AKAD MUSYARAKAH Oleh: Sri Nurhayati / Wasilah

Download Report

Transcript AKAD MUSYARAKAH Oleh: Sri Nurhayati / Wasilah

AKAD MUSYARAKAH
Oleh:
Sri Nurhayati / Wasilah
PENGERTIAN MUSYARAKAH
Bahasa : al-syirkah/al-ikhtilath (percampuran)
atau persekutuan dua orang atau lebih,
sehingga
antara
masing-masing
sulit
dibedakan atau tidak dapat dipisahkan.
Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, dimana masingmasing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan
kesepakatan
sedangkan
kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana
Karakteristik Akad Musyarakah
Modal musyarakah dapat diberikan
dalam bentuk kas, setara kas, atau
aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak
berwujud seperti lisensi dan hak paten
yang sesuai dengan syariah.
Setiap mitra harus memberi kontribusi
dalam modal dan pekerjaan
Karakteristik Akad Musyarakah
Keuntungan atau pendapatan musyarakah
dibagi
di
antara
mitra
musyarakah
berdasarkan kesepakatan
sedangkan
kerugian musyarakah dibagi diantara mitra
musyarakah
secara
proporsional
berdasarkan modal yang disetorkan
Keuntungan dibagi menggunakan nisbah
yang disepakati dan menggunakan nilai
realisasi keuntungan
Karakteristik akad mudharabah
Jaminan modal
Dalam pembiayaan musyarakah setiap
mitra tidak dapat menjamin modal mitra
lainnya, namun setiap mitra dapat
meminta
mitra
lainnya
untuk
menyediakan jaminan atas kelalaian
atau kesalahan yang di sengaja.
Karakteristik akad mudharabah
Perjanjian
Untuk
menghindari
persengketaan
di
kemudian hari, sebaiknya akad kerjasama
dibuat secara tertulis dan dihadiri para saksi.
Akad atau perjanjian tersebut harus
mencakup berbagai aspek antara lain terkait
dengan besaran modal dan penggunaannya
(tujuan usaha musyarakah), pembagian kerja
diantara mitra, nisbah yang digunakan
sebagai dasar pembagian laba, periode
pembagian laba dan lain sebagainya.
Karakteristik akad musyarakah
Persengketaan
Apabila terjadi perselisihan diantara dua
belah pihak maka dapat diselesaikan
secara musyawarah diantara mereka
berdua atau melalui badan arbitrase
syari’ah.
Hikmah akad musyarakah
dalam musyarakah dapat ditemukan nilai ajaran
Islam tentang ta’awun (gotong royong), ukhuwah
(persaudaraan) dan keadilan. Keadilan sangat terasa
ketika
penentuan
nisbah
untuk
pembagian
keuntungan yang bisa saja berbeda dari porsi modal
karena disesuaikan oleh faktor lain selain modal
misalnya keahlian, ketersediaan waktu dan
sebagainya. Selain itu keuntungan yang dibagikan
kepada pemilik modal merupakan keuntungan riil,
bukan merupakan nilai nominal yang telah ditetapkan
sebelumnya seperti bunga/riba. Prinsip keadilan juga
terasa ketika hanya orang yang punya modal saja
yang dapat dibebankan/menanggung resiko finansial.
Skema Musyarakah
Mitra 1
musyarakah
Mitra 2
Proyek
usaha
Laba Mitra1
Laba mitra2
keuntungan
Bagi hasil keuntungan sesuai
porsi kontribusi modal (nisbah)
Sifat Musyarakah
Musyarakah permanen
Dalam musyarakah permanen bagian modal
setiap mitra ditentukan saat akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
Musyarakah menurun
Dalam musyarakah menurun, bagian modal
salah satu mitra akan dialihkan secara
bertahap kepada mitra lain, sehingga pada
akhir akad mitra yang lain akan memiliki
usaha tersebut secara penuh.
Jenis Musyarakah
1. Syirkah Al Milk merupakan kepemilikan bersama
dan keberadaannya muncul apabila dua orang atau
lebih memperoleh kepemilikan bersama (joint
ownership) atas suatu kekayaan (asset) tanpa telah
membuat perjanjian kemitraan yang resmi.
a. Apabila harta bersama (warisan/hibah/wasiat)
dapat dibagi, namun para mitra memutuskan untuk
tetap memilikinya bersama, maka syirkah Al Milk
tersebut bersifat ikhtiari (sukarela/voluntary).
b. Apabila barang tersebut tidak dapat dibagi-bagi
dan mereka terpaksa harus memilikinya bersama,
maka syirkah Al Milk tersebut bersifat jabari (tidak
sukarela/involuntary atau terpaksa).
Jenis Musyarakah
2. Syirkah Al ’uqud (kontrak), yaitu kemitraan yang tercipta dengan
kesepakatan dua orang atau lebih untuk bekerjasama dalam
mencapai tujuan tertentu. Setiap mitra dapat berkontribusi
dengan modal/modal dan atau kerja, serta berbagi keuntungan
dan kerugian. Syirkah jenis ini dapat dianggap sebagai
kemitraan yang sesungguhnya, karena para pihak yang
bersangkutan secara sukarela berkeinginan untuk membuat
suatu kerjasama investasi dan berbagi untung dan risiko.
Berbeda dengan syirkah al milk, dalam kerjasama jenis ini
setiap mitra dapat bertindak sebagai wakil dari pihak lainnya.
Syirkah Al’uqud dibagi menjadi:
Syirkah Abdan
Syirkah Wujuh
Syirkah ‘Inan
Syirkah Mufawwadhah
Syirkah Al ’uqud (kontrak),
1. Syirkah Abdan
Syirkah abdan (syirkah fisik)/syirkah a’mal
(syirkah kerja)/ syirkah shanaa’i (syirkah para
tukang)/ syirkah taqabbul (syirkah penerimaan).
Merupakan bentuk syirkah antara dua pihak atau
lebih dari kalangan pekerja/profesional dimana
mereka sepakat untuk bekerja sama mengerjakan
suatu pekerjaan dan berbagi penghasilan yang
diterima.
Contoh: kerjasama antara para akuntan, dokter, ahli
hukum, tukang jahit, tukang bangunan dan lainnya
Syirkah Al ’uqud (kontrak),
2. Syirkah Wujuh
kerjasama antara dua pihak di mana masingmasing pihak sama sekali tidak menyertakan
modal. Mereka menjalankan usahanya
berdasar kan kepercayaan pihak ketiga.
Setiap mitra menyumbangkan nama baik,
reputasi,
creditworthiness,
tanpa
menyetorkan modal.
Syirkah Al ’uqud (kontrak),
3. Syirkah ’inan
sebuah persekutuan di mana posisi
dan komposisi pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya adalah tidak
sama, baik dalam hal modal maupun
pekerjaan.
setiap mitra bertindak sebagai agen
untuk kepentingan pihak lain (mutual
agency), karena tindakan yang
dilakukan atas nama mitra lain harus
berdasarkan pengakuan hukum.
Syirkah Al ’uqud (kontrak),
4. Syirkah mufawwadhah
sebuah persekutuan di mana posisi
dan komposisi pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya harus sama, baik
dalam hal modal, pekerjaan, agama,
keuntungan maupun resiko kerugian.
Bentuk syirkah ini mirip seperti firma,
namun dalam firma jumlah modal
yang disetorkan tidak harus sama
Dasar Syariah
Al Qur’an
Maka mereka berserikat pada sepertiga.” (QS.an-Nisa:12)
”Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada
sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh.” QS.Shad:24
As Sunnah
Hadits Qudsi dari Abu Hurairah: ”Aku (Allah) adalah pihak
ketiga dari dua orang yang berserikat, sepanjang salah seorang
dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya. Apabila
seseorang berkhianat terhadap lainnya maka Aku keluar dari
keduanya.” (HR.Abu Dawud dan al-Hakim dari Abu Hurairah).
Rukun Musyarakah
1. Pelaku (para mitra)
2. Obyek musyarakah
3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)
4. Nisbah keuntungan
Ketentuan Syariah
1. Pelaku
a) Para mitra harus cakap hukum
b) Setiap mitra dianggap sebagai wakil dari
mitra lain dan dari usaha kerjasama
2. Obyek Musyarakah
a) Modal
b) Kerja
Ketentuan Syariah
1. Modal
– Modal yang diberikan harus tunai.
– Modal yang diserahkan dapat berupa uang tunai, emas,
perak, atau aset perdagangan
– Jika modal dalam bentuk non kas, maka harus
menggunakan nilai tunainya
– Modal yang diserahkan oleh setiap mitra harus dicampur.
– Dalam kondisi normal, setiap mitra memiliki hak untuk
mengelola aset kemitraan.
– Mitra tidak boleh meminjam uang atas nama usaha
musyarakah, demikian juga meminjamkan uang kepada
pihak ketiga
– Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau
menginvestasikan modal itu untuk kepentingannya sendiri
– Pada prinsipnya dalam musyarakah tidak boleh ada
penjaminan modal,
– Modal yang ditanamkan tidak boleh digunakan untuk
membiayai proyek atau investasi yang dilarang oleh syariah.
