3_Freud (sejarah teori)

Download Report

Transcript 3_Freud (sejarah teori)

PSYCHODYNAMIC THEORIES
wien/keprib1
PSIKOANALISIS
SIGMUND FREUD
(1856-1939)
wien/keprib1
Pokok Bahasan
• Psikoanalisis & lingkup Pengaruhnya
• Psikoanalisis Freud
– Sebelum Freud
– Latar Belakang Freud
• Garis besar pemikiran Freud
– Periode I (1895-1905) Terbentuknya teori psikoanalisis
•
•
•
•
Permulaan Psikoanalisis
Beberapa unsur teoritis yg umum
Teori tentang Mimpi
Teori tentang seksualitas
– Periode II (1905-1920) Pendalaman Teori Psikoanalisis
• Kesulitan teori psikoanalisis
• Totem & Tabu
• Narsisisme
– Periode III (1920-1939) Revisi Teori Psikoanalisis
• Naluri kematian & naluri kehidupan
• Id, Ego, Superego
• Kecemasan
wien/keprib1
Psikoanalisis & Lingkup
Pengaruhnya
• Pengaruh psikoanalisa sangat luas & menyangkut
•
•
•
berbagai bidang. Pengaruh sangat besar terutama dlm
bidang psikologi, psikiatri, psikoterapi & ilmu perilaku
lainnya, baik secara teoritis maupun klinis.
Ilmu sosial (sosiologi & antropologi) & filsafat sering
memanfaatkan pemikiran2 Freud dalam karya mereka.
Dlm bidang pendidikan (disadari atau tidak), cara anak2
dididik sekarang ini tdk terlepas dari beberapa pikiran
dasar yg berasal dari Freud.
Cara pandang & cara bicara kita tentang seksualitas tdk
mungkin dipisahkan dari pengaruh pandangan Freud.
wien/keprib1
• Pemikiran2 Freud turut menentukan cara kita
•
•
memandang dunia & diri kita sendiri.
Penemuan tentang ‘Psikoanalisis’ (1896)
membuat nama Freud terkenal. Teori
psikoanalisis tsb muncul dari praktek klinis yg
kemudian diambil kesimpulan scr teoritis.
Secara umum dikatakan bahwa Psikoanalisis
merupakan suatu pandangan baru tentang
manusia, dimana ketidaksadaran memainkan
peranan sentral.
wien/keprib1
• Ada 3 arti Psikoanalisis menurut Freud (1923) :
– Istilah tsb dipakai untuk menunjukkan suatu metode
penelitian thd proses2 psikis (misalnya : mimpi) yg
sebelumnya tdk terjangkau oleh penelitian ilmiah.
– Istilah tsb menunjukkan juga suatu teknik untuk
mengobati gangguan2 psikis yg dialami oleh pasien
neurosis. Teknik pengobatan ini bertumpu pd metode
penelitian tadi.
– Istilah tsb dipakai juga dalam arti lebih luas lagi, untuk
menunjukkan seluruh pengetahuan psikologis yg
diperoleh melalui metode & teknik tsb.
wien/keprib1
• Murid2 Freud yg kemudian hari meninggalkan ajaran
•
•
•
Freud, memilih suatu nama baru untuk ajarannya, misal
Carl Gustav Jung (analytical Psyhology), Alfred Adler
(individual psychology).
Sampai sekarang ‘Psikoanalisis Freud’ masih
mengalami pertentangan & menimbulkan polemik.
Sejak psikoanalisis menjadi suatu ‘mode’ yg tersebar
dimana-mana, maka istilah psikoanalisis kadangkala
dipakai dlm arti yg tdk lagi tersangkut paut dg
penemunya, Sigmund Freud.
Bagaimanapun, pemikiran2 Freud mampu memberikan
inspirasi bagi pemikir2 lain & membuka perspektif baru
tentang manusia.
wien/keprib1
Psikoanalisis Freud
• Beberapa usaha sebelum Freud
– Sampai abad ke-19 ilmu kedokteran berpendapat
bahwa semua gangguan psikis berasal dari salah
satu kerusakan organis dlm otak.
– Walaupun belum diketahui kerusakan apa yg
menyebabkan gangguan psikis tertentu, mereka
berkeyakinan bahwa secara anatomis otak pasti tidak
beres & mereka bersikeras utk menemukan
ketidakberesan itu.
