Oleh : Dra. Su’adah Msi Obyek Psikologi Sosial  Obyek Material : Gejala-gejala sosial  Obyek Formil : Obyek yang membedakan psikologi sosial dengan ilmu lain Obyek formil ditunjukkan oleh.

Download Report

Transcript Oleh : Dra. Su’adah Msi Obyek Psikologi Sosial  Obyek Material : Gejala-gejala sosial  Obyek Formil : Obyek yang membedakan psikologi sosial dengan ilmu lain Obyek formil ditunjukkan oleh.

Slide 1

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 2

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 3

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 4

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 5

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 6

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 7

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 8

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 9

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 10

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 11

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 12

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 13

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 14

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 15

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 16

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 17

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 18

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 19

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 20

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 21

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 22

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 23

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 24

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 25

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 26

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 27

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 28

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 29

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 30

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 31

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 32

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 33

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 34

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 35

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 36

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 37

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 38

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 39

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 40

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 41

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 42

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 43

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 44

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 45

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 46

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 47

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 48

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 49

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 50

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 51

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 52

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 53

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 54

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 55

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 56

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 57

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 58

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 59

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 60

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 61

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 62

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 63

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 64

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 65

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 66

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 67

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 68

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 69

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 70

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 71

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 72

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 73

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 74

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 75

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 76

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 77

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 78

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 79

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 80

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh


Slide 81

Oleh :
Dra. Su’adah Msi

Obyek Psikologi Sosial
 Obyek Material : Gejala-gejala sosial
 Obyek Formil

:
Obyek
yang
membedakan psikologi sosial dengan ilmu
lain
Obyek formil ditunjukkan oleh rumusan atau
definisi ilmu pengetahuan

Rumusan Psikologi Sosial
Ilmu Jiwa Sosial Mempelajari :
1. Tingkah laku manusia (H. Bonner)
2. Tingkah laku individu sebagai anggota suatu
masyarakat (A.M. Chorus)
3. Pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungan dengan situasi-situasi perangsang
sosial (Sherif & Sherif)
4. Segi-segi psikologi dari pada tingkah laku manusia
yang dipengaruhi oleh interaksi manusia (Roueck &
Warren)

5. Gejala psichis dan cara manusia berlaku seperti

yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh
hubungan antar manusia dengan manusia
6. Individu manusia dengan kelompoknya dan
hubungan antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya
7. Tingkah laku individu manusia dalam kelompok
khususnya dan dalam lingkungan sosio kultural
pada umumnya
Dirangkum : Pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dipengaruhi atau ditimbulkan
oleh situasi sosial

Metode Psikologi Sosial
A. Metode Experimen (Wilhelm Wund) : Peneliti
menciptakan situasi yang akan ditelitinya

Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus menentukan dengan tepat waktu terjadi

gejala yang ingin diteliti
2. Harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala
yang ingin diselidiki dari mulanya sampai
akhirnya dan harus mengamati dengan
perhatian khusus

3. Tiap-tiap observasi harus dapat diulangi dalam

keadaan yang sama
4. Harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja,
syarat-syarat keadaan eksperimen
5. Apa yang diamati di catat dengan jelas supaya
tiap orang dapat membaca (sebagai kontrol)

B. Metode Survey : Untuk mengumpulkan data
atau keterangan seluas mungkin
 Survey : Meneliti Ciri-ciri tertentu daripada

populasi
Misalnya : Kebiasaan berbelanja, dan sebagainya.
 Menggunakan

observasi,

teknik : Interview, angket,
dokumen, dan sebagainya

Metode diagnostik Psihis
Dengan tes psikologi
 Scala attitude
 Test kepribadian
 Test proyeksi, dan sebagainya

Metode Sosio Metri
Untuk mengukur saling hubungan antara anggota
kelompok dalam suatu kelompok
 Kawan paling cocok sebagai rekan kerja
 Kawan yang paling cakap untuk memimpin
 Kawan yang paling humoris, dan lain-lain.