Ketentuan Syariah
2. Kerja
– Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar
pelaksanaan musyarakah,
– Tidak dibenarkan bila salah seorang di antara mitra
menyatakan tidak ikut serta menangani pekerjaan dalam
kemitraan tersebut.
– porsi kerja antara satu mitra dengan mitra lainnya tidak
harus sama.
– Setiap mitra bekerja atas nama pribadi atau mewakili
mitranya.
– Para mitra harus menjalankan usaha sesuai dengan
syariah.
– Seorang mitra yang melaksanakan pekerjaan di luar
wilayah tugas yang ia sepakati, berhak mempekerjakan
orang lain untuk menangani pekerjaan tersebut.
– Jika seorang mitra mempekerjakan pekerja lain untuk
melaksanakan tugas yang menjadi bagiannya, biaya yang
timbul harus ditanggungnya sendiri.
Ketentuan Syariah
3.
Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul) Akad
dapat dilakukan secara lisan atau secara tertulis,
melalui korespondensi atau menggunakan cara
cara komunikasi modern. Namun bentuk perjanjian
musyarakah secara tertulis lebih baik dengan
disaksikan oleh saksi-saksi yang memenuhi syarat
untuk menghindari persengketaan di kemudian
hari.
Ketentuan Syariah
Nisbah
a. Nisbah diperlukan untuk pembagian keuntungan dan harus
disepakati oleh para mitra diawal akad
b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua
belah pihak.
c. Keuntungan harus dapat dikuantifikasi dan ditentukan dasar
perhitungan keuntungan
d. Keuntungan yang dibagikan tidak boleh menggunakan nilai
proyeksi akan tetapi harus menggunakan nilai realisasi
keuntungan,
e. Mitra tidak dapat menentukan bagian keuntungannya sendiri
dengan menyatakan nilai nominal tertentu
f. Pada prinsipnya keuntungan milik para mitra namun
Diperbolehkan mengalokasikan keuntungan untuk pihak
ketiga bila disepakati
Kerugian
kerugian akan dibagi secara proporsional sesuai dengan
porsi modal dari masing masing mitra.
Berakhirnya akad musyarakah
Jika :
– salah seorang mitra menghentikan akad,
– salah seorang mitra meninggal, atau hilang
akal. Dalam hal ini mitra yang meninggal
atau hilang akal dapat digantikan oleh
salah seorang ahli warisnya yang cakap
hukum (baligh dan berakal sehat) apabila
disetujui oleh semua ahli waris lain dan
mitra lainnya..
– modal musyarakah hilang/habis.
Penentuan Nisbah
1. Pembagian keuntungan proporsional sesuai modal
Menurut pendapat ini, keuntungan harus dibagi di
antara para mitra secara proporsional sesuai modal
yang disetorkan, tanpa memandang apakah jumlah
pekerjaan yang dilaksanakan oleh para mitra sama
ataupun tidak sama. Apabila salah satu pihak
menyetorkan modal lebih besar, maka pihak tersebut
akan mendapatkan proporsi laba yang lebih besar.
2. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan
modal
Menurut pendapat ini, dalam penentuan nisbah yang
dipertimbangkan
bukan
hanya
modal
yang
disetorkan, tapi juga tanggung jawab, pengalaman,
kompetensi atau waktu kerja yang lebih panjang.
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Pengakuan Investasi Musyarakah
Investasi musyarakah diakui pada saat penyerahan kas atau
aset nonkas untuk usaha musyarakah.
Pengukuran investasi musyarakah:
Pencatatan ketika mitra aktif mengeluarkan biaya pra akad:
Dr. Uang muka akad
xxx
Cr. Kas
xxx
Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai bagian
investasi musyarakah
Dr. Investasi musyarakah
xxx
Cr. Uang muka akad
xxx
Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sebagai bagian
investasi musyarakah
Dr. Beban Musyarakah
xxx
Cr. Uang muka akad
xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
apabila investasi dalam bentuk kas akan dinilai sebesar
jumlah yang diserahkan; dan dicatat:
Dr. Investasi Musyarakah – Kas xxx
Cr. Kas
xxx
Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non kas
yang diserahkan lebih besar dari nilai buku, maka selisihnya
akan dicatat dalam akun selisih penilaian asset musyarakah:
Dr. Investasi Musyarakah
xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan
xxx
Cr. Selisih penilaian aset musyarakah xxx
Cr. Aset non kas
xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Pencatatan amortisasi selisih penilaian asset musyarakah
adalah sebagai berikut:
Dr. Selisih penilaian asset musyarakah
xxx
Cr Keuntungan
xxx
Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non kas
yang diserahkan lebih kecil dari nilai buku, maka
selisihnya dicatat sebagai kerugian:
Dr. Investasi Musyarakah
xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan
xxx
Dr. Kerugian
xxx
Cr. Aset non kas
xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Apabila investasi dalam bentuk aset non-kas dan diakhir akad
akan diterima kembali maka atas aset nonkas musyarakah
disusutkan berdasarkan nilai wajar tersebut.
