Mengapa Perspektif Gender Penting dalam - Rekompak-JRF

Download Report

Transcript Mengapa Perspektif Gender Penting dalam - Rekompak-JRF


Peningkatan peran kelompok perempuan
adalah suatu kegiatan capacity building yang
secara khusus diperuntukkan bagi kaum
perempuan di setiap wilayah sasaran program
CSP Rekompak JRF di wilayah D.I. Yogyakarta,
Jawa Tengah dan Jawa Barat.
[email protected]

Dalam proses peningkatan peran kelompok
perempuan akan lebih difokuskan pada pentingnya
pelibatan kaum perempuan dan memastikan bahwa
partisipasi mereka sangat diperlukan dalam
pelaksanaan rekonstruksi dan rehabilitasi mulai dari
proses perencanaan, implementasi, monitoring dan
evaluasi, hingga pemeliharaan.
[email protected]


Masih terdapat faktor sosial dan budaya yang
menghambat kaum perempuan untuk
berpartisipasi aktif dalam perencanaan,
implementasi, dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
rekonstruksi dan rehabilitasi. Oleh karena itu
diperlukan upaya-upaya khusus untuk memastikan
keterlibatan mereka dalam kegiatan-kegiatan
tersebut.
Sering kali, para perencana bekerja melalui para
elite laki-laki, yang tidak akan mewakili komunitas
keseluruhannya, khususnya kaum perempuan.
[email protected]


Apabila partisipasi dari kaum perempuan tidak ada,
maka bias laki-laki dalam sistem administrasi dan
hukum akan merusak hak-hak perempuan dalam
institusi-institusi yang umum dan merugikan kaum
perempuan yang rentan terhadap hal ini. Para janda,
orang-orang tua, perempuan yang bercerai, dan
perempuan yang menjadi kepala rumah tangga akan
menderita sebagai akibat dari bias ini.
Kunci untuk berpartisipasi adalah informasi yang
lengkap. Agar orang-orang yang terkena dampak bisa
menuntut hak-haknya untuk mendapatkan rehabilitasi,
maka mereka harus diberi informasi yang lengkap.
[email protected]




Apakah kaum perempuan yang mewakili seluruh
kategori sosial ekonomi telah dilibatkan dalam
program tersebut?
Apakah kaum perempuan memiliki informasi
mengenai program yang diusulkan?
Apakah kaum perempuan diajak berkonsultasi
mengenai rencana pembangunan?
Apakah kaum perempuan dilibatkan dalam
menyusun rencana program dan apakah
diupayakan agar mereka bisa memberi masukan?
[email protected]




Apakah kaum perempuan diminati pendapatnya
dalam mengidentifikasi orang-orang yang terkena
dampak?
Bagaimana cara menginformasikan rencana
tersebut kepada kaum perempuan yang terkena
dampaknya?
Apakah terdapat mekanisme untuk memastikan
adanya partisipasi dari kaum perempuan pada
setiap tahapan program?
Apakah sebaiknya diadakan pertemuan-pertemuan
yang terpisah bagi kaum perempuan?
[email protected]


Memastikan adanya keterwakilan yang cukup dan
kehadiran kaum perempuan dari berbagai
kelompok sosial, budaya dan ekonomi.
Memastikan adanya proporsi atau keterwakilan
minimal 30% perempuan selama diadakan
perencanaan dan pemaparan rencana rekonstruksi
dan rehabilitasi (khususnya penyusunan CSP dan
implementasinya) serta menggali opini/aspirasi
dari kaum perempuan terhadap hal tersebut.
[email protected]

Menyiapkan adanya pertemuan khusus bagi
kelompok perempuan dalam bentuk Musyawarah
Kelompok Perempuan dan memanfaatkan
perkumpulan-perkumpulan kaum perempuan di
sasaran program sebagai wadah kegiatan capacity
building.

Menyiapkan media sosialisasi dan ruang-ruang
pembelajaran (penyadaran) bagi kaum perempuan
khususnya dan warga masyarakat pada umumnya
dalam rangka memahami dan menguasai isu-isu
mitigasi bencana yang sensitif gender.
[email protected]





Kaum perempuan memiliki pemahaman dan kesadaran
terhadap peran dan tanggungjawabnya dalam pelaksanaan
CSP
Kaum perempuan terlibat secara aktif dalam setiap
pengambilan keputusan dan dalam setiap tahapan kegiatan
penyusunan maupun implementasi CSP
Minimal 30% perempuan di setiap desa/kelurahan sasaran
program mengikuti/menghadiri pertemuan-pertemuan warga
selama kegiatan CSP berlangsung
Kaum perempuan terorganisir ke dalam wadah musyawarah
kelompok perempuan (MKP) di setiap desa/kelurahan sasaran
program.
Terpenuhinya aspek-aspek gender dalam perencanaan dan
implementasi program.
[email protected]