Latar Belakang Sejarah Psikologi
Sosial
Asal-usul sedikitnya ada 5 sumber :
1. Sebagai suatu studi yang bersifat formal.
Ahli-ahli filsafat yunani kuno : Plato, Aristotel,
Kaum Hidonis, dll. Dipengaruhi filasafat Inggris :
Locke, Berkelly, Benthar, dan James Mill.
Menekankan masalah inti :
 Hakekat manusia, hakekat masyarakat dan
relasi antar individu dengan masyarakat

2. Para Pelopor Sosiologi :

Conte, Le Bon, Durkheim, Simmel, Webber dan
Cooley
Sumbangan utama mereka :
Gejala sosial sebagai realitas dan pentingnmya
kolektivitas dalam membentuk individu.
Karya-karya mereka juga penting dalam
mempengaruhi perkembangan psikologi sosial
dari filsafat sosial yang spekulatif, yaitu ilmu
pengetahuan yang berorientasi empiris.

3. Bidang kedokteran

Penyelidikan : Charcot dan Sigmund freud
Bagaimana tingkah laku manusia dipengaruhi
oleh unsur irasional dan kekuatan tak sadar di
dalam dirinya
Manusia : Das Es, Das Ich dan Das Uber Ich.
4. Antropologi Budaya juga mempengaruhi
psokologi sosial.
Tokohnya : Margaretd Mead, Ruth Benedice.
Membahas tentang tipe-tipe masyarakat.

5. Psikologi Eksperimental.

Tokohnya : Wundt dan Munsterberg →
menyelidiki tingkah laku manusia secara
obyektif di laboratorium

Tokoh-tokoh Yang Berpengaruh
 Gebriel Tarde → Sosiolog dan Kriminolog

Bapak Psikologi Sosial → Hubungan Sosial (sosial
interaction) → Imitasi
Semua pergaulan manusia → proses imitasi
Kehidupan masyarakat ditentukan oleh 2 kejadian :
1. Timbulnya gagasan-gagasan baku (invention)
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi
dan proses-proses imitasi dari gagasan-gagasan
tersebut oleh orang banyak

2. Gelombang-gelombang imitasi tersebut
menimbulkan gagasan baku.

Masyarakat : Pengelompokan manusia, dimana
individu
yang satu mengimitasi dari lainnya dan
sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi
masyarakat yang sebenarnya → manusia
mengimitasi kegiatan manusia lain.
Kritik : - hal-hal yang diimitasi harus ada minat
dan perhatian lebih dahulu
- harus ada sikap menjunjung tinggi atau
mengagumkan
- harus ada taraf pengetahuan yang cukup

 Gustave Le Bon

Psikologi Massa atau “Crowd” → Orang ramai salah satu
bentuk pengelompokan manusia.
Ciri-ciri :
 Kumpulan orang banyak
 Saling hubungan untuk sementara waktu
 Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara
Sifat individu berbeda dengan sifat massa
Jiwa massa : impulsif, mudah tersinggung, ingin bertindak
segera & nyata, mudah terbawa oleh sentimen irasional,
sugestibel, lebih mudah mengimitasi, dsb.
Ada 2 macam jiwa → Jiwa individual dan Jiwa massa.

 Sigmund Freud

Jiwa massa itu sebelumnya sudah ada pada
jiwa individu, hanya jiwa massa → dalam taraf
tidak sadar / terpendam.
Dalam situasi massa maka sifat-sifat terpendam
dalam jiwa manusia seakan-akan di ajak
menyatakan dirinya dengan leluasa →
sehingga tampak jiwa massa.

 Emile Durkheim
 Gejala-gejala

sosial masyarakat tidak dapat
diterangkan oleh psikologi, tapi hanya oleh sosiologi.
 Sebab yang mendasari gejala-gejala sosial adalah
“Kesadaran
Kollektif“
bukan
“Kesadaran
Individual“.
 Psikologi hanya mempunyai gejala-gejala jiwa
individu.
 Masyarakat : Terdiri dari kelompok-kelompok
manusia yang hidup secara kolektif dengan
pengertian-pengertian dan tanggungjawab yang
kolektif ini dapat menerangkan gejala-gejala sosial /
gejala-gejala kemasyarakatan

Durkheim → “Sosiologismus“→ ciri-ciri individu
tidak ada → sifat-sifat atau ciri-ciri kelompok atau
masyarakat dimana individu itu hidup.
Jiwa Individu → manifes jiwa kelompok
 Untuk mempelajari individu cukup mempelajari
ciri-ciri kelompok dimana individu hidup.
Untuk mempelajari perilaku tidak perlu
mempelajari prilaku individu, cukup mempelajari
sosiologi lingkungan masyarakat dimana
individu hidup.

