1. Influenza Epidemic B4

Download Report

Transcript 1. Influenza Epidemic B4

B4 Respiratory System
Tutor B4 Respi..











Bagja Dumas D
Bugi Priandika
M Dilga Caesario
Aulia Abdilah
Agung PP
Amalia T
Sheila Selvina
Sheila Aziza
Elsye
Farhatul Inayah
Rizki Martina
Give a short summary on influenza
epidemics 19th century
1918
epidemik influenza menyebar hampir di seluruh dunia
, penyebarannya dimulai dari Benua Eropa yaitu Rusia ,
2 tahun selanjutnya menyebar ke Amerika, Asia,
Afrika dan Australia. Hampir seluruh populasi dunia
saat itu, yang diperkirakan mencapai 3 miliar
penduduk, terkena dampak dari epidemik tersebut.
 Kejadian pada tahun 1918 ini tidak lagi disebut
epidemik tapi menjadi pandemik karena penyebaran
sudah ke banyak negara.
 Pandemik yang terjadi adalah penyakit influenza
penyebabnya yaitu virus H1N1
 Pandemik influenza ini berlansung tidak hanya 1
periode.
 Pandemik Influenza ini juga menyerang daerah
terpencil seperti pulau karibia , pasifik.
 Dari kejadian pandemik influenza ini lahirlah sebuah
perjanjian yaitu “penjanjian perdamaian prancis”
 Penyakit ini pertama kali disebut “Spanish Flu” karena
koran spanyol yang pertama kali melaporkan
epidemik tsb.
 Sekita 675.000 orang di USA meninggal karena
Epidemik Influenza ini.
What are ethical issues related to public health approach
to overcome the 19th century epidemics?
 Four key ethical issues :
 The roles and responsibilities of health workers
Health workers & caregivers pasti berada di garis depan (front line)
dalam penanganan kondisi pandemic. Sementara mereka memiliki
kewajiban untuk memberikan perawatan yang aman, namun mereka
juga sebenarnya berada dalam high risk tertular infeksi.
 The consequences of infectious disease to commerce among nations
Penyebaran secara internasional pun dapat terjadi sehingga
berpengaruh pada penurunan perdagangan dengan negara lain. Oleh
karena itu pemerintah harus berusaha menyeimbangkan dua tujuan :
mencegah penularan penyakit melintasi perbatasan negara sekaligus
meminimalisir dampaknya terhadap ekonomi/perdagangan yang
berhubungan dengan perjalanan melewati batas negara.
 The challenge of providing equitable access to health care
resources
Dalam suatu pandemi influenza, akses terhadap vaksin
akan sangat terbatas, khususnya di negara berkembang.
Kapasitas produksi vaksin influenza terbatas sekitar
300juta dosis vaksin per musim, sedangkan populasi global
adalah sekitar 6,6 miliar. Perbedaan kapasitas ini akan
menyebabkan akses terhadap pengobatan (vaksin) akan
tidak merata dan menjadi masalah “justice” bagi para
penderita.
 The balancing of individual rights versus public welfare
What lesson should be learned from ethical
problem occuring in the 19 century epidemic?
 Ketika major disaster terjadi pada populasi, dan banyak nyawa
yang dipertaruhkan, pasti terdapat alasan moral yang kuat untuk
melindungi populasi dan menyelamatkan sebanyak-banyaknya
dengan sumber kesehatan yang terbatas. Dengan kata lain,
distribusi sumber kesehatan yang minim harus equitable dan
fair.
 General principle yang pertama – untuk menyelamatkan jumlah
nyawa sebanyak-banyaknya – dapat disebut dengan prinsip
efficiency atau utility, to maximize the aggregate benefit of
public health interventions with avalaible means.
 General principle yang kedua, equity, is not concerned with the
best aggregate outcome of policies, tetapi bagaimana benefits
dan burdens terdistribusi dalam populasi. Fairness implies that
equal weight is given to equal claims of persons.
Suggestions for PH approach in 21th century
influenza epidemic preparedness in relation with
bioethics
 abad 19 : Keterbatasan Obat-obat an dan penunjang
kesehatan dan harga obat mahal sehingga hanya
golongan tertentu yang mendapatkannya.
 abad 21 : Sarannya Tenaga Kesehatan dan
masyarakat dipersiapkan jika terjadi epidemik lagi,
obat-obat an dan penunjang kesehatan yang adekuat
serta terjangkau untuk semua kalangan masyakat
sehingga masalah individual autonomy dan social
justice bisa teratasi.
Explain responsibility as a professional conduct that
must be shown by a doctor in a course of epidemic
 Pada saat kondisi epidemic, dimana jumlah pasien yang
mengidap penyakit meningkat secara signifikan, seorang
dokter harus mau bekerja ekstra demi keselamatan pasien.
Hal ini tentu harus disadari betul oleh seorang dokter
dimana tugas utamanya adalah untuk menolong orang
lain, dalam hal ini pasien. Nilai pertama yang menjadi
tanggung jawab dokter tentu merujuk pada sumpah dokter
yang mengatakan bahwa kepentingan pasien adalah yang
utama. Tentu kalimat tersebut jelas bahwa pasien lah yang
di utamakan. Namun tentu dokter dalam menangani
pasien tidak terlepas dari empat pilar nilai yang menjadi
pedoman dokter dalam menangani pasien
Empat nilai tersebut adalah :
 Beneficence
 Non-maleficence
 Justice
 Autonomy
 Keempat nilai di atas sudah sering di dengar namun
dalam kondisi epidemic maka keempat nilai tersebut
penting untuk ditekankan. Selain skill dan ethic yang
harus ditingkatkan, dalam kondisi epidemic seorang
dokter tidak boleh lupa tentang perannya sebagai
peneliti. Semua dokter telah dibekali ilmu untuk
meneliti sebab suatu epidemic, oleh karena itu
kemampuan meneliti seorang dokter tidak boleh
dipisahkan dalam kehidupan praktek karena suatu
saat jika kondisi epidemic terjadi, dokter dapat
menjadi garda utama dalam penanganan kasus
epidemic.
Referensi :
 http://www.who.int/csr/resources/publications/cds_fl
u_ethics_5web.pdf
 http://larrycoffin.blogspot.com/2009/03/influenzaand-other-epidemics.html
 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK54171/