Transcript FORMULARIUM

Oleh :
Dra. Sulistyaningtyas, A.H, M.Sc, Apt.


Merupakan suatu dokumen yang secara
terus menerus direvisi, memuat sediaan
obat dan informasi penting lainnya yang
merefleksikan keputusan klinik mutakhir
dari staf medik Rumah Sakit.
Daftar Obat : daftar produk yang telah
disetujui digunakan di RS. Daftar obat
sederhana tanpa informasi tentang tiap
produk obat, hanya terdiri atas nama
generik, kekuatan dan bentuk.


Memuat ringkasa informasi obat yang mudah
dipahami oleh profesional kesehatan di RS.
Informasi mencakup nama generik, indikasi
penggunaan, kekuatan, bentuk sediaan,
posologi, toksikologi, jatwal pemberian,
kontraindikasi, efek samping, dosis regimen.




Metode yang digunakan staf medik di suatu
RS.
Melalui KFT mengevaluasi, menilai dan
memilih dari berbagai zat aktif obat dan
bentuk sediaan terbaik untuk perawatan
pasien.
Penyediaan jenis dan jumlah obat sesuai
kebutuhan pasien.
Kebutuhan staf terakomodasi dan
perencanaan pengadaan mengacu pada
formularium.
Sampul luar dengan judul formularium obat, nama
RS, tahun berlaku dan nomor edisi.
2. Daftar Isi.
3. Sambutan.
4. Kata pengantar.
5. SK, KFT, SK Pemberlakuan Formularium.
6. Petunjuk penggunaan formularium.
7. Informasi tentang kebijakan dan prosedur RS
tentang obat.
8. Monografi obat.
9. Informasi khusus.
10. Lampiran ( formulir, index kelas terapi obat, index
nama obat).
1.




Gunakan warna kertas berbeda untuk tiap
bagian/seksi formularium.
Menggunakan index pinggir.
Membuat formularium se ukuran saku baju
pabrik.
Mencetak tebal atau menggunakan bentuk
huruf yang berbeda untuk nama generik.



Meningkatkan mutu dan ketepatan
penggunaan obat di RS.
Merupakan Badan edukasi bagi profesional
kesehatan tentang terapi obat yang rasional.
Memberikan rasio manmaaf-biaya yang
tertinggi, bukan hanya mencari obat
termurah.



Memudahkan profesional kesehatan dalam
memilih obat yang akan digunakan untuk
perawatan pasien.
Memuat sejumlah pilihan terapi obat yang
jenisnya dibatasi, sehingga dapat
mengetahui dan mengingat obat yang
digunakan secara rutin.
IFRS dapat melakukan pengelolaan obat
secara efektif dan efisien. RS mampu
membeli obat dalam kuantitas dari jenis
obat yang lebih efektif.



Obat yang tertera dalam Formularium herus
sesuai dengan pola penyakit yang ada di RS.
Pembuatan Formularium berdasarkan
pengkajian pola penyakit, populasi pasien,
gejala dan penyebabnya.
Menggunakan tahapan pembuatan.

Tahap pertama :

Tahap kedua :
◦ Pengkajian pola penyakit dan populasi pasien 4
tahun berturut turut.
◦ Data morbiditas.
◦ Kelompok peyakit, jumlah, presentasi tiap ahun.
◦ Pengelompokan berdasarkan ICD-10 (
International Statistical Classification of Disease
and Related Health Problem)
◦ Penetapan peringkat penyakit terbanyak.
◦ Tabel berisi sub kelompok penyakit dan jumlah
rata2x serta presentase pasien.

Tahap ketiga :
◦ Penetapan penyakit, gejala, penyebab dan golongan
farmakologi obat.
◦ Tabel berisi sub kelompok penyakit dan jumlah
serta presentase pasien dalam tiap sub kelompok
penyakit.

Tahap keempat :
◦ Tabel berisi sub kelompok penyakit dan golongan
farmakalogi obat dan pendukung yang diperlukan
untuk tiap penyakit.

