Mempertajam Keahlian Berpikir Secara Kreatif

Download Report

Transcript Mempertajam Keahlian Berpikir Secara Kreatif

Mempertajam
Keahlian
Berpikir Kreatif
dan Inovatif
Niki Lukviarman
Rektor
Universitas Bung Hatta
BLOK KONSEPTUAL DALAM
KREATIVITAS
Mental Block
1. The right answer  discover many answers
2. That’s not logical  do not see as black or white
3. Follow the rules  living phenomenon is dynamic
4. Be practical  consider new ideas
5. Play is frivolous  when do you get your best ideas
6. That’s not my area  thinking holistically
7. Avoid ambiguity  be clear, precise and specific
8. Don’t be foolish  different approach & positioning
9. To Err is wrong  make view mistakes
10.I am not creative  even small ideas are better
Blok Yang
Blok Yang
Menghambat
Mendorong
Kreativitas
Kreativitas
Membuat asumsi
Mengecek asumsi
Mengikuti aturan
Mendobrak aturan
Blok Konseptual
Blok
Konseptual
• Penghambat mental yang
membatasi seseorang
dalam mendefinisikan
masalah
• Membatasi alternatif
solusi pemikiran yang
memiliki potensi relevan
dengan masalah
Blok Konseptual
Semakin banyak
pendidikan formal
yang dimiliki
secara individu
Semakin banyak
pengalaman yang
didapatkan dalam
pekerjaan
Membuat makin
kurangnya kemampuan
untuk memecahkan
permasalahan dengan
cara-cara kreatif…
Blok Konseptual
Pendidikan formal
sering menghasilkan…
Pengalaman dalam
pekerjaan
mengajarkan …..
“jawaban yang benar”,
aturan secara analitis,
atau batas–batas
pemikiran
cara yang dianggap tepat
untuk melakukan
sesuatu…kebiasaan yang
dianggap paling benar
Individu
kehilangan
kemampuan
untuk
bereksperimen
dan
berimprovisasi
Tipe-tipe Blok Konseptual
Berpikir secara vertikal
Constancy
Bahasa & pikiran yang satu
Compression
Membedakan gambaran dari
kenyataan
Batasan Artifisial/tidak jelas
Tipe-tipe Blok Konseptual
Menerima apa adanya
Complacency
Malas untuk berpikir
Constancy
Berpikir
secara
vertikal
• Mendefinisikan permasalahan
hanya dengan satu cara tanpa
mempertimbangkan tersedianya
pandangan alternatif
• Sebaliknya, pemikir lateral
menghasilkan cara pandang
permasalahan alternatif dan
menciptakan beragam cara
untuk mendefinisikan masalah
Constancy
Bahasa &
Fikiran
menyatu
• Hanya menggunakan satu bahasa
(misal; hanya menggunakan bahasa
kata-kata/verbal language) untuk
mendefinisikan dan menilai
permasalahan
• Tidak mengindahkan bahasa lain seperti
bahasa simbolik (matematika), sensory
imagery (penciuman), perasaan dan
emosi (takut, kebahagiaan), visual
imagery (penggambaran mental).
Compression
Membedakan
gambaran dari
kenyataan
• Gagal menyaring informasi yang
tidak berkaitan atau tidak relevan
• Tidak mampu untuk
membedakan informasi penting
dan informasi yang tidak penting,
• Tidak memiliki kemampuan untuk
meringkas permasalahan secara
proporsional.
Compression
Batasan
Artifisial/
tidak jelas
• Terlalu sempit dalam mendefinisikan
batasan sebuah permasalahan
• Kebanyakan orang seringkali
berasumsi tentang sejumlah
permasalahan, atau
• Solusi alternatif merupakan hal yang
diluar batas jangkauan mereka (atau
dianggap tidak masuk akal),
sehingga mereka mengabaikannya.
Complacency
Menerima
apa adanya
• Enggan dan tidak terlatih untuk
mengajukan pertanyaan
• Kadang-kadang tidak mampu
mengatasi permasalahan
karena malas mengajukan
pertanyaan, atau
• Tidak aktif menggali data dan
informasi untuk pemahaman
Complacency
Malas untuk
berpikir
• Kecenderungan untuk menghindari
pekerjaan secara mental.
• Tidak pernah menyediakan waktu
untuk “berpikir”, karena bepikir
bukan dianggap sebagai sebuah
aktivitas (pekerjaan).
• Kegiatan “berpikir” disamakan
dengan sekedar melamun atau
berangan-angan.
PROSES PEMECAHAN MASALAH
SECARA KREATIF
Langkah 1.
Temukan dan tetapkan; apa yang muncul
sebagai masalah?