– Psikoanalisis Freud merupakan faktor yg paling
menentukan dlm mengubah pendapat itu & mengerti
gangguan psikis berdasarkan pendekatan psikologis.
wien/keprib1
– Dalam buku Penafsiran atas Mimpi (1900)
psikoanalisnya sudah mulai terbentuk.
– Sebelum itu, beberapa pendekatan baru
dalam mengobati pasien neurosis yg
dilakukan oleh dokter2 umum & ahli2 saraf
(bukan psikiater) telah merintis jalan bagi
Psikoanalisis Freud.
wien/keprib1
• Latar belakang Freud
– Sigmund Freud Lahir th 1856 di Freiberg,
Moravia, Austria (skrg : Rep.Ceko). Hidupnya
dihabiskan di Wina. Th 1938 pindah ke
London & meninggal th 1939.
– Kuliah di kedokteran (klinis), tertarik dg
gangguan susunan saraf / neurologi.
– Belajar ke Paris, menjadi murid Jean-Martin
Charcot, ahli neurologi  penyelidikan
Histeria dg Hipnotis
wien/keprib1
– Freud & Breuer (rekannya) bekerjasama
menggunakan Hipnotis. Pasien diminta berbicara
bebas ttg tekanan-tekanan emosionalnya 
chatarsis.
– Unsur dasar ajaran Freud  Neurosis (pemecahan
yg salah thd konflik antara nafsu (id) & usaha utk
mempertahankan agar tdk mencapai taraf sadar.
– Banyak kasus tdk berhasil disembuhkan dg Chatarsis
& hipnotis  diperlukan analisis lebih mendalam (yg
menjangkau masa kanak-kanak).
– Temuannya  neurosis berasal dari masa kanakkanak & bersifat seksual. (≠ genital).
wien/keprib1
– Pisah dari Breuer  Freud mengembangkan teori ttg
pentingnya seksualitas masa kanak-kanak (bayi).
– Bukunya ‘Drei Abhandlungen zur Sexualtheorie’, teori
tentang seksualitas, th 1905  mendapatkan
perlawanan besar dimana-mana.
– Freud menekankan  yg ingin mempraktekkan
Psikoanalisis haruslah menerima peranan seks dlm
gangguan kepribadian sbg pandangan yg mendasar.
wien/keprib1
Garis Besar Pemikiran Freud
• Untuk memudahkan memahami teori Freud,
pembahasan dibagi ke dalam 3 periode, yaitu :
– Periode I (1895-1905) Terbentuknya teori psikoanalisis
•
•
•
•
Permulaan Psikoanalisis
Beberapa unsur teoritis yg umum
Teori tentang Mimpi
Teori tentang seksualitas
– Periode II (1905-1920) Pendalaman Teori Psikoanalisis
• Kesulitan teori psikoanalisis
• Totem & Tabu
• Narsisisme
– Periode III (1920-1939) Revisi Teori Psikoanalisis
• Naluri kematian & naluri kehidupan
• Id, Ego, Superego
• Kecemasan
wien/keprib1
Periode I, th.1895-1905
Terbentuknya teori psikoanalisis
• Permulaan psikoanalisis
– Freud menemukan ‘Psikoanalisis’ waktu mengobati
pasien2 histeria dg metodenya Dr.Breuer, yaitu dg
metode Chatarsis.
– Berdasar metode tsb, telah terbukti adanya kaitan
antara ingatan2 yg dilupakan dg gejala2 histeria, krn
arti (makna) gejala2 tsb dapat dinyatakan
(dikemukakan) setelah pasien dimasukkan ke dalam
keadaan hipnotis.
– Setelah terbitnya buku Studi tentang Histeria (1895),
Freud meninggalkan sugesti Hipnotis, krn merasa
kurang puas dg metode Breuer tsb.
wien/keprib1
– Kemudian Freud menerapkan metode ‘Asosiasi
Bebas’, dimana pasien harus meninggalkan setiap
sikap kritis thd fakta2 yg disadari dan mengatakan
apa saja yg timbul dlm pemikirannya. Bila pasien
sungguh2 jujur, dg menyelami arus pikiran yg bebas
& tak terganggu, maka ahli Psikoanalisis dapat
menemukan sebab2 neurosisnya.
– Metode tsb menimbulkan problem baru, yaitu adanya
transference, dimana pasien menghayati kembali
perasaan2 dari masa kanak-kanaknya dan
mengarahkan perasaan2 tsb kepada ahli
psikoanalisisnya. Perasaan tsb dpt bersifat positif
atau negatif, cinta atau benci.
wien/keprib1
• Beberapa unsur teoritis yg umum.
– Menurut Freud, kehidupan psikis adalah hasil dari
suatu konflik antara daya2 tertentu, yaitu oposisi
antara 2 kelompok naluri, naluri2 seksual (sexual
instink) yg bertujuan menjamin kelangsungan jenis
dan naluri2 ego (ego instink) yg bertujuan
mempertahankan individu.
Instink : merupakan representasi psikologis dari
kebutuhan tubuh, keinginan utk memenuhi
kebutuhan fisiologis.
wien/keprib1
– Karakteristik Instink :
• Sumber (source) : tension of need
• Tujuan (aim) : to reduce tension by satisfying
•
•
need.
Obyek (object) : whatever satisfies the need
Impetus (action) : force of drive to satisfy the need
wien/keprib1
• Freud juga mengemukakan 3 prinsip
mendasar yg mengatur & menguasai
semua proses psikis, yaitu prinsip
konstansi (the principle of constancy),
prinsip kesenangan (the pleasure
principle), dan prinsip realitas (the reality
principle)
wien/keprib1
– Menurut prinsip konstansi (The principle of
constancy).
• Kehidupan psikis cenderung untuk mempertahankan
kuantitas ketegangan psikis pd taraf yg serendah mungkin
atau sedapat mungkin stabil.
• Konstansi atau stabilitas itu dihasilkan dg melepaskan energi
psikis yg sudah ada pd subyek atau dg menghindari
bertambahnya ketegangan, misalnya dg pertahanan diri
(defence mechanism) utk melawan pertambahan
ketegangan.
• Dg demikian, berbagai gejala psikis dpt dimengerti sbg
percobaan (berhasil / tdk) utk mempertahankan atau
memulihkan konstansi (stabilitas).
wien/keprib1
– Menurut prinsip kesenangan (the pleasure
principle).
• Kehidupan psikis berkecenderungan untuk
•
menghindari ketidaksenangan & sebanyak
mungkin memperoleh kesenangan.
Sejauh ‘ketidaksenangan’ berhubungan dg
bertambahnya kuantitas ketegangan psikis, dan
‘kesenangan’ berhubungan dg berkurangnya
kuantitas ketegangan psikis, maka prinsip ini dapat
dianggap sbg versi subyektif dari prinsip konstansi
(stabilitas).
wien/keprib1
– Menurut prinsip realitas (the reality principle)
• Merupakan prinsip kesenangan yg disesuaikan dg
kenyataan (realitas).
• Pd awal kehidupan (masa kanak-kanak) prinsip
konstansi & kesenangan menguasai semua proses
psikis, tetapi lama kelamaan subyek yg mencari
kesenangan harus memperhitungkan juga dunia
luar. Dg demikian pemuasan scr langsung
seringkali harus ditangguhkan, demi pemuasan yg
lebih sesuai dg realitas.
wien/keprib1
• Kehidupan psikis yg berupa konflik antara daya2 psikis
dapat berlangsung menurut ketiga prinsip tadi, yg
mengakibatkan tendensi naluriah akan mengalami nasib
yg berbeda. Ada 3 kemungkinan, yaitu :
– Naluri dapat dipuaskan, disalurkan melalui
perbuatan2.
– Dg sengaja naluri dapat ditahan dan sedikit demi
sedikit dilepaskan dari energinya. Hal ini terjadi dalam
‘represi’ yg normal.
– Naluri dapat direpresi, dlm arti dilupakan, tetapi
energinya tetap utuh. Perasaan2 yg direpresi
membentuk ketidaksadaran & mencari pemuasan
pengganti dlm mimpi2 atau dg menciptakan gejala2
‘neurotis’.
wien/keprib1
• Dalam periode pertama ini Freud juga membedakan 3
struktur dlm kehidupan psikis, yaitu :
– Unconscious (ketidaksadaran), meliputi apa saja yg terkena
represi.
– Preconscious (prasadar) meliputi apa saja yang dilupakan tetapi
dpt diingat kembali tanpa perantaraan psikoanalisis.
– Conscious (kesadaran), membentuk satu sistem dg prasadar.
Antara sistem ketidaksadaran dan sistem sadar
memainkan peranan tertentu yg disebut ‘sensor’ .
