http://contoh.in Sri Rahayu, SE, M.Si http://contoh.in Pendahuluan Dewasa ini setelah era reformasi, makin banyak bermunculan organisasi profesi dari kelompok profesi sejenis, contoh: IAI untuk para.

Download Report

Transcript http://contoh.in Sri Rahayu, SE, M.Si http://contoh.in Pendahuluan Dewasa ini setelah era reformasi, makin banyak bermunculan organisasi profesi dari kelompok profesi sejenis, contoh: IAI untuk para.

http://contoh.in
Sri Rahayu, SE, M.Si
http://contoh.in
Pendahuluan
Dewasa ini setelah era reformasi, makin banyak
bermunculan organisasi profesi dari kelompok profesi
sejenis, contoh: IAI untuk para akuntan, IDI untuk para
dokter, dan PGRI untuk para guru, dan wadah organisasi
untuk pejabat keuangan publik (pemerintah/negara) adalah
Departemen Keuangan RI. Setiap organisasi tersebut makin
menyadari perlunya membuat kode etik untuk menjadi
pedoman perilaku bagi para anggotanya, tujuan khususnya
adalah untuk mengembangkan kompetensi secara
berkelanjutan sekaligus untuk melakukan pengendalian
perilaku para anggotanya.
http://contoh.in
Kode Etik Pejabat
Keuangan Publik
Dimaksudkan untuk menegakkan
dan memelihara standar aturan
tingkah laku profesional yang tinggi
sebagai pedoman atau kerangka
acuan bagi para pegawai/pejabat di
lingkungan organisasi.
http://contoh.in
Tujuan Kode Etik Pejabat Keuangan Publik
Agar terpenuhi prinsip-prinsip kerja
yang sehat dan terlaksananya
pengendalian pekerjaan, baik
pekerjaan audit maupun non audit
sehingga dapat terwujud kinerja yang
tinggi dalam pelaksanaan tugas pokok
http://contoh.in
Kode Etik Pejabat Keuangan Publik
Nilai-nilai dasar pribadi, setiap anggota
harus menganut & menjunjung tinggi nilainilai dasar pribadi.
Standar perilaku, batasan perilaku yang
merupakan kewajiban & larangan bagi setiap
anggota.
Standar Pelaksanaan
Nilai – Nilai Dasar Pribadi
 Independen, tidak terpengaruh & bersikap netral.
 Terbuka, transparan dalam melaksanakan tugas.
 Jujur, dapat dipercaya dalam perkataan dan tindakan.
 Berani, bersikap tegas dan rasional dalam membuat keputusan.
 Berintegritas, mewujudkan perilaku yang bermartabat &




bertanggung jawab.
Tangguh, tegar dalam menghadapi godaan, hambatan,
tantangan, ancaman dan intimidasi.
Profesional, menjalankan keahlian profesi & mencegah benturan
kepentingan.
Kompeten, meningkatkan & mengembangkan pengetahuan &
keahlian.
Sederhana, bersikap sopan dalam penampilan.
Standar Perilaku
 Kepastian hukum, mengutamakan landasan peraturan




perundang-undangan,
Keterbukaan, membuka diri & memberi akses kpd masyarakat
untuk memperoleh informasi yang jujur, benar & tidak
diskriminatif.
Akuntabilitas, hasil akhir kegiatan organisasi harus dapat
dipertanggungjawabkan kpd pimpinan & masyarakat.
Kepentingan umum, mendahulukan kepentingan umum
daripada kepentingan pribadi.
Proporsionalitas, mengutamakan kepentingan tugas &
tanggung jawab organisasi dg kepentingan lain yang sah
secara seimbang.
Kewajiban
Setiap anggota wajib bersikap & berperilaku:
 Menghormati agama & kepercayaan orang lain.
 Mentaati norma-norma hukum dan moral.
 Bersikap independen dalam melaksanakan tugas.
 Menghindari setiap perilaku pelanggaran hukum.
 Menjaga kerahasiaan data & informasi milik organisasi.
 Meningkatkan kualitas kerja secara terus menerus.
 Mengikuti pelatihan kode etik.
 Membatasi pertemuan diluar kedinasan dengan pihak-
pihak yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
Larangan,
Setiap anggota dilarang bertindak & perilaku:
 Menggunakan





