KONSEP DASAR PENGOBATAN

Download Report

Transcript KONSEP DASAR PENGOBATAN

KONSEP DASAR
PENGOBATAN
& PENGELOLAHAN OBATOBATAN
NURUL CHAYATIN, S.Kep.Ns
Pengertian

Adalah Mengatur :



penyediaan,
penyimpanan,
pemakain dan pemeliharaan obat-obatan
yang diperlukan untuk kebutuhan pasien
diruangan, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Tujuan



Supaya obat-obatan selalu tersedia
sehingga apabila diperluakan pasien dapat
segera digunakan.
Mencegah kerusakan obat dengan cara
mempertahankan kebersihan dan kerapian
tempat dan lemari obat.
Memberi pengamanan terhadap obatobatan dan pasien.
Dilakukan Pada ;
Pada semua jeni obat-obatan yang diperlukan berupa :
 Cair, yaitu :
 Larutan : Garamyci, Tarramycin, Papiverin, OBH dan
seterusnya.
 Suspensi (campuran zat padat + cairan tetapi tidak
larut dalam cairan tersebut) : Mylanta, Stomapel,
Amoxcilin.
 Emulasi (cairan berbentuk minyak dicampur dengan
cairan/obat lain yang homogen) Vit A, Penicilin dan
Duramicilin.
 Padat, yaitu : tepung, tablet/pil dan kapsul
 Setengah padat, misalnya zalf, cream,
suppositorsitorium.
Cara Kerja :
Persiapan :
 Lemari obat khusus yang dapat dikunci.
 Botol-botol dan tempat-tempat obat lainnya.
 Etiket obat warna putih dan biru.
 Buku-buku catatan obat (permintaan, pemberian obat
dll)
 Martil
 Gelas ukuran
 Gelas obat
 Sendok besar dan kecil
 Baki
 Tempat sampah
Pelaksanaan


a.
b.
c.
d.
Obat yang telah diterima dari apotik, dicocokkan dengan daftar permintaan
obat.
Obat-obat tersebut disusun dan dimasukkan ke dalam tempat-tempat yang
sudah diselesaikan, diberi etiket yang jelas dan kemudian ditutup rapat,
misalnya :
Obat dalam : yaitu semua obat-obat yang cara pemberiannya melalui mulut
dan ditelan (per oral). Etiketnya berwarna putih. Contoh : Antalgin, CTM,
OBH, Mylanta
Obat luar : yaitu semua obat-obat yang cara pemberiannya selain dari
melalui mulut (ditelan) Etiketnya berwarna biru. Contoh : Mercurocom,
Rivanol, Betadine, Zalp mata, kulit dsb
Obat-obat yang berbahaya/keras, pada etiketnya (biru) diberi tanda silang
merah atau gambar tengkorak. Contoh : Creolin, Lysol, Savlon, Yodium
tintura, dsb.
Untuk obat-obat tertentu yang harus disimpan ditempat khusus, misalnya :
obat-obat yang tidak tahan sinar matahari, disimpan didalam botol/tempat
yang berwarna gelap, contoh : - OBH, Vit C, obat-obat yang tidak tahan
suhu panas, disimpan didalam lemari es. Contoh : Insulin, Heparin dan
Claforan, dsb

Pengelompokkan obat-obatan didalam lemari
diatur sedemikian rupa misalnya :
a. Obat-bat dalam (per oral) disusun dalam lemari
bagian atas
b. Obat-obat luar, yaitu :



Suntikan disimpan dalam lemari bagian tengah.
Zalf, suppositorum didalam lemari bagian bawah
Obat-obat berbahaya disimpan didalam lemari bagian
bawah sekali
c. Selanjutnya obat-obat tersebut dapat disusun
menurut bentuknya atau menurut abjad.
d. Setelah selesai semuanya, lemari obat dikunci dan
kuncinya dipegang oleh yang bertanggung jawab
mengenai obat-obatan.
Perhatian :