Tarde → “Psikologismus”
 Sosiologi yang mempelajari gejala-gejala sosial

manusia tidak lain adalah ilmu yang
mempelajari jiwa daripada tingkah laku
manusia dalam masyarakat itu.
Sosiologi yang mempelajari kegiatan kolektif
dalam masyarakat sebenarnya sudah
mempelajari jiwa masyarakat.
Cukup mempelajari psikologi sosial → ini
sudah mempelajari sosiologi masyarakat.

William James & Cooley
 Ciri-ciri individu dan tingkah laku individu

sulit dimengerti apabila tidak diselidiki saling
hubungan dengan orang lain dalam kelompok
masyarakatnya yang mempengaruhi.
 Manusia, sejak lahir sudah berinteraksi sosial
dengan orang lain dan keluarga, cara-cara
bertingkah laku sangat dipengaruhi : orangtua,
adik-kakak, teman-teman sekolah, dsb.

Situasi Sosial
Situasi dimana terjadi interaksi sosial
a. Situasi Kebersamaan (togetherness situation)
b. Situasi Kelompok Sosial (group situation)
Adalah : - Situasi dimana beberapa orang kebetulan
berada bersama pada suatu tempat
- Tidak ada hubungan yang mendalam dan
yang sebelumnya mereka tidak saling
mengenal
Ada yang mengartikan massa → situasi kebersamaan

 Massa → Kerumunan (crowd)

• Gejala Massa (Brown)
• Dinamika Kelompok (long & long)
• Tingkah Laku Massa (konig)
• Tingkah laku Kolektif (smelser)

Semua terminologi diatas → yaitu tentang
suatu kelompok manusia yang berkumpul pada
suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan
mengarahkan tingkah laku secara spontan.

Migran & Toch
4 faktor yang mendasari perilaku kolektif :
• Emasi tinggi dan rasio rendah
• Subyektifit dan bukan obyektifitas
• Obyek-obyek (sasaran-sasaran) yang bersifat
ekstrim
• Penampilan yang seragam tetapi bukan
kerjasama

Kinch → Ciri-ciri Crowd :
• Bertanggungjawab yang relatif pendek
• Para pesertanya berhubungan secara fisik

(berdesak-desak)
• Kurang adanya aturan terorganisasi
• Interaksi bersifat spontan

Crowd
Mobs

Expressive

Audience

Agressive

Acqusitive

Causal

Lynching
Terrorization

Escape
Panic in
Organisational

Intensional
Imformation
Seeking

Riots
Panic
Organisational

Brown → Crowd (kerumunan) → 2 type :
1. Aktif (mobs) → kerumunan
2. Pasif (audience) → “Secondary Crowd”

Recreational

Mobs → 4 type :

1. Agressive → kerumunan yang mengarahkan

pada penghancuran dan merusak
 Lynching : kemarahan massa yang diarahkan
pada individu sebagai obyek →
pengeroyokan – pembunuhan
 Terrorization → kriminalitas massal
 Riot → gerakan massa yang menghancurkan
dan merusak lingkungan

2. Escape → tingkah laku kolektif yang lahir

dari kemudahan-kemudahan “menghadapi
ancaman” → lebih berbentuk aktifitas atau
gerakan massal yang berbondong-bondong
melarikan diri dari sumber ancaman atau
bahaya :
• yang terorganisir
• yang tidak terorganisir
3. Acquisitive → bentuk mobs → massa
bergerak untuk merebutkan sesuatu,
sedangkan benda yang diperebutkan lebih
kecil daripada orang yang merebutkan

4. ekspressive → berbentuk lontaran dan cetusan

perasaan sesaat saja
 Audience – secondary crown → dapat berbentuk
causal → bentuk kerumunan tidak direncanakan
 Intensional → disiapkan terlebih dahulu
 Recreational → bentuk audience dalam
kesempatan-kesempatan rekreasi
 Informational seeking → mendapatkan kepastian
informasi

