AsKep Klien dengan Gangguan Suhu Tubuh II

Download Report

Transcript AsKep Klien dengan Gangguan Suhu Tubuh II

AsKep Klien dengan Gangguan
Suhu Tubuh
Arina Qona’ah
Konsep Suhu Tubuh
• Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah
panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan
jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar
0
0
• Suhu tubuh normal = 36 -37,5 C
Pengaturan Suhu Tubuh
 Pusat pengaturan suhu (hipotalamus)  umpan
balik.
 Reseptor suhu dihipotalamus, reseptor suhu dikulit
dan beberapa jaringan khusus dari tubuh.
 Kulit dibantu oleh reseptor dingin dan panas 
dimana dingin 10 x > banyak daripada panas 
sehingga deteksi suhu dibagian perifer terutama
untuk sejuk dan dingin
Regulasi Suhu Tubuh
Pengeluaran Panas
1.Radiasi → pengeluaran
panas dalam bentuk infra
merah
2.Konduksi → akibat kontak
dengan suatu benda
3.Konveksi → akibat gerakan
udara
4.Evaporasi → penguapan
dari tubuh
Faktor yang Mempengaruhi Suhu
Tubuh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Usia → rentan pada bayi dan lansia
Olahraga → suhu ↑ pada aktivitas berat
Kadar hormon → siklus menstruasi
Irama sirkardian
Stress → suhu
Lingkungan
GANGGUAN SUHU TUBUH
Demam
• Definisi : suatu keadaan peningkatan suhu
inti, yang sering (tetapi tidak seharusnya)
merupakan bagian dari respons pertahanan
organisme multiselular (host) terhadap invasi
mikroorganisme atau benda mati yang
patogenik atau dianggap asing oleh host.
Etiologi Demam
• Kelainan di batang otak
• Pirogen (protein, toksin bakteri)
Hipertermia
• Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan
pengeluaran panas atau menurunkan
produksi panas
• Dapat disebabkan oleh penyakit atau trauma
pada hipotalamus
• Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan
tidak dapat mengontrol produksi panas
Hipotermia
• Pengeluaran panas akibat paparan terus
menerus terhadap dingin mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas
• Gejala  gemetar yang tidak terkontrol, hilang
ingatan, depresi dan tidak mampu menilai
(suhu 35oC), frekuensi jantung, pernapasan dan
o
tekanan darah turun (suhu dibawah 34,4 C),
jika terus berlangsung  kulit menjadi sianotik
Heatstroke
• Pajanan yang lama terhadap sinar matahari
atau lingkungan dengan suhu tinggi yang
dapat mempengaruhi mekanisme
pengaluaran panas
• Tanda dan gejala  gamang, konfusi,
delirium, sangat haus, mual, kram otot,
gangguan visual, dan bahkan inkontinensia,
kulit hangat dan kering (tanda paling penting)
Frosbite
• terjadi bila tubuh terpapar pada suhu
dibawah normal
• Mengakibatkan kerusakan sirkulasi dan
jaringan secara permanen
• Sering terjadi di  lobus telinga, ujung
hidung, jari, dan jari kaki, daerah yang cedera
berwarna putih berlilin, dan keras jika
disentuh
ASKEP KLIEN DENGAN
GANGGUAN SUHU TUBUH
HIPERTERMIA
• Kriteria mayor  suhu tubuh lebih tinggi dari
37,80C per oral atau 38,80C per rektal, kulit
hangat, takikardi
• Faktor yang berhubungan dehidrasi ,
penyakit atau trauma, ketidakmampuan atau
menurunnya kemampuan untuk berkeringat,
pakaian yang tidak layak, kecepatan
metabolisme meningkat,
pengobatan/anesthesia, terpajan pada
lingkungan yang panas (jangka panjang)
Intervensi Hipertermia
1. Ajarkan kepada keluarga cara mengukur suhu
2. Pantau hidrasi (misalnya, turgor, kulit, kelembapan
membran mukosa)
3. Pantau tekanan darah, nadi dan pernapasan,
4. Pantau suhu minimal setiap 2 jam
5. Pantau warna dan suhu kulit
6. Gunakan matras dingin dan mandi air hangat
7. Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien
hanya dengan selembar pakaian
Intervensi Hipertermia
8. Gunakan waslap dingin (atau kantong es yang dibalut
dengan pakaian) pada aksila, kening, leher dan
