Presentasi_Trafficki..

Download Report

Transcript Presentasi_Trafficki..




Menurut Internasional Organization For Migration (IOM)
jumlah migran Internasional telah meningkat dari 150
juta orang di tahun 2000 menjadi 214 juta orang di
tahun 2010
Kementerian Luar Negeri mencatat tidak kurang dari
3.091.284 warga Negara Indonesia saat ini berada di
luar negeri, dimana 58,9 persen diantaranya bekerja
sebagai pekerja rumah tangga.
Pada tahun 2011, Kementerian luar negeri mencatat
20.000 kasus yang dihadapi oleh Tenaga Kerja
Indonesia di luar negeri


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan
setiap tahunnya 700.000 sampai 4 juta perempuan dan
anak-anak menjadi korban perdagangan manusia.
Pada tahun 2011 diperkirakan 100.000 perempuan dan
anak dari Indonesia diperdagangkan setiap tahunnya
untuk eksploitasi seksual, pekerja rumah tangga,
kawin paksa dan pekerja anak
Faktor utama :
 ekonomi
 kemiskinan dan
 ketidakadilan gender



Migrasi perpindahan penduduk dengan tujuan
untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain
melalui batas politik/negara ataupun batas
administrasi/batas bagian suatu negara.
Tjiptoherijanto migrasi merupakan perpindahan
orang dari daerah asal ke daerah tujuan , keputusan
migrasi perbandingan untung rugi di kedua daerah
Martin menegaskan, perbedaan kondisi terutama
kondisi ekonomi dan ekonomi


Faktor pendorong migran
– Demand pull: permintaan tenaga kerja di daerah
tujuan
– Supply push: tidak ada peluang kerja di daerah asal
– Network factor: informasi bagi migran dalam
keputusan migrasi
Osaki (2003) : migrasi  keperluan tenaga kerja pada
masyarakat industri modern (analisis dual labor market
theory: push factors daerah asal & pull factors daerah
tujuan.

Teori Ravenstein , Todaro, Stark  Faktor
ekonomi pendorong utama migrasi

Dampak positif migrasi > dampak negatif.
Herdiana (1995): diukur dari remitan dan
perubahan tingkat pendapatan. Regiati (1999):
diukur dari peningkatan pendapatan, tabungan,
konsumsi, dan barang kekayaan
 Migrasi yang melewati batas politik antar negara,
tergantung konstelasi politik global yang ada
 Salah satu cara mengatasi pertumbuhan penduduk
dan pengangguran yang tinggi.
 Umumnya bertujuan memperoleh kesejahteraan
bagi diri dan keluarganya.
 Syahriani (2007), faktor pendorong migrasi
internasional: kesempatan kerja kurang, upah
rendah, dan kemiskinan (dimulai krisis ekonomi
1997).



Undang-Undang No.14 tahun 1969 Bab I ayat 1 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja 
Tenaga kerja wanita adalah perempuan yang berumur 10
sampai 56 tahun dan mampu melakukan pekerjaan guna
mendapatkan penghasilan, tenaga kerja perempuan ini
sering disebut sebagai TKW.
Kustini (2002)TKIW: kelompok perempuan Indonesia
yang pergi keluar negeri sebagai buruh tamu
Buchori (2006) migrasi perempuan untuk mencari
kerja mulai 1980. Data BNP2TKI, tahun 1996 (55,8% dari
517.169) dan tahun 2012 (57% dari 494.069)
Warsito (2010) beberapa pendorong TKW ingin bekerja
keluar negeri antara lain:
1. dorongan ekonomi
2. semakin sempitnya lahan pertanian
3. lapangan kerja dalam negeri sempit serta upah yang
rendah
4. pendidikan yang rendah
5. demonstration effect, dimana mereka melihat tetangganya
hidup enak dan mewah dari hasil bekerja di luar negeri
6. faktor demografi usia muda membuat mereka ingin
mempunyai uang yang banyak.
 Konferensi Nasional tentang Penghapusan
Perdagangan Perempuan dan Anak Indonesia
 Keputusan Presiden Nomor 88 tahun 2002 tentang
Rencana Aksi Nasional (RAN) Penghapusan
Terhadap Perdagangan Perempuan dan Anak
 Konvensi PBB melawan Kejahatan Transnasional yang
terorganisir (Konvensi Palermo, 2000)
Undang-Undang (UU) No. 21 Tahun 2007 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO)
pasal 1 ayat 1:
Definisi trafficking (perdagangan manusia) adalah:
“tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan,
pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan
ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan,
penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan
kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau
memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh
persetujuan dari orang yang memegang kendali atau orang
lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negeri maupun
antar negara, untuk tujuan eksplorasi atau mengakibatkan
orang tereksploitasi”.
 Korban dari trafficking adalah mereka yang
terpinggirkan, terutama kaum perempuan (kondisi
kemiskinan dan ketidakmandirian yang mereka alami)


Lintas barang dan jasa yang bertujuan untuk
meningkatkan
keuntungan
ekonomi
kadangkala menjadi permasalahan karena ada
pihak-pihak yang memanfaatkan untuk
kepentingan pribadi.
Menurut International Labor Organization (ILO)
kebijakan-kebijakan
migrasi yang bersifat
membatasi
mengakibatkan
terjadinya
peningkatan jumlah mereka yang bersedia
mengambil resiko untuk diselundupkan
dan/atau diperdagangkan.


Perempuan dan anak perempuan di bawah umur
sangat rentan terhadap kasus eksploitasi dan
perdagangan manusia. Sarana eksploitasi yang
sering digunakan adalah berupa ancaman,
penyalahgunakan
otoritas,
jeratan
hutang,
perkawinan, penahanan dan pemerkosaan.
Trafficking umumnya terjadi pada kasus-kasus
pengiriman TKI ke luar negeri. Untuk itulah,
penanganan terhadap masalah trafficking juga
perlu untuk mengatasi masalah pengiriman
tersebut.

Kasus perdagangan perempuan dengan modus
prostitusi di luar negeri adalah kasus yang
paling umum terjadi. Bahkan menurut data
yang ada, fenomena ini makin meningkat dari
tahun ke tahun. Daerah-daerah yang memasok
terbesar kasus trafficking tersebar di tanah air.
Suatu data menyebutkan bahwa sedikitnya
80% dari 8800 kasus trafficking sejak tahun 2004
melibatkan korban asal warga Subang,
Karawang, Cianjur, dan Indramayu, Provinsi
Jawa Barat.






Melintasi batas, yang merupakan keseluruhan proses
pengiriman buruh migran.
Adanya tindakan kekerasan atau ancaman kekerasan,
tindakan yang terjadi selama di lokasi penampungan.
Adanya penipuan berupa pemberian janji untuk
diberangkatkan bekerja ke luar negeri (telah membayar
sejumlah uang) tapi tidak terlaksana.
Lilitan hutang, buruh migran berangkat ke luar negeri
dengan tanggungan hutang yang nantinya dibayar
dengan uang upahnya,
Kekerasan dengan penyalahgunaan kekuasaan, tindakan
majikan untuk menyimpan dokumen dan sebagai pihak
yang berkuasa,
Kerja paksa atau kondisi perbudakan, yang dialami
buruh migran di tempat kerja


UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM pasal 20
menyebutkan: “Tidak seorangpun boleh diperbudak atau
diperhamba. Perbudakan atau perhambaan, perdagangan
budak, perdagangan perempuan, dan segala perbuatan
serupa
apapun
yang
tujuannya
serupa,
dilarang”.Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM),
termasuk hak-hak pekerja merupakan penyebab maupun
konsukensi dari perdagangan manusia.
Telah disahkannya Undang-Undang No.21 Tahun 2007
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
(PTPPO) oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada
tanggal 20 Maret 2007. UU ini berisi 67 pasal. Pembahasan
UU tersebut dimulai sejak tanggal 11 Oktober 2006, yang
dilakukan antara Pansus RUU PTPPO bersama dengan
pihak pemerintah.
1.
2.
3.
4.
Korban berhak untuk bersaksi tanpa tampil di depan
pengadilan
Korban human trafficking dilindungi sesuai dengan UU
No.13 tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan
korban
Korban dan keluarga korban berhak menyembunyikan
identitas
Korban berhak menerima restitusi terhadap kejahatan
yang mereka terima.
Perempuan hamil diduga menjadi korban trafficking




Seorang perempuan hamil berinisial S diduga menjadi
korban perdagangan manusia (human trafficking) di
Malaysia.
Tiba di Malaysia dia bekerja di kedai roti. Awalnya, S
dijanjikan akan bekerja bersama suaminya.
Tragisnya lagi, S hanya menerima gaji 22 ringgit
perhari atau sekitar Rp600 ribu sebulan. Nominal gaji
ini tak sesuai dengan perjanjian awal yakni sebulan
digaji 2 ribu ringgit. “Saya bekerja dari pukul 05:00
sampai pukul 19:00. Saya hanya bisa istirahat di kamar
mandi,” keluhnya.
Ternyata majikannyapun merasa tertipu karena telah
memberikan uang sekitar Rp20 juta kepada agennya.
(Sumber : Poskotanews.com, 29 Desember 2012)
PRT Migran Indonesia yang menjadi korban trafficking

Dua perempuan berinisial E dan D (PRT Migran
Indonesia yang tersekap di Irak) akhirnya dapat
diselamatkan dan dipulangkan ke Indonesia setelah
selama hampir 7 bulan, E dan D terperangkap di
kawasan konflik bersenjata Mosul, Kurdistan, Irak,
akhirnya mereka dapat diselamatkan dan di evakuasi
oleh IOM (International Organization of Migration)
yang beroperasi melakukan misi kemanusian di Irak.
(Sumber : www.migrantcare.com )
Mojang Sukabumi diduga di Jual di Malaysia
 Tiga mojang asal Desa Kebonpedes, Kecamatan
Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diduga
menjadi korban penjualan manusia atau human
trafficking di Malaysia.
 Kasusnya sudah dilaporkan
ke Badan Nasional
Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI).
 Sebenarnya ada lima orang yang diduga menjadi
korban trafficking ke Malaysia. Dua diantaranya sudah
ditemukan yakni satu warga Palabuhanratu,
Kabupaten Sukabumi, dan satu lagi warga Kota
Sukabumi
(Sumber: www. republika.co.id)