Psikologi Umum I Pertemuan 8
Download
Report
Transcript Psikologi Umum I Pertemuan 8
PERTEMUAN VIII:
PENDEKATAN PSIKOANALISA
Oleh : Sulis Mariyanti
Psikoanalisis
Pengantar
Sigmund Freud
Carl Gustav Jung
Alfred Adler
Oleh : Sulis Mariyanti
Pengantar
Psikoanalisis merupakan unsur utama dari psikiatri
Psikiatri sendiri sebenarnya sudah timbul sekitar abad ke 18
sebagai upa menyembuhkan penyakit kejiwaan
Istilah “psikiatri” baru diciptakan oleh Reil, 1808
Abad 19 orang mulai mencari penyebab penyakit jiwa pada
lapangan psikis, bukan lagi pada kelainan jasmani
Para penganut psikoanalisis tidak setuju dengan Descartes &
Wundt yang mementingkan analisis terhadap isi dan proses
kesadaran saja. Mereka berpandangan bahwa kesadaran
hanyala bagian permukaan dari jiwa, sedangkan bagian jiwa
yang terpenting & terbesar, sebenarnya adalah lapisan bawah
sadar.
Franz Anton Mesmer (1734-1815) Jerman
Gravitasi planet-planet berpengaruh pada manusia
dari gravitasi, konsepnya kemudian bergeser jadi
magnetisme (Theory of Animal Magnetism)
kemudian disebeut mesmerisme, ditentang
banyak pihak & kesembuhan yang dialami pada
pasiennya dianggap karena sugesti belaka
James Braid (1795-1860) Inggris
Teknik magnetisme diberinya nama hipnotisme
(hingga abad ke-20 pun teknik ini masih
digunakan)
Philipe Pinel (1745-1826) Perancis
Ahli medis, penulis, peneliti yang terkenal amat
berhati-hati & banyak melakukan case studies
1895 : temannya meninggal krn penyakit mental
1892 RSJ di Bicetre; 1893 moral therapy
Jean Martin Charcot (1825-1893) Perancis
Muridnya a.l. : Sigmund Freud & Alfred Binet
Penyembuhan wanita yg histeria (conversion
disorder) dg metode hipnotis penyebab histeria :
safat yg lemah + pengalaman traumatis.
Sigmund Freud (1856-1939)
•
•
•
•
•
•
Murid Charcot; kemudian juga belajar pada & bekerjasama
dg dr. Joseph Breuer case Anna O.
Breuer istilah chatarsis (Yun) = membersihkan
Breuer berhenti, Freud terus menangani histeria
Freud Psikologi Dalam (Depth Psychology)
Freud deterministic, stage theorist
Dorongan-dorongan dalam hidup terdiri dari :
1.
2.
3.
•
Dorongan seksual
Dorongan agresi
Dorongan untuk mati (thanatos)
Individu dibentuk oleh dorongan-dorongan biologis dan
pengalaman masa kecil
Iceberg
Persepsi &
Kesadaran
E
Dunia yg
Penuh obyek
Id
Kebutuhan Fisik
* Courtesy of Dr. C. George Boeree
Kesadaran – Bawah Sadar
Kesadaran/conscious : segala sesuatu yang
disadari pada suatu saat ttt (persepsi, pikiran,
perasaan, dll)
Prasadar/preconscious : tidak disadari pd saat
ini, namun dapat dimunculkan dengan mudah
Bawah Sadar/unconscious : tidak disadari,
termasuk berbagai insting dan ingatan atau
emosi akibat pengalaman traumatis, yg dihindari
kemunculannya; sulit dimunculkan
ID
Sudah terbentuk sejak lahir
Mewakili berbagai dorongan fisik dan
insting
Proses tak disadari
Pleasure principle (instant)
EGO
Dibentuk ± pd tahun pertama kehidupan
Merupakan pertahanan thd ID untuk
mengurangi kecemasan krn konflik
menggunakan defense mechanism
Reality Prinsiple reality testing, rasional
Menyeimbangkan impuls-impuls (id) dengan
tuntutan-tuntutan masyarakat/sosial
Super Ego
Membentuk kesadaran diri (self)
Anxiety
• Ego terancam oleh konflik dalam
menyeimbangkan Id dan Super Ego,
kecemasan (anxiety)
• 3 Jenis Anxiety :
Realistic Anxiety : ketakuan realistik. Contoh :
singa
Moral Anxiety : takut atas ancaman dari Super
Ego. Contoh : malu, rasa bersalah
Neurotic Anxiety : takut membanjirnya impulsimpuls tak terkendali dari Id.