lipatan paha
9. Anjurkan asupan cairan oral yang adekuat (>2000
ml/hari kecuali terdapat kontraindikasi penyakit
jantung atau ginjal)
10. Pantau asupan dan haluaran cairan
11. Gunakan kipas yang berputar di ruangan pasien
12. Gunakan selimut pendingin
13. Kolaborasi : pemberian obat antipiretik
HIPOTERMIA
• Kriteria mayor  penurunan suhu dibawah 35,50C per
rektal, kulit dingin, pucat (sedang), menggigil (ringan)
• Faktor yang berhubungan  Penuaan, mengkonsumsi
alkohol, kerusakan hipotalamus, penurunan kecepatan
metabolisme basal, penyakit atau trauma,
ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk
menggigil tidak aktif, pakaian yang tidak adekuat,
obat-obatan yang menyebabkan vasodilatasi, terpajan
lingkungan yang dingin atau kedinginan (dalam waktu
lama)
Intervensi Hipotermia
1. Pantau tanda-tanda vital terutama suhu
2. Kaji gejala hipotermia misalnya perubahan warna
kulit, menggigil, kelelahan, kelemahan, apatis, dan
bicara yg berguman
3. Berikan pakaian yang hangat, kering, selimut
penghangat, alat-alat pemanas mekanis, suhu
ruangan yang disesuaikan, botol dengan air hangat,
berendam air hangat, dan minum air hangat, sesuai
toleransi.
4. Jangan berikan obat intramuskular atau subkutan
untuk pasien hipotermia
Ketidakefektifan Termoregulasi
• Kriteria mayor  Kuku sianosis, kulit dingin,
fluktuasi suhu tubuh diatas atau dibawah
rentang normal
• Faktor yang berhubungan  Penuaan,
fluktuasi suhu lingkungan, imaturitas, trauma
atau penyakit
• Intervensi  Disesuaikan dengan kondisi
pasien (hipotermia atau hipotermia
INTERVENSI KEPERAWATAN UNTUK
GANGGUAN SUHU TUBUH
Kompres Panas
• Definisi  memberikan rasa hangat (suhu
40-46oC) pada klien dengan menggunakan
cairan atau alat yang menimbulkan rasa
hangat pada bagian tubuh tertentu yang
memerlukannya
• Tujuan  memperlancar sirkulasi darah,
mengurangi rasa sakit , merangsang
peristaltik, memperlancar pengeluaran getah
radang (eksudat)
Indikasi Kompres Panas
1. Klien dengan perut kembung
2. Klien yang kedinginan, bisa dikarenakan
iklim, narkose, atau hipotermi.
3. Klien yang mengalami radang, seperti
radang persendian
4. Klien dengan kekejangan otot.
5. Klien yg mengalami inflamasi (bengkak)
akibat suntik.
6. Klien yang mengalami abses atau hematoma
Jenis Kompres Panas
1. Kompres panas basah  biasanya dilakukan
untuk mengompres luka
2. Kompres panas kering
Prosedur Kompres Panas Basah
Persiapan alat :
• Kom bertutup steril berisi cairan hangat sesuai
kebutuhan (40-460C)
• Bak steril berisi pinset 2 buah, kasa beberapa potong
• Perban, kassa dan kain segitiga
• Plester dan gunting plester
• Pengalas atau perlak
• Sarung tangan steril
• Bengkok 2 buah (1 kosong dan lainnya berisi cairan lysol)
• 2 buah pinset anatomis
Prosedur Kerja Kompres Panas Basah
1. Berikan penjelasan kepada klien tentang prosedur
yang akan dilakukan
2. Bawa alat ke dekat klien
3. Posisikan klien dengan nyaman
4. Bebaskan area yang akan dikompres
5. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
6. Pasang pengalas atau perlak dibawah area yang akan
diberikan kompres
7. Buka balutan perban (jika perban) dan buang bekas
balutan ke dalam bengkok kosong
8. Ambil beberapa potong kassa dengan pinset dari baki
steril dan masukkan ke dalam kom berisi cairan
hangat untuk mengompres
9. Ambil dengan pinset lainnya untuk memegang atau
memeras kasa kompres hangat dan kom kompres
hangat agar kasa tidak terlalu basah tetapi harus
lembab
10.Selanjutnya ambil kasa dengan cara diregangkan atau
dibentangkan dan letakkan di atas area yang akan
dikompres
11.Perhatikan respon klien , adakah rasa tidak nyaman
dalam beberapa detik setelah rasa hangat menempel