Penanggung jawab mengenai pengelolaan obatobatan ini, harus mengetahui kebutuhan obat seharihari, macam serta jumlahnya dan tehnik
pemeliharaannya serta teliti dalam kerja.
Bila etiket obat rusak atau nama obat kurang, segera
diganti dengan etiket baru.
Menempatkan obat dilemari harus tetap, letaknya
dengan etiket menghadap ke depan supaya mudah
mengambilnya dan tidak terjadi kekeliruan.
Obat-obat yang lama, dipergunakan terlebih dahulu
dan jangan ditunggu sampai persediaan obat-obat
habis, baru mengirimkan daftar permintaan obat ke
apotek.
Obat-obat yang rusak, expayed date, dll harus segera
dibuang.
MENYIAPKAN DAN
MEMBERIKAN
OBAT/PENGOBATAN
KEPADA PASIEN
Pengertian

Menyiapkan dan memberikan
obat/pengobatan kepada pasien sesuai
dengan program therapy yang telah
ditentukan, yaitu jenis obat, dosis, waktu
dan cara-cara pemberiannya.
Tujuan

Mencegah dan mengobati penyakit,
mengurangi rasa sakit, membantu
menegakkan diagnosa dan memberikan
perasaan senang dan puas terhadap
pasien
Dilakukan :

Pada setiap waktu pemberian obat kepada
pasien, sesuai dengan program terapi
yang telah ditentukan dan sewaktu-waktu
bila diperlukan, menurut instruksi dokter.
CARA-CARA
PEMBERIAN OBAT
MELALUI MULUT (PER ORAL)


Pengertian :
Menyiapkan dan memberiakn obat-obat untuk
pasien, yang diberikan melalui mulut dan
ditelan.
Tujuan



Menyediakan obat yang memiliki efek lokal atau
sistemik melalui saluran gastrointestinal
Menghindari pemberian obat yang dapat
menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan.
Menghindari obat yang dapat menyebabkan nyeri
Bentuk dan macam obat yang
diberikan melalui mulut
a. Cair : yaitu : larutan , misalnya : OBH, sol,
charcot, Sanadril, Terapen, Ponstan, suspensi,
misalnya : Mylanta, Choramphenicol syrup,
amoxicillin, emulsi, misalnya : Scott’s Emulsion,
Dupkalac, Castrol oil.
b. Padat, yaitu berupa : tepung misal : Asam
puyer, bintang tujuh puyer, cap macan puyer,
dsb
c. Tablet/pil, contoh : Antalgin, Vit B, Papaverin,
dsb
d. Kapsul, contoh : Ampicilin, Tetracyclin,
Chloramphenicol, dsb
Fokus perhatian






Alergi terhadap obat,
kemampuan klien untuk menelan obat,
adanya muntah dan diare yang dapat
mengganggu absorbsi obat,
efek samping obat,
interaksi obat,
kebutuhan pembelajaran mengenai obat
yang diberikan.
Persiapan alat









Baki berisi obat-obatan atau kereta dorong obat
(bergantung pada sarana yang ada).
Kartu atau buku rencana pengobatan
Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat
Pemotong obat (jika diperlukan)
Martil dan lumping penggerus (jika diperlukan)
Gelas pengukur (jika diperlukan)
Gelas dan air minum.
Sedotan, sendok, pipet
Spuit sesuai dengan ukuran mulut anak-anak
Prosedur pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
Siapkan peralatan dan cuci tangan
Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral
(kemampuan menelan, mual atau muntah, adanya program
NPO/tahan makan dan minum, akan dilakukan pengisapan
lambung, tidak terdapat bunyi usus)
Periksa kembali order pengobatan (nama klien, nama dan
dosis obat, dan waktu dan cara pemberian), periksa tanggal
kadaluarsa obat, Jika ada keraguan pada order pengobatan
laporkan pada perawat berwenang atau dokter sesuai dengan
kebijakan masing-masing institusi.
Ambil obat sesuai dengan keperluan (baca order pengobatan
dan ambil obat di almari, rak atau lemari es sesuai yang
diperlukan).
Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah
obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa
mengontaminasi obat (gunakan teknik aseptic untuk menjaga
kebersihan obat)
Catatan