Kelompok Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial → dimanapun
berada, dibelahan dunia manapun, dari arah
kebudayaan apa saja → membutuhkan kelompok
sebagai sarana untuk :
 Menyalurkan hajat-hajat sosialnya
 Mengembangkan kemampuan pribadi
 Bersosialisasi
 Proses aktualisasi diri secara utuh

Kelompok Sosial → Sherif
Suatu kesatuan sosial yang terdiri atas : 2 atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu
sudah terdapat pembagian kerja atau tugas, struktur dan
norma–norma tentang yang khas bagi kesatuan sosial
tersebut.
Ciri kelompok : 1) adanya interaksi, 2) adanya tujuan
yang sama, 3) adanya kepemimpinan, 4) adanya ikatan
emosional → rasa kebersamaan, 5) norma yang diakui
dan dianut.

Sherif :
1. Motif (dorongan) yang sama → terjadi interaksi ke
arah tujuan yang sama → tujuan akan mudah
tercapai jika dikerjakan bersama atau dengan kerja
sama.
Dalam perkembangan → muncul motif-motif baru
dan tujuan-tujuan tambahan.
 Kehidupan kelompok → kuat → “sense of
belongingness” → sikap perasaan ─ ia termasuk
didalamnya ─ merasa memiliki ─ merasa
berperan → sehingga ia merasa berharga dalam
kelompok.

2. Reaksi dan kecakapan yang berlainan

Terjadi pembagian tugas yang khas antar
anggota sesuai dengan kecakapannya → struktur
kelompok
3. Penegasan struktur kelompok
Sistem yang tegas → relasi-relasi antar anggota
berdasarkan peranan-peranan dan status-status
mereka sesuai dengan sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok →
ketujuannya.
Struktur → terdiri → susunan kedudukan
fungsional dalam mencapai tujuan.

4. Penegasan norma-norma kelompok

Pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman
dan tingkah laku anggota kelompok dalam
berbagai situasi sosial.
Norma → pengertian yang seragam tentang
cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh
anggota kelompok.

Teori-Teori Proses Kelompok
 Group Syntality theory : teori sintalitas kelompok.

(Cattel) → membuat perkiraan ilmiah → harus dapat
diukur, diuraikan dan diklasifikasikan dengan tepat
dan cermat → demikian pula dengan “kelompok” ─
untuk mengungkap hukum-hukum yang mengatur
perilaku kelompok, perlu ada cara untuk menguraikan
dan mengukur sifat-sifat dan perilaku kelompok →
kelompok mempunyai “kepribadian” (personality)
yang dapat dipelajari → Cattell → psikologi
kepribadian kelompok.

 Konsep Sintalitas

Sint → digunakan untuk kepribadian kelompok
Sint → analog dengan kepribadian pada individu yang
mencakup hal-hal seperti kebersamaan, dinamika
temparemen dan kemampuan kelompok.
Cattell → Mc Dougall tentang kelompok :
 Prilaku –prilaku struktur yang khas dari suatu kelompok
 Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam
ingatan
 Kelompok mampu berespon secara keseluruhan
terhadap suatu rangsang yang tertuju kepada sala satu
bagiannya

 Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan
 Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi
 Kelompok menunjukkan adanya pertimbanganpertimbangan kolektif
Dimensi-dimensi kelompok :
Untuk mendefinisikan kelompok, Cattell mengemukakan
adanya 3 panel dalam kelompok :
1. Sifat-sifat Sintalitas → pengaruh dari adanya
kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap
kelompok lain maupun terhadap lingkungan.
 Agresi kepada kelompok lain
 Berdagang dengan kelompok lain

2. Sifat-sifat struktur kelompok → hubungan antar

anggota kelompok, perilaku-perilaku dalam
kelompok dan pola-pola organisasi kelompok
 kepemimpinan, peran, status, dsb.
3. Sifat-sifat populasi → sifat-sifat rata-rata dari
anggota kelompok : kecerdasan rata-rata, sikap
rata-rata terhadap berbagai masalah sosial.
Hubungan ke 3 panel → salaing ketergantungan.

