MEMAHAMI PERSPEKTIF GENDER : Membangun Relasi yang Adil Antara Laki-laki dan Perempuan Veronika Gunartati.

Download Report

Transcript MEMAHAMI PERSPEKTIF GENDER : Membangun Relasi yang Adil Antara Laki-laki dan Perempuan Veronika Gunartati.

MEMAHAMI PERSPEKTIF
GENDER :
Membangun Relasi yang Adil Antara
Laki-laki dan Perempuan
Veronika Gunartati
GENDER
ISTILAH GENDER


Pertama kali diperkenalkan oleh Robert
Stoller (1968) untuk memisahkan pencirian
manusia yang didasarkan pada pendefinisian
yang bersifat sosial budaya dengan ciri-ciri
fisik biologis.
Dalam Ilmu Sosial orang yang sangat berjasa
dalam mengembangkan istilah dan pengertian
gender adalah Ann Oakley (1972) yang
mengartikan gender sebagai konstruksi sosial
atau atribut yang dikenakan pada manusia
yang dibangun oleh kebudayaan.
PERBEDAAN JENIS KELAMIN - GENDER
JENIS KELAMIN (SEKS)
Perbedaan organ biologis
laki-laki dan perempuan
khususnya pada
bagian reproduksi.





Ciptaan Tuhan
Bersifat kodrat
Tidak dapat berubah
Tidak dapat ditukar
Berlaku sepanjang zaman
& di mana saja
GENDER
Perbedaan peran, fungsi,
dan tanggungjawab
laki-laki dan perempuan
hasil konstruksi sosial





Buatan manusia
Tidak bersifat kodrat
Dapat berubah
Dapat ditukar
Tergantung waktu dan
budaya setempat
PERBEDAAN SEKS
Perempuan
Laki-laki
• penis
• testis
•
payudara
• vagina
• ovarium
• sperma
• menstruasi
(kodrat)
• sel telur
(kodrat)
Bukan kodrat tapi pilihan:
Perempuan : Bisa Hamil, Melahirkan & Menyusui (Peran isteri / Ibu).
Laki-laki
: Bisa Membuahi sel telur (Peran suami / ayah).
PERBEDAAN PERAN GENDER
Laki-laki
Perempuan
Maskulin : kuat, gagah,
perkasa, pemberani, tegas,
rasional, terus terang, suka
menantang, agresif, dst
Feminin : lembut , perhatian,
perasa , emosional, mengalah,
beraninya di belakang,
bergantung, submisif, dst
Harus berkerja di luar rumah
untuk kerja produksi /
menghasilkan uang
Diberi tempat di dalam rumah
untuk kerja domestik dan
reproduksi
Karena harus menanggung
beban keluarga maka harus
diupah secara utuh
Tidak perlu bekerja mencari
nafkah, kalaupun bekerja
dianggap sbg pelengkap
Melahirkan KETIDAKADILAN GENDER karena oleh
masyarakat sering disalahartikan sebagai “kodrat”
PEMBEDAAN SIFAT, FUNGSI, RUANG
DAN PERAN GENDER DALAM MASYARAKAT
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
SIFAT
Maskulin
Feminin
FUNGSI
Produksi
Reproduksi
RUANG
LINGKUP
Publik
Domestik
TANGGUNG
JAWAB
Nafkah utama
Nafkah tambahan
Pembangunan Manusia Berprespektif Gender


Konferensi Wanita Sedunia ke-4 di Beijing Tahun
1995 menghasilkan Beijing Platform for Action
yang isinya tentang 12 Critical Area bagi
perempuan.
Selanjutnya ke seluruh dunia digaungkan
Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dengan
strategi Gender Mainstreaming (Pengarusutamaan
Gender) yang berarti : sebuah strategi yang
mengintegrasikan kepedulian gender dalam
segala aspek kehidupan sehingga tercapai relasi
yang adil dan setara bagi semua pihak.
BENTUK-BENTUK
KETIDAKADILAN GENDER
• Marginalisasi
• Subordinasi
• Pelabelan/Citra Baku/Stereotype
• Beban Ganda/Double Burden
• Tindak Kekerasan/Violence
MARJINALISASI
PROSES PEMINGGIRAN AKIBAT PERBEDAAN JENIS
KELAMIN YANG MENGAKIBATKAN KEMISKINAN
 Kerja domestik tidak dihargai setara dengan pekerjaan
publik
 Perempuan sering tidak mempunyai akses terhadap
sumber daya ekonomi, waktu luang dan pengambilan
keputusan .
 Perempuan kurang didorong / atau memiliki kebebasan
kultural untuk memilih karir daripada rumah tangga atau
akan mendapat sanksi sosial.
 Perempuan sering mendapat upah yang lebih kecil
dibanding lelaki untuk jenis pekerjaan yang setara
MARGINALISASI / PEMINGGIRAN
 Perempuan sering menjadi korban pertama




