernah dialami, dan
membuat Anda sebagai anggota
keluarga merasakan emosi negatif
(sedih, kecewa, khawatir, dll)!
SEKILAS INFO
Sejarah
Tahun 1929  berdiri 2 klinik pernikahan di
US.
1930  Paul Popenoe mendirikan
American Insitute of Family Relations
1930  Emily Mudd membuka Marriage
Council of Philadelphia
1942  American Association of Marriage
Counselors 1978 menjadi American
Association of Marriage and Family
Therapy
1977  American Family Therapy
Latar Belakang
Terapi Pasangan dan Keluarga
Umumnya pasangan yang memiliki masalah
datang ke terapis, memiliki anak  masalah anak
dapat berasal dari permasalahan orang tua,
sebaliknya terganggunya keharmonisan hubungan
pasangan dapat berasal dari permasalahan
perilaku anak
Disebut terapi pasangan karena indv. yang
berkeluarga dan memiliki anak belum tentu
menikah
Secara awam sering disebut konseling pernikahan
Kadangkala masalah perilaku anak tidak selalu
bersumber hanya pada diri anak saja, ada kalanya
keluarga punya peranan terhadap masalah
tersebut  perlu dilakukan terapi keluarga
Jenis-jenis Terapi Keluarga
1. Seluruh anggota keluarga dihadirkan
satu-persatu, tanpa saling bertemu satu
sama lain  terapisnya dapat sama atau
berbeda untuk setiap anggota
2. Seluruh anggota keluarga dihadirkan
bersamaan  dapat terlihat interaksi
antaranggota keluarga, tetapi dapat pula
terjadi ada anggota keluarga yang tidak
bicara jujur kontrak/ aturan terapi
3. Kombinasi antara kedua jenis di atas,
sesuai kondisi
Dalam Kondisi apa Terapi Keluarga dan
Pasangan Diperlukan?
Ketika terapi individual gagal atau
lambat perkembangannya
Ketika perkembangan individu yang
merupakan hasil terapi menyebabkan
stress atau gangguan pada satu atau
lebih anggota keluarga lainnya
Masalah pernikahan
Terjadi konflik antara orang tua-anak
Terjadi masalah keluarga yang pelik
Karakteristik Terapi Keluarga
Anggotanya adalah bagian dari satu
keluarga yang sedang mengalami masalah
Setiap anggota keluarga mengikuti proses
terapi
Setiap anggota keluarga dilatih untuk
mendengar secara empatis dan
mengungkapkan pemahamannya
mengenai perkataan lawan bicara
Biasanya ada rekaman proses terapi 
untuk lihat reaksi diri dan beri feedback
Ada PR yang harus dikerjakan terkait
dengan permasalahan
Tujuan Terapi Pasangan dan Terapi
Keluarga
Tujuan Utama: meningkatkan fungsi dan peran
setiap anggota keluarga, sebagai satu kelompok
yang saling tergantung satu sama lain
2 Tujuan terapi keluarga:
1. Tujuan primer (langsung terkait dengan peran
indv.dalam keluarga): meningkatkan komunikasi
dalam keluarga, meningkatkan empati dalam
keluarga
2. Tujuan sekunder (lebih terkait kepada
berfungsinya individu sebagai pribadi) :
meningkatkan performa kerja
Ada tujuan jangka panjang dan jangka pendek
yang disepakati bersama dalam pertemuan awal
 setiap anggota keluarga bicara,
dikompromikan sampai tercapai
kesepakatan.Tujuan jangka panjang ini dapat
pula terbentuk sejalan proses terapi
Tugas dan Peran Terapis
(Glick & Kessler, 1980)
1. Memfasilitasi komunikasi dan
perasaan antaranggota keluarga
2. Memperbaiki peran yang terganggu,
dan terjadinya saling berkelompok
antaranggota keluarga
3. Sebagai model peran, pendidik, dan
memberi contoh pada anggota cara
terbaik untuk hadapi pertengkaran
dan konflik
Teknik-Teknik Terapi Pasangan dan
Keluarga
Psychodinamic Approach
Tujuan: memahami dan menjelaskan bagaimana
dunia ketidaksadaran dalam diri individu terkait
dengan konflik dalam keluarga (Cth: Oedipus
dan Electra Complex)
Ackerman (1970): sistem dari kepribadian yang
saling berinteraksi
Tahap-tahap terapi (Ackerman, 1970):
1. Mengorganisasikan kepribadian setiap anggota
keluarga (konflik intrapsikis, defense mechanism,
adanya masalah indv: phobia)
2. Memahami dinamika peran dalam keluarga 
setiap anggota keluarga bert.l untuk mencapai
keseimbangan, sehingga tercapai perilaku yang
adaptif
3. Memahami perilaku keluarga sebagai sistem
sosial
Communication Approach
1.
