Psik. Perkemb. Shomad

Download Report

Transcript Psik. Perkemb. Shomad

HANDOUT
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
PRODI
BOBOT
KODE
SEMESTER
TA.
:
:
:
:
:
PAI
2 SKS
PAI-218-1-2
III (TIGA)
2008/2009
FAKULTAS TARBIYAH
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
TAHUN 2008
I. 1. Pengertian
a.
b.
Psikologi Perkembangan merupakan
cabang dari disiplin Psikologi yang
mempelajari proses perubahan tingkah laku
dan kemampuan sepanjang rentang usia
kehidupan dari mulai masa konsepsi sampai
mati. Studi psikologi perkembangan meliputi
dua tujuan :
Memberi gambaran tentang tingkah laku
anak
Mengidentifikasi faktor penyebab dan proses
yang melahirkan perubahan perilaku dari
satu fase ke fase berikutnya
2. Pertumbuhan dan
Perkembangan
a. Pertumbuhan : menunjuk pada perubahan ukuranukuran badan dan fungsi-fungsi fisik
b. Pertumbuhan : menunjuk pada perubahan ukuranukuran badan dan fungsi-fungsi fisik
c. Perkembangan : menunjuk pada perubahan yang
dapat mencerminkan sifat-sifat mengenai gejalagejala psikologis yang kelihatan
3. Kegunaan Studi Psikologi
Perkembangan
a.
b.
Memperoleh pengetahuan perihal
pertumbuhan dan perkembangan tentang
sifat-sifat yang khas pada individu manusia
sesuai dengan rentang usia yang dilalui
dalam hidupnya
Memberi kontribusi bagi pengembangan
teori-teori dan praktek pendidikan sehingga
dapat memberi layanan dan bantuan bagi
anak didik
II. Teori-teori Perkembangan
a. Fitrah
Dikembangkan oleh Al Ghazaly dari hadits :
“Kullu mauludin yuladu alal fithrah”. Fithrah
adalah tabiat kebajikan yang diberikan Al
Khalik, tergantung lingkungan sosial terutama
orang tua. Al Ghazaly mengakui perbedaan
individual. Oleh karena itu tidak ada resep
pendidikan yang sama untuk setiap anak.
Pendidik harus mempunyai kebijaksanaan
b. Nativisme : Tokoh, Schopenhauer
Perkembangan ditentukan oleh
pembawaan. Faktor eksternal
(termasuk pendidikan) tidak berdaya
mengubah pembawaan (negatif).
Aliran ini disebut negativisme atau
paedagogis pessimisme
c. Empirisme : Tokoh, John Locke
Lingkungan, dapat menentukan perkembangan
anak. Karena lingkungan memberi pengalaman
(empiris), maka disebut : empirisme –
termasuk pendidikan (eksternal). Teorinya
yang terkenal : Tabula rasa. Karena lingkungan
sangat berkuasa mempengaruhi
perkembangan, aliran ini disebut sosiologisme,
karena pengaruhnya positif dalam
pengembangan, maka disebut : positivisme
juga optimisme.
d. Konvergensi : Tokoh, William Stern
Converge, artinya bertemu, berjumpa.
Tiap individu mempunyai
bakat/pembawaan, tetapi berupa
potensi atau kemungkinan. Tidak akan
berguna apabila tidak mendapat
stimulus dari lingkungan (eksternal).
Jadi faktor endogeen dan exogeen,
mempengaruhi perkembangan
e. Teori Interaksi
Manusia dan lingkungan hidup (sosial,
alam, fisik, budaya) sementara
berinteraksi. Lingkungan memberi
stimulus, manusia mereaksi lalu timbul
tindakan (perubahan perilaku) yang
beraneka rupa. Sebaliknya manusia
membuat perlakuan tertentu pada
lingkungan. Beda manusia dengan
hewan. Manusia hidup terhadap
lingkungan. Hewan hidup di dalam
lingkungan. Interaksi dengan keluarga
(family) menimbulkan kasih sayang.
Dengan warga sosial menimbulkan
kemanusiaan. Dengan alam timbul iptek
dan dengan keseluruhan timbulkan
kebudayaan
III. Hukum-hukum Perkembangan
1. Hukum Masa Peka
Dalam perkembangan, ada saat tertentu di luar
kemauan dan kontrol seorang anak, suatu fungsi dari
fungsi-fungsi lain mengalami kematangan
(maturation). Hal tersebut di kenal dengan : masa
peka. Misalnya fungsi panca indera, bicara, berjalan,
perasaan maupun pikiran. Semua fungsi yang dilatih
dalam keadaan normal dan di dukung oleh masa
kematangan/masa peka, akan menunjukkan prestasi
perkembangan yang maksimum. Akan tetapi apabila
kematangan/ kepekaan mendapat rintangan, bisa