Karena masalah yang sebenarnya mungkin saja
tidak kelihatan di permukaan hingga berbagai fakta
terkait “apa yang dipersepsikan sebagai masalah”
dikumpulkan dan di analisis

Dimulai dengan apa yang menurut asumsi anda
sebagai suatu masalah, sehingga pada akhirnya
dapat di konfirmasi atau diperbaiki
Langkah 2.
Kumpulkan berbagai fakta, dugaan (termasuk
feelings) serta opini.

Dilakukan dengan menjawab pertanyaan;
z Apa yang terjadi?
z Dimana, kapan, dan bagaimana hal tersebut muncul?
z Bagaimana ukuran, cakupan dan tingkat kepentingannya?
z Siapa dan apa dampak dari hal tersebut?
z Sejauh mana kemungkinan hal tersebut kembali muncul
(terulang)?
z Apakah hal tersebut perlu untuk diperbaiki?
z Apakah perlu untuk menjadi skala prioritas terhadap
berbagai elemen kritikal?
Langkah 3.
Nyatakan dan tentukan kembali masalah
yang dihadapi!

• Fakta yang nyata dan realitas membantu
terwujudnya hal ini, didukung oleh
seperangkat data dan informasi relevan yang
dibutuhkan
• Masalah sebenarnya yang dihadapi mungkin
sama atau berbeda dengan masalah yang
dinyatakan pada langkah 1 sebelumnya
• Hati-hati dengan persepsi berupa opini yang
tidak didukung fakta atau informasi memadai
Langkah 4.
Identifikasi alternatif solusi yang
memungkinkan untuk menyelesaikan masalah

• Lakukan pengumpulan ide dari berbagai pihak
• Jangan menghilangkan atau mematikan ide untuk
setiap kemungkinan alternatif solusi, hingga
beberapa alternatif didiskusikan
• Dorong munculnya berbagai ide alternatif untuk
menyelesaikan masalah
Langkah 5.
Evaluasi berbagai alternatif yang tersedia
untuk pemecahan masalah

Lakukan dengan mempedomani hal berikut;
z Alternatif manakah yang memberikan solusi
optimal dari masalah yang dihadapi?
z Risiko apa yang muncul dari setiap alternatif
yang tersedia?
z Apakah manfaat sesuai dengan pengorbanan
yang akan dilakukan?
z Apakah alternatif solusi yang ada tidak akan
menimbulkan masalah baru?
Langkah 6.
Implementasikan Keputusan!

Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan
berikut;
z
z
z
z
Siapa yang harus dilibatkan?
Sampai sejauh mana keterlibatan mereka?
Bagaimana, kapan dan dimana?
Siapa yang terpengaruh dengan keputusan
tersebut?
z Kemungkinan kesalahan apa yang akan terjadi?
z Bagaimana hasil akan dilaporkan dan di
verifikasi?
Langkah 7.
Evaluasi Hasil Keputusan

z Uji dan bandingkan solusi penyelesaian
masalah dengan hasil yang diharapkan
z Jika tidak sesuai temukan dimana perbedaan
dan apa penyebab perbedaan tersebut; apakah
terdapat hal tertentu yang tidak muncul pada
waktu pertimbangan
z Lakukan revisi jika diperlukan
BEBERAPA PERTANYAAN UNTUK
MENDORONG MUNCULNYA IDE
Mendorong Ide Kreatif
1. Bagaimana jika …..…?
2. Bagaimana kita dapat meningkatkan ...?
3. Bagaimana anggota organisasi
dan/atau masyarakat dapat
memperoleh manfaat?
4. Apakah kita melupakan sesuatu?
5. Apakah langkah berikutnya?
Mendorong Ide Kreatif
6. Apa yang dapat dilakukan agar kita
dapat melakukan ……secara lebih
baik?
7. Bagaimana dan apa pendapat
anda tentang…?
8. Hal apa yang harus ditambahkan?
9. Hal apa yang harus dihilangkan?
10.Ide lain apakah yang anda miliki?
KOMPONEN KREATIVITAS
Komponen Kreativitas
Kreativitas
Keterampilan
Berpikir
Kreatif
Keahlian
Motivasi
Komponen Kreativitas
Keahlian
Motivasi
Keahlian berarti adanya
kompetensi atau kecakapan,
pengetahuan dan ketrampilan
Motivasi – terutama yang
digerakkan oleh dorongan dari
dalam diri – ternyata amat
mendorong proses berpikir kreatif
Komponen Kreativitas
Keterampilan
Berpikir
Kreatif
Kreativitas akan muncul jika
memang kita dibekali dengan
keterampilan berpikir kreatif
yang memadai
Pemikiran Keliru tentang Kreativitas
• Semakin pintar seseorang, maka akan semakin
kreatif orang tersebut
• Seorang yang berusia lebih muda, cenderung
untuk lebih kreatif dibandingkan yang lebih
tua
• Kreatifitas hanya dikaruniakan untuk orang
tertentu saja, khususnya untuk seseorang
yang suka mengambil resiko
Pemikiran Keliru tentang Kreativitas
• Kreatifitas merupakan tindakan mandiri yang
dimiliki seseorang
• Tidak ada seorangpun yang mampu mengelola
kreativitas!
METODE UNTUK MENCIPTAKAN
PEMIKIRAN KREATIF
Metode untuk Menciptakan
Pemikiran Kreatif
Attribute Listing
Metode untuk
Menciptakan
Kreativitas
Brainstorming
Visioning
Attribute Listing
Attribute
Listing
• Gunakan Attribute Listing
apabila seseorang mendapati
situasi yang dapat di pecahpecah menjadi serangkaian
atribut
• Metode ini bersifat rasional dan
sesuai untuk orang-orang yang
menyukai pendekatan analitis.
Attribute Listing
Attribute
Listing
• Uraikan isu atau masalah yang
tengah didiskusikan kedalam
sebanyak mungkin atribut
• Melalui pendekatan ini dapat
memetakan masalah dalam
sejumlah kategori utama, dan
kemudian mem-breakdown setiap
kategori tersebut ke dalam sejumlah
atribut.
Attribute Listing
Attribute
Listing
• Untuk setiap atribut tanyakan ‘apa
yang diberikannya?’ Gali nilai atau
value dari setiap atribut.
• Terdapat kemungkinan sebuah
atribut memberikan value yang positif
ataupun bersifat negatif.
• Tugas kita adalah mengeksplorasi
setiap value dalam atribut,
memodifikasinya, dan menemukan
value terbaik dalam setiap atribut.
Attribute Listing
Attribute
Listing
• Attribute Listing bekerja melalui
pendekatan dekomposisional,
memecahkan permasalahan menjadi
bagian yang lebih kecil yang dapat
diuji secara lebih detil.
• Dengan memecahnya menjadi
serangkaian atribut, kita dapat
menemukan cara baru untuk menjadi
lebih kreatif.
Brainstorming
Brainstorming
• Brainstorming dianggap sebagai sarana
kreativitas yang paling banyak dikenal
dan digunakan dalam praktik
• Esensi dari teknik ini adalah meminta
setiap anggota kelompok untuk secara
bebas memberikan opini/pendapat
tentang solusi kreatif yang hendak
dirumuskan.
• Durasi kegiatan biasanya berlangsung
selama 30 – 60 menit.
Brainstorming
Aturan dalam Brainstorming:
Brainstorming
• Setiap anggota diminta memberikan
pendapat/opini secara bebas
• Semakin banyak ide yang dikeluarkan,
semakin bagus
• Setiap ide harus dikeluarkan, tidak
perlu di-filter, betapapun radikalnya ide
tersebut
• Combine and improve (kombinasikan
ide yang terkumpul dan kembangkan)
Visioning
Visioning
• Visioning pada dasarnya adalah
membayangkan masa depan
secara brilian dan inovatif.
• Visioning mengajak untuk
berpikir secara imajinatif
mengenai apa yang ingin diraih
di masa mendatang.
Visioning
Visioning
• Ketika mengimajinasikan gambaran
masa depan, gunakan kata-kata
yang dinamis dan penuh perasaan.
• Gunakan pula kata-kata “present
tense” (is/are) bukan “future tense”
(will). Ungkapan dalam bentuk
present tense akan membuat
gambaran imajinasi itu menjadi
terasa lebih “dekat”.
Visioning
Visioning
Visioning terlaksana karena
kita adalah makhluk hidup
yang penuh daya
khayal/imajinatif, dan sangat
termotivasi dengan apa yang
dirasakan sebagai
kemungkinan masa depan.
MENCIPTAKAN IKLIM KREATIF
Karakteristik Organisasi yang
Mendukung Kreativitas & Inovasi
Keberanian
mengambil resiko
didorong oleh top
manajemen
Mendorong
munculnya pemikiran
baru dan cara baru
dalam melakukan
sesuatu
Karyawan memiliki
akses terhadap
beragam sumber
pengetahuan
Inovator diberi
penghargaan
Informasi mengalir
dengan bebas
Pemikiran yang baik
dan inovatif didukung
penuh oleh top
manajemen
Menciptakan Iklim Kreatif
Motivasi
Tantangan
Suasana
Gembira
Pemberdayaan
Kebebasan
Beri Waktu
Dukungan
Menciptakan Iklim Kreatif
Dinamisme
Energi
Berdebat &
Berdialog
Keterbukaan
Eksperimen
Kepercayaan
Risiko
METODE MENDEFINISIKAN MASALAH
SECARA KREATIF
Metode Mendefinisikan Masalah
Metode Kipling
Metode untuk
Mendefinisikan
Permasalahan
Problem Statement
Metode Challenge
Metode Kipling
Metode
Kipling
• Rudyard Kipling menggunakan
seperangkat pertanyaan (5W + 1H)
untuk membantu memicu pemikiran
dan mengatasi permasalahan
• 5 W + 1 H = What (Apa), Where
(Dimana), When (Kapan), Why
(Kenapa), Who (Siapa), dan How
(Bagaimana)
Metode Kipling
Metode
Kipling
• Deretan pertanyaan yang layak
diajukan;
• Apa masalahnya? Dimana terjadinya?
Kapan terjadinya? Mengapa hal ini
terjadi? Bagaimana anda dapat
mengatasi masalah ini? Siapa yang
anda perlukan untuk dilibatkan? Kapan
anda akan mengetahui bahwa anda
dapat mengatasi masalah ini?
Metode Kipling
Metode
Kipling
Metode Kipling membantu dalam
memetakan sebuah masalah
secara lebih komprehensif,
tersedianya pilihan alternatif
penyelesaian masalah, sehingga
dapat menyusun solusi secara
lebih kreatif
Problem Statement
Problem
Statement
• Pendekatan Problem Statement
memulai cara memecahkan
persoalan dengan mendefinisikan
masalah terlebih dahulu secara
AKURAT.
• Diskusikan apa MASALAH
sebenarnya? Temukan poin
kesepakatan dan diskusikan titik
perbedaan dalam mendefinisikan
masalah.
Problem Statement
Problem
Statement
• Asumsi; cara seseorang dalam
menyatakan permasalahan secara
benar sudah merupakan sebagian
dari solusi.
• Jika mampu mendefinisikan
problem statement dengan baik,
penyusunan SOLUSI yang kreatif
akan menjadi lebih mudah
Metode Challenge
Metode
Challenge
• Metode mendorong seseorang untuk
“menantang (challenge)” segenap pra
konsepsi, asumsi dan pikiran awal
mengenai sebuah masalah
• Asumsi mengenai “Tidak Mungkin”
atau “Tidak Bisa Dilakukan” atau
“Batasan Berpikir” dicoba untuk
didobrak dan ditantang untuk dicarikan
atau ditemukan solusinya.
Metode Challenge
Metode
Challenge
Beberapa contoh asumsi/konsepsi yang
mungkin bisa ditantang:
• Apakah mobil harus selalu
berjalan di darat?
• Apakah bekerja harus selalu
dilakukan di kantor?
• Apakah menelpon menggunakan
HP tidak bisa gratis selamanya?
Akhir dari Presentasi
Terimakasih
We are the Champion!
©All rights reserved by
PT. ENSYS Konsultan Manajemen
Jalan Batang Naras No. 2B, Padang