Transcript farklin
Rahmatina Aulia Restuningtyas Widi A. Shofiatul Husni L. Srinova Uli Damayanty Sisri Novrita S1-VII B FARMASI KLINIK 1. SEJARAH FARMASI KLINIK 2. PENGERTIAN DAN ARTI PENTING FARMASI KLINIK 3. RUANG LINGKUP PELAYANAN FARMASI KLINIK 4. PELAKSANAAN FARMASI KLINIK DI RUMAH SAKIT 1 SEJARAH FARMASI KLINIK a. Tahap Tradisional b. Tahap Transisional(1960-1970) c. Tahap Masa Kini d. Tahap Masa Depan a. Tahap Tradisional Awalnya farmasis sangat dibutuhkan Mulai goyah karena adanya revolusi industri Tugas farmasis berubah b. Tahap Transisional ilmu kedokteran cenderung semakin spesialistis Obat-obat yg efektif baru scra terapeutik berkembang pesat Meningkatnya biaya kesehatan Pelayanan medis & farmasi yg bermutu tinggi c. Tahap Masa Kini Farmasis diikut sertakan dalam pelayanan pengobatan KARAKTERISTIK PELAYANAN FARMASI KLINIK DI RUMAH SAKIT : Berorientasi pada pasien Terlibat langsung di ruang perawatan di rumah sakit Bersifat pasif(stlh pengobatan memberi informasi) Bersifat aktif (memberi masukan kpd dokter sblm pengobatan/ menerbitkan buletin) Bertggung jwb atas semua saran & tindakan yg dilakukan Menjadi mitra & pendamping dokter d. Tahap Masa Depan Pharmaceutical Care PROSES-PROSES PELAYANAN KEFARMASIAN : 1. Assessment Menjamin indikasi berkhasiat, aman & sesuai 2. Development of a Care Plan Mencegah mslh terapi obat & utk mencapai tujuan terapi 3. Evaluasi Mencatat hasil terapi 2 PENGERTIAN & ARTI PENTING FARMASI KLINIK A. PENGERTIAN ( Ray, M.D. 1983 ): Suatu keahlian profesional dalam bidang kesehatan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan keamanan, kerasioanalan, dan ketepatan penggunaaan terapi obat oleh penderita melalui penerapan pengetahuan dan fungsi terspesialiasi dari apoteker dalam pelayanan penderita. B. ARTI PENTING : Farmasi Klinik bermanfaat sbb: • Relasi yg baik antar tenaga kesehatan • Menjamin penerapan pengobatan berbasis bukti • Perbaikan perawatan pasien dengan pelayanan yang standar dan konsisten • Mempromosikan praktek dengan biaya yang efektif • Memperluas kualitas peresepan • Menjamin keamanan pemberian obat • Memperbaiki khasiat & meminimalkan toksisitas terapi obat • Meningkatkan kepuasan kerja 3 RUANG LINGKUP PELAYANAN FARMASI KLINIK : Meliputi: Melakukan konseling & KIE (Komunikasi, Informasi, &Edukasi) Monitoring efek samping obat Pencampuran obat suntik secara aseptis Menganalisis efektivitas biaya Penentuan kadar obat dalam darah Penanganan obat sitostatika Penyiapan nutrisi parenteral Pemantauan penggunaan obat Pengkajian instruksi & penggunaan obat 4 Meliputi: Penggolongan Pelayanan Farmasi Klinik Kriteria Penetapan Prioritas Pelayanan Farmasi Klinik Pelayanan Farmasi Klinik Prioritas 1 PENGGOLONGAN PELAYANAN FARMASI KLINIK antara lain : Merupakan program rumah sakit menyeluruh Berdasarkan pada komunikasi langsung dengan penderita Formal dan terstruktur Subspesialistik A Golongan pelayanan farmasi klinik yang merupakan program rumah sakit menyeluruh Program tersebut dilaksanakan dalam : (Brown, T.R. 1992) Fungsi, peranan, kegiatan, dan kontribusi apoteker dalam panitia farmasi dan terapi dan dalam sistem formularium. Fungsi, tugas, dan peranan apoteker dalam sistem pencegahan dan pemantauan kesalahan pengobatan. Fungsi, tugas dan peranan apoteker dalam sistem pelaporan reaksi obat merugikan. Peranan kontribusi apoteker dalam evaluasi penggunaan obat. Kegiatan dan peranan apoteker dalam penerbitan buletin terapi obat. Kegiatan dan peranan apoteker dalam program pendidikan “inservice” bagi apoteker, perawat, dan staf medis. B Golongan pelayanan farmasi klinik yang berdasarkan pada komunikasi langsung dengan penderita Pelayanan farmasi klinik yang diadakan /diberikan apoteker, antara lain : (Brown, T.R. 1992) •Wawancara sejarah obat penderita. •Mengadakan konsultasi dengan dokter tentang pemilihan obat dan regimennya. •Mengkaji kesesuaian atau ketepatan resep atau order dokter. •Membuat profil pengobatan penderita (p-3). •Memberi konsultasi atau informasi pada perawat tentang berbagai hal yang berkaitan dengan obat pendeita. •Memberi konseling atau edukasi kepada penderita tentang obatnya. •Pemantauan efek obat yang diberikan kepada penderita. •Konseling pembebasan penderita. c Golongan pelayanan farmasi klinik formal & terstruktur Apoteker spesialis dalam berbagai bidang tersebut dibawah ini: •Sentra informasi obat •Sentra informasi keracunan •Pelayanan penetapan dosis individu secara farmakokinetik klinik •Pelayanan dalam investigasi obat •Pelayanan dalam tim nutrisi parenteral lengkap •Pelayanan dalam penelitian obat secara klinik •Pelayanan dalam pengendalian infeksi dirumah sakit •Pelayanan obat sitotoksik D Golongan pelayanan farmasi klinik subspesialistikfarmasi klinik