 Dinamika Sintalitas

2 aspek yang penting dalam kelompok :
1. Eksistensi
kelompok
tergantung
pada
kebutuhan-kebutuhan
individu
dan
anggotanya, kelompok akan tetap berdiri
selama dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologik dari anggota-anggotanya.
2. Kelompk-kelompok biasanya saling tumpang
tindih (over lapping) ; seorang individu secara
simultan bisa menjadi anggota beberapa
kelompok yang berbeda.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
 Kelompok Primer :
 Interaksi Intensif → face to face
 Mempunyai peranan yang besar → pembentukan

pribadi individu → mengembangkan sifat-sifat
sosial : mengindahkan norma, melepaskan
kepentingan sendiri, belajar bekerja
sama, dsb.
Kelompok Primer : keluarga, RT, kelompok
sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama.
Dsb.

 Kelompok Sekunder :
 Hubungan yang tak langsung, berjauhan dan

formil
 Kurang bersifat kekeluargaaan
 Hubungan – obyektif
 Peranan atau fungsi kelompok → untuk
mencapai salah satu tujuan tertentu dalam
masyarakat dengan bersama
 Bersifat Gesellschaf
Kelompok
Sekunder

partai
politik,
perhimpunan serikat kerja, dsb.

 Dinamika Kelompok : Analisa dari pada relasi-relasi
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa

tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
pada interkasi dinamis antara individu-individu dalam
situasi sosial.
Prinsip-prinsip kelompok yang dinamis :
1. Suasana kerja (atmosphere) → semua anggota
dianggap setaraf dan diperlakukan sama
2. Rasa aman (threat reduction) → tidak terdapat
ancaman dan kerugian dan ketakutan → masingmasing anggota produktif.
3. Kepemimpinan bergilir (distribusive leadership)

4. Pemusatan tujuan (goal formulation) → setiap

anggota sadar akan tujuan kelompok
5. Fleksibel (flexibility) → rancangan kegiatan
kelompok harus fleksibel → sesuai dengan
keadaan yang berubah
6. Mufakat (consensus) → selalu mengambil
jalan semua anggota me mufakati
7. Kesadaran berkelompok (proces awarnes)

Pemimpin Dan Kepemimpinan
 Pemimpin

Pengertian :
Kartini Kartono :
Pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan
atau
tanpa
pengangkatan
resmi
dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk
melakukan usaha bersama mengarah kepada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

 Hal-hal yang terkandung :

kecakapan khusus → kualitas
pribadi
pemimpin
untuk
melakukan
kerjasama dengan orang lain
2. Adanya konsep pemimpin formal dan
informal
3. Tekanan diletakkan pada kemampuan
pemimpin untuk mempengaruhi kelompok
yang dipimpin
1. Adanya

Hassan Sadly :
“ Seseorang yang dapat berfikir untuk golongan “
1. Merupakan simbol kekuasaan dan persatuan
golongan
2. Memikirkan siasat dan cara golongan itu hidup
dan bertindak
3. Mempengaruhi golongan tetapi sebaliknya
juga tunduk kepada kehendak dan keputusan
golongan

 Pemimpin Formal :

Orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan untuk mencapai sasaran organisasi
yang telah ditetapkan
 Pemimpin Informal :
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, tapi karena memiliki sejumlah
kualitas unggul dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

 Karakteristik Pemimpin :

Lindgren :
 Cerdas (intelegence)
 Mendominasi (dominance)
 Aktif (activity)
 Kemampuan memyesuaikan diri (adjusment)
 Tidak selalu selaras dengan norma (non
conformity)
 Jarak sosial (social distance)

 Stogdill :
 Kemampuan-kemampuan nyata seperti :

intelegensia tingkat pendidikan, kemampuan
melaksanakan tugas, menghubungkan faktafakta situasi, kemampuan verbal dan
kemampuan menyesuaikan diri
 Sosiabilitas, yang mencakup kemampuan
untuk memberikan tanggung jawab, aktivasi
dan
partisipasi
sosial,
kemampuan
kerjasama dan popularitas
 Motivasional → inisiatif dan ketekunan

Untuk menjalankan fungsinya pemimpin →
memiliki dan menggunakan kekuasaan
French & Raven
5 sumber kekuasaan :
1. Reward Power → pemimpin memberi
penghargaan kepada para pengikutnya :
- Personal power : penghargaan, pengakuan
dan perhatian
- Posision power : memberi upah, promosi
kenaikan → pangkat, jabatan