Setiap unsur tak sadar yang akan masuk kesadaran,
lebih dahulu akan melewati ‘sensor’ itu.
wien/keprib1
• Teori Tentang Mimpi
– Mimpi merupakan suatu tema yg penting sekali bagi
Freud, yaitu merupakan ‘via regia’ atau jalan utama
yg menghantarkan kita ke ketidaksadaran.
– Dalam buku ‘Penafsiran atas Mimpi’ , penuh dg
informasi historis & kaya akan analisis2 klinis yg
menarik.
– Fenomena psikis yg dianalisis tdk hanya pada pasien
psikopatis, tetapi juga pd orang yg sehat.
wien/keprib1
– Ada beberapa alasan mengambil ‘makna mimpi’ sbg
obyek studi, yaitu :
• adanya persamaan yg ditemukan antara reaksi2 para pasien
dlm keadaan hipnotis dg mimpi biasa.
• Cerita tentang mimpi2 menjadi suatu unsur penting dlm
pengobatan psikoanalisis pd saat menggunakan metode
asosiasi bebas.
• Pengalaman tentang mimpi2nya sendiri, yg memungkinkan
Freud melakukan psikoanalisis thd dirinya sendiri.
– Karena mimpi adalah produk psikis & krn kehidupan
psikis dianggap sbg konflik antara daya2 psikis, maka
masuk akal jika Freud mulai memahami mimpi sbg
perwujudan suatu konflik.
wien/keprib1
– Mimpi ternyata mempunyai struktur yg sama spt
gejala neurotis, shg dg cara ini dapat dipelajari
tentang represi, pembentukan substitusi &
mekanisme2 tak sadar lainnya.
– Dlm hal ini mimpi memiliki beberapa ciri yg lebih
menguntungkan daripada gejala neurotis krn mimpi
terjadi dalam keadaan tidur dimana subyek ingin
beristirahat & aktivitas2nya (psikis & fisik) sudah
mencapai taraf minimal. Dg begitu represi menjadi
kendor, dan apa yg direpresikan dapat masuk dlm
kesadaran.
wien/keprib1
– Meskipun dlm keadaan tidur, keinginan yg
direpresi tdk dapat lolos dari ‘sensor’. Tetapi
keinginan itu mencari akal utk menipu ‘sensor’
yaitu dg mengubah bentuknya atau dg
menggunakan ‘kedok’.
– Dg demikian batasan tentang ‘Mimpi’ menurut
Freud adalah ‘cara berkedok utk mewujudkan
suatu keinginan yg direpresi.
wien/keprib1
– Selain punya makna, mimpi juga memiliki fungsi,
yaitu :
• Melindungi tidur kita, yg dilakukan dg 2 cara :
– dg mengintegrasikan faktor2 dari luar yg dapat mengganggu
tidur kita.
– dg memberikan pemuasan sebagian kepada keinginan2 yg
direpresi atau yg tdk sempat dipuaskan dalam kenyataan.
• Kalau faktor2 dari luar menjadi begitu kuat, maka akan terjadi
arousal dreams (mimpi2 yg berakhir dg membangunkan
kita).
• Kalau keinginan2 menjadi terlalu kuat , ‘sensor’ sudah
kewalahan dan orang yg tidur diganggu oleh mimpi cemas
(mimpi buruk).
wien/keprib1
– Keberhasilan di bidang penelitian tentang mimpi
menjadi alasan bagi Freud untuk mengarahkan
perhatiannya kepada fenomena2 psikis lainnya,
seperti : lelucon, perbuatan keliru, keseleo lidah, lupa
dan semua fenomena dari kehidupan sehari-hari yg
dapat diperlakukan dg cara yg sama seperti isi mimpi
yg terang.
– Dalam tulisannya tentang ‘Lelucon & Hubungannya
dg Ketidaksadaran’, Freud memperlihatkan
bagaimana lelucon memungkinkan pelepasan naluri2
tak sadar setelah lebih dulu diubah & didistorsi.
Kesenangan yg diperoleh dg mendengarkan kelakar
harus diartikan sbg kelegaan krn represi dicabut
untuk sejenak.
wien/keprib1
• Teori tentang seksualitas
– Biasanya masa pubertas dianggap sbg permulaan
seksualitas dlm hidup manusia. Tetapi Freud
menekankan bahwa seksualitas seorang manusia
mempunyai riwayat yg sangat panjang yg sudah
mulai sejak kelahiran. Yg kita kenal sbg seksualitas
dewasa adalah merupakan titik akhir suatu proses yg
sangat rumit, yg sejak saat kelahiran berkembang
menurut fase2 (tahapan2).
