REAKSI NYALA

Download Report

Transcript REAKSI NYALA

REAKSI NYALA
REAKSI NYALA
• Nyala api pembakar Bunsen menghasilkan
panas,
sehingga
dapat
menguapkan
senyawaan logam dan menampilkan warnawarna nyala yang khas
• Kawat platina (panjang ± 5 cm, tebal ± 0,05
mm) yang bertangkai batang kaca dicelupkan
ke dalam larutan HCl pekat (dalam arloji lain),
lalu dipijarkan sampai tidak menghasilkan
warna,kemudian celupkan kedalam contoh
dan Hcl, kemudian pijarkan kembali dalam
nyala api yang tidak bercahaya.
• Kemudian lihat warna nyala
LOGAM
WARNA NYALA
As, Sb, Bi
Kelabu biru lemah
Ba, Mo
Hijau-kuning/muda
Ca
Sindur-merah
Na
Kuning emas
Cu
Hijau kebiru-biruan
Bila contoh yang diuji merupakan campuran,
mungkin warna komponen-komponennya
akan saling mengganggu dan sulit dibedakan.
Hal ini dapat ditanggulangi antara lain,
dengan:
a. Menggunakan sepotong kaca kobal yang akan
mengabsorsbsi warna Natrium yang kuning,
sehingga warna-warna lain menjadi seperti berikut:
LOGAM
WARNA NYALA
WARNA MELALUI KACA CO
Ba
Hijau kekuning-kuningan
Hijau kebiru-biruan
Ca
Merah bata
Kuning muda
b. Menggunakan alat spektroskop (direct vision
spectroscope) yang akan memisahkan warna yang
kompleks menjadi warna-warna individual.
UJI MUTIARA BORAKS
• Berbagai senyawaan logam akan membentuk
metaborat dengan boraks, yang berwarna khas. Warna
tersebut akan terjadi dalam nyala api oksidasi atau
nyala reduksi.
• Kawat platina yang bersih dan ujungnya membentuk
cincin kecil dipijarkan, lalu dimasukkan ke dalam serbuk
boraks. Jika kemudian dipanaskan lagi dengan hati-hati,
sehingga boraks yang menempel pada kawat itu akan
mencair dan mulai berbuih.
• Akhirnya terbentuk suatu “tetes” yang jernih. “tetes”
yang membeku setelah didinginkan, disebut “mutiara
boraks”.
• Mutiara panas dimasukkan ke dalam serbuk atau
larutan contoh yang akan diuji, sehingga sedikit
zat tersebut menempel padanya. Lalu dipijarkan
dalam nyala oksidasi yaitu pada pinggir kerucut
luar nyala-tak-berwarna.
• Dengan cara yang sama, dibuat pula “mutiara”
yang dipijarkan dalam nyala reduksi, yaitu pada
pinggir kerucut dalam. Warna-warna “mutiara”
yang diperoleh diamati dalam keadaan panas dan
dalam keadaan dingin. Yang terakhir adalah yang
terpenting.
LOGAM
NYALA OKSIDASI
Panas
Ag
Au
Mn
Cu
NYALA REDUKSI
Dingin
Kuning, tak
Berupa-
berwarna
lisensi
Ungu muda
Panas
dingin
Kelabu
kelabu
Ungu muda
Merah
Lembayung
Lembayung
Lembayung
Tak
Tak
(amethyst)
coklat
berwarna
berwarna
Hijau
Biru
Tak
Merah
berwarna
kusam
Dapat pula dibuat “mutiara garam fosfat”
LOGAM
NYALA OKSIDASI
Panas
NYALA REDUKSI
Dingin
Panas
dingin
Co
Biru
Biru
Biru
Biru
Cr
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Mn
Lembayung
Lembayung
Tak berwarna Tak berwarna
Ni
Coklat
Coklat
Kelabu
Kelabu
REAKSI PIPA TIUP
• Oksida
logam-logam
yang
kurang
elektropositif (Mn, Zn, Cd, Fe, Co, Ni, Sn, Pb,
Cu, Bi, Hg dan Ag) dapat direduksi oleh karbon
menjadi logam bebas.
• Bila hasil reaksi-pipa tiup berwarna kuning,
mungkin disebabkan garam khromat atau
senyawaan belerang.
Ikhtisar Hasil Reaksi-Pipa Tiup (Van
Nieuwenburg)
Logam
tc.°C
td.°C
As
Menyublim
615
Hasil
Perlekatan
Butiran
-
tebal
Sulang
Putih,
mudah
menguap,
berbau
bawang
Cd
321
767
Sda
-
Sawo-kuning
biru
Zn
419
907
Sda
-
Panas:
kuning
Dingin: putih
Bi
271
1470
Butiran serta Tak dapat
Sawo-hijau
perlekatan
muda
dilinyak
REAKSI HEPAR
• Hasil reaksi pipa tiup dipindahkan pada
sekeping mata-uang perak yang berkilap dan
ditetesi satu-dua tetes air suling. Setelah lima
menit uang perak tersebut dibilas dengan air.
Noda berwarna hitam-coklat pada uang perak
menyatakan adanya belerang dalam contoh
(sulfat, sulfit, sulfide atau tiosulfat).
•