P.P Hiperemesis Gravidrum terbaru

Download Report

Transcript P.P Hiperemesis Gravidrum terbaru

KeLompok 7
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
PROSES MENSTRUASI
Haid merupakan hal yang alamiah bagi wanita
yang sehat. Proses menstruasi adalah peluruhan
dinding Rahim (endometrium) yang disertai dengan
terjadinya perdarahan. Proses menstruasi umumnya
tidak terjadi pada ibu hamil. Menstruasi biasanya
akan terjadi setelah terjadinya perubahan pada fisik di
masa pubertas yang ditandai dengan payudara mulai
membesar, rambut tumbuh diseputar alat kemaluan, di
aksila dan vagina mengeluarkan cairan keputihputihan. Siklus haid yang normal berkisar antara 28 29 hari
Fase Menstruasi
 Pada fase ini dinding rahim akan mengalami
peluruhan dan keluar melalui vagina dalam bentuk
darah dengan kadar kekentalan yang berbedabeda. Terkadang terdapat juga gumpalangumpalan darah dalam proses tersebut. Fase ini
berlangsung selama 3 sampai dengan 4 hari.
Fase Pasca Menstruasi
 Selama kurang lebih 4 hari luka akibat peluruhan
dinding rahim tersebut akan sembuh secara
perlahan
Fase Poliferasi atau pra-ovulasi
 Fase ini terjadi setelah penyembuhan berhasil. Pada fase ini
dinding rahim mengalami penebalan dengan tebal kurang lebih
3.5 mm. Fase ini berlangsung dari hari 5 sampai dengan hari ke
14. Pada fase ini leher rahim akan mengeluarkan lender yang
bersifat basa untuk menetralkan sifat asam yang di hasilkan oleh
vagina. Penetralan ini terjadi untuk memperpanjang hidup
sperma sehingga pembuahan lebih mudah terjadi.
Fase Sekresi atau ovulasi
 Fase ini terjadi pada hari ke 14 atau yang di kenal dengan masa
subur. Pada fase ini sel endometrium mengeluarkan glikogen dan
kapur yang nantinya digunakan sebagai bahan makanan untuk
telur yang sudah di buahi. Pada fase ini ovum di matangkan dan
siap untuk di buahi.
Fase Pascaovulasi
 Jika ovum tidak dibuahi maka hormone progesterone dan
hormon estrogen mengalami kemunduran sehingga fase
menstuasi terjadi kembali.
KONSEP KEHAMILAN
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin
dikandung di dalam tubuh wanita, yang
sebelumnya diawali dengan proses pembuahan
dan kemudian akan diakhiri dengan proses
persalinan. Pembuahan (Konsepsi) adalah
merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel
telur dibuahi oleh satu sperma.
 Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar
hari ke- 14 pada siklus menstruasi normal 28 hari. Bila pada masa
subur terjadi hubungan seks, maka sperma akan ditampung diliang
senggama bagian dalam. Setelah masuknya kepala spermatozoa
kedalam telur (ovum) dengan meninggalkan ekornya, terjadilah
pertemuan inti masin-masing dengan kromosom mencari
pasangannya. Mula-mula terjadi pembelahan menjadi dua dan
seterusnya sehingga seluruh ruangan telur (ovum) penuh dengan
hasil pembelahan sel, dan disebut morula. Pembelahan
berlangsung terus sehingga bagian dalam terbentuk ruangan yang
mengandung cairan disebut blastokist. Sementara itu bagian luar
dinding telur (ovum) timbul rumbai-rumbai yang disebut villi yang
akan berguna untuk menanamkan diri pada lapisan dalam rahim,
yang telah siap menerima dalam bentuk reaksi desidua.
 PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS YANG
TERJADI SELAMA KEHAMILAN
 Perubahan Fisik pada wanita hamil
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh,
kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah
persalinan.
Perubahan yang dapa dilihat :
 Kulit
Topeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen
kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi.
Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting
susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya
tampak garis gelap. Spider angioma (pembuluh darah kecil
yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di
kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pelebaran
pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali
tampak di tungkai bawah
 Perubahan pada kelenjer
Yang kelihatan adalah gondok yang menjadi besar, jadi leher
wanuta bentuknya sepertileher pria. Perubahan ini tidak
terjadi pada semua wanita hamil
 Perubahan pada buah dada :
Buah dada membesar, tegang dan sakit
Vena dibawah buah dada membesar dan kelihatan jelas
Hiperpigmentasi pada ariola mamae dan putting susu
Kelenjer matgomeri membesar
 Perubahan pada perut
Perut akan kelihatan makin lama makin besar. Pada
kehamilan tua perut menjadi tegang, pusat menonjol, pada
perut juga timbul strie
 Perubahan pada alat kelamin luar
Pada kelamin luar kelihatan kebiruan disebabkan
adanya kongesti pada pembuluh darah
 Perubahan pada tungkai
Perubahabn pada tungkai adalah timbul varises pada
sebelah atau kedua tungkai. Pada hamil tua sring
oedema pada kedua tungkai
 Sikap penderita
 Sikap penderta menjadi lardose
Perubahan fisik yang tidak dapt dilihat
 Perubahan pada alat pencernaan
Alat pencernaan menjadi lebih kendor, oeristaltik kurang,
hipersekresi dari kelenjer-kelenjer dalam alat pencernaan
hingga menimbulkan rasa mual, muntah, ngidam salvias dll.