– Umumnya seksualitas disamakan dg fungsi
perkembangbiakan atau dipandang dari segi genital
saja, tetapi Freud memperlihatkan bahwa pengertian
seksualitas mempunyai isi yg lebih kompleks.
wien/keprib1
– Dalam bukunya ‘Teori tentang Seksualitas’
ada 3 bahasan yg berkaitan dg seksualitas,
yaitu :
• Kelainan-kelainan seksual.
• Seksualitas masa anak.
• Perubahan-perubahan dalam masa pubertas.
wien/keprib1
Periode II : 1905-1920
Pendalaman Teori Psikoanalisis
• Kesulitan teori psikoanalisis
– Pada periode ini, psikoanalisis menjadi suatu gerakan
yg menarik banyak murid. Th 1902 bbrp dokter di
Wina (Stekel, Adler, Kahane, Reitler) mulai perhatian
thd ajaran Freud.
– Sejak th 1906 psikoanalisis mulai dikenal di luar
negeri, mula2 di Zurich, Swiss (Eugen Bleuler & Carl
Gustav Jung). Th2 berikutnya ada Ernest Jones
(London), Karl Abraham (Berlin), Sandor Ferenszi
(Budapest).
– Di Jerman psikoanalisis disambut dg dingin, tetapi di
Amerika Serikat & Inggris ternyata ada minat yg
besar.
wien/keprib1
– Th 1908 diadakan konggres Internasional
Psikoanalisis yg pertama di Salzburg. Diikuti dg
himpunan2 psikoanalisis lokal.
– Th 1910 di Nurnberg berlangsung konggres ke-2
dimana didirikan Himpunan Internasional utk
Psikoanalisis. Dlm konggres inilah mulai tampak
beberapa kesulitan (masalah) antara para peserta.
– Th2 berikutnya ditandai dg kesulitan lebih besar. Dua
murid Freud yaitu Adler & Jung meninggalkan ajaran
Freud & mulai menempuh jalan sendiri-sendiri.
Keduanya menolak pendapat Freud yg mengatakan
bahwa timbulnya neurosis berkaitan erat dg
seksualitas masa anak.
wien/keprib1
• Totem & Tabu (Taboo)
– Dg bukunya ‘Totem & Tabu’ utk pertama kalinya
Freud memasuki wilayah bidang antropologi budaya.
– Muncul perhatiannya pd bidang ini krn ternyata
produk2 psikis pasien neurotis mirip dg produk psikis
seperti mitos yg ada pd suku2 primitif. Berdasar
kemiripan itu, Freud melihat kemungkinan utk
memberikan interpretasi psikoanalisis tentang asalusul kehidupan sosial.
– Menurut Freud, kejahatan beserta akibat-akibatnya
merupakan asal-usul susunan masyarakat, agama,
dan moral.
wien/keprib1
• Narsisisme
– Perbedaan2 kualitatif individu berasal dari
perubahan2 kuantitatif (energi libido). Pd awal
kehidupan, libido tidak berkaitan dg obyek dari luar,
ego adalah satu-satunya obyeknya. Dg kata lain, pd
awal mula libido bersifat narsisistis (cinta diri), baru
kemudian berubah haluan & libido diarahkan kpd
obyek2.
– Setelah konsep ttg narsisistis ditemukan, Freud yg
semula membedakan 2 macam naluri (seksual & ego)
kemudian menjelaskan bahwa kedua naluri itu pd
dasarnya bersatu, yaitu libido. Perbedaannya adalah
pd arah naluri. Ego (diarahkan pada dirinya), seksual
(diarahkan pd yang lain).
wien/keprib1
Periode III : 1920-1939
Revisi teori Psikoanalisis
• Ada 3 tema pokok yg menandai periode
ke-3 ini :
– Ditemukannya naluri kematian (Death instink)
& naluri kehidupan (Life instink).
– Pentingnya Ego
– Peranan Kecemasan
wien/keprib1
• Naluri kehidupan (life instink) & naluri kematian
(death instink)
– Naluri kehidupan meliputi kecenderungan utk
mempertahankan ego maupun kecenderungan utk
mempertahankan kelangsungan jenis. Tujuan naluri
kehidupan adalah pengikatan (mengadakan kesatuan
yg semakin erat & mantap)  construction
– Naluri kematian bertujuan utk menghancurkan &
menceraikan apa yg sudah bersatu  destruction.
wien/keprib1
– Ketidakberesan psikis disebabkan oleh
pertentangan antara 2 jenis naluri tsb yg tdk
seimbang lagi (ketidakseimbangan naluri).