Pelayanan-pelayanan yang diberikan apoteker subspesialis, yaitu: •Pelayanan penderita kritis •Unit gawat darurat •Pelayanan onkologi-hematologi •Pelayanan dalam transplantasi organ •Pelayanan dalla bedah/anastesi •Pelayanan penderita penyakit kronik. •Pelayanan untuk pediatrik •Pelayanan untuk psikiatrik •Pelayanan toksikologi klinik 2 KRITERIA PENETAPAN PRIORITAS PELAYANAN FARMASI KLINIK Pelayanan yang langsung memengaruhi penulisan serta penggunaan obat yang paling tepat dan rasional Pelayanan yang langsung meningkatkan ANTARA LAIN: keamanan dan kepatuhan penderita Pelayanan segera dapat dilakukan tanpa penambahan biaya yang besar Permintaan profesional kesehatan lainnya PELAYANAN FARMASI KLINIK PRIORITAS Pelayanan farmasi klinik dalam panitia farmasi dan terapi (PFT),a.l: • Formularium obat rumah sakit yang selalu mutakhir • Berbagai kebijakan dan prosedur berkaitan obat yang sesuai • Pelaksanaan program edukasi tentang obat yang dilaksanakan secara terus menerus • Pelaksanaan program evaluasi penggunaan obat (EPO) • Pelaksanaan pemantauan terapi obat (PTO) • Pelaksanaan program pemantauan dan pelaporan reaksi obat 3 1 Pelayanan farmasi klinik dalam kegiatan sistem formularium • Sistem Formularium: suatu metode yang diterapkan staf medis,bekerja melalui PFT, mengevaluasi, menilai, dan memilih dari banyak zat aktif dan produk obat dalam perdagangan, yang dipertimbangkan paling aman dan bermanfaat bag perawatan penderita dan hanya produk obat yang demikian tertera dalam formularium dan disediakan di IFRS. 2 3 Pelayanan farmasi klinik dalam proses penggunaan obat • • • • • • • wawancara sejarah obat penderita, konsultasi dengan dokter, mengkaji resep/order dokter, menulis profil pengobatan penderita (P3), meracik/menyediakan, menyampaikan obat keruang penderita, konseling dengan penderita dan pemberian informasi kepada perawat, • pemantauan penggunaan obat untuk memaksimalkan kepatuhan penderita, • medeteksi efek dan/ atau reaksi obat merugikan dan • untuk meningkatkan “outcomes” obat. 4 Pelayanan farmasi kilnik dalam sistem distribus obat berorientasi pada penderita • Suatu sistem distribusi obat yang berhasil ialah jika : • obat tepat waktu diterima penderita; • adanya informasi yang cukup bagi perawat dan penderita tentang regimen obat; • tidak ada obat yang hilang; • adanya pemantauan penggunaan obat untuk mendeteksi reaksi alergi dan reaksi obat merugikan; • semua obat yang didistribusikan dirumah sakit berasal dari IFRS dan • penanggung jawab tunggal iyalah pimpinan IFRS. 5 Pelayanan farmasi klinik dalam konsultasi dan pelayanan informasi obat Menjawab pertanyaan Penyediaan informasi untuk berbagai panitia dirumah sakit Informasi dalam buletin farmasi dirumah sakit Informasi untuk materi edukasi obat bagi penderita dan profesional kesehatan Informasi untuk program untuk evaluasi penggunaan obat LANJUTAN..... Informasi untuk kegiatan penyelidikan obat Pelayanan informasi obat bagi staf medis Pelayanan farmasi klinik dalam pengkajian dan pemantauan terapi obat Pelayanan farmasi klinik dalam program evaluasi penggunaan obat (EPO) Pelayanan farmasi klinik dalam program edukasi dan program pelatihan ”In-Service” tentang obat bagi profesional kesehatan. Pelayanan farmasi klinik dalam edukasi dan konseling penderita Penyediaan informasi untuk berbagai panitia dirumah sakit, misalnya : Panitia farmasi dan terapi (PFT) Panitia pengendalian infeksi nosokomial Panitia program pelaporan reaksi obat merugikan (ROM) Informasi obat untuk pemutakhiran formularium, pengadaan, dan perumusan kebijakan tentang obat. Panitia evaluasi penggunaan obat (EPO) Pelayanan informasi obat bagi staf medis, bertujuan : Menetapkan tujuan terapi dan titik akhir terapi obat Pemilihan zat terapi yang paling tepat Penulisan regimen obat yang paling tepat Pemantauan efek terapi obat berdasarkan indeks efek Pemilihan metode penggunaan obat (konsumsi) Pelayanan farmasi klinik dalam pengkajian dan pemantauan terapi obat. Hal yang dipantau apoteker antara lain : Penyalahgunaan obat Salah penggunaan obat Pola penulisan resep yang abnormal Duplikasi resep Interaksi obat-obat Interaksi obat-makanan LANJUTAN..... Interaksi obat-uji laboratorium Reaksi obat merugikan Inkompatibilitas pencampuran intravena Kondisi patologis penderita yang mempengaruhi efek merugikan dari terapi obat yang ditulis Data laboratorium farmakokinetik klinik untuk mengevaluasi kemanfaatan terapi obat dan mengantisipasi efek samping, toksisitas atau ROM PELAYANAN FARMASI KLINIK DALAM PROGRAM EVALUASI PENGGUNAAN OBAT (EPO) Evaluasi penggunaan obat(EPO) adalah proses jaminan mutu terstuktur secara organisatoris diakui, ditujukan untuk memastikan bahwa obat digunakan secara tepat, aman, dan bermanfaat.