 Jantung dan pembuluh darah.
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung
setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat
sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada
kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada
kehamilan 16-28 minggu.Karena curah jantung meningkat,
maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningka
(dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90
kali/menit).
 Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak
menurun karena rahim yang membesar menekan vena yang
membawa darh dari tungkai ke jantung.
Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%,
Setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25%
diatas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas
kehamilan. Selama trimester kedua biasanya tekanan darah
menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga.
 Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat
sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut
oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%.Untuk alasan yang
belum jelas, jumlah sel darah putih (yang berfungsi
melindungi tubuh terhadap infeksi) selama kehamilan, pada
saat persalinan dan beberapa hari setelah persalinan, agak
meningkat.
 Perubahan paru-paru
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan
meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru
berfungsi lain dari biasanya.Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih
dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk
janin.
Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan
menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang
hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti
ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.
 Ginjal
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah
yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya
terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan
(pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim
yang membesar).
 Perubahan pada ureter
Ureter akan tertekan oleh uterus, apabila uterus rahim sudah keluar
dar rongga panggul. Ureter juga akan berkelok-kelok dan kendur
sehingga urin lambat keluar dan mudah menyebabkan unfeksi
 Perubahan pada kandung kemih
Pada bulan kedua kehamilan akan terjadi sering buang air kemih,
begitu juga pada akhir bulan kehamilan
 Perubahan pada uterus
Ukuran uterus membesar untuk member tempat tinggal bagi janin
yang makin lama makin besar. Pembagian daerah uterus berubah
pula berhubung dengan fungsi uterus dalam melahirkan nanti.
Uterus tidak lagi dibagi fundus, corpus dan cervik, tpi menjadi
uterus segmen bawah dan uterus segmenatas
 Perubahan pada ovarium
Corpus luteum pada ovarium tidak berubah menjadi
corpus albikan bahkan corpus luteum terus
mengeluarkan progesteron
 Perubahan pada vagina
Lapisan otot vagina mengadakan hipertropi sebagai
persiapan untuk persalinan, pembuluh darah
divagina menjadi mekar, warnanya menjadi kebirubiruan, reaksi asam vagina bertambah.
 Hormon
 Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh.
Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh
dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang
dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah
ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron
oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan hormon yan gmenyebabkan
kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif
menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar
(palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati; selain
itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi
hipertiroidisme (overaktivitas kelenjar tiroid) hanya terjadi pada
kurang dari 1% kehamilan.
Perubahan Pskolois Pada wanita hami
 Trimester I
 Terbuka atau diam-diam
 Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya
 Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena
akan menjadi ibu
 Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama
pada ibu yang tidak menginginkan kehamilan
 Perasaan gembira
 Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab
sebagai ibu
 Menerima atau menolak perubahan fisik
Trimester II
 Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata
 Ibu merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia
menerima dan menganggap sebagai bagian dari
dirinya
 Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun
 Mencari perhatian suami
 Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya
 Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai
mempersiapkan perlengkapan bayinya
 Perasaan cenderung lebih stabil
Trimester III
 Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena
perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image
 Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian
suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya
 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin
meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya
 Adanya perasaan tidak nyaman
 Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap
persalinan
 Menyibukan diri dalam persiapan menghadapi persalinan
TAKSIRAN BERAT
JANIN (TBJ)
 Taksiran berat janin
Taksiran ini hanya berlaku untuk janin dengan
presentasi kepala. Rumusnya adalah sebagai berikut:
 Tinggi fundus uteri (dalam cm-n) x 155 = berat
(gram)
 Bila kepala belum masuk panggul maka n-12, jika
kepala sudah masuk panggul maka n-11.
Mempergunakan tinggi fundus uteri
 Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasi
fundus dan membandingkan dengan patokan.
UMUR KEHAMILAN
TIINGGI FUNDUS UTERI
12 minggu
1/3 di atas simpisis
16 minggu
½ simpisis-pusat
20 minggu
2/3 di atas simpisis
24 minggu
Setinggi pusat
28 minggu
1/3 di atas pusat
34 minggu
½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu
Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu
2 jari di bawah prosessus xifoideus
TANDA KEHAMILAN
Tanda kemungkinan kehamilan
 Perut membesar
 Uterus membesar
 Tanda Hegar
 Tanda Chadwick
 Tanda Piscaseck
 Tanda Braxton-Hicks
 Teraba ballotemen
 Reaksi kehamilan positif
 Tanda pasti kehamilan
 Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga
bagian-bagian janin.
 Denyut jantung janin
 Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
 Dicatat dan didengar dengan alat doppler
 Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
 Dilihat pada ultrasonograf.
-Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
OLEH KELOMPOK 7
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Definisi
vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama
masa
hamil
yang
menyebabkan
dehidraasi,
ktidakseimbangan elektrolit atau defesiensi nutrisi dan
kehilangan berat badan.
Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita
primigravida dan cendrung terjadi lagi pada kehamilan
berikutnya.
Faktor predispoisi meliputi usia ibu kurang dari 20
tahun, obesitas, gestasi multi janin dan penyakit
tromvoblastik(molahidatidosa) (feldman, 1989: singer,
Brandt, 1991).
Etiologi
1. kadar estrogen yang tinggi dan hipertiroidisme
yang mungkin disebabkan oleh peningkatan kadar
gonadotropin korionik manusia.
2. faktor-fakor psikologis
3. Perubahan metabolik
4. Kurangnya pergerakan lambung
5. Pada hyperemesis yang berat dapat diketemukan
necrose dibagian central lobulus hati atau
degenerasi lemak pada hati.
6. Kelainan degeneratif pada ginjal
7. Adanya polyneurutits akibat kekurangan vit.B
karena muntah
Gejala-gejala
 Muntah yang hebat
 Haus
 Dehidrasi
 Berat badan turun
 Keadaan umum mundur
 Kenaikkan suhu
 Ikterus
 Gangguan serebral
 Laboratorium : protein, aceton, urobilinogen,
porpirin dalam urin bertambah
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pada kasus-kasus hiperemesis gravidarum
yang ekstrem, vomitus yang persistem
menyebabkan penurunan berat badan dan
dehidrasi sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
Dehidrasi menyebabkan hipovelemia yang
dimanifestasikan dengan hipotensi, takikardi,
peningkatan hemotokrit dan BUN, serta
penurunan haluran urin.
Vomitus menyebabkan penurunan airan asam
lambung juga kandungan alkalin dari bagian
saluran cerna yang lebih dalam, hal ini
menyebabkan asidosis metabolik.
Penurunan nutrisi ibu yang ekstrem atau
kelaparan menyebabakn hipoproteinemia dan
hipovitaminosis. Ikterik dan hemoragi akibat
defisiensi vitaminn C dan B komplek,
menyebankan perdarahan dari permukaan
mukosa.
Pada kasus-kasus yang ekstrem ini embrio
janin dapat mati, dan ibu dapat meninggal akibat
perubahan metabolik yang menetap (irreversible).
Penatalaksanaan perawatan hiperemisi
gravidarum
- Menetapkan rencana perawatan medis: pemberian
terapi IV yang kemudian dipantau, pemberian agen
farmakologi dan suplemen nutrisi, dan pemantauan
respon terhadap intervensi.
- Perawat mengobservasi wanita untuk mendeteksi
adanya tanda-tana komplikasi seperti, asidosis
metabolik, iktek, atau hemoragi.
- Pengukuran masukan dan haluran yang akurat
termasuk jumlah emesis merupkan aspek yang
penting dalam asuhan keperawatan.
- Hygiene oral, yang diberikan pada saat klien berada
dalam status NPO dan setelah episode vomitus,
membantu meminimalkan ketidaknyamanan yang
dirasakan klien.
 Saat klien mulai berespon terhadap terapi yang




diberiakan, ciran oral dalam jumlah terbatas dan
makanan lunak seperti biskuit kering atau roti
bakar mulai diberikan.
Diiet ini mulai ditingkatkan secara perlahan
sesuai toleransi klien tersebut sampai ia mampu
mengkonsumsi diit dengan kandunga nutrisi yang
adekuat.
Upaya meningkatkan istirahat yang adekuat
penting unttuk klien yang hiperemsis.
Perawat dapat membantu dengan
mengkoordinasikan tindakan terapi dan periode
kunjungan sehingga klien memiliki untuk
beristirahat.
Biasanya hiperemisi gravidarum berespon
terhadap terapi dan prognosisnya baik. Klien
dipulangkan kerumah bila keseimbangan cairan
dan elektrolit dicapai dan berat badan mulai
meningkat.
Terima Kasih…….. 