→ pemimpin memaksa atau
menghukum para pengikutnya :
- Pribadi : pemimpin memberi kritik, tidak memberi
pengakuan, perhatian → sebagai hukuman
- Posisi : penurunan pangkat, penundaan kenaikan gaji
atau pemecatan
3. Legitimate : kekuatan yang dimiliki karena
penempatannya atas suatu posisi atau peranan dalam
organisasi → pemimpin dapat memberi saran dan
perintah dan dipatuhi oleh mereka → didasarkan atas
norma-norma, kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur yang diterima oleh para pengikutnya
2. Coercive

Power

4. Expert Power :

Karena pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang harus
dilaksanakan para pengikutnya.
5. Referent Power :
Tergantung pada tingkat keinginan atau
kecenderungan
para
pengikut
untuk
mengidentifikasi
diri,
menaati
dan
menyamakan diri mereka dengan pemimpin

Tipe – Tipe Pemimpin
1. Administrator (the administrator)

Orang – bertanggung jawab : perencanaan,
pengkoordinasian, pengelolaan, pelaksanaan,
pengarahan dan pengorganisasian
2 tugas utama administrator :
a. Mengarahkan dan menjaga kelangsungan
proses-proses organisasi
b. Melaksanakan kebijakan organisasi

2. Pembuat kebijakan (the policy maker)

Juga administrator tapi bukan birokrat →
cenderung → para anggota dewan direksi
atau legislator → sering pemimpin dibalik
layar
3. Birokrat (the bueraucrat)
Kekuasaannya bersumber pada struktur
organisasi dan peraturan-peraturan resmi
yang
menentukan,
merumuskan
dan
membatasi peranan-peranan dan fungsifungsinya.

4. Perspektif

Pemimpin memberi instruksi, anggota melaksanakan
& karenanya mempelajari ketrampilan-ketrampilan
tetapi mereka tidak mengetahui sumber-sumber dan
kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
5. Manipulatif
Pemimpin bersama-sama menempuh suatu fase
perencanaan dan pembuatan keputusan tetapi dalam
kenyataannya kelompok hanya menerima program
yang telah digariskan sebelumnya tetapi mereka
didorong untuk meyakini bahwa program tersebut
merupakan hasil bersama

5. Pemungkin (enabling)

Pemimpin

membantu

anggota

untuk

berpartisipasi dengan tanggung jawab penuh
dalam semua aktivitas kelompok

Marven E. Show mengacu pada karya lewin dkk
1. Otoritas :

Menentukan semua kebijakan kelompok, mendekte
teknik-teknik dan tindakan-tindakan, bersifat
subyektif dalam memberikan penghargaan dan kritik
terhadap pekerjaan anggota.
2. Demokratis :
Memberi kesempatan untuk menentukan kebijakan,
anggota kelompok bebas bekerjasama dengan
siapapun dan pemimpin bersikap obyektif dalam
memberikan penghargaan dan kritik.

3. Laissez faire :

Secara esensial tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
kelompok,
kelompok
diberi
kebebasan mengambil keputusan sendiri,
materi dan informasi diberikan apabila
diminta.

Teori-Teori Pemimpin Dan Kepemimpinan :
1. Greatman theory :

Latar belakang keturunan orang-orang besar (great man)
Sifat-sifat yang dimiliki dan dikaitkan dengan keturunan
atau herediternya sebagai faktor pendukung
2. Environment theory :
Pemimpin muncul sebagai akibat dari waktu, tempat,
dan keadaan atau situasi → menempatkan faktor
lingkungan yang menyebabkan muncul pemimpin

3. Personal situational theory :

Pemimpin merupakan hasil interaksi antara
individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada
4. Interaction – Expectation theory :
Ada interaksi antara pemimpin dengan
kelompok yang dipimpin, pemimpin perlu
menciptakan situasi yang dapat menunjang
ikut berpartisipasinya kelompok yang
dipimpin untuk mencapai tujuan

5. Humanistic theory :

Fungsi kepemimpinan untuk mengatur
individu atau kelompok yang dipimpin untuk
merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan.
Unsur yang penting → organisasi yang baik

dapat
memperhatikan
kebutuhankebutuhan kelompok.
Individu atau kelompok adalah mahluk sosial
yang mempunyai perasaan, kemampuan dan
kebutuhan-kebutuhan tertentu.