jika terjadi PHK
Izin usaha perempuan harus diketahui
ayah (jika masih lajang & suami jika sudah
menikah, permohonan kredit harus seizin
suami
Pembatasan kesempatan di bidang
pekerjaan tertentu terhadap perempuan
Ada beberapa pasal hukum dan tradisi yang
memperlakukan perempuan tidak setara
dengan laki-laki : harta waris, gono-gini, dst.
Kemajuan teknologi sering meminggirkan
peranserta perempuan
SUBORDINASI /PENOMORDUAAN
• Masih sedikit perempuan yang berperan dalam
level pengambil keputusan dalam organisasi /
pekerjaan
•Perempuan yang tidak menikah atau tidak punya
anak dianggap lebih rendah secara sosial
sehingga ada alasan untuk poligami.
•Perempuan dibayar sebagai pekerja lajang atau
bahkan dikeluarkan karena alasan menikah atau
hamil,
•Ada aturan pajak penghasilan perempuan lebih
tinggi dari laki-laki karena perempuan dianggap
lajang.
• Beberapa pasal hukum tidak menganggap
perempuan setara dengan laki-laki misalnya :
pendirian izin usaha, pengelolaan harta (suami
wajib mengemudikan harta pribadi isteri)
STEREOTIPE (PELABELAN NEGATIF)
 Perempuan : sumur - dapur – kasur - macak - masak –




manak : “sekedar ibu rumah tangga” dan dianggap sebagai
pengangguran, kalaupun bekerja dianggap sebagai
perpanjangan peran domestik : guru TK, sekretaris, bagian
penjualan, dst.
Perempuan emosional, tidak rasional dan tidak mandiri
sehingga tidak berhak pada fungsi perwakilan dan
pemimpin.
Perempuan tidak mampu mengendalikan syahwat jika diberi
kekebasan : tradisi sunat perempuan, perda tentang
larangan keluar malam bagi perempuan, janda dianggap
sebagai berpotensi mengganggu rumah tangga orang.
Pria: tulang punggung keluarga dan pencari nafkah tidak
peduli seperti apapun kondisinya, jika gagal dicap sbg “tidak
bertanggungjawab”.
Pria : Kehebatannya dilekatkan pada kemampuan seksual
dan karirnya, menganggap “wajar” jika laki-laki menggoda
perempuan, selingkuh, poligami, dst.
DOUBLE BURDEN
(BEBAN GANDA)
Contoh:
a. Beban pekerjaan di rumah tidak berkurang
dengan adanya peran publik dan peran
pengelolaan komunitas (walaupun
perempuan telah masuk dalam peran
publik/meniti karier peran dalam rumah
tangga masih besar);
b. Pekerjaan dalam rumah tangga, sebagian
besar dikerjakan ibu dan anak perempuan
sedangkan ayah dan anak lelaki terbebas
dari pekerjaan domestik.
DOUBLE BURDEN (BEBAN GANDA)



Perempuan sebagai perawat, pendidik anak,
pendamping suami, juga pencari nafkah tambahan,
Perempuan pencari nafkah utama masih harus
mengerjakan tugas domestik,
Lelaki meski bekerja sebagai mencari nafkah, tetap
harus terlibat dalam peran sosial kemasyarakatan,
karena tidak dapat diwakili oleh perempuan.
KONDISI PEREMPUAN
VIOLENCE / KEKERASAN THD PEREMPUAN
FISIK & NON FISIK



Larangan untuk belajar atau mengembangkan karir
Penggunaan istilah yang menyebut ciri fisik atau
status sosial : bahenol, janda kembang, perawan tua,
nenek lincah, dst,
Tindakan yang diasosiasikan sebagai pernyataan
hasrat seksual : kerdipan, suitan, rangkulan, green
jokes,




Pemaksaan atau sebaliknya pengabaian penggunaan
kontrasepsi,
Pencabulan, perkosaan, inses,
Pembatasan atau pengabaian pemberian nafkah
Penggunaan genitalitas perempuan sbg alat
penaklukan baik pada masa damai ataupun perang,
VIOLENCE (Kekerasan)
FISIK MAUPUN NON FISIK
 Perselingkuhan atau poligami tanpa izin isteri,
 Pemukulan atau penyiksaan fisik lain,
 Pengurungan di dalam rumah,
 Pemasungan hak-hak politik
 Pemaksaan perkawinan
 Pemaksaan pindah agama mengikuti agama pasangan,
Perendahan martabat laki-laki dan perempuan sematamata sebagai objek seks dalam iklan,
 Pria yang tidak “macho” atau maskulin atau gagal di
bidang karir dianggap kurang laki-laki, dan akan
dilecehkan dalam masyarakat.
KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER



Keadilan dan kesetaraan adalah gagasan dasar, tujuan
dan misi utama peradaban manusia untuk mencapai
kesejahteraan,
Membangun keharmonisan kehidupan bermasyarakat,
bernegara dan membangun keluarga berkualitas,
Jumlah penduduk perempuan hampir setengah (49,9%)
dari seluruh penduduk Indonesia dan merupakan potensi
yang sangat besar dalam mencapai kemajuan dan
kehidupan yang lebih berkualitas
KESETARAAN GENDER

Kesamaan kondisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan
serta hak-haknya sebagai manusia, agar
mampu berperan dan berpartisipasi dalam
kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial
budaya, pendidikan dan pertahanan &
keamanan nasional (hankamnas) serta
kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan
KEADILAN GENDER
Suatu perlakuan adil terhadap perempuan
dan laki-laki. Perbedaan biologis tidak bisa
dijadikan dasar untuk terjadinya
diskriminasi mengenai hak sosial, budaya,
hukum dan politik terhadap satu jenis
kelamin tertentu.
Dengan keadilan gender berarti tidak ada
pembakuan peran, beban ganda,
subordinasi, marginalisasi dan kekerasan
terhadap perempuan maupun laki-laki.
TERWUJUDNYA KESETARAAN DAN
KEADILAN GENDER
Ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara
perempuan dan laki-laki dan dengan demikian
mereka memiliki akses, kesempatan
berpartisipasi dan kontrol atas pembangunan
serta memperoleh manfaat yang setara dan
adil dari pembangunan
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA KETIDAKADILAN GENDER





Nilai sosial dan budaya patriarkhi = pranata
kehidupan yang berdasarkan pandangan lakilaki.
Produk dan peraturan perundang-undangan
yang masih bias gender;
Pemahaman ajaran agama yang tidak
komprehensif dan cenderung
parsial;..\..\EAPI\Paradigm\paradigm shifts\Church fathers.ppt
Kelemahan kurang percaya diri, tekad &
inkonsistensi kaum perempuan sendiri dlm
memperjuangkan nasibnya;
Pemahaman para pemimpin dan pengambil
keputusan terhadap makna Kesetaraan dan
Keadilan Gender yang belum mendalam.
WOMEN EMPOWERMENT
(PEMBERDAYAAN PEREMPUAN)
Usaha sistematis dan terencana
untuk memperbaiki kondisi dan
posisi perempuan dalam
kehidupan berkeluarga dan
bermasyarakat
MENGAPA PERANAN PEREMPUAN PENTING



Diskriminasi berdasarkan Gender terjadi pada
seluruh aspek kehidupan di seluruh dunia
Kesenjangan Gender dalam kesempatan dan
kontrol atas sumber daya, ekonomi, kekuasaan
dan politik terjadi dimana-mana
Perempuan dan anak perempuan menanggung
beban paling berat akibat ketidak setaraan yang
terjadi
MAKA



Kesetaraan Gender menjadi persoalan
pokok pembangunan
Kesetaraan Gender memperkuat negara
untuk berkembang, mengurangi
kemiskinan, dan memerintah secara
efektif
Mempromosikan kesetaraan gender
adalah bagian utama pembangunan


Keberhasilan pembangunan nasional di
Indonesia, baik oleh pemerintah, swasta
maupun masyarakat sangat tergantung dari
peran serta laki-laki dan perempuan sebagai
pelaku dan pemanfaat pembangunan
Hingga saat ini peran perempuan belum
dioptimalkan, oleh karena itu program
pemberdayaan perempuan menjadi agenda
bangsa dan memerlukan dukungan semua pihak
ISU-ISU PEREMPUAN
..\..\EAPI\LEADERSHIP\Amelia Vasquez, RSCJ\violence against women facts and figures.doc
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Masalah kemiskinan
Trafiking perempuan dan anak
KDRT
TKW Luar Negeri
HIV/Aids
Narkoba dan pornografi
STRATEGI
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
1. Pengarusutamaan Gender (PUG/GMS)
2. Penyadaran gender di masyarakat
3. Pembaharuan dan Pengembangan Hukum dan
Peraturan Perundang-undangan yang memberikan
perlindungan terhadap perempuan
4. Advokasi, Fasilitasi dan Mediasi
5. Pengembangan Kemitrasejajaran Harmonis
6. Sistem Informasi Gender
7. Pengembangan Sistem Penghargaan
RANGKUMAN




Ketidakadilan berbasis gender terjadi pada lakilaki dan perempuan.
Laki-laki dan perempuan hendaknya saling
mendukung dan tidak saling mendiskriminasi
untuk mewujudkan kepenuhan martabat
manusia (the fullness of human dignity)
Proses penyadaran gender harus dimulai
dengan mengubah paradigma/ pola pikir tiap
individu, dilanjutkan pada keluarga dan tingkat
sosial yang lebih tinggi.
Proses penyadaran masyarakat tentang gender
membutuhkan perjuangan yang panjang dan
konsisten.
RANGKUMAN




Sebagai Gereja sikap kita hendaknya meneladan
Yesus yang inklusif (terbuka) dan visioner :
Sadar dan terbuka terhadap pranata baru yang
egaliter, saling menghargai, kosmopolit dan
lintas budaya,
Tidak berhenti pada tingkat wacana tetapi
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari pada
tingkat personal, keluarga dan tingkat sosial
yang lebih tinggi.
Menjadi bagian dari masyarakat (civil society)
yang bergerak perlahan dan bertahap.