Sasaran utama dari peningkatan peran kelompok perempuan
ini adalah :
◦ Perkumpulan-perkumpulan kaum perempuan di
desa/kelurahan, seperti Kelompok Dasa Wisma, Kelompok
Arisan, Kelompok Pengajian, Kelompok Usaha Ekonomi
Produktif, Kelompok Tani/Buruh di mana terdapat
perempuan di dalamnya, Kelompok Remaja Puteri (Remaja
Masjid, Gereja, Karangtaruna, dll) dan perkumpulanperkumpulan lain terdapat di desa/kelurahan sasaran
program.
◦ Tokoh-tokoh perempuan dari berbagai segmentasi, seperti
tokoh agama, adat, tokoh politik, frofesional (guru, dokter,
bidan, perawat, notaris, dll), dan tokoh-tokoh lainnya.
◦ Pejabat/aparat pemenerintah desa/kelurahan, RT/RW,
Dukuh/Dusun dari kalangan perempuan.
[email protected]



Penguatan potensi dan kapasitas perempuan dalam
berbagai aspek kegiatan masyarakat. Khususnya
keterlibatan dalam kegiatan penyusunan dan
implementasi CSP serta monitoring, pengawasan dan
pemeliharannya.
Penguatan pemahaman dan kesadaran tentang
sensitifitas gender terhadap kaum perempuan, relawan,
TIP, PP, aparat desa/kelurahan, dan warga dalam proses
penyusunan dan implementasi CSP.
Pengorganisasian ide, gagasan dan kepentingan kaum
perempuan melalui Musyawarah Kelompok Perempuan
(MKP)
[email protected]




Assessment Potensi dan Masalah Kaum
Perempuan
Penyusunan Langkah dan Strategi Penguatan
Sosialisasi Program CSP
Musyawarah Kelompok Perempuan (MKP)
[email protected]




Fasilitator melakukan assessment terhadap berbagai potensi
dan permasalahan yang dihadapi kaum perempuan di
desa/kelurahan sasaran program
Assessment dilakukan melalui metode observasi, wawancara,
FGD dan atau memanfaatkan event-event pertemuan
perempuan yang ada di desa/kelurahan sasaran program,
seperti pertemuan dasa wisma, arisan, pengajian, dll.
Assessment dapat dilakukan bersamaan saat Pemetaan Sosial
dan Pemetaan Swadaya atau secara terpisah sepanjang waktu
tersedia.
Temuan-temuan yang diperoleh melalui assessment tersebut
dianalisis dengan menggunakan metode triangulasi dan
selanjutnya dibuat rangkuman secara deskriptif serta
dirumuskan kesimpulan dan rekomendasinya (RKTL) dalam
rangka merumuskan langkah dan strategi penguatan.
[email protected]


Fasilitator memfasilitasi pertemuan-pertemuan perempuan dalam rangka
peningkatan peran kelompok perempuan.
Strategi peningkatan peran kelompok perempuan dilaksanakan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
◦ Penguatan pemahaman dan kesadaran tentang perspektif gender
kepada warga masyarakat pada umumnya dan kaum perempuan pada
khususnya
◦ Penguatan partisipasi kaum perempuan melalui pelibatan perempuan
sebagai relawan, anggota/pengurus BKM, anggota/pengurus TIP,
Panitia Pembangunan dan atau posisi-posisi strategis lainnya.
◦ Penguatan partisipasi kaum perempuan melalui pelibatan perempuan
dalam forum-forum pengambilan keputusan terkait dengan proses
perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi program.
◦ Penguatan aspirasi dan kepentingan kelompok perempuan melalui
penyelenggaraan musyawarah kelompok perempuan.
[email protected]

Langkah-langkah peningkatan peran di atas dilaksanakan melalui
serangkaian kegiatan sosialisasi, pelatihan, FGD dan atau memanfaatkan
event-event pertemuan perempuan yang ada di desa/kelurahan sasaran
program, seperti pertemuan dasa wisma, arisan, pengajian, dll.
[email protected]



Fasilitator memberikan sosialisasi program CSP kepada kaum
perempuan melalui beberapa cara :
Memanfaatkan sebagian waktu dalam tahapan kegiatan sosialisasi
CSP yang dihadiri oleh warga desa/kelurahan sasaran program.
Dalam kegiatan ini isu peningkatan peran perempuan menjadi salah
satu bahan sosialisasi
Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan khusus untuk kaum
perempuan, secara massal ataupun secara segmentasi (berdasarkan
jenis perkumpulan yang ada ; roadshow ke setiap kelompok
perempuan yang ada)
[email protected]