kulit, angkat tepi kasa untuk melihat apakah terdapat
kemerahan pada kulit yang dikompres
12. Perhatikan respon klien, angkat tepi kasa untuk
melihat apakah terdapat kemerahan pada kulit yang
dikompres atau tidak
13. Jika klien menoleransi kompres hangat tersebut,
tutup kasa kompres hangat basa pada area yang
memerlukan kompres, lalu lapisi dengan kasa kering
selanjutnya balut dengan kasa atau kain serta fiksasi
dengan plester atau ikat
14. Lakukan perasat ini selama ± 15-30 menit atau sesuai
program terapi dang anti balutan kompres hangat
setiap ± 5 menit sekali
15. Atur posisi klien kembali seperti semula
16. Rapikan dan bersihkan alat-alat untuk dapat
dipergunakan kembali
Prosedur Kompres Panas Kering
• Persiapan alat  Buli-buli panas dengan
sarungnya , termos , air panas , tisu, sarung
tangan bersih, thermometer air dan kain
besar secukupnya (jika diperlukan)
Prosedur Kerja Kompres Panas Kering
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Berikan penjelasan kepada klien
Dekatkan alat-alat pada klien
Jaga privasi klien dan berikan posisi yg nyaman
Bebaskan area yang akan dikompres
Cuci tangan dan pasang sarung tangan
Pasang pengalas di bawah area yang akan di kompres
Periksa buli-buli dari kebocoran dengan cara berikut :
 Membalikkan mulut/tempat memasukkan air kemudian
lihat apakah terjadi kebocoran/tidak
 Dengan meremas dan melihat apakah ada kaluarnya udara
bersamaan dengan tetesan air atau tidak
8. Uji buli-buli panas terlebih dahulu dg cara mengisi
terlebih dahulu air panas dan mengencangkan
sekrupnya (penutup) kemudian membalikan posisi
buli-buli panas berulang kali lalu dikosongkan kembali
0
9. Siapkan & ukur air panas yg akan diberikan (± 50-60 C)
10. Isi buli-buli panas kembali dengan air panas ± setengah
bagian, lalu keluarkan udara dengan cara berikut.
 Melatakkan atau meniduri buli-buli panas diatas meja atau
tempat yang datar
 Melipat bagian atas buli-buli sampai kelihatan permukaan air
di leher atau mulut buli-buli lalu menutup buli-buli dengan
benar dan rapat.
11. Periksa kembali apakah terjadi kebocoran, keringkan
dan masukkan ke dalam sarungnya.
12. Bawa buli-buli ke dekat klien dan letakkan
13. kaji secara teratur kondisi klien misalnya kemerahan,
ketidaknyamanan, kebocoran dan sebagainya.
14. Ganti buli-buli panas setelah 20 menit pemberian
15. Kembalikan klien pada posisinya yang nyaman
16. Buli-buli panas dikosongkan dan dikeringkan agar
dapat dipergunakan kembali
17. Buka sarung tangan dan cuci tangan
Kompres Dingin
• Tujuan  Menurunkan suhu tubuh, mencegah
peradangan meluas , mengurangi kongesti,
mengurangi perdarahan lokal, mengurangi rasa
sakit di daerah sekitar trauma atau memar dan
agar luka menjadi bersih
• Indikasi  Suhu tinggi, suhu rendah,
memar/gejala peradangan, muntah darah,
pasca tonsilektomi dan luka tertutup dan
terbuka
Kompres Dingin Basah Steril
• Persiapan alat  Baki, mangkuk tertutup
steril, cairan yang diperlukan (PK : betadin =
1:1000), kain steril, pinset anatomi 2 buah,
kain kasa, pembalut jika diperlukan, perlak
kecil, tirai jika perlu, sarung tangan bersih,
dan perlak/pengalas
• Persiapan klien  membebaskan area yang
akan dilakukan tindakan kompres
Prosedur Kerja Kompres Dingin Steril
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Berikan penjelasan kepada klien
Bawa alat-alat ke dekat klien
Jaga privasi klien
Bantu posisi klien yang nyaman dan tepat
Membebaskan area yang akan dilakukan tindakan
Cuci tangan dan pakai sarung tangan
Psg pengalas di bawah area yg akan diberikan
kompres
8. Kocok obat/cairan kompres jika terdapat endapan
9. Tuangkan cairan dalam mangkuk steril
10.Masukkan kasa ke dalam mangkuk cairan kompres
11. Peras kain kasa menggunakan 2 pinset
12. Bentangkan dan letakkan kasa di atas bagian yang
akan di kompres, lalu balut
13. Lakukan berulang-ulang kali jika masih diinginkan
atau dianjurkan
14. Rapikan klien dan atur posisinya kembali
15. Rapikan dan bersihkan alat-alat agar dapat
dipergunakan kembali
16. Buka sarung tangan dan cuci tangan
17. Dokumentasikan tindakan
Kompres Dingin Basah dengan Air
Biasa
• Tujuan  Mengurangi rasa sakit setempat,
me↓ suhu tubuh, mengurangi peradangan
setempat
• Lokasi  me↓ suhu tubuh (ketiak, lipatan
paha, dan dahi )
• Alat  Baki, waskom berisi air biasa/es,
perlak dan pengalas, sarung tangan steril,
waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu,
dan tirai jika diperlukan
Prosedur Kerja Kompres Dingin dg Es
1. Berikan penjelasan kepada klien
2. Bawa alat ke dekat klien
3. Jaga privasi klien
4. Bantu posisi klien yang nyaman dan tepat
5. Membebaskan area yang akan dilakukan tindakan
6. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
7. Pasang pengalas/perlak di bawah area yang akan
diberikan kompres
8. Masukkan kasa/kain sesuai yang dibutuhkan ke dalam
mangkuk air biasa atau air es, peras sampai kasa
lembap
9. Bentangkan kasa di ats bagian tubuh yg akn di kompres
10. Lakukan berulang kali jika masih diinginkan/dianjurkan
11. Ganti kain kasa yang sudah digunakan dengan kain kasa
yang sudah direndam dengan air biasa
12. Berikan sampai suhu tubuh menurun
13. Rapikan klien & atur posisi klien kembali pd posisi nyaman
14. Rapikan dan bersihkan alat-alat
15. Buka sarung tangan dan cuci tangan
16. Dokumentasikan tindakan
Kompres Dingin Kering
• Tujuan  Me↓ suhu tubuh, mengurangi rasa nyeri
/sakit akibat peradangan, mengurangi perdarahan,
misalnya pasca tonsilektomi, muntah/batuk darah,
atau perdarahan usus dan lambung
• Indikasi  Klien dengan suhu tubuh tinggi,
perdarahan hebat, kesakitan, seperti sakit kepala
hebat, pascabedah tonsil
• Persiapan alat  Kantong es dengan sarungnya,
waskom berisi potongan-potongan kecil es dan satu
sendok teh garam agar es tidak cepat mencair, air
dalam Waskom, perlak kecil dan alasnya, sarung
tangan, Lap kering/ tisu, Tirai (jika diperlukan)
Prosedur Kerja Kompres Dingin Kering
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Berikan penjelasan kepada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
Bawa alat ke dekat klien
Jaga privasi klien
Bantu posisi klien yang nyaman dan tepat
Membebaskan area yang akan dilakukan tindakan
Cuci tangan dan pasang sarung tangan
Pasang pengalas/perlak di bawah area yang akan diberikan kompres
Masukkan potongan es dalam waskom air agar bagian sisinya tidak tajam
Isi kantong es dengan potongan es sebanyak ½ bagian
Keluarkan udara dari kantong es dengan melipat bagian yang kosong, lalu tutup
rapat
11. Periksa kantong es apakah bocor atau tidak dengan cara :
 Membalikkan mulut atau tempat memasukkan air, kemudian lihat apakah
terjadi kebocoran/tidak (kalau bocor air akan keluar dari penutupnya)
 Dengan meremas, kemudian lihat apakah terdapat udara yang keluar
bersamaan dengan tetesan air.
12.Selanjutnya keringkan kantong es dengan lap atau tisu tebal dan
masukkan ke dalam sarungnya
13.Bentangkan dan letakkan kasa diatas bagian tubuh yang akan di
kompres
14.Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa dan suhu
tubuh.
15.Angkat kantong es jika sudah selesai digunakan
16.Berikan kompres sampai suhu tubuh turun atau sesuaikan dengan
kondisi klien
17.Rapikan klien kembali dan atur posisi yang nyaman
18.Rapikan dan bersihkan alat-alat untuk dapat dipergunakan kembali
(keringkan kantong es agar tidak lengket)
19.Buka sarung tangan dan cuci tangan
20.Dokumentasikan tindakan