legal etik keperawatan dalam pemberian obat

Download Report

Transcript legal etik keperawatan dalam pemberian obat

PENDEKATAN PROSES
KEPERAWATAN DAN
LEGAL ETIK PERAWAT
DALAM PEMBERIAN OBAT
PEPIN NAHARIANI
Kesalahan pemberian obat oleh perawat
Angka KTD dalam pemberian obat
2. KNC dalam pemberian obat
1.
Indikator kesalahan pemberian obat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Salah pasien
Salah nama, tdk sesuai RM
Salah waktu
Salah cara
Oral, iv, im, sc, supp, drip
Salah dosis
Salah obat
Salah dokumentasi
Dokumentasi tdk sesuai dg yang dilaksanakan
MOST COMMON ROOT CAUSES OF
ERRORS
• Communication problems
• Inadequate information flow
• Human problems
• Patient-related issues
• Organizational transfer of
knowledge
• Staffing patterns/work flow
• Technical failures
• Inadequate policies and procedures
(AHRQ Publication No. 04-RG005,
December 2003. ) Agency for
Healthcare Research and Quality
INTERNATIONAL PATIENT SAFETY
GOALS
NURSING AWARENESS
Perawat bertanggung jawab dalam:
• Memberikan informasi pd pasien dan keluarga tentang kemungkinan-2
resiko
• Melaporkan kejadian tak diharapkan kpd y/ berwenang
• Peran Aktif dlm melakukan pengkajian terhadap keamanan dan mutu
pelayanan
• Me komunikasi dg pasien dan nakes professional lain
• Mengusulkan pe  kemampuan staf yang cukup
• Membantu pengukuran terhadap peningkatan patient safety
• Me  standar baku program pengendalian infeksi (infection control)
• Mengusulkan SOP dan protocol pengobatan y/ dpt me(-) kejadian error
• Berhubungan dengan badan-2 profesional y/ mewakili para dokter ahli
farmasi dll
• Me  cara pengemasan dan pelabelan obat
• Berkolaborasi dg sistem pelaporan nasional u/ mencatat, menganalisa dan
mempelajari kejadian-2 tak diharapkan
• Mengembangkan mekanisme pen kesadaran, sebagai contoh u/
pelaksanaan akreditasi
• Karakteristik dari pemberi pelayanan kesehatan menjadi tolok ukur
terhadap excellence dalam patient safety
QUALITY WORKPLACES = QUALITY PATIENT
CARE
• Mengembangkan PERANAN KEPERAWATAN
• Ruang lingkup praktek keperawatan -•
•
•
•
•
•
•
PROSES EVOLUSI PADA PROFESI
PROFESIONAL DAN REMUNERASI
Mengembangkan sikap tentang pentingnya
LINGKUNGAN KERJA YANG AMAN
DISIPLIN LAIN terlibat dlm pengembangan
kebijakan lingkungan kerja yang aman
Mendukung PENELITIAN
Mendorong LEMBAGA PENDIDIKAN untuk
meningkatkan penekanan pada teori kerja
sama tim
PENGHARGAAN kepada fasilitas kesehatan
yg menunjukkan EFEKTIVITAS PRAKTIK
LINGKUNGAN POSITIF
Sebagai TOOL KIT untuk memberikan
informasi tentang pentingnya lingkungan kerja
yang positif
PENDEKATAN KOMPREHENSIF
DALAM PENGKAJIAN KESELAMATAN
PASIEN
• Struktur
– Kebijakan dan prosedur organisasi :
– Fasilitas
– Persediaan
• Lingkungan
– Pencahayaan dan permukaan
– Temperature
– Kebisingan
– Ergonomic dan fungsional : ergonomic berpengaruh terhadap
penampilan seperti teknik memindahkan pasien, jika terjadi
kesalahan dapat menimbulkan pasien jatuh atau cedera.
PENDEKATAN KOMPREHENSIF DALAM
PENGKAJIAN
KESELAMATAN PASIEN lanjutan…
• Peralatan dan teknologi
• Fungsional : penggunaan alat dan desain dari alat.-pelatihan
untuk mengoperasikan alat secara tepat dan benar .
• Keamanan : Alat – alat yang digunakan juga harus didesain
penggunaannya dapat meningkatkan keselamatan pasien.