Memanfaatkan event-event pertemuan perempuan yang ada di
desa/kelurahan sasaran program, seperti pertemuan dasa wisma,
arisan, pengajian, dll.
Melakukan pendekatan persuasif ke personal dan atau kelompok
perempuan secara informal dan insidental.
Fasilitator selain memberikan sosialisasi melalui pertemuanpertemuan, juga melalui penyebaran/menempelkan
leaflet/poster/spanduk ke tempat-tempat strategis (materi
leaflet/poster/spanduk terkait dengan isu peningkatan peran
kelompok perempuan)
[email protected]




Fasilitator memfasilitasi persiapan penyelenggaraan
musyawarah kelompok perempuan berdasarkan langkah dan
strategi peningkatan peran kelompok perempuan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Fasilitator berkoordinasi dengan Kepala Desa/Lurah dan BKM
dalam rangka menjelaskan maksud dan tujuan
penyelenggaraan MKP, serta menyepakati waktu, tempat dan
pendanaan (swadaya) kegiatan MKP.
Kepala Desa/Lurah dan BKM mengundang dan atau membuat
pengumuman yang ditujukan kepada kelompok-kelompok
perempuan dan tokoh-tokoh perempuan di desa/kelurahan
yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Kepala Desa/Lurah dan BKM membuka pertemuan MKP dan
menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan MKP, selanjutnya
diteruskan oleh fasilitator.
[email protected]

Sesuai dengan master schedulle, MKP dilaksanakan
dalam dua gelombang, yakni :
◦ MKP Gelombang Pertama : Membahas/menganalisis
hasil Pemetaan Swadaya terkait dengan isu-isu/
permasalahan berbasis gender. Dilaksanakan setelah
PS.
◦ MKP Gelombang Kedua : Membahas dan
merumuskan usulan program Jangka Menengah
berdasarkan perspektif kesetaraan gender.
Dilaksanakan sebelum penyusunan indikasi program
desa.
Catatan : Perhatikan master schedulle kapan MKP
harus dilaksanakan.
[email protected]
◦ Tahap Persiapan
 NMC menyiapkan SOP peningkatan peran
kelompok perempuan dan NMC
mendesiminasikan SOP kepada DMC.
 DMC mendetailkan SOP agar lebih implementatif
dan DMC memberikan coaching kepada Tim
Fasilitator.
 Fasilitator menyusun RKTL dan jadwal
pelaksanaan peningkatan peran kelompok
perempuan sesuai alokasi waktu yang tersedia
dalam master schedule
[email protected]
◦ Tahap Pelaksanaan
 Fasilitator membagi peran dalam tim masingmasing sesuai RKTL yang telah disusun
 Fasilitator melaksanakan kegiatan fasilitasi
peningkatan peran kelompok perempuan sesuai
dengan pembagian peran masing-masing
berdasarkan Tata Cara (SOP) ini.
Catatan : Copy RKTL dan Jadwal Pelaksanaan disampaikan ke DMC,
untuk selanjutnya diteruskan ke NMC guna keperluan penjadwalan
kegiatan monitoring dan evaluasi.
[email protected]
◦ Tahap Pelaporan
 Fasilitator menyusun laporan hasil kegiatan
peningkatan peran kelompok perempuan yang
dilaksanakan
 Fasilitator menyampaikan laporan hasil kegiatan
peningkatan peran kelompok perempuan
kepada DMC
 DMC membuat laporan kegiatan peningkatan
peran kelompok perempuan secara keseluruhan
dan menyampaikan kepada NMC.
[email protected]
 NMC akan melakukan monitoring dan uji petik ke
lapangan terkait dengan beberapa kegiatan sebagai
berikut :
◦ kegiatan coaching fasilitator
◦ kegiatan peningkatan peran perempuan
◦ kegiatan penyusunan laporan hasil kegiatan
peningkatan peran perempuan
 NMC akan melakukan evaluasi terhadap hasil
kegiatan peningkatan peran perempuan yang telah
dilaksanakan di masing-masing DMC.
[email protected]




Leaflet/Poster tentang peningkatan peran Kelompok
Perempuan
Modul-modul terkait dengan topik peningkatan peran
Kelompok Perempuan
Panduan Teknis tentang Metode Pengumpulan Data
(Wawancara Terstruktur, Wawancara Mendalam, Observasi,
dan FGD)
Format isian data sesuai kebutuhan dalam proses
peningkatan peran kelompok perempuan (terutama pada
tahapan assessment).
[email protected]
Lokasi
Jenis Usulan
Prioritas
Status Masuk CSP
(Ya/Tidak)
Masuk Prioritas
CSP tahun ke
Tahun Pelaksanaan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
dst
Program
Kegiatan
Volume
Biaya
I
II
III
IV
V
Pembiayaan
JRF
APBD
APBN
ADD
Lainnya
Keterangan