berakibat kemunduran. Montessori : Hanya sekali saja
terjadi masa peka untuk tiga fungsi seumur hidup.
Montessori memanfaatkan dalam lembaga “casa de
bambini”
2. Hukum Rekapitulasi
Prof. Stanley Hall jan juga Hackel :
Ontogenese adalah rekapitulasi dari
phylogenese (Perkembangan suatu
makhluk, merupakan ulangan dari
perkembangan seluruh jenisnya. Stanley
Hall menerapkan dalam pendidikan :
a.
b.
c.
d.
e.
Masa kebudayaan berburu : anak-anak sekitar
usia 8 tahun gemar menangkap misalnya : ikan
dan permainan memanah/mengenai sesuatu
Masa kebudayaan menggembala dan beternak :
anak-anak sekitar usia 10 tahun, gemar
memelihara binatang
Masa kebudayaan cocok tanam: anak-anak
sekitar usia 12 tahun gemar menanam
tanaman/berkebun
Masa kebudayaan dagang/barter : anak-anak
sekitar usia 14 tahun gemar bertukar barang
milik
Masa kebudayaan industri : anak-anak sekitar
usia 15 tahun ke atas asik dengan pekerjaan
ketrampilan
3. Hukum Masa Menentang
Dalam perkembangan individu anak manusia,
ada saat tertentu perkembangan itu
mengalami keguncangan. Dikenal dengan
sebutan : Trotzalter (keras kepala) atau masa
menentang. Anak sedang dalam fase
menemukan AKU nya (dirinya sendiri).
Egonya, kemampuan dan harga diri
a.
b.
Trotz periode pertama : mulai ± usia 3 tahun
sifat-sifat : menetang, berkepala batu,
mogok, rasa marah tapi juga berduka hati –
berlangsung beberapa bulan
Trotz periode kedua : mulai ± 12 dan 13
tahun. Sifat-sifat seperti pada Trotz periode
pertama, berlangsung sampai dengan usia ±
17 tahun
Gejala tersebut timbul tanpa sebab musabab
dari luar. Disebut juga dengan masa
pancaroba, Egosentrisme
IV. 1. Prinsip-prinsip Perkembangan
Bahwa perkembangan itu, mempunyai kecenderungan :
a. Cepalo caudal dan proximal/distal
1). Berkembang dari kepala ke kaki. Bayi dan kanakkanak terkesan kepalanya besar – tangan tidak
bisa menjangkau telinga, melalui kepala. Kurang
Proporsional – lama-lama perkembangan
(pertumbuhan) hingga kaki dan proporsional.
Proximal distal : berkembang dari pusat ke
pinggiran. Paru-paru digantung lebih dulu –
seterusnya pada fungsi-fungsi tubuh yang lain
2). Al Qur’an, S. Al Insyqaq (84 : 19) Artinya :
“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi
tingkat dalam kehidupan”
Al Qur’an, S. Ar-Rum (30 : 54) Artinya : “Allah,
Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan
lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah
keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah
(kembali) dan beruban …. “
b. Individualita dan Perbedaan Individu
Ciri-ciri dan tingkah laku karakteristik
individual terlihat sejak bayi-bayi dilahirkan.
Ada yang lebih aktif, lebih mobile, lebih lincah,
lebih aktif, lebih cepat lapar (bayi nabi Musa –
ketika ditimang Fir’aun, tangannya mampu
menarik jenggot Fir’aun, hingga banyak helai
tercabut – menjadikan Fir’aun marah besar).
Ada yang mudah terkejut, ada yang tenang.
Perbedaan tersebut merupakan pribadi-pribadi
yang unik terus berkembang dan bertahan.
2. Implikasi dalam Pendidikan
Masing-masing individu dibentuk dalam rahim
ibunda oleh Allah dengan cara dan bentuk yang
unik. Individu memiliki perbedaan dalam segala
kecenderungan fisio psikologis mereka. Bahkan
guratan ibu jari manusia tak ada yang sama.
Pendidikan : selain memberi bimbingan dan
pelayanan secara umum – tetapi harus
memperhatikan keunikan individu anak didik.
Periksa : QS. Al Isran (17 : 84), Al Baqarah (2 :
286), QS Ali Imron
(3 : 36)
V. Proses Perkembangan
1. Menurut Al Qur’an
Setidak-tidaknya 10 abad sebelum Wolf (1839) penemu proses
pembentukan embrio manusia, sarjana ahli tafsir Al Qur’an
(zaman Abbasiyah) telah meneliti AQ. S. Al Mukminun (23 : 12
s/d 16). Artinya, antara lain : “Dan sungguh Kami telah
menciptakan manusia dari Saripati (berasal) dari tanah (12) –
