Desain Penelitian

Download Report

Transcript Desain Penelitian

Desain Penelitian
& Pengukuran
• Penelitian kualitatif lebih memperhatikan
masalah kayanya data, tekstur, dan
perasaan
• Menggunakan pendekatan induktif yang
menekankan pengembangan insight dan
generalisasi data yang dikumpulkan.
Perbedaan orientasi penelitian
• Kuantitatif
– Diawali dengan menguji
hipotesis
– Konsep dalam bentuk
variabel yang beragam
– Pengukuran secara
sistematis diciptakan
sebelum data dikumpulkan;
pengukuran standar
– Data dalam bentuk angka,
bersumber dari
pengukuran yang pasti
• Kualitatif
– Makna terungkap setelah
peneliti terlibat dengan
data
– Konsep berbentuk tema,
motif, generalisasi, dan
taksonomi
– Pengukuran diciptakan
secara ad hoc dan spesifik
untuk setting individual
atau peneliti.
– Data berbentuk kata dan
image, berasal dari
dokumen, observasi, dan
transkrip
Perbedaan orientasi penelitian
• Kuantitatif
– Teori umumnya causal dan
deduktif
– Prosedur standar dan
dapat diulang
– Analisis dilakukan secara
statistik, dengan tabel dan
diagram, dan
mendiskusikan bagaimana
kaitannya dengan hipotesis
• Kualitatif
– Teori bisa causal atau
noncausal, seringkali
induktif
– Prosedur penelitian
khusus, pengulangan
sangat jarang bisa
dilakukan
– Analisis dilakukan dengan
mengekstrak tema atau
generalisasi bukti-bukti;
data diorganisasikan ke
dalam gambaran yang
koheren dan konsisten
Orientasi penelitian kualitatif
• Logic in practice: logika tentang bagaimana
menyelenggarakan penelitian
– Lebih membingungkan, terkait dengan kasus khusus
dan berorientasi pada penyelesaian tugas praktis.
– Rangkaian aturan lebih sedikit
– Logika bergantung pada kebijakan informal yang
telah dikembangkan berdasarkan pengalaman
peneliti.
– Banyak peneliti muda belajar cara meneliti melalui
membaca laporan penelitian, trial and error, dan
dengan membantu peneliti senior.
• Perspektif transendental
– Cocok dengan pendekatan interpretif dan kritik
– Pertanyaan penelitian berawal dari sudut pandang
orang yang diteliti, bukan dari pihak luar.
– Tujuan: menyingkirkan keyakinan yang keliru dan
memperlakukan manusia sebagai makhluk yang
kreatif dan berbelas kasihan
– Seringkali mempertanyakan kekuasaan atau
ketidaksetaraan dan memandang hubungan sosial
lebih sebagai tindakan bertujuan (bukan sekadar
bagian dari hukum alam)
– Mencoba membantu individu untuk bertumbuh,
bertanggung jawab dalam kehidupannya, dan terlibat
dalam perubahan sosial (transenden kondisi sosial
saat ini)
• Non linear dan siklik
– Penelitian tidak berjalan seperti garis lurus
tetapi berputar, terkadang bergerak kembali
ke belakang sebelum maju kembali
– Dengan siklus atau pengulangan ini, peneliti
mengumpulkan data baru dan mendapatkan
insight baru.
• Triangulation (mengobservasi dari berbagai posisi)
– Triangulation of measures (take multiple measures of the same
phenomena)
– Triangulation of observers (multiple observers or researchers
add alternative perspectives, backgrounds, and social
characteristics and will reduce the limitation)
– Triangulation of theory (uses multiple theoretical perspectives
early in the planning stages of research or when interpreting the
data)
– Triangulation of method (mixing qualitative and quantitative style
of research and data)
• Integrity
– Menekankan faktor manusia dan akrab
dengan pengetahuan tentang setting
penelitian dari tangan pertama; menghindari
jarak dengan orang atau kejadian yang diteliti
– Integritas peneliti sangat diutamakan
Qualitative Design Issues
• The language of cases and contexts
– Peneliti mendiskusikan kasus dalam konteks
sosial dan mengembangkan teori yang
menekankan pelacakan proses dan urutan
kejadian dalam setting spesifik.
– Menjelaskan bagaimana seseorang terlibat
dengan makna kejadian dan belajar untuk
melihat situasi dari beragam perspektif.
Qualitative Design Issues
– Melibatkan pendokumentasian real events,
merekam yang dikatakan orang (dengan kata,
gestures, dan tone), mengobservasi tingkah
laku tertentu, mempelajari dokumen tertulis,
atau memeriksa visual images.
– Peneliti meminjam ide dari orang yang diteliti
atau mengembangkan ide baru setelah
memeriksa kasus spesifik dalam konteksnya
atau dalam setting natural tertentu.
• Grounded Theory
– Peneliti mengawali penelitiannya dengan
sedikit pertanyaan penelitian
• Teori berkembang selama proses pengumpulan
data, teori dibangun dari data
• Operasionalisasi dan konseptualisasi muncul
secara simultan dengan pengumpulan data dan
analisis data awal.
• Banyak peneliti menggunakan grounded theory:
penelitian jadi fleksibel, serta memungkinkan teori
dan data berinteraksi.
• The context is critical
– Penelitian kualitatif menekankan pentingnya
konteks sosial untuk memahami lingkungan.
• Pemaknaan tindakan sosial atau pernyataan sosial
bergantung pada konteks timbulnya hal tersebut.
– Perhatian terhadap konteks sosial berarti
bahwa peneliti kualitatif mencatat apa yang
terjadi sebelum atau di sekitar fokus
penelitian.
• Bricolage (working with one’s hands and
being pragmatic at using an assortment of
odds and ends in an inventive manner to
accomplish a specific task)
– Peneliti harus belajar untuk mahir melakukan
banyak hal, terlibat dengan berbagai sumber,
dan melakukan sesuatu dengan apa yang
ada padanya.
• Fokus pada kasus dan proses
– Peneliti menganalisis berbagai aspek dari
satu atau sejumlah kecil kasus.
– Penjelasan atau interpretasi kompleks dan
bisa berbentuk cerita naratif tentang
seseorang atau kejadian spesifik.
– Penggalan waktu dan urutan kejadian penting
diperhatikan untuk mendeteksi proses dan
hubungan sebab akibat (kausal).
• Interpretasi
• Data diinterpretasikan dengan memberikan makna,
mentranslasinya, atau membuatnya dapat dipahami.
• Pemaknaan diawali dengan sudut pandang orang yang
diteliti: bagaimana mereka melihat lingkungan,
mendefinisikan situasi, atau apa maknanya buat mereka.
– First order interpretation: learn about its meaning for the people
being studied.
– Second order interpretation: researcher’s discovery and
reconstruction of the first-order interpretation
– Third order interpretation: researcher assign general theoretical
significance.
Measurement
• Kita biasa menggunakan pengukuran dalam
kehidupan kita sehari-hari
• Kita juga mengukur dunia non fisik dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi biasanya tidak
terlalu eksak.
• Pengukuran membantu orang mengobservasi
apa yang tidak terlihat
• Sebelum melakukan pengkuran, perlu
memperjelas ide tentang hal yang diminati.
• Beberapa hal yang diminati peneliti sosial
untuk diteliti mudah dilihat (contoh: usia,
jenis kelamin, warna kulit) tetapi beberapa
tidak mudah diamati (contoh, sikap, angka
perceraian, ideologi, peran jenis kelamin)
• Peneliti sosial, menggunakan pengukuran
untuk menghadapi aspek dunia sosial
yang sulit untuk diobservasi.
• Persamaan pengukuran dalam penelitian
kuantitatif dan kualitatif:
– Sama-sama menggunakan metode sistematis dan
berhati-hati untuk mengumpulkan data berkualitas
tinggi
• Dalam penelitian kualitatif:
– Merancang cara yang tepat untuk mengukur variabel
adalah langkah penting dalam perencanaan.
– Peneliti menggunakan teknik yang lebih beragam
untuk mengukur dan menciptakan pengukuran baru
dalam mengumpulkan data.
• Perbedaan di antara kedua pendekatan
tersebut:
– Masalah waktu: pengukuran kualitatif muncul dalam
proses pengumpulan data, secara terintegrasi, dan
jarang muncul pada tahap perencanaan.
– Masalah data itu sendiri: data jarang berbentuk
angka, kebanyakan berupa kata-kata lisan maupun
tulisan, tindakan, suara, simbol, objek fisik, atau
image visual (contoh, peta, foto, video, dll.)
– Bagaimana kedua gaya membuat keterkaitan:
• peneliti merefleksikan ide sebelum pengumpulan
data, tetapi mereka mengembangkan banyak
konsep selama aktivitas pengumpulan data;
• Peneliti memeriksa kembali dan merefleksikan
data serta konsep secara simultan dan interaktif.
• Proses pengukuran:
– Peneliti mengambil konsep, ide, atau konstruk dan
mengembangkan pengukuran (yaitu: teknik, proses,
prosedur, dll.) yang dengannya ia dapat
mengobservasi ide secara empiris.
– Peneliti terutama mengikuti rute induktif; mulai
dengan data empiris, ide abstrak, proses terkait
dengan ide dan data, dan berakhir dengan
memadukan ide dan data.
– Peneliti menggunakan ide yang telah ada
sebelumnya untuk membantu pengumpulan data, dan
kemudian akan memadukan ide lama dan baru yang
dikembangkan dari data.
• Baik peneliti kualitatif maupun kuantitatif
menggunakan dua proses:
– Konseptualisasi
• Proses menggunakan konstruk dan
memperhalusnya dengan definisi konseptual atau
teoretis
– Operasionalisasi
• Proses mengaitkan definisi konseptual ke dalam
serangkaian teknik atau prosedur pengukuran
khusus.
• Conceptual definition: definisi abstrak,
menggunakan istilah teoretis.
– Peneliti harus berpikir secara hati-hati,
mengobservasi langsung, berkonsultasi dengan
orang lain, membaca tulisan orang lain, dan mencoba
definisi yang memungkinkan.
– Definisi yang baik harus memiliki satu makna yang
jelas, eksplisit, dan spesifik.
– Definisi konseptual terkait dengan kerangka teoretis
dan posisi nilai seseorang.
• Operational definition: definisi dalam bentuk
tindakan spesifik yang dilakukan peneliti.
– Bisa berupa kuesioner survei, metode mengobservasi
kejadian dalam setting lingkungan, cara mengukur
content dalam media massa, atau proses lain yang
dilakukan oleh peneliti yang merefleksikan,
mendokumentasikan atau mewakili konstruk abstrak
yang dipaparkan dalam definisi konseptual.
• Operasionalisasi menghubungkan bahasa teori
dengan bahasa pengukuran empiris.
• Teori penuh dengan konsep, asumsi, hubungan,
definisi, dan sebab akibat yang abstrak.
• Pengukuran empiris menggambarkan
bagaimana orang secara konkret mengukur
variabel tertentu.
– Cara spesifik atau hal-hal spesifik yang digunakan
individu untuk mengindikasikan keberadaan konstruk
yang muncul dalam realitas yang dapat diamati.
• Konseptualisasi dan operasionalisasi kualitatif
– Peneliti membentuk konsep baru atau memperhalus
konsep yang bersumber dari data.
– Pembentukan konsep adalah bagian integral dari
analisis data dan diawali selama pengumpulan data.
– Dengan demikian konseptualisasi adalah bagaimana
peneliti mengorganisasikan dan memaknai data
– Operasionalisasi adalah deskripsi detail tentang
bagaimana seorang peneliti mengumpulkan dan
berpikir tentang data spesifik yang menjadi dasar
konsep. (after-the-fact description)
• Reliabilitas dan validitas
– Reliabilitas: dependabilitas atau konsistensi.
• Suatu hal yang sama diulangi atau muncul kembali
dalam kondisi identik atau sangat serupa.
– Validitas: truthfulness
• Mengacu pada kesesuaian antar konstruk, atau
cara peneliti mengkonseptualisasikan ide dalam
definisi konseptual, dan pengukuran.
• Seberapa baik ide tentang realitas sesuai dengan
realitas aktual
• Dalam penelitian kualitatif:
– Reliabilitas sulit diterapkan, karena proses
yang dipelajari tidak stabil dari waktu ke
waktu.
– Lebih menekankan nilai perubahan atau
perkembangan interaksi antar peneliti dan
apa yang dipelajarinya.
– Peneliti menggunakan beragam teknik
(interview, partisipasi, foto, studi dokumenter)
untuk mencatat data secara konsisten.