2.
3.
4.
Mempelajari sistem dalam keluarga melalui komunikasi
verbal dan nonverbal, terfokus pada interaksi yang terjadi
Prinsip-prinsip utama:
Semua perilaku adalah komunikasi fokus terapi:
komunikasi verbal antaranggota dan membantu anggota
menjadi waspada terhadap komunikasi nonverbal (mimik
wajah, bahasa tubuh, dll)
Setiap komunikasi punya makna dan ada aspek hubungan/
memberi perintah di dalamnya  Cth: Suami berkata:
“Saya Lapar” (makna: minta istrinya menyiapkan makanan)
Hubungan diwarnai dengan komunikasi terselubung (misal:
Istri berkata:”Saya lelah” pada suaminya. Istri berharap
suami akan berkata “Baiklah,kita makan di luar)  bisa jadi
sumber konflik jika maksud terselubung tidak tertangkap
lawan bicara
Semua pesan dapat ditanggapi secara simetris(seimbang)
atau komplementer (tidak seimbang). Cth simetris: A
katakan ‘Saya berhasil.”, B juga katakan “Saya juga
berhasil”. Cth komplementer: A asertif, S submisif
Lanjutan Communication Approach
Satir (1967): bantu keluarga melalui
proses komunikasi (cara komunikasi
yang baik, membantu anggota
menerapkan cara komunikasi yang
baru yang dapat memperdalam
hubungan dalam keluarga)
Behavioral Approach
Terapi keluarga adalah kesempatan untuk
mewujudkan perubahan perilaku pada anggota
keluarga dengan restrukturisasi lingkungan
interpersonal yang terbentuk
Setelah mencipatakan suasana terapi yang positif,
terapis membuat analisis perilaku terhadap
masalah di dalam keluarga  perilaku apa yang
maladaptif pada klien? Apakah yang perilaku yang
diharapkan anggota keluarga satu sama lain? 
tujuan terapi
Pada proses terapi, anggota keluarga belajar cara
untuk memberikan reward pada perilaku yang
tepat. Contoh: tidak memberikan perhatian jika
anak bicara dengan bahasa bayi, dan memberikan
pujian jika anak bicara dengan baik
Lanjutan Behavioral Approach
Pada proses terapi, anggota keluarga belajar cara
untuk memberikan reward pada perilaku yang
tepat. Contoh: tidak memberikan perhatian jika
anak bicara dengan bahasa bayi, dan memberikan
pujian jika anak bicara dengan baik
Behavioral Couple Therapy: dasarnya adalah
pendekatan kognitif dan operant conditioning 
Penekanan pada saling memberikan
reinforcement antarpasangan  jika perilaku yang
diharapkan dari pasangan tampil, indv. Harus
memberikan reinf. Sesuai dengan perjanjian awal
Jacobson: pasangan diajari cara komunikasi pada
saat berhubungan, cara untuk memecahkan
masalah, dan keterampilan mengakhiri konflik 
agar hubungan sukses
Kesulitan – Kesulitan Aplikasi
Terapi Pasangan dan Keluarga
1. Salah satu anggota keluarga merasa
bahwa hanya indv. tertentu yang
bermasalah, sehingga ia menjadi terlalu
aktif/pasif/defensif dalam proses terapi
2. Ada anggota keluarga yang tidak terbuka
dan jujur dalam proses terapi
3. Ada anggota keluarga yang tidak siap
mental menghadapi proses terapi 
misal: pada saat diberikan umpan balik
4. Ada anggota keluarga yang kurang
komitmen  menghambat proses terapi