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim) (13) – kemudian air mani (muftah)
itu Kami jadikan sesuatu yang melekat (alaqah). Alaqah itu kami
jadikan segumpal daging (mudghah) dan mudghah itu Kami
jadikan tulang belulang (idhoman). Idhoman itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang
(berbentuk) lain. Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik
(14)”.
AQ. S. Az-Zumar (39:6). “…..Dia menjadikan kamu dalam perut
ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan…..” Menurut
Muh. Ali Albar : 1. Dinding Abdomen, 2. Dindingnya rahim, 3.
Kantung pembungkus fetus
2. Menurut Hadits
a. Dari Abi Abd. Rahman Abdillah Ibn Mas’ud ra.a. berkata :
Rasulullah mengatakan kepada kami, kejadiannya
sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan pada perut
ibumu selama 40 hari berupa tetes air mani (nuftah)
kemudian menjadi segumpal darah (alaqoh) dalam waktu
yang sama, kemudian menjadi segumpal daging (mudhghah)
juga dalam waktu yang sama. Sesudah itu malaikat diutus
untuk melakukan pencatatan 4 kalimat, yaitu : mencatat
rizkinya, usianya, amal perbuatannya, celaka atau
bahagianya (HR. Muslim)
b. Dari Ali RA berkata : Suatu hari Rasulullah SAW
berkata : Tiap-tiap diri telah diketahui tempatnya
di surga atau di neraka. Sahabat-sahabat
bertanya untuk apa kita bersama? Apakah lebih
baik kita berserah diri saja? Beliaumenjawab :
Tidak ! Beramallah kamu ! Karena masing-masing
terbentang untuk jalan kemana diarahkan, lalu
beliau membaca ayat yang maksudnya : Adapun
orang yang suka memberi, bertaqwa dan
mengerjakan kebaikan, maka akan terbentang
jalan dimukanya jalan kebahagiaan, adapun orang
yang kikir hanya mencari kekayaan dan berdusta,
akan terbentanglah baginya jalan kesukaran (HR.
Muslim)
3. Perkembangan menurut Psikologi
Perkembangan, merupakan proses diferensiasi.
Dari totatlitas, lambat laun bagian-bagiannya menjadi makin nyata dan jelas
dalam kerangka keseluruhan. Gerakan bayi : gerak totalitas – lambat laun
terdeferensiasi menjadi gerak tangan (memgang, melempar, memukul, menari).
Gerak kaki (melangkah, menyepak, memanjat, emanri). Tangis bayi (totalitas)
suara itu menjadi suara bicara, membentak, menyanyi, merintih dsb. Bayi lahir
telah memiliki gambaran total tentang dunia tetapi kabur dan samar-samar.
Lambat laun bagian-bagiannya menjadi jelas.
Diferensiasi juga melingkupi perasaan (senang, tidak senang, haru dsb.).
Kemauan maupun intelegensi. Perkembangan melalui peralihan fase-fase. Masa
kandungan bayi, kanak-kanak, anak, pubertas, dewasa, lansia. Perkembangan
individu dipengaruhi oleh masyarakat oleh masyarakat/lingkungannya, yang
menentukan dalam aktualisasi dan manifestasinya.
VI. Metode Study Psikologi Perkembangan
1.
2.
Metode Longitudinal : meneliti subyek dalam jangka
lama
Metode Transversal dan Cross Sectional
a.
Transversal : ditujukan sekelompok
subyek usia berurutan untuk peroleh
gambaran mengenai proses
perkembangan atau beberapa aspek
kepribadian seseorang
b.
Cross : Untuk membandingkan kelompok
– pada ststus sosial yang berbeda
3. Metode Lintas Budaya/Cross Cultural
Faktor Lingkungan atau kebudayaan sekitar,
menentukan dalam proses perkembangan.
Dilakukan para ahli antropologi budaya : Ruth
Benediet, misal : Pola-pola Kebudayaan 1934.
Margareth Mead – Pola Asuh dan Taruna Samoa
1955 : Kemasakan sexual dalam masa remaja,
sangat dipengaruhi oleh perlakuan dan normanorma yang ada dalam suatu kebudayaan –
membentuk teori libida sexual Freud
4. Metode Eksperimen
a.
b.
Experimen murni : ditentukan kesamaan
variabelnya

Variabel tergantung

Variabel bebas
Experimen lapangan : tanpa memperhatikan
kesamaan variabel. Bersifat exploratif, harus
diuji f dalam penelitian yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA