Water hyacinth control using Grass carp (Ctenopharyngodon idella

Download Report

Transcript Water hyacinth control using Grass carp (Ctenopharyngodon idella

PENANGANAN ECENG GONDOK DENGAN
MENGGUNAKAN IKAN KOAN (Grass Carp)
Dr. Tri Widiyanto, Msi
Kepala Pusat Penelitian Limnologi-LIPI
PENDAHULUAN : EUTROFIKASI
• Welch 1992, Ryding dan Rast 1989:
– Perairan lebih produktif dengan biomassa melimpah
karena input nutrien, sedimentasi, kedalaman danau
berkurang
– Persaingan gulma air dan alga
– Berkurangnya kegunaan potensial memicu proses
reklamasi
– cultural eutrophication: dipercepat oleh aktifitas manusia
•2
KONDISI LIMNOLOGIS DANAU KERINCI
TIM:
DEDE IRVING H, KOMAR SUMANTADINATA,
AWALINA, DAN YUSTIAWATI
Danau Kerinci
Danau
Luas
Kedalaman maksimal
Lokasi
Daerah tangkapan air
Morfometri
Daya simpan air
Out let
: Tektovulkanik
: 4.200 Ha
: 110 m
: Prop.Jambi
: 1.000 Km2
: dasar relatif datar
: 0,8 tahun (cukup pendek)
Pembuangan air cukup cepat
: Batang Merangin
KONDISI KIMIA KUALITAS AIR
pH.
Konduktivitas
Oksigen terlarut
Suhu
CO2 bebas
Nitrat
Amonium
Total Nitrogen
Ortho Phospat
Phosphat total
BOD
COD
Turbiditas
: 6,5 – 8,5
: 0,068 – 0,145 (mS/cm)
: 6 – 14 (mg/L)
: 22 – 27 (oC)
: 0,9 – 6,0 (mg/L)
: 0,1 – 0,4 (mg/L)
: 0,1 – 0,4 (mg/L)
: 0,7 – 1,7 (mg/L)
: 0,01 – 0,8 (mg/L)
: 0,06 – 1,9 (mg/L)
: 1,7 – 30,1 (mg/L)
: 12,2 – 37,6 (mg/L)
: 1,9 – 12,4 (NTU)
KONDISI BIOLOGIS (TANAMAN AIR) 49 jenis
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Sibayung kecubung,
Kiambang,
Keladi,
Enceng gondok,
Bakung,
Pungai/Ganggang,
Benta/Jukut lamet,
Genjer,
Putri malu,
Rasau,
Kremah duduk,
Pungai,
Paku lahat,
Dadap,
Waru,
Kangkung,
Gulma itik,
Harendong,
Pungai,
Tubu ikan Rumput ikan dll
JENIS IKAN (27 species)
Semah,
Mas,
Kapras,
Kulari,
Barau,
Puyu,
Barau,
Tawes, dll
Muju,
Ruan,
Nila,
Seluang,
Madik,
Koan,
Baung,
GEJALA PERUBAHAN
• Adanya Mimosa sp.
• Penutupan oleh Eceng gondok hingga 60-80 % (1995)
• Penurunan produksi perikanan: 780 tons (1960) menjadi 440
tons (1994)
• Perubahan komposisi ikhtiofauna
• Kegagalan proses pembasmian eceng gondok (Whitten et.al.
1987)
•7
PEMILIHAN PROGRAM YANG RASIONAL
• Pengendalian input nutrien (N & P) (Hartoto &
Sumantadinata, 1999)
• Program pengendalian biomassa eceng gondok
– Biomanipulasi dengan ikan koan (program
penyelesaian masalah jangka pendek)
•8
IKAN KOAN
• Berhasil mengendalikan makrofita akuatik (Mitchell et.al 1994)
: Eleocharis sphacellata & Eigeria densa
• Tak ada perubahan DO, suhu, & ketinggian air
• Dapat mengkonsumsi: makrofita akuatik (Hydrilla verticillata,
Salvinia molesta, dan eceng gondok
• Konsumsi : mencapai 100-300 % bobot badannya per hari
(NAS 1976, Nurdjana 1976)
• Perubahan pertumbuhan plankton dan detritus dapat
dikendalikan dengan multi species restocking : Helostoma
temmincki, cyprinus carpio, and Tilapia
•9
TUJUAN BIOMANIPULASI
• Jangka pendek
• 1.meng evaluasi keberhasilan pengendalian
eceng gondok di danau Kerinci menggunakan ikan
koan
• 2. membandingkan kondisi fisika-kimia perairan
sebelum dan sesudah pelaksanaan biomanipulasi
• Jangka panjang
• Mengembangkan data base program
biomanipulasi menggunakan ikan di indonesia
•10
METODA BIOMANIPULASI
• Program awal dilakukan thn 1995 : Kolaborasi Pem Kab
Kerinci dan Dinas Perikanan propinsi Jambi
• Perancang: Puslit Limnologi-LIPI & fakultas perikanan
dan ilmu kelautan IPB
PROGRAM BIOMANIPULASI