wewenangnya,
untuk
kepentingan
pribadi/golongan.
Menghilangkan asset dan dokumen milik negara.
Meminta/menerima pemberian dari siapapun dalam bentuk
apapun yang bertentangan dengan undang-undang.
Membuat, mengkonsumsi & memperdagangkan segala
bentuk narkotika.
Melakukan perbuatan immoral.
Tanpa otorisasi membuat komitmen yang dapat mengikat
organisasi.
Standar Pelaksanaan
 Nilai-nilai dasar pribadi dan standar perilaku dilaksanakan
dalam bentuk ucapan, sikap dan tindakan.
 Wajib menjaga kewenangan yang dimilikinya dengan
berperilaku sesuai dengan kode etik baik dalam ucapan,
sikap maupun tindakan.
 Wajib menempatkan loyalitas kepada hukum, norma, etika
dan moral di atas kepentingan pribadi dan atau golongan
dalam pelaksanaan tugasnya.
 Kode Etik diterapkan dengan tegas, dan mengandung
sanksi profesi dan penjatuhan hukuman disiplin sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi
pejabat yang melanggarnya.
Setelah mempelajari masing-masing kode etik
profesi baik profesi akuntan maupun profesi pejabat
keuangan publik, dapat diketahui bahwa:
(1) Tidak ada sistematika baku dalam penulisan kode etik
(2)Terdapat banyak istilah & konsep yang sama, tetapi
pemaknaan istilah atau konsep tsb bisa jadi berbeda.
(3) Banyak istilah & konsep yang maknanya tumpah tindih.
Mengingat adanya perbedaan dalam sitematika,
substansi, konsep & istilah yang dipergunakan, maka
untuk lebih memudahkan pemahaman atas masingmasing kode etik profesi dapat digunakan model
penalaran kode etik berdasarkan acuan pada unsur-unsur
pokok suatu profesi.
Model Penalaran Kode Etik Profesi
Kepentingan
umum
Tanggung
jawab
Kompetensi
Pengetahuan
Ketrampilan
Sikap-perilaku
(knowledge)
(skill)
(Attitude)
http://contoh.in
Keterangan Model Penalaran Kode Etik Profesi:
 Semua profesi berdampak atau bermanfaat bagi kepentingan
umum, meskipun arti umum mempunyai tingkat keluasan
yang berbeda. Contoh pengertian umum untuk:
 Auditor internal
manajemen suatu entitas.
 Akuntan publik
para steakholder.
 Pejabat keuangan publik
masyarakat/seluruh rakyat.
 Setiap kegiatan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada
pimpinan dan masyarakat.
 Untuk menjaga kepercayaan publik, perlu memelihara
kompetensi tinggi secara berkelanjutan yang mencakup
pengetahuan melalui pendidikan formal, ketrampilan teknis,
dan sikap perilaku.
Kesimpulan:
Pejabat
keuangan
publik
dituntut
untuk
meningkatkan kinerjanya secara sungguh-sungguh
dalam
memberikan
pelayanan
publik
yang
berkualitas, dalam hal:
- Daya tanggap (responsiveness) terhadap tuntutan
publik,
- Menterjemahkan dalam bentuk perencanaan dan
pelaksanaan,
- Evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan
(accountability)
http://contoh.in
Bila seorang profesional benar-benar
menghayati profesinya dan mau
mematuhi kode etik yang ditetapkan
atas dasar kesadaran diri dalam
melaksanakan profesinya, maka
sebenarnya ia telah menjalani
kehidupan sesuai dengan hakikat
manusia seutuhnya, yaitu hidup
dengan menyeimbangkan pemenuhan
PQ, IQ, EQ dan SQ.