Tahap kelima :
◦ Pemberian nama obat dalam tiap golongan
farmakologi.
◦ Tabel yang mengandung golongan farmakologi,
sub golongan farmakologi, nama obat dan bahan
pendukung yang diperlukan untuk tiap penyakit.
Tahap pengkajian ini dilakukan bila RS belum ada
Standart Pengobatan.

EVALUASI PENGGUNAAN :
◦ Pengkajian dari data Pustaka :
 Mengumpulkan naskah ilmiah berkaitan dengan aspek
keamanan, efektivitas dan biaya.
 Menggunakan jurnal : British Medical Journal, New
England Journal of Medicine, Cochrane Review.
 Melakukan telaah ilmiah.
◦ Pengkajian dengan mengambil data sendiri :
 Proses terus menerus sah secara organisasi,
terstruktur, ditujukan untuk memastikan obat
digunakan secara tepat, aman dan bermanfaat.

PENILAIAN
◦ Obat baru yang diusulkan dilengkapi dengan
informasi kelas terapi, indikasi terapi, bentuk
sediaan dan kekuatan, bioavailabilitas,
farmakokinetik, kisaran dosis, efek samping, efek
toksik, perhatian khusus, kelebihan dibanding
obat lama, uji klinik, kajian epidemiologi,
perbandingan harga, rekomendasi tingkat I EBM
(evidence base medicine).
◦ Tingkatan bukti ilmiah tertinggi untuk indikasi
dan keamanannya, ketersediaan di pasaran,
harga dan biaya termurah.

PEMILIHAN OBAT;
◦ Faktor institusional (kelembagaan) : sesuai pola
penyakit, polpulasi pasien dan kebijakan RS.
◦ Faktor obat : efektivitas, keamanan, profil
farmakokinetik dan farmakodinamik, ketersediaan
obat, fasilitas penyimpanan, pembuatan, kualitas
produk, reaksi obat merugikan dan kemudahan
penggunaan, ada ijin edar dari DepKes.
◦ Faktor biaya : biaya sediaan, biaya penyiapan, biaya
pemberian dan monitoring.

PENGGUNAAN OBAT NON FORMULARIUM.
◦ Kasus tertentu yang jarang terjadi, misal kelainan
hormon pada anak, penyakit kulit langka.
◦ Perkembangan terapi yang memerlukan obat
baru yang belum terakomodir.
◦ Obat yang sangat mahal dan penggunaannya
dikendalikan secara ketat, misal sitostatika baru,
antibiotika yang dicadangkan ( reserved
antibiotics).
◦ Prosedur dengan formulir yang diusulkan oleh
dokter, disetujui kepala SMF, penilaian usulan
oleh KFT baru setelah disetujui disampaikan ke
IFRS untuk diadakan.

PROSES
Rekapitulasi usulan obat dari masing2 SMF.
Mengelompokkan berdasar klas terapi.
Membahas usulan dalam rapat KFT.
Rancangan disebarkan ke SMF sbg umpan balik.
Membahas hasil umpan balik.
Menetapkan daftar obat yang masuk
formularium.
◦ Menyusun kebijakan dan pedoman implementasi.
◦ Edukasi formularium pada staf, monitoring KFT
yang dibantu IFRS.
◦
◦
◦
◦
◦
◦

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR:
◦ Masa berlakunya, tatalaksana dalam penulisan
resep, prosedur pelayanan, kebijakan obat
generik.
◦ Prosedur pengusulan obat yang ditambahkan,
dihapuskan.
◦ SK tentang KFT.
◦ Kebijakan dan prosedur substitusi generik dan
terapetik, penghentian permintaan otomatis,
permintaan obat lisan, obat yang dibawa pasien
ke RS, konsumsi sendiri oleh pasien, penggunaan
obat sampel, permintaan obat Cito, standar
waktu, MESO.
◦ Kebijakan penulisan resep Rawat Jalan.
KLS TRP
& KAT
FDA
NO
URUT
OBAT
NAMA GENERIK
BENTUK
SEDIAAN &
KEKUATAN
DOSIS &
KETERANGAN
1
2
3
4
5
1.1
C
1
Analgetika
narkotika
Fentanil
0,05 mg/ml,
TTS 25
mcg/jam. 50
mcg/jam, inj,
patch
Tabel ekivalensi dosis dari obat yang
sama golongan farmakologinya.
 Cara perhitungan untuk dosis anak.
 Daftar racun yang dapat didialisis.
 Cara perhitungan penyesuaian dosis.
 Interaksi obat.
 Daftar obat dengan index terapi
sempit.