• Terdiri atas
• multiple restocking benih ikan koan pada
beberapa areal danau selama 4 thn berturutturut
• pada tahun kedua dan seterusnya : benih
secara lokal dibiakkan dan dipelihara di pusat
pembenihan Semurup (ibu kota Kab. Kerinci)•11
METODA ANALISIS TERHADAP PERUBAHAN
KARAKTER LIMNOLOGIS
• Waktu pengamatan: Feb & July 1992, Dec 1993,
June 1995, January 1996, & Sept 1999
• Pengukuran langsung: suhu, pH, DO, Conductivity,
Turbidity, ORP
• Analisis laboratorium:
• COD, free CO2 , BOD, TN, TP, N-NO2
N-NO3,Hardness, Total Inorganic P, Ammonia-N,
Chlorophyll-a,Total Fe (Greenberg et.al 1995)
• Contoh air, stratifikasi (m) 0, 2, 6, 10, 20, 30, 40,
60, 80, 100 dan dasar danau
•12
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Permukaan danau bebas eceng gondok ditemukan
banyak eceng gondok yang mati di pinggiran danau
(1997)
• Tersisa hanya < 20 hektar areal yg tertutup eceng
gondok (1999)
•13
MEKANISME PENGENDALIAN DAN
STOCKING RATE (1)
• Control Mechanism: Hartoto & Sumantadinata (1999)
• Stocking rate di D. Kerinci = 305 kg ikan Koan per 3000
h.a atau 0.102 kg/ha
• Jauh lebih kecil dari Mitchell (1980) implementasi di 2
danau kecil New Zealand (14 -218 kg/ha)
– Stocking ikan Koan 14 to 218 kg/ha utk
menghilangkan : Eleocharis spacelata, Potamogeton
ochreatus, Egeria densa & Nitella
•14
MEKANISME PENGENDALIAN & STOCKING
RATE (2)
• Dalam 4-6 tahun bobot individual lebih dari 2 kg.
• Bonar (1993) dalam study di danau Amerika = ikan
koan triploid 63.74 kg/h
• Implementasinya di D. Kerinci : Suhu yang lebih tinggi
mempercepat laju makan terhadap eceng gondok
• Potensi pengendalian di daerah tropis lebih besar
meskipun individu ikan lebih kecil
•15
IKAN KOAN DAPAT TUMBUH KE UKURAN
YANG LEBIH BESAR DI DANAU KERINCI
• Tertangkap di D. Kerinci tahun 1998: bobot 12 kg
• Rerata pertumbuhan 2 kg /individual setelah 2
tahun
• Protein dalam Eichhornia crassipes ± 18 %
(Boyd, 1990)
• Ikan Koan dapat secara efektif menggunakan
nutrien dalam eceng gondok
•16
PERUBAHAN KONDISI LIMNOLOGIS
• pH, conductivity, dan karbondioksida bebas berubah secara
signifikan pada setiap periode sampling
• pH cenderung menurun seiring waktu
• pH terendah (6.57) teramati setelah biomanipulasi
• Karbondiokasida bebas dan konduktifitas cenderung meningkat
setelah biomanipulasi
• Chlorophyll-a yang meningkat ( phytoplankton biomass yang juga
meningkat), ketersediaan sumber pakan yang juga meningkat
untuk ikan Nila
•17
PERUBAHAN KONDISI LIMNOLOGIS (2)
• Tidak ada perubahan signifikan : N-Ammonia, dan Total P
• Perairan cenderung lebih aerobik
BOD cenderung menurun, COD cenderung meningkat
• N-Nitrate dan N-Nitrite cenderung meningkat
• N-Ammonia tetap dalam level aman dan tak ada perubahan
•18
PERUBAHAN KONDISI LIMNOLOGIS (3):
• N-Nitrite tetap di bawah level yang membahayakan
kehidupan ikan
• TN & TP relatif tidak berubah tapi cenderung
menurun
• Perubahan dari N limiting system menjadi P
limiting system (bila merujuk pada Ryding & Rast
,1989)
• Biomanipulation mampu merubah dari kondisi
hyper-eutrophic menjadi oligotrophic
•19
KESIMPULAN
• Multiple restocking adalah faktor terpenting
untuk kesuksesan biomanipulasi yang
menggunakan ikan Koan
• Kegagalan biomanipulasi di Indonesia di masa
lalu disebabkan oleh tidak cukupnya
ketersediaan benih dan rendahnya frekuensi
restocking
• Kondisi Limnologi secara umum cenderung
membaik setelah biomanipulasi
•20