Defense Mechnaism (ego …. Lanjutan)
•
•
•
•
•
•
•
Repression motivated for getting (Anna Freud)
Regression
Rationalization
Displacement turning against the self
Projectin
Sublimation
Denial
Super Ego
Berkembang selama masa kanak-kanak awal
melalui proses identifikasi
Social Standards didapat dari ORTU,
masyarakat dan figur-figur otoritas lain
Moral Principle, tidak rasional
‘Menghakimi’ - malu, rasa bersalah jika
Super Ego tidak berkembang, individu tidak
punya kesadaran
Dinamika
• Eros – insting untuk bertahan hidup
• Libido (‘I desire’) – energi dari Eros tsb
• Psychosexual Development – energi –
libido disalurkan pada area ‘erogenus’
yg berbeda-beda sesuai dg fase
perkembangan psikoseksual individu
Fase Perkembangan – Oral (0-18 bln)
• Menghisap, menggigit, menimbulkan rasa
menyenangkan/kepuasan (juga nourishment)
• Frustasi ataupun kepuasan yg berlebihan dpt
menimbulkan fiksasi pada fase manapun
• Sifat oral : dependent, sinis, mudah ditipu, dll
• TL oral : merokok, gigit kuku, makan enak,
ketergantungan pada minum(an) keras, dll
• Membentuk sikap tergantung atau mandiri (bebas)
setelah dewasa
Fase Perkembangan – Anal ( th ke-2)
• Mencerminkan konflik antara self &
masyarakat toilet training kontrol
• Kesenangan seksual diubah kontraksi &
relaksasi otot (mis. Toilet training)
• Konflik muncul retentive/expulsive traits
• Retentiveness perfeksionis (over self
control); kebersihan/kerapihan yg
berlebihan, dll
• Expulsiveness jorok, sembrono, sadis
Fase Perkembangan – Phalik (±3-6 th)
• Oedipus Complex (pria)
– Sexual attraction pada ibu
– Kompleks kastrasi
– Identifikasi pada ayah
• Electra compex (perempuan)
– Penis envy
– Identifikasi pada ibu
Fase Perkembangan – Laten ( 5 th)
• Mulai sekitar usia 5 atau 6 tahun pada
masa kanak-kanak tengah atau akhir
• Dorongan-dorongan seksual masih
belum disadari :
– Atau di-repress
– Dalam tahap belajar hal-hal non
seksual, misalnya sosial atau akademis.
Fase Perkembangan – Genital (Puber)
• Di mulai pada masa puber
• Oedipus & electra complex timbul
kembali
• Incest taboo menyebabkan dorongan
seksual ditekan dan diarahkan
(displaced) kepada remaja atau dewasa
yg berbeda jenis kelamin
Carl Gustav Jung (1875-1961)
• Menguasai berbagai bahasa : Latin, Erapa Modern,
Sansekerta
• Pendidikan : Psikiatri
• Murid Eugene Bleuler (pemberi nama
“shizophrenia”)
• Pengagum Freud, tapi sejak 1909 hubungan mereka
mendingin karena perbedaan teori
• Psikologik Analitik (aliran psikologi dalam)
disebut juga psikologi kompleks
3 (tiga) elemen jiwa :
1. Ego : alam kesadaran (conscious mind)
2. Personal Unconscious : tidak disadari, tapi
bisa dimunculkan ke alam kesadaran
3. Collective Unconscious : “warisan jiwa”
umat manusia. Tak dapat muncul ke
kesadaran, hanya dapat dilihat secara tidak
langsung melalui emosi.
mis.: Déjà vu, near death experience
Archetype
• Terletak dalam collective unconscious
• Nama lain : dominants, imagos, mithological
atau primordial images, dll.
• Tidak berbentuk, bertindak sbg
“pengorganisir” dari apa yang kita lihat atau
lakukan seperti ‘insting’ dalam teori Freud.
