Konsep gender dan aplikasinya

Download Report

Transcript Konsep gender dan aplikasinya

Siti Azizah, S.Pt,M. Sos, M. Comm.


Gender bukan hanya sekedar perbedaan jenis
kelamin
Gender adalah pemahaman dan nilai-nilai
sosial yang diberikan kepada laki-laki atau
perempuan dalam sebuah sistem sosial


“Gender is about social relationship. Gender is an
analytical concept. It is socially determined and not
based on the sex of the individual. Sex refers to the
biological differences between women and men. The
sex of the individual is determined by biology (we
are born with it and usually cannot change our sex
unless w have a lot of money). Gender is socially
constructed. We grow up with it an d it can and
does, change over time. We can change gender
relations.”
“Gender in Local Government: A Sourcebook for Trainers” dari
UN Human Settlements Program (2008)



Ada batas yang tegas antara sesuatu yang
bersifat kodrati dan yang bukan kodrati.
Kodrati tidak dapat diubah, sedangkan yang
bukan kodrati adalah sesuatu yang berubah
terus menerus.
Gender bersifat dinamis dimana tiap
masyarakat secara sosial memberikan ‘wajah’
yang berbeda padanya


Jadi....Apa beda Gender dan Sex?
Bagaimana contohnya?


Banyak ketimpangan masalah akibat belum
jelasnya perbedaan antara Gender dan Jenis
Kelamin...contoh?
Keabadian jenis kelamin sama dengan
keabadian peran, tanggung jawab dan hakkewajiban perempuan dan laki-laki yang
dikenakan oleh budaya masyarakat?


Karena tidak dapat dihindari bahwa di dunia
ini terdapat 2 jenis kelamin yang
berdampingan maka perempuan bukanlah
satu-satunya korban- laki-laki juga merupakan
korban bias gender dalam masyarakat
Contoh?


Gender equality atau kesetaraan gender
adalah sebuah kondisi yang dapat menjamin
bahwa kesempatan dapat diperoleh semua
orang baik perempuan dan laki-laki.
Setiap perempuan dan laki-laki dapat
mengaktualisasikan potensi dan hak mereka
sebagai manusia, sehingga dapat berpartisipasi
dan berkontribusi di semua bidang kehidupan
manusia dan memiliki kesempatan yang sama
untuk menikmati hasil yang diperoleh.


Namun juga diperlukan sebuah proses dimana
perempuan dan laki-laki mendapatkan
kesempatan yang sama tetapi tetap fair bagi
keduanya disesuaikan dengan kondisi kodrati
mereka.
Proses tersebut dengan Gender Equity atau
disebut juga Keadilan Gender



Gender equity memiliki pengertian lebih
mendalam dan luas dibandingkan Gender
equality.
Gender equity memberikan perspektif yang
dapat mengenali perbedaan kebutuhan,
prioritas dan fasilitas perempuan dan laki-laki.
Contoh…..

Perbedaan peran dan fungsi antara laki-laki
dan perempuan atau yang lebih tinggi dikenal
dengan perbedaan gender yang terjadi di
masyarakat tidak menjadi suatu permasalahan
sepanjang perbedaan tersebut tidak
mengakibatkan diskriminasi atau
ketidakadilan. (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak RI)


Stereotype berarti pemberian citra baku atau
label/cap kepada seseorang atau kelompok
yang didasarkan pada suatu anggapan yang
salah atau sesat.
Pelabelan umumnya dilakukan dalam dua
hubungan atau lebih dan seringkali digunakan
sebagai alasan untuk membenarkan suatu
tindakan dari satu kelompok atas kelompok
lainnya.


Kekerasan (violence) artinya tindak kekerasan,
baik fisik maupun non fisik yang dilakukan
oleh salah satu jenis kelamin atau sebuah
institusi keluarga, masyarakat atau negara
terhadap jenis kelamin lainnya.
Tidak ada yang salah dengan pembedaan,
namun ternyata pembedaan karakter tersebut
melahirkan tindakan kekerasan


Beban ganda (double burden) artinya beban
pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin
lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya.
Marjinalisasi artinya suatu proses peminggiran
akibat perbedaan jenis kelamin yang
mengakibatkan kemiskinan. Misalnya dengan
anggapan bahwa perempuan berfungsi sebagai
pencari nafkah tambahan, maka ketika mereka
bekerja diluar rumah (sektor publik), seringkali
dinilai dengan anggapan tersebut dan
mempengaruhi upah yang mereka terima.

Subordinasi artinya suatu penilaian atau
anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan
oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang
lain.


Gender mainstreaming atau
Pengarusutamaan Gender (PUG) merupakan
langkah selanjutnya dari konsep kesetaraan
gender dan proses keadilan gender.
Secara umum PUG merupakan sebuah strategi
dalam aplikasi kesetaraan dan keadilan gender
dalam sebuah organisasi.

World Conference On Women Beijing pada tahun 1995
menyepakati berbagai komitmen operasional tentang PUG
“Mainstreaming a gender perspective is the process of assessing
the implications for women and men of any planned action,
including legislation, policies or programmes, in all areas and at
all levels. It is a strategy for making women's as well as men's
concerns and experiences an integral dimension of the design,
implementation, monitoring and evaluation of policies and
programmes in all political, economic and societal spheres so that
women and men benefit equally and inequality is not perpetuated.
The ultimate goal is to achieve gender equality”…perbaikan
status dan peranan perempuan dalam pembangunan yang
dimulai dari perumusan kebijakan, pelaksanaan, sampai
dengan menikmati hasil-hasil pembangunan (Beijing
Platform for Action).

Wujud Kesetaraan dan Keadilan Gender
dalam masyarakat dan pemerintahan:
Akses: Kesempatan yang sama bagi
perempuan dan laki-laki pada sumber daya
pembangunan. Contoh: memberikan
kesempatan yang sama memperoleh informasi
pendidikan dan kesempatan untuk
meningkatkan karir bagi PNS laki-laki dan
perempuan

Partisipasi: Perempuan dan laki-laki
berpartisipasi yang sama dalam proses
pengambilan keputusan. Contoh: memberikan
peluang yang sama antara laki-laki dan
perempuan untuk ikut serta dalam
menentukan pilihan pendidikan di dalam
rumah tangga; melibatkan calon pejabat
struktural baik dari pegawai laki-laki maupun
perempuan yang berkompetensi dan
memenuhi syarat ”Fit an Proper Test” secara
obyektif dan transparan.

Kontrol: perempuan dan laki-laki mempunyai
kekuasaan yang sama pada sumber daya
pembangunan. Contoh: memberikan
kesempatan yang sama bagi PNS laki-laki dan
perempuan dalam penguasaan terhadap
sumber daya (misalnya: sumberdaya materi
maupun non materi daerah) dan mempunyai
kontrol yang mandiri dalam menentukan
apakah PNS mau meningkatkan jabatan
struktural menuju jenjang yang lebih tinggi.

Manfaat: pembangunan harus mempunyai
manfaat yang sama bagi perempuan dan lakilaki. Contoh: Program pendidikan dan latihan
(Diklat) harus memberikan manfaat yang sama
bagi PNS laki-laki dan perempuan.

1.
2.
3.
4.
Prinsip-prinsip PUG di Indonesia:
Pluralistis
Bukan pendekatan konflik
Melalui proses sosialisasi dan advokasi
Menjunjung Nilai HAM dan Demokratisasi
Terimakasih…