Hormon Reproduksi

Download Report

Transcript Hormon Reproduksi

Program Studi D.IV Bidan Pendidik dan Klinik
Nany Suryani, S.Gz.

Reproduksi manusia yang normal melibatkan
interaksi antara berbagai hormon dan organ,
yang diatur oleh hipotalamus





Pada pria dan wanita, hipotalamus menghasilkan
hormon yang disebut releasing factors (RH)
RH berjalan ke hipofisa (sebuah kelenjar yang
terletak di bawah hipotalamus) dan merangsang
hipofisa untuk melepaskan hormon lainnya,
seperti Gonadotropin releasing hormone
(dihasilkan oleh hipotalamus) yang akan
merangsang hipofisa untuk menghasilkan
luteinizing hormone (LH) dan Folicel Stimulating
Hormone (FSH).
LH dan FSH merangsang pematangan kelenjar
reproduktif dan pelepasan hormon seksual:
Ovarium pada wanita melepaskan estrogen
Testis pada pria melepaskan testosteron


Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak
jenis dari estrogen tapi yang paling penting
untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen
berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut
kemaluan,dll.
Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi
dengan membentuk ketebalan endometrium,
menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan
vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum.
Progesterone mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal
kehamilan sampai plasenta dapat membentuk
hormon HCG.

GNRH merupakan hormon yang diproduksi
oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating
hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen
tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar
GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya.

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropin
hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH (Gonadotropin
Releasing Hormone), FSH akan menyebabkan
pematangan dari folikel. Dari folikel yang
matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian
folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.


Pubertas adalah masa awal pematangan
seksual, yaitu suatu periodedimana seorang
anak mengalami perubahan fisik, hormonal
dan seksual serta mampu mangadakan
proses reproduksi.
Awal masa pubertas, kadar kedua hormon (LH
dan FSH) meningkat, sehingga merangsang
pembentukan hormon seksual.



Peningkatan kadar LH dan FSH dapat
menyebabkan:
Pematangan payudara, ovarium, rahim dan
vagina
Dimulainya siklus menstruasi pada wanita
Timbulnya ciri-ciri seksual sekunder
(misalnya rambut kemaluan dan rambut
ketiak)



Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim
(endometrium) yang disertai dengan perdarahan
dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali
pada saat kehamilan.
Menstruasi yang pertama kali disebut menarke
paling sering terjadi pada wanita usia 11 tahun,
tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16
tahun
Menstruasi merupakan pertanda masa
reproduktif pada kehidupan seorang wanita,
yang dimualai dari menarke sampai menopause
1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH
meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi).
Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi
pertumbuhan folikel di dalam ovarium.
Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit
meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 330 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur.
Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya
hancur.
Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan
sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron.
2. Fase Ovulatoir
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada
fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya
dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi
peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan
ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur.
Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan
nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya; nyeri ini
dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung
selama beberapa menit sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama
sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali
menutup dan membentuk korpus luteum yang
menghasilkan sejumlah besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat
selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang
baru dimulai.
Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk
memperkirakan terjadinya ovulasi.
Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus
yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan.
Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG
(human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara
korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai
janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri.
Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan
kadar HCG.