Mis.: bayi lapar meminta makan
Jenis Archetype
• Mother Archetype :
– Figur yang diperlukan seluruh umat manusia
– Simbolisasi : Pertiwi, Bumi, Laut, Hutan
• Mana :
– Simbol kekuatan spiritual, mis. Kesuburan
• Shadow :
– Warisan ‘hewani’, mis. Naga, monster, ular
– Bersifat amoral (bukan immoral) dan dipandang ‘jahat”
Jenis Archetype
• Persona :
– Berarti topeng, wujud tampak dari self
– Awalnya adalah archetype lalu menjadi jauh dari
collective unconsciousness
• Anima & Animus :
– Semua manusia pada dasarnya bisexual
– Anima : sisi wanita dalam CU pria
– Animus : sisi pria dalam CU wanita
Archetype Lain
- Father
- Child
- Hero
- Wise Old Man
- Animal
- original Man
- SELF :
- Merupakan tujuan hidup manusia
- Orang muda berorientasi ego, semakin tua semakin
mendalam ke diri sendiri/orang lain
- Archetype yang mewakili segala hal dalam diri manusia
yg saling bertentangan
Tipologi Kepribadian
• Tipologi Jung :
– Extrovert – Introvert
– Sensing – Intuiting
– Thinking – Feeling
• Ditambah Judging – Perceiving MBTI
Alfred Adler (1870-1937)
• Lahir di Wina dari sebuah keluarga Yahudi
• Latar belakang : Dokter (praktek mata, lalu umum,
lalu psikiatri)
• Semula dekat dengan Freud, lalu berpisah karena
berbeda prinsip
• Lebih berorientasi Psychosocial daripada
Psychosexual
• Teorinya disebut “Individual Psychology”
Pengalaman sebagai dokter di medan perang
social interest.
Pendorong Perilaku Manusia
Hanya ada satu, dengan beberapa istilah :
• Agression Drive, (mirip ‘death instinct dari Freud)
adalah reaksi bila kebutuhan tidak terpenuhi
• Striving for Perfekction, mengejar cita-cita/potensi
• Compensation, cara kita mengkompensasikan
kekurangan diri
• Striving for Superiority, ingin lebih baik (dari diri
senddiri atau orang lain)
HOLISM
• Individual Psychology
– Lawan dari reductionism Freud
– Melihat manusia tidak dari bagian, tapi seutuhnya
• Life Style
– Melihat manusia bukan dari sifat, struktur, konflik, dsb
tapi dari bgm sso menyikapi hidup
• Teleology
– Manusia bukan hanya rekasi mekamins ttp mengarah ke
masa depan
Striving For Perfection
• Fictional Finalism
– Sso berprilaku bhw seolah-olah sesuatu memng
benar ada/terjadi. FF yang dominan ini
membentuk life-style
• Social Interest
– Lingkungan harus diperhatikan dalam Striving
For Perfection
– Lingkugna dibawa dr lahir, dan dibentuk
– Kurang social concern gangguan mental
Social Interest
• Kegagalan dlm social interest krn self interest
• Self Interest karena Inferiority
– Organ inferiority
– Psychological Inferiority
• Reaksi thd Inferiority kompensasi
• Ketika lahir, manusia pada dasarnya inferior :
Inferiority Complex
Superiority Complex
Perbandingan Freud - Adler
• Keduanya menganut paham totalitet (jiwa adl suatu kesatuan) :
– Freud doronga jiwa utk mencapai kepuasan
– Adler dorognan utk mencapai tujuan, cita-cita
• Keduanya berpangkal pd energi yg tak disadari :
– Freud energi tsb terutama adl nafsu sexual
– Adler energi tsb adl dorongan menjadi superior
• Sama-sama mengakui bhw masa kanak-kanak adl faktor utama
pembentuk pribadi manusia setelah dewasa
• Neurose & gejala patologis lain harus disembuhkan dg
mengungkap penyebab penyakitnya lbh dulu.
• Utk mengungkap sebab penyakit tsb terutama
digunakan metode wawancara antara pasien &
konsultan sgt perlu adanya kepercayaan pasien
kepada konsultan
• Ajaran :
• Freud : bersifat biologis, ilmu Pengetahuan alam
(gejala kejiwaan dicari sebabnya pd masa lampau)
• Adler : sosiologis, tinjauan teleologis (dicari
sebabnya di ms yad, apa tujuan akhirnya)
• Freud nomothetis; cenderung membentuk
hukum2 umum yg berlaku utk semua mns
• Adler ideografis; tiap manusia mempunyai ciri
kepribadian unik yg berlaku secara individual
PERTEMUAN IX :
ANALISIS KASUS
ANALISIS TOKOH
Analisis Kepribadian Presiden Sukarno
ditinjau dari teori Psikonalisis Freud
Analisis Kepribadian Presiden Suharto
ditinjau dari teori Psikoanalisis Freud