Mudharabah dan musyarakah

Download Report

Transcript Mudharabah dan musyarakah

Prosedur dan Operasional
penyaluran dana
Mudharabah dan Musyarakah
Arief Rahman Satya Putra
20120730030
Pengertian mudharabah
•
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul
atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih
tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam
menjalankan usaha.
•
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama (shohibul maal) menyediakan
seluruh (100%) modal, sedangkan pihak kedua menjadi
pengelola.
•
Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung
oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari
kelalaian si pengelola. Jika kerugian akibat dari kelalaian
pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian
tersebut.
Rukun dan syarat
Rukun dan syarat pembiayaan :
1. Shahibul maal dan mudharib harus cakap hukum
2. Pernyataan ijab dan Kabul dengan memperhatikan :
a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit
menunjukkan tujuan kontrak (akad)
b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak
c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau
dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern
3. Modal ialah sejumlah uang dan/atau asset yang diberikan oleh
shahibul maal kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat:
a. Harus diketahui junlah dan jenisnya
b. Dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika dalam
bentuk asset, harus dinilai pada waktu akad
c. Tidak berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada
mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan
kesepakatan dalam akad
Rukun dan syarat pembiayaan
(lanjutan)
4. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat
sebagai kelebihan dari modal, dengan syarat yang
harus dipenuhi :
a. Harus diperuntukan bagi kedua pihak dan tidak boleh
diisyaratkan untuk satu pihak
b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus
diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan
harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan
sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan
kesepakatan
c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung
kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan
disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan
Rukun dan syarat pembiayaan
(lanjutan)
5. Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai
perimbangan modal yang disediakan oleh penyedia
dana, harus memperhatikan :
a.
b.
c.
Kegiatan usaha adalah hak ekslusif mudharib, tanpa
campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak
untuk melakukan pengawasan.
Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan
pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi
tercapainya tujuan mudharabah, yaitu keuntungan.
Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam
dalam tindakannya yang berhubungan dengan
mudharabah, dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku
dalam aktifitas itu
Jenis-jenis mudharabah
Secara umum mudharabah terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Mudharabah muthlaqah
adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan
kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya.
2. Mudharabah muqayyadah
adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan
kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau
obyek investasi.
Seiring dengan perkembangannya, ada satu jenis mudharabah
lagi yaitu “Mudharabah Musytarakah”. Mudharabah musytarakah
adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana menyertakan
modal atau dananya dalam kerjasama investasi.
Skema Mudharabah
Mengajukan
pembiayaan
Perjanjian
Bagi Hasil
Nasabah
Keahlian
Bank
Modal 100%
Proyek
Nisbah X
Nisbah Y
Keuntungan
Bagi Hasil
Sesuai Nisbah
Modal
Penjelasan skema
1. Nasabah mengajukan pembiyaan kepada bank untuk
memperoleh modal usaha .
2. Bank memberikan modal sebesar 100% untuk di kelola oleh
nasabah yang memiliki keahlian tertentu.
3. Ketika akad berlangsung telah ditentukan proporsi bagi
hasilnya.
4. Jika terjadi kerugian ketika menjalankan usaha yang bukan
merupakan kelalaian nasabah maka kerugian di tanggung
oleh bank
5. Setelah proses usaha berjalan lalu keuntungan dibagi sesuai
ketentuan nisbah. Selain itu nasabah juga mengembalikan
modal pokok kepada bank.
Pengertian musyarakah
•
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan risiko
berdasarkan porsi kontribusi dana.
•
Musyarakah yaitu pembiayaan berdasarkan akad
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan
resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Rukun dan syarat musyarakah
Rukun Musyarakah antara lain :
1. Ijab-kabul (sighah) adalah adanya kesepakatan antara kedua
