BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

Download Report

Transcript BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

BAYI BERAT LAHIR RENDAH
(BBLR)
PENGERTIAN BBLR
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir
pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram
(sampai 2499 gram) tanpa memandang masa
kehamilan. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Untuk
keperluan bidan di desa berat lahir diterima
dalam 24 jam pertama setelah lahir.
Berat badan lahir rendah (BBLR) terdapat 2
penyebab kelahiran bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram, yaitu karena umur
kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan
lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur
kehamilan cukup atau kombinasi keduanya.
Menurut (Saifuddin dkk, 2000) berkaitan dengan penanganan dan
harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan menjadi :
• Bayi berat lahir
rendah (BBLR),
berat lahir 15002500 gram
• Bayi berat lahir
sangat rendah
(BBLSR), berat lahir
<1500>
Epidemiologi
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih
sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi
rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR
didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35
kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih
dari 2500 gram (4). BBLR termasuk faktor utama dalam
peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi
dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya dimasa depan (1,2). Angka kejadian di Indonesia
sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu
berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah multicenter
diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara
nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5
%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada
sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010
yakni maksimal 7% (2,3).
Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur.
Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor
plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta
faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR .
(1) Faktor ibu
a. Penyakit
Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain
b. Komplikasi pada kehamilan.
Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan
antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.
c. Usia Ibu dan paritas
Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan
oleh ibu-ibu dengan usia <>
d. Faktor kebiasaan ibu
Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu
pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.
(2) Faktor Janin
Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan
kromosom.
(3) Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan
tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun .
Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir
rendah antara lain:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Hipotermia
Hipoglikemia
Gangguan cairan dan elektrolit
Hiperbilirubinemia
Sindroma gawat nafas
Paten duktus arteriosus
Infeksi
Perdarahan intraventrikuler
Apnea of Prematurity
Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayibayi dengan berat lahir rendah (BBLR) antara lain :
Gangguan perkembangan
Gangguan pertumbuhan
Gangguan penglihatan (Retinopati)
Gangguan pendengaran
Penyakit paru kronis
Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk
rumah sakit
• Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
•
•
•
•
•
•
Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah
dengan mengukur berat lahir bayi
dalam jangka waktu <> dapat
diketahui dengan
dilakukan anamesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang
Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk
menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya BBLR
•
•
•
•
•
•
•
•
Umur ibu
Riwayat hari pertama haid terakir
Riwayat persalinan sebelumnya
Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
Kenaikan berat badan selama hamil
Aktivitas
Penyakit yang diderita selama hamil
Obat-obatan yang diminum selama
hamil
Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi
BBLR antara lain :
• Berat badan <>
• Tanda-tanda prematuritas (pada bayi
kurang bulan)
• Tanda bayi cukup bulan atau lebih
bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan).
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan skor ballard
Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia
fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
• Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru
lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada
umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi
sindrom gawat nafas.
• USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan
<>
•
•
•
Penatalaksanaan/ terapi
1 Medikamentosa
Pemberian vitamin K1
• Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
• Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1
mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur
3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)
Diatetik
• Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi
menerima jumlah yang cukup dengan cara
apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan
nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang
sehari sekali.
• Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan
IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari
berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Suportif
( mempertahankan suhu tubuh normal )
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu
tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care,
pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di
tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
Ukur suhu tubuh dengan berkala
Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini
adalah :
Jaga dan pantau patensi jalan nafas
Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh;
hipotermia, kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia)
Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan,
biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk
menyusui.
Pencegahan
•
Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang
diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR
harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu
• Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama
kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang
dikandung dengan baik
• Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur
reproduksi sehat (20-34 tahun)
• Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam
meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat
meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status
gizi ibu selama hamil