6. Exchange theory :

Dengan adanya interaksi antara pemimpin
dengan yang dipimpin diharapkan adanya
perubahan dimana yang dipimpin akan
berpartisipasi secara aktif.

Motive dan Attitude
Motive → penggerak, alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Setiap tingkah laku manusia → mempunyai
motive, baik secara refleksi-refleksi yang
berlangsung otomatis maupun mempunyai
maksud → didasari atau tidak didasari.
Motive → secara sadar dan juga tidak sadar.

Untuk memahami tingkah laku manusia → harus
memahami dan mengerti terlebih dahulu → apa
dan bagaimana motive dan tingkah lakunya :
 Apa yang dilakukan
 Bagaimanha melakukan
 Mengapa melakukan
Motive memberi arah dan tujuan kepada tingkah
laku

Motive Tunggal, Motive Bergabung
Motive mempunyai peranan yang besar dalam kegiatankegiatan manusia dan merupakan latar belakang tandaktanduknya.
 Tindakan manusia → motive tunggal dapat juga motive
bergabung. Contoh :
Seseorang → anggota kelompok → motive bergabung :
Ingin beli bersama, ingin melatih berorganisasi, ingin
akrab dengan orang lain, dll.
 Biasanya berawal dari motive utama dan beberapa
motive tambahan → rincian dari motive utama

Motive Dapat Digolongkan :
1. Motive Biogenetis :
 Motive berasal dari kebutuhan organisme

manusia → kelangsungan hidup manusia
secara biologis → asli dari dalam diri
manusia dan berkembang dengan sendirinya
 Motive ini → universal
 Motive → lapar, haus, kebutuhan kegiatan
dan istirahat seksualitas, buang air, dsb.

2. Motive Sosiogenetis :
 Motive-motive






yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.
Motive melalui interaksi sosial dengan orang lain atau
hasil kebudayaan
Motive ini berbeda-beda sesuai dengan bermacammacam corak kebudayaan. Contoh : ingin musik
dangdut, tari bali, dsb.
Banyak motive sosiogenetis bersamaan dengan motive
biogenetis. Contoh : keinginan makan keju, pecel, dsb.
Motive ini berdasar motive “lapar” tetapi dipengaruhi
juga oleh keinginan-keinginan yang sangat dipengaruhi
lingkungan kebudayaan sekitarnya.

3. Motive Theogenesis

Motive ini berasal dari interaksi manusia
dengan Tuhan → kegiatan nyata → dalam
ibadah – berusaha merealisasi norma-norma
agama tertentu.
Manusia memerlukan interaksi dengan
Tuhannya untuk menyadari akan tugasnya
sebagai manusia yang berkeTuhanan

Motive Dan pengamatan
Pengamatan → Menunjuk hubungan antara penangkapan
daya melalui alat indera yang disebut
pengindraan dan proses mental seperti
keputusan, penalaran, dan ingatan.
Pengamatan berarti → penterjemahan dari data yang
kasar ke dalam pengalaman yang mengandung makna.
 Pengamatan → Suatu proses dimana perangsangperangsangan dari luar → cahaya untuk mata, bunti
untuk telinga, untuk hidung, dsb, melalui alat-alat
pengamatan → diteruskan kepada pusat-pusat tertentu
dalam otak kita → lalu menafsirkan pengamatan tadi.

 Minat dan perhatian → memegang peranan

yang sentral terhadap pengamatan
 Minat dan perhatian itu tidak berdiri sendiri →
ditimbulkan oleh kebutuhan-kebutuhan kita
pada waktu itu dengan kata lain coraknya
minat perhatian ditentukan oleh motive-motive
yang terdapat pada kita pada wakti itu.
 Motive-motive kitalah melalui minat perhatian
kita, mempunyai peranan besar dalam
menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati,
dilingkungan kita.

Experimen : Mc Lelland & Atkinson → pengaruh
lapar terhadap ingatan daripada pengamatan.
→ 3 golongan : 1. Baru makan atau kenyang
2. 4 jam belum makan atau agak
lapar
3. Lapar sekali
Dimasukkan dalam ruangan → proyekto dengan
lampu yang sangat lemah
Hasilnya → makin lama orang menderita kelaparan
– makin hanya melihat hal-hal yang berhubungan
dengan makanan.

