Materi Ngatma`in

Download Report

Transcript Materi Ngatma`in

Latar Belakang
• Pembelajaran berbahasa dan bersastra Indonesia
di sekolah dewasa ini masih mengalami masalah.
• Siswa sering menganggap Bahasa Indonesia itu
mudah.
• Pembelajaran berbahasa dan bersastra di sekolah
terkesan monoton dan membosankan (Santi W,
2011).
 Guru
terjebak pada
pembelajaran teori bahasa dan
sastra.
 Masyarakat kurang apresiatif
terhadap karya sastra.
 Penilaian menekankan aspek
kognitif.
 Akibatnya bisa jadi bahasa
Indonesia akan tergerser
dengan bahasa asing. Jika
bahasa Indonesia tergeser oleh
bahasa lain, maka bergeser pula
jati diri bangsa Indonesia.
Proses Pembelajaran
Guru mengajarkan teori dan
pengetahuan bahasa dan sastra, tidak
mengajarkan keterampilan
berbahasa dan bersastra
Bahan pelajaran tidak relevan dengan
kebutuhan siswa untuk dapat berkomunikasi
• Bahan pembelajaran hanya
menyajikan pengetahuan
komunikasi.
• Siswa kurang terampil
berbicara.
Proses belajar-mengajar lebih banyak
didominasi oleh guru
• Berikan
kesempatan
kepada siswa
untuk belajar
menemukan
informasi
secara
mandiri.
• Yel-yel afiksasi
Struktur bahasa dibahas secara terpisah,
struktur bahasa yang diajarkan lepas dari
konteks sosial budayanya.
• Sidang DPR terjadi saling lempar argumen dan
lempar kursi.
• Bahasa yang digunakan lepas dari kultur
bangsa Indonesia.
Bahasa yang baik dan benar adalah?
Sistem penilaian lebih menekankan aspek
kognitif
1. Apakah siswa memiliki rasa bangga terhadap
bahasa Indonesia?
2. Apakah siswa mencintai bahasa Indonesia?
3. Apakah siswa mampu berbahasa dengan baik dan
benar?
4. Apakah siswa senang membaca buku/karya sastra
yang berbahasa Indonesia? dan
5. Apakah siswa mampu menulis, mengucapkan lafal
bahasa Indonesia, terampil menyiapkan peralatan
laboratorium bahasa.
Penilaian Keterampilan Berbahasa dan Bersastra
•
•
•
•
Berpidato
Diskusi
Orasi budaya
Berpuisi
Faktor Ketidakberhasilan
Pembelajaran Sastra
• Mitos-mitos negatif seputar
sastra;
• Kesalahan konsep dalam
pembelajaran sastra;
• Pola pembelajaran dan
sistem evaluasi;
• Minimnya buku pelajaran.
Alternatif Pemecahan Masalah
• Tumbuhkan motivasi belajar
siswa;
• Gali kreativitas siswa;
• Tumbuhkan minat baca;
• Revitalisasi peran perpustakaan
sekolah.
• Ciptakan “pembelajaran dan
penilaian berbahasa dan
bersastra yang menyenangkan”,
Penutup
Bahasa adalah jati diri bangsa.
Bahasa menunjukkan bangsa. Dalam
pembelajaran di sekolah, guru
semestinya tidak hanya mengajarkan
teori-teori kebahasaan dan
kesastraan tetapi juga
membelajarkan keterampilan
berbahasa dan bersastra agar
semakin kokohlah jadi diri bangsa
Indonesia.
Referensi:
Amrin Saragih. (2011). Bahasa indonesia mampu membentuk karakter bangsa
Indonesia yang toleran dan variatif. (onine): http://www.waspadamedan.com/
index.php? option=com_content&view=article&id=2220:bahasa-dalampengembangan-jati-diri-bangsa-ii&catid=59:opini&Itemid=215, diakses pada 17
November 2011.
Burhan Nurgiyantoro. (2010). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi.
(1th ed). Yogyakarta: BPFE.
Ebta Setiawan. (2010). Kamus besar bahasa indonesia versi offline 1.1. (3th ed.).
diambil dari http:// pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi
Farida Rahim. (2008). Pengajaran membaca di sekolah dasar. (2th ed). Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Jamaluddin. (2003). Problematik pembelajaran bahasa & sastra. Yogyakarta: AdiCita.
Masnur M. & Suparno. (1987). Bahasa indonesia: kedudukan, fungsi, pembiaan dan
pengembangannya. (2th ed.) Bandung: Jemmars.
Santi W. at.al. (2011). Pembelajaran bahasa indonesia yang menyenangkan. (online):
http: //berkarya.um.ac.id/?p=5627. diakses pada 9 November 2011.