• Proses
• Desain kerja : Untuk mencegahkesalahan tersebut harus
•
•
•
•
•
dilakukan research based practice yang diimplementasikan.
Karakteristik risiko tinggi : perlu dibuat suatu system pengingat
untuk mengurangi kesalahan
Waktu :
Perubahan jadual dinas perawat.
Waktu juga sangat berpengaruh pada saat pasien harus dilakukan
tindakan diagnostic atau ketepatan pengaturan pemberian obat
Efisiensi : keterlambatan diagnosis atau pengobatan -----pembiayaan yang harus di tanggung oleh pasien.
PENDEKATAN KOMPREHENSIF DALAM PENGKAJIAN
KESELAMATAN PASIEN lanjutan…
• Orang
– Sikap dan motivasi.
– Kesehatan fisik
– Kesehatan mental dan emosional
– Faktor interaksi manusia dengan teknologi dan
lingkungan : pendidikan atau pelatihan
– Faktor kognitif , komunikasi dan interpretasi
• Budaya
– bepengaruh besar thd pemahaman kesalahan dan
keselamatan pasien.
– Pilosofi tentang keamanan ; keselamatan pasien
– Jalur komunikasi
– Budaya melaporkan vs Budaya menyalahkan (Blaming)
– Staff –system kepemimpinan dan budaya
merencanakan staf, membuat kebijakan dan mengantur
personal termasuk jam kerja, beban kerja, manajemen
kelelahan, stress dan sakit
“Nine Life Saving Patient Safety Solutions”
WHO Collaborating Centre for Patient Safety May 2nd, 2007
• Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan
•
•
•
•
•
•
•
•
Mirip (Look-Alike, Sound-Alike Medication
Names).
Pastikan Identifikasi Pasien
Komunikasi Secara Benar saat Serah
Terima / Pengoperan Pasien
Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi
Tubuh yang benar
Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat
(concentrated).
Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada
Pengalihan Pelayanan
Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung
Slang (Tube)
Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai
Tingkatkan Hand hygiene u/
PENCEGAHAN lnfeksi Nosokomial
APLIKASI PEMBERIAN OBAT
DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN OBAT
• Peran dokter
- Meresepkan obat  dlm catatan medis klien atau dalam kertas
resep resmi
- Kebijakan instruksi : verbal dan per telp
- Tidak ada obat yang diberikan tanpa sebuah instruksi
- Singkatan umum digunakan saat menulis instruksi utk identifikasi
frekuensi dosis, rute pemberian, informasi khusus yang harus
diikuti perawat dalam memberikan obat
Tipe instruksi
• Standing orders
 Instruksi obat yg dberikan sampai dokter menggantikan
dg instruksi baru atau smp jumlah hari penggunaan obat
yg diresepkan berlalu
• Instruksi PRN
 instruksi obat berdasarkan prn (ketika klien
memmerlukan). Diperlukan evaluasi reaksi klien dan
dokumentasi terapi obat
• Instruksi tunggal
 instruksi obat untuk sekali waktu. Biasanya obat pre-op
dan pre pemeriksaan diagnostik
• Instruksi Stat
 dosis tunggal obat diberikan segera daan hanya sekali.