 Attitude → sikap terhadap obyek tertentu

Sikap disertai kecendderungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap terhadap obyek tersebut.
Attitude → terarahkan pada suatu hal, suatu obyek,
tidak ada attitude tanpa obyek.
Contoh : orang muslim yang sungguh-sungguh →
makanan daging babi → haram → dianggap
kotor.
Orang yang bersikap betul-betul demikian maka
setiap dia makan kemudian dikatakan bahwa yang
dimakan daging babi → orang yangbersangkutan akan
muntah → contoh attitude terhadap daging babi
sebagai obyek.

 Attitude → benda, orang, peristiwa, pemandangan,
lembaga, nilai, dll.

Ciri-ciri attitude :
1. Attitude tidak dibawa sejak lahir → dipelajari sepanjang
perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya
2. Attitude itu dapat berubah-ubah → attitude dapat
dipelajari orang
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan
mengandung relasi tertentu terhadap obyek-obyek.
Attitude itu berbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas

4. Obyek attitude itu dapat mempunyai satu hal tertentu,
tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal

tersebut atau : attitude itu dapat berkenaan dengan satu
obyek saja tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan. Sifat inilah yang membedakan attitude daripada
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki
orang. Contoh : pengetahuan tentang kebersihan → belum
tentu diikuti dengan tindakan tentang kebersihan
 Attitude
dapat
merupakan
pengetahuan,
tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan
bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Attitude Individual Atau Sosial
Attitude mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan manusia → apabila sudah dibentuk
dalam diri manusia → akan menentukan caracara tingkah lakunya terhadap obyek-obyek
attitudenya.
 Adanya attitude → manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek.

Attitude Individual
1. Attitude yang dimiliki oleh seseorang saja →

kesukaan terhadap benda-benda tertentu.
2. Berkenaan dengan obyek-obyek yang bukan
merupakan obyek perhatian sosial.
Attitude ini terdiri atas kesukaan atau tak sukaan
pribadi terhadap obyek-obyek, orang-orang,
hewan-hewan dan hal-hal tertentu.

Attitude Sosial
Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang
terhadap salah satu obyek sosial dan biasanya
tidak hanya oleh seorang saja → oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Contoh → peringatan hari nasional 17 agustus
hari kemerdekaan dan sebagainya.

Attitude mempunyai peranan penting dalam
interaksi manusia → sosialisasi daripada manusia
itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitudeattitude sosial pada dirinya. Contoh : orang
indonesia → menjadi orang indonesia yang
sebenarnya apabila ia mempunyai attitude-attitude
yang khas seperti yang dimiliki orang indonesia itu
→ attitude terhadap norma-norma dan nilai-nilai
sosial orang indonesia.
Attitude sosial → menyebabkan terjadinya tingkah
laku yang khas dan berulang-ulang terhadap obyek
sosial.

Untuk Memahami Attitude Sosial atau Non Sosial
→ Tidak Mudah
 Metode Langsung → orang secara langsung diminta
pendapat atau anggapannya tentang obyek tertentu → lebih
mudah tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.
 Metode Tak Langsung → orang diminta supaya
menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang
diselidiki → secara tidak langsung → dengan
menggunakan tes psikologi (test proyeksi) → mengungkap
attitude secara mendalam. Juga attitude yang biasanya
tidak dinyatakan atau disembunyikan.
 Dengan cara wawancara, daftar
penelitian bibiliografi atau karangan.

pertanyaan

biasa,

Pembentukan Dan Perubahan Attitude
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan
sendirinya atau sembarangan.
Attitude → berlangsung dalam interaksi dan
berkenaan dengan obyek tertentu.
Interaksi sosial dalam kelompok atau diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk
attitude baku.
Interaksi diluar kelompok → interaksi dengan
kebudayaan manusia melalui alat-alat komunikasi :
surat kabar, TV, radio, buku, dsb.

luar – karena interaksi diluar
kelompoknya → belum tentu dapat merubah
atau membentuk attitude → ada faktor lain
yang ikut berperan → faktor intern di dalam
diri pribadi → “selectivity” → daya pilih
sendiri → minat perhatiannya → menerima dan
mengolah pengaruh dari luar itu.
 Faktor intern → ditentukan juga oleh motivemotive dan attitude lainnya yang sudah ada
dalam dirinya.
 Pengaruh