– TL yg konkrit selalu merupakan campuran
antara kedua macam naluri tsb.
wien/keprib1
Id, Ego, Superego
• Id
– Merupakan lapisan psikis yg paling mendasar &
merupakan kawasan dimana Eros & thanatos
berkuasa. Terdapat naluri bawaan (seksual & agresi)
& keinginan yg direpresi.
– Memiliki sifat ‘pleasure principle’ (prinsip
kesenangan).
– Kehidupan psikis janin & bayi yg baru lahir terdiri dari
‘id’ saja. Dan ‘id’ menjadi bahan dasar bagi
pembentukan hidup psikis lebih lanjut. ‘Id’ sama
sekali tdk terpengaruh oleh kontrol ego & prinsip
realitas.
wien/keprib1
• Ego
– Ego terbentuk dg diferensiasi dari ‘Id’ krn kontaknya
dg dunia luar, khususnya orang di sekitar bayi yaitu
orangtua, pengasuh & kakak adik, dll.
– Aktifitasnya bersifat sadar (persepsi lahiriah, persepsi
batin, proses2 intelektual), prasadar (fungsi ingatan)
maupun tak sadar (defence mechanism).
– Ego seluruhnya dikuasai oleh prinsip realitas (reality
testing). Misal : tampak dlm pemikiran yg objektif,
sesuai dg aturan sosial, rasional, & mengungkapkan
diri melalui bahasa.
wien/keprib1
– Tugas Ego :
• Mempertahankan kepribadian & menjamin
penyesuaian dg lingkungan sekitar
• Memecahkan konflik2 dg realitas & konflik2 antara
keinginan2 yg tdk cocok satu sama lain.
• Mengontrol segala yg masuk ke kesadaran & apa
yg akan dikerjakan.
• Berfungsi mengadakan sintesis, menjamin
kesatuan kepribadian.
wien/keprib1
• Superego
– Dibentuk melalui internalisasi berupa larangan2 atau
perintah2 yg berasal dari luar (pengasuh, khususnya
orang tua), diolah sedemikian rupa shg akhirnya
terpancar dari dalam. Larangan2 & perintah2 yg
tadinya merupakan sesuatu yg ‘asing’ bagi subjek,
akhirnya dianggap sbg sesuatu yg berasal dari subjek
sendiri.
• Misal : “Kamu tidak boleh .....” , “kamu harus .....”, Menjadi
“Aku tidak boleh .....”, “Aku harus ....”
wien/keprib1
– Superego merupakan dasar hati nurani moral.
Aktivitas superego menyatakan diri dalam
konflik dg Ego yg dirasakan dlm emosi2 spt
rasa bersalah, rasa menyesal, sikap
observasi diri, kritik diri, inhibisi.
– Menurut Freud, kompleks oidipus memainkan
peranan besar dalam pembentukan
Superego.
wien/keprib1
• Teori terbaru tentang naluri & kehidupan
psikis tsb mempunyai konsekuensi penting
dalam praktek psikoanalisis. Konflik tidak
lagi dianalisis sebagai pertentangan antar
naluri, tetapi sebagai pertahanan Ego
terhadap dorongan2 naluriah, dimana
agresifitas mempunyai tempat penting
sama dg seksualitas dalam menyebabkan
neurosis.
wien/keprib1
• Kecemasan (anxiety)
– Reality anxiety
• kecemasan thd bahaya-bahaya yg nyata.
– Neurotic anxiety
• Kecemasan thd hal-hal yg dibayangkan (krn
pengalaman).
– Moral anxiety
• Kecemasan krn melanggar nilai-nilai moral.
wien/keprib1
Defense Mechanism
(reaksi thd kecemasan dg menggunakan ‘ego’ tak sadar)
•
•
•
•
•
•
Projection
Denial
Displacement
Sublimation
Repression
Fantasy
•
•
•
•
•
•
wien/keprib1
Identification
Reaction Formation
Rationalization
Regression
Fixation
Intelectualization
Therapy
• Free Association
• Dream Analysis
• Hipnotis
wien/keprib1