HUKUM TAKLIFI

Download Report

Transcript HUKUM TAKLIFI

HUKUM TAKLIFI
AGAMA ISLAM
Muhammad fadly, Tibyanuddin, M. Maqbul, Akbar jafar
PEMBAGIAN HUKUM TAKLIFI




1 . Wajib
Wajib menurut Syara’ adalah suatu perkara
yang diperintahkan oleh syara’ secara keras
kepada mukallaf untuk melaksanakannya. Atau
menurut definisi lain ialah suatu perbuatan
kalau dikerjakan mendapat pahala dan kalau
ditinggalkan akan mendapat siksa. Wajib
dikenali dari lafad atau tanda lain.
Contoh melalui lafad :
Artinya : Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diajibkan atas orang-orang
sebelum kamu.
PENGERTIAN
Hukum taklifi menurut pengertian kebahasaan adalah hukum pemberian
beban.Sedangkan menurut istilah ialah ketentuan Allah SWT yang menuntut
mukalaf (balig dan berakal sehat) untuk melakukan atau meninggalkan suatu
perbuatan,atau berbentuk pilihan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu
perbuatan.Tuntutan Allah SWT untuk melakukan suatu perbuatan,misalnya
firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah,2:110.Artinya:”Dan
dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat.”(Q.S. Al-Baqarah,2:110) Tuntutan Allah
SWT untuk meninggalkan suatu perbuatan,misalnya firman Allah SWT dalam
Al-Qur’an surat Al-Isra’,17:33.Artinya:”Dan janganlah kamu membunuh jiwa
yang diharamkan Allah (membunuhnya),melainkan dengan sesuatu alasan yang
benar.”(Q.S. Al-Isra’,17:33) Tuntutan Allah SWT mengandung pilihan untuk
melakukan suatu perbuatan atau meninggalkannya,seperti firman Allah SWT
dalam Al-Qur’an surah Al-Jumu’ah,62:10.Artinya:”Apabila telah ditunaikan
salat,maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah.”(Q.S.
Al-Jumu’ah,62:10)
PEMBAGIAN WAJIB





Wajib dari segi waktu
a. Wajib Muaqqot
yaitu perkara yang diwajibkan oleh syara’ untuk
mengerjakannya dan waktunya sudah
ditentukan. Contoh : sholat, puasa romadlon dan
lain-lain.
b.Wajib Mutlak
yaitu perkara yang diwajibkan oleh syara’ yang
waktunya belum ditentukan. Contoh : haji yang
diwajibkan bagi yang mampu dan waktunya ini
belum jelas.





Wajib dari segi kadar tuntutan .
a . Wajib Mukhaddat
yaitu perkara yang sudah ditentukan syara’ bentuk
perbuatan yang di wajibkan dan mukallaf dianggap
belum melaksanakan kewajiban sebelum
melaksanakan seperti apa yang diwajibkan syara’.
Contoh sholat, zakat, dan lainnya.
b. Wajib Ghoiru Mukhaddat
yaitu perkara wajib yang tidak ditentukan cara
pelaksanaannya dan waktunya , san diwajibkan atas
mukallaf tanpa paksaan. Contoh infaq dijalan Alloh
,menolong orang kelaparan, dan lainnya.





Wajib dari segi orang yang mengerjakan
a.Wajib ‘aini
yaitu perkara wajib yang harus dikerjakan oleh tiaptiap individu yang tidak boleh diwakilkan pada orang
lain. Contoh : sholat, puasa
b .Wajib kafai
yaitu wajib yang dibebankan pada sekelompok orang
dan kalau sakah seorang adayang mengerjakan gugur
kewajiban yang lain. Contoh sholat mayit , amar ma’ruf
nahi mungkar dan lainnya.