Dr. Beban Depresiasi
xxx
Cr. Akumulasi Depresiasi
xxx
Apabila dari investasi musyarakah diperoleh
keuntungan Jurnal:
Dr. Kas/Piutang
xxx
Cr. Pendapatan investasi musyarakah xxx
Apabila dari investasi yang dilakukan rugi, jurnal:
Dr. Kerugian
xxx
Cr. Penyisihan Kerugian
xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Apabila modal investasi yang diserahkan berupa
aset non-kas, dan diakhir akad dikembalikan dalam
bentuk kas sebesar nilai wajar aset non kas yang
disepakati ketika aset tersebut diserahkan. Ketika
akad musyarakah berakhir, aset nonkas akan
dilikuidasi/dijual terlebih dahulu dan keuntungan atau
kerugian dari penjualan aktiva ini (selisih antara nilai
buku dengan nilai jual) didistribusikan pada setiap
mitra sesuai kesepakatan.
Jika untung maka akan dicatat:
Dr. Piutang
xxx
Cr. Pendapatan
xxx
Jika rugi, akan dicatat:
Dr. Kerugian
xxx
Cr Penyisihan Kerugian
xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Pencatatan di akhir akad:
1. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa kas:
- Jika tidak ada kerugian, Jurnal:
Dr. Kas
xxx
Cr. Investasi Musyarakah
xxx
- Jika ada kerugian, jurnal:
Dr. Kas
xxx
Dr. Penyisihan kerugian
xxx
Cr. Investasi Musyarakah
xxx
2. Apabila modal investasi berupa aset nonkas, dan dikembalikan
dalam bentuk aset non kas yang sama pada akhir akad:
- Jika tidak ada kerugian, jurnal:
Dr. Aset non-kas
xxx
Cr. Investasi Musyarakah
xxx
- Jika ada kerugian, maka perusahaan harus menyetorkan uang
sebesar nilai kerugian, jurnal:
Dr. Penyisihan kerugian
xxx
Cr. Kas
xxx
Dr. Aset non kas
xxx
Cr. Investasi Musyarakah
xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
3. Apabila modal investasi berupa aset nonkas, dan
dikembalikan dalam bentuk kas sebesar nilai wajar
ketika aset non kas diserahkan,
- Jika tidak ada penyisihan kerugian dan penjualan
aset nonkas menghasilkan keuntungan;
Dr. Kas
xxx
Cr. Investasi Musyarakah
xxx
Cr.Piutang
xxx
- Jika ada penyisihan kerugian dan penjualan aset
nonkas menghasilkan keuntungan:
Dr. Kas
xxx
Dr Penyisihan Kerugian
xxx
Cr. Investasi Musyarakah
xxx
Cr. Piutang
xxx
Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
Penyajian
Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai
berikut yang terkait dengan usaha
musyarakah dalam laporan keuangan:
(a) Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh
mitra aktif disajikan sebagai investasi
musyarakah
(b) Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian
aset nonkas yang diserahkan pada nilai wajar
disajikan sebagai pos lawan (contra account)
dari investasi musyarakah.
Akuntansi untuk Pengelola Dana
1. Pengukuran investasi musyarakah:
Dr. Uang muka akad
xxx
Cr. Kas
xxx
2. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya
studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian investasi
musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra.
Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai bagian
investasi musyarakah
Dr. Investasi musyarakah
xxx
Cr. Uang muka akad
xxx
Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sebagai
bagian investasi musyarakah
Dr. Beban
xxx
Cr. Uang muka akad
xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif atau mitra aktif
diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar:
(a) jumlah yang diterima untuk penerimaan dalam bentuk kas,
Jurnal:
Dr. Kas
xxx
Cr. Dana syirkah Temporer
xxx
dana syirkah temporer harus dipisahkan (dalam bentuk sub
ledger) antara dana yang berasal dari mitra aktif atau mitra
pasif.