belah pihak yang bertransakasi.
2. Dua pihak yang berakad (‘aqidani) dan memiliki kecakapan
melakukan pengelolaan harta
3. Objek aqad (mahal) yang disebut juga ma’qud alaihi, yang
mencakup modal atau pekerjaan
4. Nisbah bagi hasil
Lanjutan
Syarat – syarat syirkah secara umum sebagai berikut:
1. Perserikatan merupakan transaksi yang bisa diwakilkan,
menurut Iman Hanafi, semua jenis syirkah mengandung
arti perwakilan. Berarti salah satu pihak diperbolehkan
untuk menerima atau mengirimkan wakilnya untuk
bertindak hukum terhadap objek perserikatan sesuai
dengan izin pihak – pihak lainnya.
2. Presentase pembagian keuntunagn untuk masing-masing
pihak yang berserikat hendaknya diketahui ketika
berlangsungnya akad.
3. Keuntungan untuk masing – masing pihak ditentukan
secara global berdasarkan presentase tertentu sesuai
kesepakatan, tidak boleh ditentukan dalam jumlah
tertentu/pasti.
Jenis-jenis musyarakah
1.
2.
3.
Syirkah mufawadah Yaitu kerja sama atau percampuran dana
antara dua pihak atau lebih dengan porsi dana yang sama.
Syirkah Al-‘Inan Yaitu kerja sama atau percampuran dana
anatara dua pihak atau lebih dengan porsi dana yang tidak
mesti sama.
Syirkah wujuh Yaitu kerja sama atau percampuran antara
pihak pemilik dana dengan pihak lain yang memiliki
kredibilitas ataupun kepercayaan. Syirkah wujuh dinamakan
demikian karena syirkah ini hanya mengandalkan wujuh
(wibawah dan nama baik) para anggota, pembagian untung
rugi dilakukan secara negosiasi diantara para anggota.
Lanjutan
4.
Syirkah ‘abdan Yaitu kerja sama atau percampuran tenaga
atau profesionalisme antara dua pihak atau lebih (kerja
sama profesi). Contoh perkongsian ini antara lain: beberapa penjahit yang membuka toko jahit mengerjakan
pesanan secara bersama - perkongsian antara insinyur
listrik, tukang kayu, toko bangunan dalam suatu kontrak
pembangunan rumah.
5. Syirkah Al-Mudharabah Yaitu kerja sama atu percampuran
dana antara pihak pemilik dana dengan pihak lain yang
memiliki profesionalisme atau tenaga. Dasar Al-Qur’an
tentang Mudahrabah: Al Muzammil: 20.
BEBERAPA KETENTUAN PEMBIAYAAN
MUSYARAKAH Fatwa DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000
1. Ijab dan qabul harus dinyatakan dalam akad dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.
Penawaran dan permintaan harus secara eksplisit
menunjukkan tujuan akad
b.
Penerimaan dan penawaran dilakukan pada saat kontrak
c.
Akad dituangkan secara tertulis
Lanjutan...
2. Pihak-pihak yang berakad harus cakap hukum:
a. Kompeten
b. Menyediakan dana dan pekerjaan
c. Memiliki hak mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis
normal
d. Memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola
aset dengan memperhatikan kepentingan mitranya
e. Tidak diijinkan mencairkan atau menginvestasikan dana
untuk kepentingannya sendiri.
Lanjutan...
3. Obyek akad
a.
Modal
•
Modal dapat berupa uang tunai atau aset bisnis. Jika modal
berbentuk aset, terlebih dulu harus dinilai dengan tunai dan
disepakati oleh semua pihak.
•
Modal tidak boleh dipinjamkan atau dihadiahkan kepada
pihak lain.
•
Pada prinsipnya tidak ada jaminan. Namun untuk
menghindari penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan.
Lanjutan...
b.
Kerja
• Partisipasi dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan
musyarakah; akan tetapi kesamaan porsi kerja bukan
merupakan syarat. Seorang mitra boleh melakukan pekerjaan
lebih dari mitra yang lain, dan dalam hal ini ia boleh menuntut
bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.
• Setiap mitra melaksanakan pekerjaan atas nama pribadi dan
wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam
organisasi harus dijelaskan dalam kontrak.
Lanjutan...
c.
•
Keuntungan
Keuntungan harus dikuantifikasikan.
• Dibagikan secara propossional atas dasar keuntungan, dan tidak
ada jumlah yang ditetapkan di awal.
• Seorang mitra boleh mengusulkan, bahwa jika keuntungan melebihi
jumlah tertentu, kelebihan atas prosentase itu diberikan
kepadanya.
• Sistem pembagian keuntungan harus jelas tertuang dalam akad.
d. Kerugian
• Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional
menurut saham masing-masing dalam modal.
Skema Musyarakah
30%
70%
Laba
Dana
Dana
Bank
70%
Syirkah
30%
Partner
Kemitraan Usaha
Rugi
30%
70%
Dana
Kerugian
Penjelasan skema
• Nasabah mengajukan pembiyaan kepada bank dengan akad
musyarakah untuk mendapatkan tambahan modal.
• Antara nasabah dan bank saling berkontribusi dalam usaha ini
• Dalam hal ini antara kedua belah pihak saling bekerja sama
dalam mengelola usaha yang mana keuntunganya dibagi
sesuai kesepakatan
• Jika terjadi kerugian maka di tanggung bersama sama dan
tidak ada pihak yang dirugikan