Ex : obat pre-op, pasien pindah ruang
Peran Apoteker
• Menyiapkan dan mendistribusikan obat yang diresepkan
• Meningkatkan terapi obat yang optimal dg mengkaji
rencana obat dan evaluasi kebutuhan klien yang
berkaitan dg pengobatan
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEP
• Riwayat medis
• Riwayat alergi
• Data obat
• Riwayat diet
• Kondisi klien terkini
• Persepsi klien – masalah kolaborasi
• Sikap klien terhadap obat
Sikap klien terhadap penggunaan obat
• Tingkat ketergantungan klien thd obat
• Klien enggan mengungkapkan perasaannya ttg obat
• Perawat  observasi perilaku klien terhadap obat
Pengetahuan klien ttg terapi obat
• Pengetahuan / pemahaman obat mempengrh keinginan
dalam mengikuti program terapi
• Pengetahuan :
Tujuan obat, penjadwalan dosis, metode pemerian, ES
• Riwayat kepatuhan klien
Diagnosa Kep
• Kurang pengetahuan tentang terapi obat
• Ketidakpatuhan terhadap terapi obat
• Hambatan mobilitas fisik
• Perubahan sensorik/persepsi
• Gangguan menelan
• Penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif
• Ansietas
Perencanaan
• Tidak ada komplikasi yang timbul akibat rute pemberian
obat yang digunakan
• Efek terapeutik obat yang diprogramkan dicapai dg aman
sementara kenyamanan klien dipertahankan
• Klien dan keluarga membantu terapi obat
• Pemberian obat secara mandiri dilakukan dengan aman
Implementasi
• Transkripsi yang benar dan mengkomunikasikan program
- Pemberian obat yang aman dan efektif
- Intervensi dilakukan dengan menyiapkan obat secara cermat
- Pemberian dengan benar
- Pemberian penyuluhan kepada klien dan keluarga
Kalkulasi dan perhitungan dosis yang
akurat
• Penggunaan wadah pengukur yang standard
• Perhitungan dosis yang sistematik untuk memperkecil
kesalahan
• Persiapan obat : perhitungan dosis
Pemberian dosis yang benar
• Tehnik aseptik
• Pemberian benar
• Pengkajian ke klien TTV sebelum pemberian obat
Peningkatan kesehatan dg HE
• Informasi ttg tujuan pengobatan, kerja obat, efek samping
obat
• Penberian leaflet
• Perawat mengajarkan pemberian obat secara mandiri
yang benar ke klien
• Pengetahuan dan keikutsertaan keluarga dalam terapi
obat
Pedoman dasar dalam penggunaan obat
dengan aman di rumah
• Simpan obat di dalam wadah asli yang berlabel
• Pastikan label dapat dibuka
• Buang obat yang kadaluwarsa
• Selalu habiskan obat yang telah diresepkan, kec
diinstruksikan sebaliknya
• Buang obat pada tempatnya, jauhkann dari jangkauan
anak-anak
Pedoman dasar dalam penggunaan obat
dengan aman di rumah
• Jangan berikan obat yang diresepkan kepada anggota
keluarga atau teman
• Simpan obat yang perlu didinginkan di almari pendingin
• Baca label dengan teliti dan ikuti semua intruksi
Hak-hak klien
• Mengetahui nama, tujuan, kerja obat dan efek potensial
yang tidak diinginkan
• Menolak sebuah obat tanpa memperhatikan
konsekuensinya
• Meminta perawat dan dokter berkualitas utk mengkaji
riwayat obat, termasuk alergi
• Mendapat nasehat yang benar berkenaan dg terapi obat
Evaluasi
•
Tujuan :
Untuk mengetahui kerja terapeutik dan efek samping
yg umum muncul dr setiap obat
Evaluasi …
• Menerima obat yang berlabel dengan aman tanpa merasa
tiadk nyaman berdasar 5 benar
• Menerima terapi pendukung yang diperlukan terkait dg
terapi obat yg dijalani
• Tidak menerima obat yang tidak perlu
Langkah evaluasi efek terapeutik:
1.
Observasi adanya memar, , nyeri setempat dan
perdarahan
2.
Tanyakan keluahan klien : rasa baal
3.
Kaji gangguan cerna : mual, muntah, diare
4.
Inpeksi tempat iv utk mengetahui plebitis, demam,
bengkak
Langkah evaluasi efek samping obat
• Tanyakan klien apakah klien mengalami respon yang
timbul akibat penggunaan obat : nyeri
• Memantau respon klien terhadap obat : obat antiaritmia,
penurunan darah
Evaluasi pertahanan keamanan
• Memantau efek samping obat, potensial toksikologi,
reaksi alergi
• Mengevaluasi klien 10 menit setelah diberi obat untuk
mengetahui gejala ketidaknyamanan
Evaluasi Pemahaman terapi obat
• Meminta klien menjelaskan tujuan, kerja, dosis oabt,
jadwal pemberian obat dan efek samping obat
• Meminta klien menjelaskan waktu setiap obat digunakan
selama sehari
Evaluasi Kemampuan mandiri klien
• Observasi klien saat mempersiapkan dosis obat yang
diprogramkan
• Mengevaluasi klien yang memberi dosis obat yang
diprogramkan
Pasien Tb Paru : Program OAT
Perlu adanya pemantau minum obat (PMO)
DILEMMA ETIK PADA
KASUS PEMBERIAN
OBAT
Kasus
• Tn H berusia 69 tahun dengan stadium akhir amiotropik
laterasklerosis (MotorNeuron Disease). Dia dibawa ke rumah sakir
dengan infeksi dada, ini adalah yang keempat kalinya masuk rumah
sakit pada tahun ini, dia sangat depresi dan tidak dapat memberikan
koping yang lebih lama pada saat di rumah.Pada tengah
malamperawat dipanggil untuk melihatnya karena dia sangat gelisah .
Dia benar-benar sangat bingung karena kekurangan oksigen, tetapi
dia sebelum dapat memberikan oksigen. Tn TH mengalami kolaps
dan mengalami cardiac arrest, kemudian perawat tersbut memanggil
tim RJP untuk memberikan resusitasi secepatnya sebelum
jantungnya berhenti lagi. Saat dilakukan resusitasi saudara
perempuannya datang ke ruangan dan memberhentikan
resusitasinya, kemudian tim resusitasi meniggalkan Tn TH bersama
keluarganya.
Kasus
• Perawat memberikan NaCl pekat melalui
intravenakepada BBLR padahal yang diprogramkan
adalah normal saline. Perawat A yang mengisap obat
tidak tepat pada spuit, menjelaskan sebagai berikut :
CPR tidak dilakukan
•
Dalam setting institusional:
♪ Pasien menolak tindakan CPR setelah diberikan
penjelasan tentang tujuan dan dampaknya
♪ Jika penjelasan tidak mungkin diberikan pada
pasien, maka informasi diberikan pada keluarga
agar dapat mengambil keputusan tentang CPR
♪ Jika CPR dianggap sebagai tindakan sia-sia
CPR tidak dilakukan….lanjut 1
• Setting Non Institusional
♪ Prinsip pelaksanaan sama dengan di dalam setting institusional
♪
Diluar pelayanan kesehatan sejumlah pasien lebih memilih
mati
CPR tidak dilakukan….lanjut 2
• Setting Emergency
♪
CPR merupakan standar prosedur dalam institusi sehingga
kadang-kadang tanpa melihat keinginan pasien.
Penyelesaian Masalah Etik
1.
Mengembangkan data dasar
- orang yang terlibat
- Tindakan yang diusulkan
- Tujuan tindakan
- Konsekwensi tindakan
- Keinginan pasien
- Riwayat penyakit pasien
Penyelesaian Masalah Etik
2. Mengidentifikasi konflik
-Keluarga menolak CPR karena permintaan pasien
-CPR dilakukan pada pasien cardiac arrest (emergency)
Penyelesaian Masalah Etik
3. Membuat tindakan alternatif
-Klarifikasi permintaan pasien pd keluarga
-Laporkan pada supervisor
-Lakukan kegiatan lain utk menghindar dari situasi
-Diskusikan dengan dokter
-Tetap melakukan resusitasi
Penyelesaian Masalah Etik
4. Menganalisa keuntungan dan kerugian
- Resusitasi dilakukan
- Kehidupan pasien dapat dipertahankan
- Jika tidak berhasil pasien meninggal tetapi akan ada masalah dengan
keluarga
- Tidak ada konflik dengan dokter sesuai dengan prosedur RS
- Resusitasi tidak dilakukan
- Mengakibatkan pelanggaran etik dan disiplin
- Konflik dengan keluarga tidak ada
Penyelesaian Masalah Etik
5. Menentukan pengambil keputusan
-Substitute Judgment
*Perawat memperoleh informasi dari orang yang bertanggungjawab
tentang keputusan yang terbaik
-Best Interest
*Keputusan diambil berdasrkan keyakinan secara ilmiah
Penyelesaian Masalah Etik
6. Mendefenisikan kewajiban perawat
- Melakukan perawatan sebaik-baiknya
- Menghindari tindakan yang merugikan orang lain
- Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga
- Berperan dalam advokasi dan fasilitasi pasien
Penyelesaian Masalah Etik
7. Membuat Keputusan
- Keputusan yang diambil adalah menghentikanresusitasi sesuai
dengan keinginan keluarga
Terima Kasih