Sesuai kebijakan Rumah Sakit.
Distribusi :
◦
◦
◦
◦
◦
◦
◦
◦
Unit pelayanan rawat jalan, inap, & darurat.
Instalasi Farmasi dan seluruh satelit fsrmasi.
Pimpinan Rumah Sakit.
Pusat Pelayanan Informasi Obat.
Bagian/ SMF/ UPF/ Departemen.
Anggota Staf Medik dan Apoteker.
Perpustakaan.
Bagian Pengadaan. Dll yang dianggap perlu.

Kepatuhan Penulisan Resep sesuai
Formularium.
◦ Jumlah obat sesuai formularium x 100%
Jumlah total sesuai formularium



Kepatuhan Pengadaan sesuai Formularium.
◦ Jumlah produk diadakan sesuai formularium x
100%
Jumlah total produk obat sesuai formularium
Dibuat standart kepatuhan yang di tetapkan
RS.
Hasil disampaikan secara periodik.









Sistem formularium tidak berjalan dengan
baik.
Tidak ada surat keputusan pimpinan RS.
Tidak ada sosialisasi formularium oleh KFT
kepada staf medik.
Tidak adanya supervisi secara reguler.
KFT tidak berfungsi dengan baik.
Formularium tidak pernah direvisi.
Apoteker IFRS tidak berperan sebagai mana
mestinya.
Tidak adanya mekanisme penghargaan dan
hukuman
Adanya konflik kepentingan dalam
pengadaan.



Proses pemutakhiran akan berjalan bila
sistem formularium sudah dilaksanakan
dengan baik.
Pengkajian Penggunaan obat : pengkajian
dari efek terapi dari beberapa kelas terapi
obat tiap tahun.
Penambahan dan Penghapusan Obat dari
Formularium.




Obat berpotensi tinggi menimbulkan efek
samping yang serius (ESO belum banyak
dilaporkan).
Obat yang diduga banyak digunakan secara
tidak rasional (antibiotika).
Obat mahal seperti sitostatika.
Obat yang dievaluasi bisa dimasukkan,
dikeluarkan atau dipertahankan dalam
formularium.


Penetapan obat atau kelas terapi obat.
Pengumpulan data : retrospektif, konkuren,
prospektif.
◦ Demografi pasien, karakteristik pasien, sejarah
pengobatan.
◦ Indikasi penggunaan obat.
◦ Sejarah penggunaan obat.
◦ Obat obat yang digunakan sekarang.
◦ Adanya efek samping obat, interaksi obat.
◦ Data laboratorium ( biokimia, darah,
mikrobiologis)


Permohonan harus diajukan secara resmi
melalui SMF kepada KFT.
Permohonan yang diajukan memuat informasi
:
◦ Mekanisme farmakologi obat dan indikasi yang
diajukan.
◦ Alasan mengapa obat yang diajukan lebih baik dari
yang sudah ada.
◦ Bukti ilmiah dari pustaka yang mendukung perlunya
obat dimasukkan.




Obat tidak beredar lagi dipasaran.
Obat tidak ada yang menggunakan lagi.
Sudah ada obat baru yang lebih cost effective.
Obat setelah dievaluasi memiliki resiko lebih
tinggi dibandingkan manfaatnya.






Apoteker selaku sekretaris KFT.
Berperan aktif dalam kegiatan menunjang
Formularium.
Merekapitulasi usulan obat.
Mengkaji informasi dari pustaka ilmiah.
Menyajikan data ketersediaan dan harga obat.
Melakukan evaluasi usulan obat.





Menyiapkan informasi yang akan dimuat
dalam formularium.
Berpartisipasi aktif dalam rapat
pembahasan penyusunan formularium.
Berpartisipasi aktif dalam sosialisasi
formularium.
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap implementasi secara
berkesinambungan.
Mengkajian penggunaan obat.