Pada waktu meyiapkan obat, bacalah etiket dari tiaptiap, paling sedikit 3 kali pada saat :







Mengambil obat dari lemari penyimpan
Membuka tutupnya
Meletakkan kembali ke dalam lemari
Jangan mengambil obat-obat yang kurang jelas
etiketnya.
Menuangkan obat-obat cairan, jangan pada sisi yang ada
etiketnya
Setiap setelah mengambil obat, tempat obat ditutup
kembali (betul-betul tertutup rapat).
Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat, harus
segera dilaporkan kepada yang bertanggung
jawab/dokter.
Tablet atau Kapsul
1.
Tuangkan tablet atau kapsul dengan
takaran sesuai dengan kebutuhan ke
dalam mangkuk sekali pakai tanpa
menyentuh obat.
2. Gunakan alat pemotong tablet (jika perlu)
untuk membagi obat sesuai
dengan dosis
yang di perlukan. Buang bagian tablet yang
tidak digunakan
atau sesuai dengan
kebijakan institusi masig-masing.
3. Jika klien mengalami kesulitan untuk menelan,
gerus obat menjadi bubuk dengan
menggunakan martil dan lumpang penggerus.
Setelah itu campurkan dengan menggunakan
air atau makanan. Cek dengan bagian farmasi
sebelum menggerus obat. Beberapa obat tidak
boleh digerus karena dapat mempengaruhi
daya kerjanya.
Obat dalam bentuk cair


Putar/bolak-balik obat agar tercampur rata
sebelum dituangkan. Buang obat jika telah
berubah warna atau menjadi lebih keruh.
Buka penutup botol dan letakkan menghadap
keatas. Menghindari kontaminasi pada tutup
botol bagian dalam.

Pegang botol obat sehingga sisi labelnya akan
berada pada telapak tangan anda kemudian
tuangkan obat jauh dari label. Mencegah label
menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat
sehingga label tidak dapat dibaca dengan tepat.
Gambar
Menuangkan obat cair dari dalam botol; B. Dasar dari
meniscus sebagai petunjuk obat. (Kozier, B. 2000.
Fundamental of Nursing)


Tuangkan obat dengan takaran sesuai dengan kebutuhan ke dalam
mangkuk obat berskala.
Sebelum menutup botol, usap bagian pinggir botol dengan kertas
tisu. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat
yang mengering pada tutup botol.





Jika jumlah obat yang diberikan hanya sedikit (kurang dari 5 ml),
gunakan spuit steril tanpa jarum untuk mengambilnya dari botol.
Berikan obat pada waktu dan dengan cara yang benar :
 Identifikasi klien dengan tepat
 Jelaskan tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang dapat
dipahami oleh klien. Atur pada posisi duduk, jika tidak
memungkinkan. Atur posisi lateral
Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah
aspirasi.
Kaji tanda-tanda vital jika diperlukan (pada obat-obat tertentu) :
 Ukur nadi sebelum pemberian digitalis, ukur tensi sebelum
pemberian obat penurun tensi, ukur frekuensi pernafasan
sebelum pemberian narkotik.
 Jika hasilnya diatas atau dibawah normal, laporkan kepada
dokter yang bersangkutan.
Beri klien air yang cukup untuk menelan obat. Jika sulit menelan,
anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang kemudian
anjurkan minum. Stimulasi lidah bagian belakang akan
menimbulkan refleks menelan.






Jika rasa obat tidak enak, minta klien untuk mengisap
beberapa butir es batu sebelum meminum obat atau
berikan obat dengan dicampur jus apel, pisang atau air
gula.
Jika klien mengatakan obat yang anda berikan berbeda
dengan obat yang diberikan pada hari-hari sebelumnya,
obat jangan anda berikan dulu sebelum anda mengecek
ulang pada buku catatan obat.
Tetap bersama klien sampai obat ditelan habis.
Catat obat yang telah diberikan, meliputi nama dan dosis
obat, setiap keluhan dan tanda tangan anda. Jika obat
tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas
alasannya dan tindakan perawat yang sudah dilakukan
sesuai dengan ketentuan institusi.
Kembalikan peralatan yang dipakai secara tepat dan
benar. Buang alat-alat sekali pakai kemudian cuci
tangan.
Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien
(biasanya 30 menit setelah pemberian obat)
Pemberian obat kepada bayi
dan anak-anak


Pilih sarana yang tepat untuk mengukur dan
memberikan obat kepada bayi dan anak-anak.
(mangkuk plastik sekali pakai, pipet tetes,
sendok, spuit plastik tanpa jarum atau spuit
tuberculin).
Cairkan obat oral dengan sedikit air. Agar mudah
ditelan. Jika menggunakan air yang banyak,
anak mungkin akan menolak untuk meminum
seluruh obat yang diberikan dan meminum
hanya sebagian.



Gerus obat yang berbentuk padat/tablet dan
campurkan dengan zat lain yang dapat
mengubah rasa pahit, misalnya madu, pemanas
buatan.
Posisikan bayi setengah duduk dan berikan obat
pelan-pelan. Mencegah aspirasi
Jika menggunakan spuit, letakkan spuit
sepanjang sisi lidah bayi. Posisi ini mencegah
gagging (refleks muntah) dan pengeluaran
kembali obat yang diberikan.

Dapatkan informasi yang bermanfaat dari orang
tua asuh anak bagaimana memberikan obat
yang paling baik pada anak yang bersangkutan.

Jika anak tidak kooperatif selama pemberian
obat, lakukan langkah-langkah sebagai berikut :





Letakkan anak di pangkuan anda dengan tangan
kanan dibelakang tubuh anda.
Pegang erat tangan kiri anak dengan tangan kiri anda
Amankan kepala anak dengan lengan kiri dan tubuh
anda
Setelah obat di minum. Ikuti dengan
memberikan minum air atau minuman lain yang
dapat menghilangkan rasa obat yang tersisa.
Lakukan hygiene oral setelah anak-anak minum
obat disertai pemanas. Pemanis yang tersisa di
mulut dapat menyebabkan anak beresiko tinggi
mengalami karies dentis.
Pemberian Obat Secara
Sublingual


Pengertian
Pemberian obat dengan cara meletakkannya di
lidah sampai habis diabsorsi ke dalam pembuluh
darah.
Tujuan



Memperoleh efek lokal dan sistemik
Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat
dibandingkan secara oral
Menghindari kerusakan obat oleh hepar
Prosedur pelaksanaan

Secara umum persiapan dan langkah-langkahnya sama
dengan pemberian obat secara oral. Hal yang perlu
diperhatikan adalah klien perlu diberi penjelasan untuk
meletakkan obat dibawah lidah, obat tidak boleh ditelan
dan dibiarkan berada di bawah lidah sampai habis di
absorbsi seluruhnya.
Gambar 12.4 Pemberian obat secara sublingual. (Kozier, B. 2000.
Fundamental of Nursing)
Catatan :

Obat yang biasa diberikan secara
sublingual adalah nitrogliserin. Suatu obat
vasidolator yang digunakan pada penyakit
jantung angina pectoris.
Pemberian Obat Secara bukal

Pengertian


Pemberian obat dengan cara meletakkannya
di antara gusi dengan membrane mukosa pipi.
Tujuan



Memperoleh efek lokal dan sistemik
Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat
dibandingkan secara oral
Menghindari kerusakan obat oleh hepar
Prosedur pelaksanaan

Secara umum persiapan dan langkah-langkahnya sama
dengan pemberian obat secara oral. Hal yang perlu
diperhatikan adalah klien perlu diberi penjelasan untuk
meletakkan di antara gusi dan membrane mukosa pipi
sampai habis di absorbsi seluruhnya.
Gambar 12.5 Pemberian obat secara bukal
(Kozier, B. 2000. Fundamental of Nursing)