IFRS - MM 27 Unsoed

Download Report

Transcript IFRS - MM 27 Unsoed

Dr. drg. Haris Budi Widodo, M.Kes., A.P., SIP.
 Farmasi RS: seluruh aspek kefarmasian yg
dilakukan di suatu RS.
 IFRS: suatu bagian/unit/divisi atau fasilitas di RS,
tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan
kefarmasian yg ditujukan untuk keperluan RS itu
sendiri.
 Pekerjaan kefarmasian: pembuatan, termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan
pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
 IFRS: suatu departemen atau unit atau bagian di RS di
bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh
beberapa orang apoteker yg memenuhi persyaratan
peraturan perundang-undangan yg berlaku dan
kompeten secara profesional, tempat atau fasilitas
penyelenggaraan yg bertanggung jawab atas seluruh
pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yg terdiri atas
pelayanan paripurna mencakup perencanaan;
pengadaan; produksi; penyimpanan perbekalan
kesehatan/sediaan farmasi; dispensing obat berdasarkan
resep bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan;
pengendalian mutu; dan pengendalian distribusi dan
penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di RS;
pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis; mencakup
pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan
klinik yg merupakan program RS secara keseluruhan.
 Rumah sakit perlu suatu fungsi pemantauan farmasi
dan terapi mencakup:
1. Pengembangan kebijakan dan prosedur mengenai
seleksi, distribusi, penanganan/ penggunaan, dan
pemberian/konsumsi obat dan bahan diagnostik
2. Pengembangan dan pemeliharaan formularium
3. Evaluasi dan apabila tidak ada mekanisme demikian
persetujuan protokol berkaitan dengan penggunaan
obat investigasi atau obat percobaan
4. Penetapan dan pengkajian semua reaksi obat yang
merugikan
 Fungsi pemantauan farmasi dan terapi tersebut dapat
dilakukan oleh suatu komite.
 Akan tetapi, disebabkan kerumitan dan kepekaan
kebijakan dari tugas itu, pelaksanaan fungsi tersebut
selalu diberikan kepada suatu staf medik, yang biasa
disebut panitia farmasi dan terapi (PFT).
 PFT adalah sekelompok penasihat dari staf medik dan
bertindak sebagai garis komunikasi organisasi antara
staf medik dan IFRS.
 Pembentukan suatu PFT yang efektif akan memberi
kemudahan dalam pengadaan sistem formularium
yang membawa perhatian staf medik pada obat yang
terbaik dan membantu mereka dalam menyeleksi obat
terapi yang tepat bagi pengobatan penderita tertentu.
 Panitia ini difungsikan rumah sakit untuk mencapai
terapi obat yang rasional.
 Pembentukan PFT diperlukan agar hubungan antara
IFRS dan semua profesional kesehatan di rumah sakit
dapat terpelihara dengan baik.
 Panitia farmasi dan terapi memformulasi kebijakan
berkenaan dengan evaluasi, seleksi, dan penggunaan
terapi obat, serta alat yang berkaitan di rumah sakit.
 Panitia farmasi dan terapi memberi rekomendasi atau
membantu memformulasi program yang didesain
untuk memenuhi kebutuhan staf profesional (dokter,
perawat, apoteker, dan praktisi pelayanan kesehatan
lainnya) untuk melengkapi pengetahuan mutakhir
tentang obat dan penggunaan obat secara rasional
melalui pengembangan kebijakan dan prosedur yang
relevan untuk seleksi obat, pengadaan dan melalui
edukasi tentang obat bagi penderita dan staf
profesional.
 IFRS adalah satu-satunya bagian/unit di rumah sakit
yang diberi wewenang men-dispensing obat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
kebijakan serta prosedur rumah sakit.
 Sesuai dengan sistem formularium yang telah disetujui
oleh staf medik, semua obat yang di-dispensing
berbasis nama generik untuk meniadakan duplikasi
persediaan dan untuk penghematan biaya.
 Dokter dapat menetapkan suatu obat nama dagang
tertentu apabila dianggap perlu.
 Akan tetapi, kewenangan untuk memilih merek/nama
obat didelegasikan kepada IFRS, sesuai dengan
ketentuan dan prosedur yang ditetapkan PFT dan
dengan melakukan suatu proses penawaran yang wajar
dan pantas.
 PFT bertanggung jawab untuk mengadakan ketentuan
dan peraturan yang menguasai kegiatan perwakilan
perusahaan farmasi dalam rumah sakit.
 Ketentuan dan peraturan ini tersedia untuk
didistribusikan oleh IFRS.
 Berbagai program atau proses jaminan mutu yang
berkaitan dengan obat yang secara tetap dilakukan
antara lain:
1. sistem formularium;
2. evaluasi penggunaan obat;
3. pemantauan dan pelaporan reaksi obat merugikan;
4. pemeliharaan formularium;
5. pemantauan terapi obat;
6. pemantauan kesalahan obat.