Wajib juga dibagi menjadi Mua’yan dan Mukhoyar
a. Mua’yan
yaitu kewajiban melakukan sejenis perbuatan tertentu
seperti sholat, puasa, dan lainnya. Dan mukallaf belum
gugur kewajibannya sebelum melaksanakannya.
b. Mukhoyar
yaitu sebuah kewajiban untuk melakukan beberapa macam
perbuatan tertentu dengan memilih salah satu dari yang
ditentukan. Contoh melanggar sumpah, maka kafarotnya
ialah memberi makan sepuluh orang miskin atau pakaian
ataupun juga memerdekakan budak.
PEMBAGIAN HUKUM TAKLIFI










2. Sunnah / Mandub
Mandub adalah suatu perkara yang perintahkan oleh syara’ kepada
mukallaf untuk mengerjakannya dengan perintah yang tidak bigitu keras
atau definisi lain yaitu diberi pahala bagi yang mengerjakannya dan
tidak disiksa bagi yang meninggalkannya .
Sighatnya mandub dapat diketahui dengan lafadnya seperti kata
disunnahkan / dianjurkan atau sighot amar, tapi ditemui dalam nash itu
tanda yang menunjukkan perintah itu tidak keras.
Contoh
‫ياايهاالذين امنوااذاتداينتم بدين الي اجل مسمي فاكلتبوه‬
Artinya : Hai orang – orang beriman, apabila kamu hutang piutang tudak
secara tunai hendaklah kamu menulisnya.
Dalam ayat lain diterangkan :
‫فليس عليكم جناح االتكتبوها‬
Artinya : Maka tak ada dosa bagi kamu (jika) kamu menulisnya.
Dari lafad yang kedua diketahui menulis hutang itu hanya mandub.
PEMBAGIAN SUNNAH




Sunnah dibagi menjadi tiga bagian:
Sunnah Hadyi yaitu suatu perkara yang disunnahkan
sebagai penyempurna perbuatan wajib.Orang yang
meninggalkannya tidak dikenai siksa tetapi tercela.
contoh adzan, sholat berjamah dan lain – lain.
Sunnah Zaidah yaitu perkara yang disunnahkan
untuk mengerjakannya sebagai sifat terpuji bagi
mukallaf, karena mengikuti nabi sebagai manusia
biasa. seperti makan, minum, tidur dll.
Sunnah Nafal yaitu perkara yang disunnahkan
karena sebagai pelengkap perkara wajib. Bagi yang
mengerjakannya mendapat pahala dan yang
meninggalkannya tidak disiksa / dicela. Contoh
sholat sunnat




3. Haram
Haram adalah perkara yang dituntut oleh
syara’ untuk tidak mengerjakannya secara
keras. Dengan kata lain kalau dikerjakan
mendapat aiksa kalau ditinggalkan mendapat
pahala. contoh
‫والتقربوا لزنا انه كان فاحشة‬
Artinya : Janganlah kamu mendekati zina,
sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji.



Haram dibagi dua yaitu:
Haram asli karena zatnya yaitu perkara yang
diharamkan dari asalnya atau asli karena
zatnya. Karena dapat merusak/ berbahaya.
Contoh zina mencuri dll.
Haram ghoiru zat yaitu perkara yang hukum
aslinya itu wajib, sunnah, mubah, tapi karena
mengerjakannya dibarengi dengan cara atau
[perkara haram seingga hukumya haram.
Contoh sholat memakai dari baju hasil
menggosob dll.





4. Makruh
Makruh adalah perkara yang dituntut syara’
untuk meninggalkannya namun tidak begitu
keras. Dengan kata lain perkara yang
dilarang melakukan tapi tidak disiksa bagi
yang mengerjakan.
Contoh:
‫ياايهاالذين امنواالثسالواعن اشياءان ثبدلكم ثسؤكم‬
Artinya : Hai orang –orang yang beriman
jangalah menanya hal-hal yang jika
diterangkan kepada kamu niscaya
menyusahkan kamu.



Makruh menurut Hanafiah dibagi dua :
Makruh Tahtiman yaitu perkara yang
ditetapkan meninggalkannya dengan
bersumberkan dalil dhonni. seperti hadist ahad
dan qiyas. contoh memakai perhiasan emas dan
sutra asli bagi kaum lelaki yang diterangkan
dalam hadist ahad dan hukumnya mendapatkan
hukuman bagi yang meninggalkannya.
Makruh Tanzih yaitu perkara yang dituntut
untuk meninggalkanya dengan tuntutan yang
tidak keras. seperti memakan daging keledai
ahli / jinak dan meminum susunya hukumnya
tidak mendapatkan siksa bagi yang





5. Mubah
Mubah adalah perkara yang dibebaskan
syara’ untuk memilih atau meninggalkannya .
Contoh .
‫واذاحللثم فاصطادوا‬
Artinya : Dan apabila kamu telah menunaikan
ibadah haji maka bolehlah berburu.




Pembagian mubah dibagi menjadi tiga macam
:
Yang diterangkan syara’ tentang
kebolehannya memilih antara memperbuat
atau tidak.
Tidak diterangkan kebolehannya namun
syara’ memberitahukan bahwa syara’
memberikan kelonggaran bagi yang
melakukannya.
Tidak diterangkan sama sekali baik boleh
mengerjakan atau meninggalkan yang seperti
Kedudukan dan fungsi


Kedudukan dan fungsi hukum taklifi menempati posisi yang utama
dalam ajaran Islam,karena hukum taklifi membahas sumber
hukum Islam yang utama,yaitu Al-Qur’an dan Hadis dari segi
perintah-perintah Allah SWT dan rasul-Nya yang wajib
dikerjakan,larangan-larangan Allah SWT dan rasul-Nya yang
harus ditinggalkan serta berbentuk pilihan untuk melakukan
suatu perbuatan atau meninggalkannya.
1) Al-Ijab,yaitu tuntutan secara pasti dari syariat untuk
dilaksanakan,tidak boleh (dilarang)ditinggalkan,karena orang
yang meninggalkannya dikenai hukuman.Bentuk hukuman dari alijab ialah wajib (fardu),yaitu perbuatan yang apabila
dikerjakan,pelakunya mendapat pahala,tetapi apabila
ditinggalkan pelakunya dianggap berdosa dan akan mendapat
hukuman.Contohnya:- Memandikan,mengkafani,mensalatkan,dan
menguburkan jenazah seorang Muslim.-Membangun masjid,rumah
sakit,jalan,dan jembatan jika masyarakat membutuhkannya.

2) An-Nadb,yaitu tuntutan dari syariat untuk
melaksanakan suatu perbuatan,yang apabila dikerjakan
pelakunya akan mendapat pahala,tetapi apabila ditinggalkan
tidak mendapat siksa.Contohnya:- Salat sunah rawatib
(salat sunah yang mengiringi salat fardu).- Puasa pada hari
senin dan kamis di luar daripada bulan Ramadan.Mengucapkan salam (Assalamu’alaikum wr.wb.) bila bertemu
dengan sesama Muslim.


3) Al-Karahah ialah sesuatu yang dituntut syar’I kepada
mukalaf untuk meninggalkannya dalam bentuk tuntutan
yang tidak pasti.Bentuk hukum dari al-karahah disebut
makruh.Orang yang mengerjakan perbuatan makruh
dianggap tidak berdosa,dan yang meninggalkannya
mendapat pujian dan pahala.Contohnya:- Memakan makanan
berbau seperti pete ketika akan bergaul dengan orang
lain.- Berjualan ketika azan Jum’at.


4) At-Tahrim,yaitu tuntutan syar’I untuk tidak
mengerjakan suatu perbuatan dengan tuntutan yang
pasti.Bentuk hukum dari at-tahrim ialah haram,yaitu
perbuatan yang apabila dikerjakan dianggap berdosa,tetapi
apabila ditinggalkan pelakunya akan mendapat
pahala.Contohnya:- Meminum minuman keras yang
memabukkan (Q.S. Al-Maidah,5:90).-Melakukan pencurian
(Q.S. Al-Maidah,5:38).-Durhaka kepada kedua orangtua.
5) Al-Ibadah,yaitu firman Allah SWT yang mengandung
pilihan untuk melakukan suatu perbuatan atau
meninggalkannya.Bentuk hukum dari al-ibadah ialah
mubah,yaitu perbuatan yang boleh dikerjakan dan boleh
pula ditinggalkan.Dikerjakan atau ditinggalkan,pelakunya
tidak akan mendapat pahala,dan tidak pula dianggap
berdosa.Contohnya:-Memakan berbagai jenis makanan
halal,seperti nasi,sayur-mayur,dan buah-buahan.-Memilih
warna pakaian untuk menutup aurat.-Berusaha mencari
rezeki dengan jalan berdagang.