(b) nilai wajar untuk penerimaan dalam bentuk aset nonkas,
Jurnal:
Dr. Aset non-kas
Cr. Dana Syirkah Temporer
xxx
xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Apabila diakhir akad aset nonkas tidak dikembalikan maka yang
mencatat beban depresiasi adalah usaha musyarakah atas
dasar nilai wajar dan disusutkan selama masa akad atau
selama umur ekonomis. Sedangkan jika dikembalikan, yang
mencatat beban depresiasi adalah mitra yang menyerahkan
aset nonkas sebagai modal investasinya.
Dr. Beban Depresiasi
xxx
Cr. Akumulasi Depresiasi
xxx
Sebelum pembagian laba, pengelola akan mengakui
pendapatan dan beban dimana dicatat dengan cara yang tidak
berbeda dengan akuntansi konvensional. Jurnal penutup:
Dr. Pendapatan
xxx
Cr. Beban
xxx
Cr. Pendapatan yang belum dibagikan
xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Pencatatan untuk pembagian laba untuk mitra
aktif/pasif :
Dr. Beban bagi hasil
xxx
Cr. Utang
xxx
Pada saat pembagian laba tersebut dibagikan
Dr. Utang
xxx
Cr. Kas
xxx
Pada akhir periode, akun pendapatan yang belum
dibagikan dan beban bagi hasil ditutup. Jurnal:
Dr. Pendapatan belum dibagihasilkan xxx
Cr. Beban bagi hasil
xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Jika pengelola mengakui adanya kerugian, jurnal
penutup:
Dr. Pendapatan
xxx
Dr. Kerugian yang belum dialokasikan xxx
Cr. Beban
xxx
Untuk pengakuan pendisitribusian
kerugian,Jurnal:
Dr. Penyisihan kerugian
xxx
Cr Kerugian yang belum dialokasikan
xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Pencatatan yang dilakukan pada akhir akad:
1. Apabila dana investasi yang diserahkan kas, jurnal:
Dr. Dana Syirkah Temporer
xxx
Cr. Kas
xxx
Cr. Penyisihan Kerugian
xxx
2. Apabila dana investasi yang diserahkan berupa aset non-kas,
dan diakhir akad dikembalikan, jurnal:
Dr. Dana Syirkah Temporer
xxx
Cr. Aset nonkas
xxx
Jika aset harus dikembalikan, dan terjadi kerugian maka harus
menyerahkan kas untuk menutup kerugian. Jurnal:
Dr. Kas
xxx
Cr. Penyisihan Kerugian
xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
3. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa aset non-kas,
dan diakhir akad dikembalikan dalam bentuk kas, maka aset
nonkas harus dilikuidasi/dijual terlebih dahulu dan keuntungan
atau kerugian dari penjualan aktiva didistribusikan pada setiap
mitra sesuai kesepakatan. Jika penjualan menghasilkan
keuntungan:
Dr. Kas
xxx
Dr. Akumulasi Depresiasi
xxx
Cr. Aset non kas
xxx
Cr. Keuntungan
xxx
Dr. Keuntungan
xxx
Cr. Utang
xxx
Jika penjualan tersebut menghasilkan kerugian, :
Dr. Kas
xxx
Dr. Akumulasi Depresiasi
xxx
Dr. Kerugian
xxx
Cr. Aset non kas
xxx
Dr. Piutang
xxx
Cr. Kerugian
xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
4. Ketika Pelunasan, asumsi tidak ada penyisihan
kerugian dan dari penjualan aset non-kas mengalami
kerugian:
Dr. Dana Syirkah Temporer
xxx
Cr. Kas
xxx
Cr. Piutang
xxx
Ketika Pelunasan, asumsi ada penyisihan kerugian
dan dari penjualan aset non-kas mengalami
kerugian:
Dr. Dana Syirkah Temporer
xxx
Cr. Kas/Kewajiban
xxx
Cr. Piutang
xxx
Cr. Penyisihan Kerugian
xxx
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah
menurun (dengan pengembalian modal mitra secara
bertahap) dinilai sebesar jumlah kas atau nilai wajar
aset nonkas yang diserahkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad ditambah dengan
jumlah modal syirkah temporer yang telah
dikembalikan kepada mitra pasif, dan dikurangi
kerugian (jika ada).
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Penyajian
Pengelola menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait
dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan:
(a) Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif dan yang
diterima dari mitra
pasif disajikan sebagai investasi
musyarakah;
(b) Aset musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan
sebagai unsur dana syirkah temporer;
(c) Selisih penilaian aset musyarakah, disajikan sebagai unsur
ekuitas.
Pengungkapan
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi
musyarakah, tetapi tidak terbatas, pada:
(a) isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi dana,
pembagian hasil usaha,aktivitas usaha musyarakah, dan lainlain;
(b) pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan
(c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah.